Seketika itu juga Lirea memelototi Dani. Jika dipikir-pikir, ini juga salah Dani.Jika dia tidak mengeluh dan mengadu pada Shaka, Lirea tidak akan berpura-pura menderita dan menangis dengan getir, dan dia tidak akan mengatakan tentang keinginannya makan kepiting.Jika dia tidak mengatakannya, tentu saja Shaka tidak akan mengajaknya makan kepiting.Tidak akan ada tumis kepiting, tidak akan ada kacang, yang terpenting tidak akan ada alergi! Itu tidak akan merusak wajahnya!Semua ini disebabkan oleh Dani.Ketika Lirea menatapnya, di balik lapisan kacamata hitam itu, Dani bisa merasakan bagian belakangnya dingin!"Aahh..."Tiba-tiba, Lirea berteriak karena syal di kepalanya ditarik oleh Shaka yang ada di belakangnya, dan dia mengerutkan dahi, "Anak manis, Dokter Lia mengatakan kalau kulitmu perlu bernapas. Tidak ada orang luar di sini, jadi kamu bisa membukanya!""Aaah, tidak mau!"Namun, sudah terlambat. Tidak hanya syalnya yang ditarik oleh Shaka, kacamata hitamnya juga dilepas oleh pri
Melihat ruam merah di wajahnya malam itu, sebenarnya Shaka juga ketakutan. Tapi sekarang dia dapat melihat bahwa gadis itu sangat manis. Wajahnya sangat putih dan lembut, dan tidak ada cacat sama sekali.Tapi ruam di wajahnya, meski mengejutkan, sebenarnya juga cukup indah.Mungkin setelah ini, dia bisa menumbuhkan beberapa bintik merah di wajahnya, dan yang pasti akan terlihat sangat menarik.Jika saja Lirea tahu apa yang sedang dipikirkan Shaka saat ini, dia yakin dirinya pasti akan muntah darah. Mana ada pria yang menyukai bintik-bintik di wajah kekasihnya?Sepertinya hanya Shaka saja yang benar-benar memiliki pemikiran aneh seperti itu!Untuk beberapa saat, Shaka terus memeluk Lirea dan berusaha keras untuk membujuknya. Dia juga mengoleskan salep di tubuh Lirea, lalu meraih tangannya, "Sudah hampir jam sebelas. Ayo kita main game dan potong kue tepat di jam dua belas."Mendengar itu, Lirea mengerutkan bibirnya, "Oh."Ketika turun, dia tidak lagi menutupi wajahnya karena penampilan
Shaka berbalik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah lembut. Lampu di ruangan itu telah padam, hanya cahaya lilin hati merah bertanda "22" di kue yang menerangi ruangan itu.Lalu Shaka menyentuh kepala Lirea dengan tatapan penuh kasih yang tak berujung."Bukan tugas laki-laki untuk membuat permohonan."Karena sebenarnya perayaan dengan kue hari ini hanya untuk membuat Lirea bahagia.Lirea tertegun sejenak, "Lilin sudah dinyalakan. Ayo buatlah permohonan.""Kalau begitu, bantu aku membuatnya.""Ini hari ulang tahunmu, bukan ulang tahunku. Bagaimana bisa aku membuatnya untukmu?""Kamu akan menjadi istriku nantinya dan keinginanmu adalah keinginanku juga. Ayo, buatlah permohonan!"Akhirnya, Lirea hanya duduk dengan tangan menengadah dan benar-benar mulai membuat permohonan. Segera setelah membuka matanya, dia menatap Shaka, "Kita tiup sama-sama."Mata Shaka tetap menunjukkan kelembutan yang dalam, "Oke."Saat lilin padam, ruangan menjadi gelap. Seketika, Lirea ditarik dari kursinya da
Lirea hanya bergumam dalam pelukan Shaka, suaranya lembut dan imut.Shaka menyukai suaranya saat dia sedang bingung. Suaranya terdengar renyah dan indah, bahkan terdengar tajam dan murni di saat yang bersamaan. Ini berbeda dari yang biasa dia lakukan, yang mampu meluluhkan hati Shaka.Bahkan Shaka masih bisa memikirkan.Ketika mereka benar-benar mulai melakukan malam pertama nanti, betapa indah suara erangannya Lirea. Itu akan sulit untuk dihentikan, bukan?Saat memikirkan ini, Shaka merasakan bagian bawah perutnya menegang. Seketika itu juga dia mengutuk dirinya sendiri.Tapi melihat gadis itu dalam pelukannya dengan napas teratur dan tak berdaya, ini benar-benar menggemaskan. Shaka merasa dirinya begitu menderita dan tersiksa melihat ini semua!"Sayangku, kapan kamu bisa tumbuh dewasa…?" Shaka hanya bisa mengeluh, mengeluh dan mengeluh saja tanpa biša protes.Dia benar-benar tersiksa setengah mati!Faktanya, dia benar-benar merasakan itu. Apa yang terjadi dua bulan sebelumnya atau d
