Share

Bab 166

Author: Felix Harrington
"Apa? Temanmu dilecehkan?" Kenny terkejut.

"Bajingan-bajingan ini meraba temanku. Temanku menolak, tapi mereka malah makin menjadi-jadi, jadi aku terpaksa turun tangan!" kata Ryan. "Kalau bukan karena itu, mana mungkin aku bikin keributan di tempatmu."

"Oh, jadi begitu ceritanya!" Kenny menepuk dahinya. Tadi dia bahkan lupa menanyakan alasan Ryan berkelahi. Sekarang semuanya jelas, ternyata para preman itu yang mulai cari gara-gara.

"Kalau begitu, kalian memang nggak bisa pergi begitu saja!" ujar Kenny dengan tegas.

"Bos Kenny, kamu buka usaha, harusnya tahu lebih baik cari rezeki dengan damai!" kata salah satu preman. "Kamu tahu nggak siapa pendukung di belakang kakakku?"

"Siapa?" tanya Kenny.

"Kak Leo!" kata preman itu dengan nada bangga. Begitu menyebut nama itu, wajahnya langsung tampak sombong.

"Belum pernah dengar!" sahut Kenny santai.

"Nggak apa-apa kalau belum pernah dengar! Tapi kalau hari ini kamu berani cari masalah dengan kami, kamu bakal nyesal seumur hidup!" bentak preman
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 168

    Semua ini terjadi berkat Ryan. Oleh karena itu, pandangan mata Milea tidak pernah lepas dari Ryan selama minum. Mereka bertiga mengobrol santai sambil minum. Baru lewat sekitar sepuluh menit, pintu bar tiba-tiba ditendang keras dari luar."Berengsek! Siapa bos di sini?!"Seorang pria bertubuh kekar menerobos masuk sambil berteriak lantang. Di belakangnya, muncul sekitar belasan orang yang menyusul masuk, termasuk si pirang dan teman-temannya. Tubuh mereka masih dibalut perban di beberapa tempat dan salah satunya menunjuk ke arah meja Ryan."Kak Leo, bos barnya di sana dan orang yang mukulin kita juga di sana!"Leo menggertakkan giginya dan melirik tajam ke arah Kenny. Tinggi pria itu hampir 190 cm, bahunya lebar, perut dan dada kekar, dengan janggut tebal yang membuatnya tampak sangat garang. Tatapannya yang membelalak, menambah aura mengancam yang luar biasa."Matikan musiknya!" perintah Leo dengan sebuah kibasan tangan, lalu melangkah menuju Kenny.Orang-orang di dalam bar langsung b

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 167

    "Aku?" Milea terkejut."Iya!" kata Ryan. "Bos Kenny, ini teman masa kecilku. Orangnya bisa dipercaya, kemampuannya juga bagus. Asal kamu bimbing dengan benar, dia pasti bisa diandalkan!"Kenny tertawa keras. "Oh, jadi ini teman masa kecilmu, ya! Baiklah, karena kamu yang minta, aku kasih dia kesempatan ini. Mulai sekarang, bar ini biar dia yang pegang!""Aku ... aku rasa nggak bisa," kata Milea gugup. Dia belum pernah memegang jabatan setinggi itu."Kalau temanku bilang kamu bisa, berarti kamu bisa!" kata Kenny mantap. "Sebenarnya, manajemen bar itu nggak susah. Intinya cuma pengendalian biaya dan detail operasional. Nanti aku suruh manajer dari bar lain datang untuk ngajarin kamu, dua bulan cukup. Kalau ada kejadian mendadak, kamu tinggal lapor, nanti ada orang lain yang bantu.""Kedengarannya memang nggak terlalu sulit," kata Milea pelan."Posisi menentukan cara berpikir. Kalau kamu sudah duduk di kursi itu, lama-lama juga akan terbiasa dengan tanggung jawabnya," kata Kenny."Bos Ken

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 166

    "Apa? Temanmu dilecehkan?" Kenny terkejut."Bajingan-bajingan ini meraba temanku. Temanku menolak, tapi mereka malah makin menjadi-jadi, jadi aku terpaksa turun tangan!" kata Ryan. "Kalau bukan karena itu, mana mungkin aku bikin keributan di tempatmu.""Oh, jadi begitu ceritanya!" Kenny menepuk dahinya. Tadi dia bahkan lupa menanyakan alasan Ryan berkelahi. Sekarang semuanya jelas, ternyata para preman itu yang mulai cari gara-gara."Kalau begitu, kalian memang nggak bisa pergi begitu saja!" ujar Kenny dengan tegas."Bos Kenny, kamu buka usaha, harusnya tahu lebih baik cari rezeki dengan damai!" kata salah satu preman. "Kamu tahu nggak siapa pendukung di belakang kakakku?""Siapa?" tanya Kenny."Kak Leo!" kata preman itu dengan nada bangga. Begitu menyebut nama itu, wajahnya langsung tampak sombong."Belum pernah dengar!" sahut Kenny santai."Nggak apa-apa kalau belum pernah dengar! Tapi kalau hari ini kamu berani cari masalah dengan kami, kamu bakal nyesal seumur hidup!" bentak preman

