Share

2. Persidangan

Author: El Baarish
last update Last Updated: 2023-07-01 21:32:03

SKL 2

.

"Aku nggak bisa. Kita harus pulang dan selesaikan malam ini."

Bryan masuk ke dalam kamar, ia lantas dengan kasar menarik tangan Deandra untuk mengikutinya. Gadis itu sudah mengganti baju, tapi tetap dengan pakaian khasnya yang sedikit terbuka.

"Aku mau cerai, Ma!" ucap Bryan dengan nada yang begitu patah.

Karena sesak yang teramat berat di dadanya, beberapa waktu lalu Bryan menelepon sang mama. Ia menceritakan semua yang terjadi antara ia dan Dee. Ia menceritakan pengakuan dan rasa tak bersalah gadis itu padanya. Bryan sungguh tak bisa menerimanya.

Winda, sang mama mengurut dadanya berkali-kali. Ia merasa tak percaya bahwa Dee gadis m u r a h a n yang tak bisa menjaga diri. Ia tak terima dan merasa gadis itu telah menginjak harga diri keluarganya. Keluarga Pangestu yang memiliki perusahan besar yang bergerak di bidang baru bara di Indonesia. 

Di samping Winda, suaminya juga mendengar itu semua. Bahkan rasa lelah mereka belum hilang sejak pagi melayani tamu. Bukan bahagia, tapi malah mendapat kabar buruk seperti itu.

Orangtua Bryan yang mendengar itu langsung menyetujui perceraian itu. Mana ada lelaki yang mau makan sisa orang lain. Pernikahan bukan momen yang dijalankan sehari, tapi Bryan ingin seumur hidup, dan ia tak ingin masalah itu menjadi sebab yang menimbulkan pertengkaran di kemudian hari.

Dan … sekali lagi, umumnya seburuk apa pun itu, tak ada lelaki yang mau makan sisa orang.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat Bryan keluar dari hotel dan mengendarai mobilnya bersama Dee. 

Jalanan masih terlihat ramai di kota, bahkan terlalu bising seperti kondisi hati keduanya. Namun, wajah itu saling berpaling dalam diam. Tak ada yang memulai pembicaraan, karena mereka sama-sama tahu akan berakhir dengan pertengkaran.

Bryan masih fokus pada jalanan, sementara Dee tak tahu ia akan dibawa pulang ke mana. Ke rumah mertua atau ke rumah orangtua. Ia berharap Bryan membawanya ke rumah mama dan papa, setidaknya di sana ia akan mendapat pembelaan.

Dee bernapas dengan lega saat mobil memasuki halaman rumah orangtuanya. Ia membuka pintu mobil saat mesinnya telah dimatikan. Dee keluar dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu suaminya.

Sempat ia dengar Bryan berbicara melalui telepon, sepertinya ia berbicara dengan mama dan papanya yang akan segera menunjuk ke rumah Dee.

Dari gerbang, satpam dan beberapa asisten rumah tangga yang masih terjaga menatap heran pada sepasang pengantin baru yang tiba-tiba pulang. Bukankah mereka harusnya menikmati malam di hotel yang mewah?

Tanda tanya di semua benak para asisten rumah tangga orangtua Dee, tapi tak ada yang bisa menebak jawaban dari rasa penasaran itu.

Bahkan saat masuk ke dalam, Renita dan William sebagai orangtua Dee juga terkejut dengan kepulangan anak menantunya yang tiba-tiba.

Renita bahkan sudah memakai piyama tidurnya, akan menaiki tangga untuk masuk ke kamar, tapi ia mendengar suara Dee yang memanggilnya dari luar.

Tak lama kemudian, terdengar suara Adrian dan Winda yang berstatus sebagai besan, menyapa dengan ucapan selamat malam dan berdiri dengan wajah masam di ambang pintu.

Renita menatap mereka semua dengan pandangan heran, tapi tetap menyuruh mereka masuk. Ia bisa merasakan seperti ada sinyal yang menyatakan bahaya, tapi ia tak tahu apa. Para tamu itu duduk, dan orangtua Dee duduk di antara mereka.

Mendengar keributan itu, semua penghuni rumah pun ikut keluar dari kamar dan berkumpul di bawah.

Nadine dan Carissa keluar dari kamar mereka, dan ikut duduk bersama keluarga besar itu.

Beribu tanda tanya yang menjelma di wajah orangtua Deandra. Namun, mereka tetap berusaha tenang hingga mama Bryan membuka pembicaraan.

"Buatkan kami teh, Mbok!" perintah Renita pada asisten rumah tangga yang mendekat bertanya padanya.

Suasana terlihat makin mencekam, tapi tak ada yang berbicara. Semuanya seolah diperintah untuk diam, padahal tak ada yang melarang bicara. Renita menatap penuh tanya pada Dee, tapi gadis itu hanya melongos abai.