Rendra hanya merasa, ketika dia mendengar penegasan dari Shaka ini, sesuatu di hatinya seperti tiba-tiba terkoyak.Kenapa Lirea?Kenapa harus Lirea?Sebenarnya pemikiran itu hanya terlintas di benaknya, tetapi tiba-tiba dia menanyakannya begitu saja, bahkan dia sendiri sama sekali tidak menyadarinya.Sementara Shaka juga sempat terhenyak dengan pertanyaan yang diajukan Rendra, namun setelahnya dia tersenyum tanpa daya. Ya, hanya senyuman. Senyuman yang bahkan lebih cerah dan murni daripada sinar bulan di langit."Aku sendiri juga tidak yakin kenapa harus dia. Yah... ini seperti setiap kali kamu mendesain game baru, kamu selalu harus membuat NPC terpenting untuk Peri Bungamu. Sebelumnya, aku juga bertanya kenapa kamu harus memilihnya, tapi saat itu kamu juga sangat keras kepala dan mengatakan kalau pengisi suara itu Harus dirinya. Hanya dia yang cocok. Sekarang, tiba-tiba aku dapat memahami perasaanmu. Begitulah aku sekarang."Diam.Rendra hanya bisa terdiam.Betapa pentingnya Peri Bun
Marah!Murka!Saking marahnya, dia bahkan memiliki dorongan untuk menguliti seseorang!Shaka pasti sangat murah hati untuk mengakui jika dia cemburu!Gunung biša terbalik dan bumi berguncang!Dia marah!Marah setengah mati!Namun, Shaka tidak akan menanyakan apa pun pada Lirea. Dia bukan orang bodoh. Pukul berapa sekarang? Bukankah mempertanyakannya sama saja dengan mengungkit keberadaan pria di hadapannya lagi?Dia juga tidak memiliki masalah mental! Selain itu, Shaka dapat melihat jika Lirea telah berusaha untuk melupakannya. Dalam hal ini, kenapa dia harus menyebut pria di depan gadis itu untuk kepentingan dirinya sendiri?Tak bisa dipungkiri jika biasanya Shaka terlihat sombong dan angkuh, tidak bisa menyembunyikan sesuatu, dan tidak ada yang bisa ditutupi darinya. Namun, jika dipikir-pikir dengan hati-hati, Shaka dapat berdiri tegak di ibu kota dan memiliki gelar "Tuan Muda", jelas itu bukan hanya karena latar belakang keluarganya, tetapi juga sarana, keberanian, dan otaknya send
Shaka melirik mata kekasihnya yang tampak cerah, "Yah, setiap tahun kami akan datang untuk bermain-main."Mendengar itu, mata Lirea menjadi lebih cerah, "Tolong bawa aku, ajaklah aku! Ajaklah aku saat bermain-main yaaa!"Dia paling suka bermain dengan Shaka. Terakhir kali saat menyelamatkan Shaka di Kota X, Shaka memberinya banyak hadiah tetapi Lirea tidak menginginkannya. Alhasil, dia menghentikannya di depan pintunya setiap hari, menyeretnya ke dalam mobil dan membawanya terbang ke luar negeri selama beberapa hari.Bungee jumping, terjun payung, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.Permainan yang benar-benar memicu adrenalin.Oleh karena itu, meskipun dia tidak berdaya untuk semua jenis perlakuan tirani Shaka, tapi dia bersemangat setiap kali Shaka membawanya keluar untuk bermain.Mendaki gunung mungkin dianggap pekerjaan berat di mata orang lain, tapi bagi Lirea ini sangat menarik.Tidak bisa dipungkiri jika dia paling suka saat diajak bermain dengan Shaka.Tak lama, Shaka me