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 165

    "Kak, aku nggak tahu ternyata kamu pandai berkelahi. Semua ini kamu yang hancurin?" Kenny malah tampak bersemangat, sama sekali tidak seperti seorang bos bar yang tempatnya baru saja dirusak."Jangan asal ngomong, ya. Ini bukan aku yang hancurin!" Ryan menunjuk ke arah beberapa orang berambut pirang yang terluka, "Mereka yang hancurin.""Kamu fitnah!" teriak si rambut pirang.Kenny menoleh ke Joras dan bertanya dengan tenang, "Siapa yang hancurin?"Joras yang kini dipenuhi keringat dingin, berkata dengan gugup, "Sa ... saya ... saya nggak lihat jelas!""Kamu jelas-jelas lihat!" Ryan melanjutkan, "Tadi kamu bilang aku yang hancurin barang-barang ini, lalu kamu mau memerasku 600 juta!""Benaran ada kejadian seperti itu?" Kenny terkejut."Ya!" Ryan menjawab, "Cuma meja kursi sama beberapa botol minuman, tapi dia minta aku bayar lebih dari 600 juta! Orang yang nggak tahu pasti mengira bar kamu ini tempat menipu!""Sial!" Kenny mengumpat lalu melambaikan tangan, "Ke sini kamu!""Eh, eh!" Jo

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 164

    "Kamu harus ganti rugi!" teriak Joras."Oke. Berapa? Hitung saja," jawab Ryan datar."Ryan!" seru Milea dengan mata berkaca-kaca. "Jelas-jelas mereka yang salah! Kenapa kita harus bayar?"Air matanya jatuh, rasa bersalah menyelimuti dirinya. Dia tahu Ryan terlibat masalah karena dirinya.Ryan menepuk lembut bahunya. "Milea, nggak apa-apa. Jangan khawatir.""Tapi mereka terlalu keterlaluan!" isaknya semakin keras. Semua tekanan dan ketidakadilan selama bertahun-tahun seakan pecah bersamaan dengan tangis itu. Dia menunduk dalam-dalam ke dada Ryan dan menangis tanpa suara."Hebat, berani sekali! Suruh aku hitung, ya? Oke, aku hitungkan!" Joras menunjuk ke arah kekacauan di sekitar. "Meja marmer, 36 juta. Kursi berlapis emas, 32 juta ...."Mendengarnya, wajah Milea langsung pucat. Setelah semua dihitung, totalnya mencapai lebih dari 600 juta rupiah. Selama bertahun-tahun bekerja, dia tidak pernah bisa menabung sebanyak itu!"Pak Joras, mana ada meja kursi semahal itu?" protes Milea sambil

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 163

    "Wah? Jadi gadis ini punya pacar juga, ya!" ujar Heru dengan senyum sinis. Preman di sebelahnya menimpali, "Pantas saja galak sekali, ternyata pacarnya ada di sini. Kalau nggak, pasti sudah pasrah, 'kan?""Hahaha!"Prang!Ryan tiba-tiba meraih sebotol minuman dan melemparkannya dengan keras. Botol itu tepat menghantam kepala pria yang bicara barusan."Kurang ajar! Dia berani melawan! Hajar dia sampai mati!" teriak Heru.Beberapa orang langsung berdiri dan menyerbu Ryan. Ryan mendorong Milea ke samping dengan cepat. Begitu dia berbalik, tinju lawan sudah hampir menghantam wajahnya.Tatapan Ryan seketika menajam. Berkat latihan dan pengalaman belakangan ini, tubuhnya bereaksi cepat. Dia mundur selangkah, tangan kirinya mencengkeram pergelangan lawan dan memelintirnya dengan kuat, sementara pangkal telapak tangan kanannya menghantam keras siku pria itu.Terdengar suara retakan, diikuti jeritan kesakitan dan bunyi kaca berjatuhan.Ketiga orang lainnya langsung menyerbu bersamaan. Ryan tida

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status