"Tidak perlu banyak basa-basi, kami ke sini untuk menjelaskan tentang pernikahan anak-anak kita." Winda berkata dingin, menatap bergantian orangtua Dee.

"Apa yang terjadi, Renita?" tanya mama Dee dengan tenang.

Mama Bryan menghela napas berat seraya membuang pandangan. Lalu, ia menatap Dee dengan tatapan merendahkan.

"Aku nggak nyangka kamu ngasih barang bekas untuk putraku."

Kecewa. Merasa terhina. Bryan merupakan putra tunggal keluarga Pangestu. Orangtuanya tentu berharap putranya bisa mendapatkan pendamping yang setara.

Dari segi fisik, kecerdasan, kekayaan memang mereka setara. Bryan yang tampan dan penerus perusahan orangtuanya juga cocok dengan Dee yang bertubuh seksi dan glamor. Namun, tentu mereka tak pernah terbayang akan mendapatkan gadis bekas pakai orang lain. Sebagai orang tua, mereka merasa gagal mencari pendamping yang diharapkan untuk anaknya.

Pergaulan Dee diluar batas pemikiran mereka. Gaya pacarannya terlalu bebas yang hanya memikirkan kesenangan.

Sementara itu Dee yang mendengar hinaan sebagai barang bekas, mereka tercabik-cabik hatinya. Haruskah mereka menyebutnya seperti itu?

"Tenang dulu, maksudnya apa?" tanya William, papa Deandra.

"Apa anakmu sudah tak laku lagi, kualahan mencari lelaki yang mau menerima kekurangannya, hingga harus menikah dengan anakku?" sindir Renita lagi.

"Kenapa bicaramu makin tidak jelas?" ketus mama Dee yang tak mengerti apa maksud besan sekaligus temannya itu.

"Anakmu ini udah nggak perawan!" teriak Winda menggelegar seluruh isi rumah itu. Bahkan si Mbok yang akan menghidangkan minuman, hampir menjatuhkan nampannya.

Mendengar itu, keabaian dan rasa tak peduli yang coba ditunjukkan oleh Dee sedikit goyah. Ia bahkan beberapa kali menautkan jemarinya yang terasa dingin dan dada yang bergetar ketakutan. Padahal sebelumnya, menghadapi kemarahan Bryan saja ia sama sekali tak gentar.

'Hanya masalah keperawanan, Bryan membesar-besarkan. Klise sekali!' pekik Dee dalam hati.

"Persahabatan kita sudah hampir setengah hidup, tapi kenapa kalian enggak jujur dari awal?" Kali ini Adrian, papa Bryan yang bertanya.

"Kami merasa tertipu!" ketus Winda lagi.

Mulut orangtua dan adik kakak Dee terbuka mendengar itu. Mereka sama seperti papa dan mama Bryan yang tak mengetahui semua itu. 

Selama ini mereka memang tak banyak tahu tentang pergaulan Dee. Hanya sebatas kuliah dan bekerja setelah beberapa waktu wisuda. Selebihnya mereka tak tahu dengan siapa saja Dee bergaul, dan kemana saja ia pergi. 

Mereka hanya berpikir Dee sudah dewasa dan bisa menjaga diri, bisa melihat mana yang baik dan yang tidak.

"Kita bisa selesaikan baik-baik, Win! Anak-anak kita saling mencintai." Renita mencoba membujuk. Meskipun terdengar tak tahu malu.

"Selesaikan bagaimana? Dengan mengembalikan keperawanan Dee, bisa? Terlalu egois bicaramu. Keluarga kami yang paling dirugikan atas masalah ini." Winda berkata penuh penekanan.

"Dee, apa benar itu semua?" tanya Renita pada anak gadisnya yang baru saja menikah.

"Iya, Ma." Dee mengangguk dengan tetap menunduk.

Papa Dee mengepalkan tangan, begitu kuat amarah yang ingin meledak.

Sementara sang mama menghela napas panjang. Ia mengusap wajahnya, lalu menatap Dee dengan melotot tajam. Rasanya seluruh wajahnya dilumuri dengan kotoran oleh anak sendiri, saking memalukannya. Setelah ini, keluarga itu tentu harus menghadapi berita media tentang pernikahan anaknya yang gagal.

"Mari selesaikan secara kekeluargaan," bujuk orangtua Dee lagi.

"Kalian pikir kami bisa menerima semua ini?" tanya Winda seraya menggeleng.

"Pikirkan lagi, Win." Papa Dee memohon.

"Adrian, tolong pertimbangkan lagi." Papa Dee bergantian menatap papa Bryan.

Orangtua Dee memohon untuk hubungan mereka agar tetap utuh. Mau taruh di mana muka mereka jika sampai media mengabarkan anak gadisnya yang menjadi janda di malam pertama.