Saat itu juga, Lirea langsung berlari ke pelukan Shaka dan memeluknya dengan sangat erat, bahkan dia tidak ingin melepaskannya barang sejenak.Air mata masih menggantung di bulu matanya yang lentik. Kali ini, mata besar itu menunjukkan kepanikan luar biasa dengan jantung yang berdebar keras. Sejauh ini, dia sama sekali belum bisa tenang.Sementara Shaka memeluknya dengan perasaan sakit hati. Meskipun dia menikmati penampilan lembut dan imut dari ketergantungan Lirea padanya saat ini, tapi dia juga merasa tertekan.Dari sudut matanya, dia melihat Dani dan Rendra yang berbaring di tanah dengan ekspresi gembira, membuat amarahnya sedikit tersulut.Melihat gadis kecilnya menangis ketakutan, bagaimana bisa mereka justru tampak bahagia?Meskipun sebenarnya... dia sendiri juga merasa seperti itu!Tapi dia sama sekali tidak bisa membiarkan kekasihnya tahu. Jika tidak, entah bagaimana gadis itu akan membuat perhitungan padanya."Tenanglah, tenanglah. Tidak apa-apa. Alex tidak akan menggigit,
Itu adalah perintah instruktur, tetapi setelah dua teriakan, para siswa juga mulai berteriak, jadi nama Lirea tersebar di lapangan, bergema di seluruh langit.Seluruh Universitas UT di selimuti dengan teriakan nama Lirea.Mulai saat ini, nama Lirea akan sangat terkenal di universitas itu dan akan menjadi legenda di masa depan. Satu-satunya gadis kecil yang berani bertarung melawan tuan muda Shaka.Saat ini, Rania bersembunyi di antara kerumunan dengan pinggiran topinya yang ditekan rendah. Dia adalah gadis yang menawan, tetapi dia tidak tahan setelah berdiri beberapa saat. Sekarang dia berkeringat, tapi matanya masih menatap Lirea dan Shaka yang ada di tengah lapangan.Di matanya, dia melihat Lirea mencoba mengubah pola untuk mendekati Shaka!Yang membuatnya sangat marah!Tidak, dia tidak bisa melepaskan Lirea begitu saja. Dia harus menemukan cara.Melihat interaksi antara Shaka dan Lirea, hatinya sangat bingung dan panik!Lirea sedang duduk bersama Shaka. Saat ini, tangan kanan Shaka
Nanda yang bersembunyi di antara kerumunan langsung berteriak, "Bukankah itu benar? Dua hari ini, semua orang dapat melihat jika instruktur utama yang dengan sengaja mencari-cari kesalahannya. Bahkan kalau itu untuk menarik perhatian, instruktur utama lah yang ingin menarik perhatiannya?""Lagipula... siapa gadis itu? Kita semua orang baru dan kita sama sekali tidak akrab.""Aku juga tidak tahu siapa itu, dan aku tidak bisa melihat seperti apa dirinya dari jauh.""Tapi mereka yang di tim 19 bilang gadis itu memang cantik. Apa menurutmu Shaka sengaja mengejar gadis cantik?""Bagaimana bisa? Dia sudah punya tunangan.""Kurasa tidak. Kalau benar dia mengejar seorang gadis cantik, bagaimana mungkin dia akan menyiksanya dengan serangan panas pada hari pertama, dan kemudian kembali menyiksanya keesokan harinya?""Kalau dia berniat untuk mengejar, bukankah gadis itu justru akan semakin menjauh?”"Ya, ya, ya...""Jangan banyak berspekulasi, lihat saja drama itu..."Saat ini, Lirea dan Shaka b
Di lapangan itu, ada 6000 orang yang sedang berbaris dengan jarak cukup jauh. Tidak hanya suasana di antara para siswa yang sangat aneh, tetapi juga suasana di antara para instruktur juga sangat aneh.Itu seperti akan ada sebuah kehancuran.Mata Lirea langsung melirik Shaka yang sedang beristirahat di jip dengan mata tertutup. Dia duduk di sana dengan kaki di pagar besi jip yang dimodifikasi sambil menutupi wajahnya dengan topi.Lirea mengira Shaka akan sangat marah ketika dia kembali!Tapi orang ini justru tiba-tiba bersikap sebaliknya?Namun akhirnya, Lirea memutuskan untuk tidak akan peduli dengan Shaka, selama dia tidak memprovokasinya, Lirea juga tidak akan peduli.Hanya saja, kenapa dia merasa sangat gugup?Berdiri di barisan dengan menghadap matahari tiga titik, tegak dengan panas yang membakar, orang-orang yang berkumpul untuk berdiri bersama dalam posisi militer benar-benar terlihat seperti sedang diberikan penyiksaan.Matahari di bulan November ini sama panasnya dengan cabai
Pantas saja Keluarga Juwanda begitu bangga dengan identitas sebagai tunangan Shaka.Tak lama, Nanda melihat ponsel Lirea berkedip, lalu dia berkata, "Lirea, ada yang mengirim pesan!""Oh?"Dia hanya menjawab dengan santai sambil mengangkat ponselnya. Dia tidak tahu kalau ada lusinan pesan, dan semuanya dari Shaka!Untuk sesaat, Lirea merasa kacau!Sebagian besar pesan Shaka adalah "telepon aku kembali," "kamu akan mati," "aku marah," "telepon aku kembali," dan "ini perintah..."Lirea memiliki dorongan untuk memutar matanya begitu membaca semua pesan yang dia terima. Saking penasarannya, Nanda ikut menjulurkan kepalanya untuk melihat isi pesan itu."Benar-benar tuan muda sang penindas, bahkan pesan singkatnya pun begitu berani."Melihat Riky masuk setelah memarkir mobil, Lirea mengedipkan mata pada Nanda, "Simpan masalah Shaka di perutmu."Nanda segera memberi hormat. "Siap!"Ketika Riky datang, dia melihat sepertinya mereka sedang membicarakan suatu rahasia, lalu dia bertanya sambil t
Sepertinya... tidak ada yang bisa disembunyikan."Instruktur utama, Shaka, kamu pasti sudah tahu, kan?""Ya, tahu. Bukankah dia Tuan muda dari Keluarga Brahmana, keluarga terbesar di ibukota? Aku dengar julukan 'tuan muda sang penguasa' itu disematkan padanya oleh orang-orang karena sosoknya yang luar biasa. Dia tampan dan kaya, bahkan gadis-gadis di tim keenam heboh membicarakannya. Tapi tidak ada harapan, kudengar dia akan bertunangan secara resmi dan akan segera menikah.""Yeah." Lirea meminum air dingin di depannya dengan santai, "Orang yang dia inginkan untuk menikah itu adalah aku."Saat ini, Nanda juga sedang minum air hampir tersedak. Dia merasa seperti butuh minuman yang tidak sedikit lagi. Tadinya dia ingin berkata pada Lirea tentang Shaka, agar Lirea tahu orang seperti apa Shaka itu, memintanya untuk memiliki sedikit kesabaran saat berdebat dengannya, jika tidak dia akan menyinggung perasaan Tuan muda yang begitu berkuasa di ibukota.Tapi begitu mendengar kata-kata Lirea, m
Melihat Lirea dan Nanda datang bersama, Riky langsung membuka pintu BMW dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam mobilnya.Lirea dan Riky adalah kenalan lama, sementara Lirea dan Nanda tumbuh bersama sejak kecil, dan mereka bertiga memiliki hubungan pertemanan yang cukup baik yang baik.Saat dulu mereka duduk di kelas tiga SMP, ada dua pangeran tampan di sekolah, salah satunya adalah Riky. Nanda lah yang berhasil menjalin cinta dengan pangeran itu, dan mereka telah bersama selama empat tahun.Dan masih tetap bersama sampai sekarang.Perasaan mereka begitu murni.Saat ini Shaka lari untuk mengejar Lirea, dia melihat Lirea naik mobil orang lain. Saat ini juga wajahnya tampak ditarik ke bawah. Dia tertegun beberapa saat, kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Lirea.Lirea yang saat itu sedang mengenang tentang pertemanannya dengan Nanda di dalam mobil, terkejut karena ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengerutkan kening saat mendapati panggilan itu berasal dari Shaka.
"Aku tidak bisa melakukannya lagi. Aku baru saja terserang panas kemarin, aku sangat tidak nyaman. Tolong lepaskan aku, Instruktur utama!"Shaka tahu jika Lirea adalah tipe yang paling bisa berusaha menutupi hatinya, jadi dia hanya memberikan tatapan datar, "Kamu cukup berlari lima putaran."Lirea tahu, pagi ini sebelum berangkat ke kampus dia memang tidak melakukan rutinitas lari seperti biasa. Tapi bukankah sekarang dia sedang sekarat? Mungkin ini maksud Shaka, yaitu memberi hukuman padanya.Sekarat, sekarat!Dia hanya bisa terbaring tidak bergerak di sana dan perlu istirahat! Bahkan emosinya sama sekali tidak bisa tertuang, tidak bisa marah, atau apa pun itu!Tapi Shaka...Saat ini, Lirea menjatuhkan dirinya ke tanah untuk duduk langsung dan menoleh, "Aku tidak bisa lari, aku juga tidak bisa melakukan push-up ataupun sit-up."Tidak peduli apa yang akan Shaka katakan, Lirea tidak akan melakukannya. Tubuhnya sudah diforsir secara berlebihan!Ketika Shaka melihatnya mencoba bermain na
Kali ini, Lirea benar-benar ingin merobek habis senyum di wajahnya. Semakin dia melihatnya, semakin dia merasa muak!Tepat saat itu juga, Lirea memelototinya dengan penuh amarah, "Aku tidak akan lari sendiri lagi!"Mendapat penolakan Lirea, Shaka sama sekali tidak berpikir jika apa yang diminta itu bukan sesuatu yang tidak pantas. Sembari bersedekap, dia menatap ke arah Lirea dengan senyum yang semakin lebar."Ya, kamu lari sendiri lagi."Sementara Leo yang tidak melihat apa pun yang salah, ada perasaan ingin memarahi di dalam hatinya.Setelah mendengarkan semuanya dari Feri sang Dokter militer kemarin, mereka semua berspekulasi jika Shaka memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Lirea. Di rumah sakit, Shaka bahkan menunjukkan cinta, bujukan, dan ancaman. Tak hanya itu, dia juga memeluk dan mencium.Ada cinta di sana!Jika itu cara Shaka mengejar gadis...Kemarin Lirea telah dihukum karena minum cola, dan hari ini dia juga akan dihukum karena minum air mineral!Hati Leo benar-benar g
"Dia sengaja melakukannya!" Laras dengan cepat menengahi, "Kamu tidak menyadarinya? Saat Lirea bertanya tentang kalimat ini, tidak ada suara sama sekali yang menjawabnya. Jika Shaka benar-benar ada di sana, dengan karakter Lirea yang suka pamer, bukankah dia akan meminta Shaka berbicara? Dia hanya mengucapkan kata-kata ini untuk memprovokasi kita, tapi aku pikir karena dia mengatakan kata-kata ini untuk memprovokasi kita, itu berarti tidak ada apa-apa antara dia dan Shaka, sedangkan Shaka pasti tidak akan menerima rayuannya!"Hal semacam ini, Laras bisa mengetahuinya dengan gamblang.Saat merayu Tomi Juwanda dulu, dia mengambil foto, merekam video, dan sering menelepon ibu Lirea, Nadia untuk pamer.Tetapi dia juga sering membiarkan Tomi Juwanda muncul dalam foto dan video yang akan membuat Nadia mendengar suara Tomi Juwanda, dan mencoba mengalahkan Nadia secara psikologis dan fisik.Dan sekarang, saat Lirea mengucapkan kata-kata dan memang benar-benar ada Shaka di sana, menurut teori