Namun, orangtua Bryan hanya diam dengan semburat kemarahan yang jelas tergambar. Lalu, ia menatap Bryan untuk membiarkannya bicara.

"Deandra Pradipta, malam ini aku talak engkau dengan talak tiga." Bryan berkata dengan lantang dan pasti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   34. Happy Ending

    SKL 34."Saya terima nikah dan kawinnya Deandra Pradipta binti William Pradipta, dengan mas kawin yang telah tersebut tunai." Ustad Fatih mengucapkan kalimat sakral itu dalam satu tarikan napas. Membuat Dee yang duduk di sampingnya menarik napas lega saat semua saksi mengatakan sah."Sah!""Alhamdulillah," seru mereka serentak. Kemudian sejenak Abi membacakan doa keberkahan dalam acara tersebut.Dee tak mengadakan resepsi yang terlalu mewah seperti pernikahanya dengan Bryan beberapa bulan yang lalu. Tak menyewa gedung, dan pelaminan yang megah. Ia hanya meminta pesta sederhana di rumahnya, karena yang ia inginkan bukan lagi kemewahan, melainkan hubungan sah di hadapan Allah dan hambanya.Hanya keluarga besar yang hadir di sana. Keluarga Dee dan keluarga Ustadz Fatih. Tak lupa Nabila dan nenek ikut hadir menyaksikan pernikahan Dee.Dee terlihat cantik dibalut gaun pengantin berwarna putih. Sangat jauh berbeda dengan pernikahan yang dulu dengan gaun seksi menampakkan belahan dada, jug

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   33. Tentang Waktu

    SKL 33."Bil, aku mau suruh Simbok buat beresin kamar untukmu dulu ya, atau mau di sini?" kata Dee saat ia membereskan beberapa baju yang ia bawa dari rumah Nabila.Nabila mengamati seisi ruangan, dan melihat ranjang king size di tengah ruang yang terlihat sangat empuk."Nggak usah lah, Dee. Biar aku tidur di sini aja. Cuma untuk beberapa hari aja, kan?" tolak Nabila seraya mengelilingi kamar Dee yang ukurannya hampir keseluruhan rumahnya di kampung."Lagian kayaknya kita belum pernah ya tidur sekamar," kekeh Nabila. Sejenak Dee berpikir, benar apa yang dikatakan oleh Nabila. Saat ia datang ke rumah Nabila, ia tidur sendirian karena kamar rumah itu sempit-sempit. Jadi, Nabila mengutamakan kenyamanan Dee dengan kesederhanaan yang ia miliki.Kemudian Dee tersenyum menatapnya, sepertinya akan lebih seru jika setiap waktu bisa bersama Nabila. Bisa diajarkan baca Al-Qur'an lebih fasih, tadarus bersama, bangun salat malam bersama."Iya juga ya," ucap Dee dan melepas jilbabnya.Nabila berj

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   32. Dee Pulang

    SKL 32."Nggak, Bil!" bantah Dee."Aku nggak mau pulang ke sana, mereka nggak mau terima aku lagi. Aku diusir, Bil. Kamu nggak tau gimana mama sama papa kalau udah marah, merengek pun di bawah kakinya mereka gak akan luluh." Dee kembali menggeleng dengan kuat saat Nabila memintanya untuk pulang menjemput restu orangtua.Perlahan Nabila mulai bisa berdamai dengan rasa tak terbalas dalam hatinya. Kini malah ia yang menjadi perantara hubungan Dee dan Ustadz Fatih, tentu melalui Abi dan Ummi.Keluarga Ustadz Fatih ingin datang langsung ke rumah orangtua Dee untuk melamar dan memperjelas hari dan tanggal pertunangan mereka dilakukan. Namun, Dee menolak dan tak berani pulang."Aku sudah memikirkan ini, Bil. Makanya aku nggak usah nikah aja, ribet. Nggak sanggup aku terusir untuk keduakali. Susah payah aku berdamai dengan rasa sakit, dan perlahan jadi rindu yang menyakitkan tanpa temu. Tak ada keberanianku untuk kembali ke rumah itu." Dee mengungkapkan isi hatinya."Nggak gitu, Dee. Restu o

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   31. Ikhlas

    SKL 31."Saya calon suaminya," ucap Ustadz Fatih dengan tegas. Lalu, ia mendekat pada keduanya yang tampak seperti orang sedang bertengkar.Mendengar itu Danial menatapnya, lalu tersenyum miring meremehkan kalimat lelaki itu. Siapa dia hingga berani mengatakan seperti itu di depannya.Tak menyiakan kesempatan, Dee langsung menarik tangannya dan melepas diri dari cengkeraman tangan Danial. Gadis itu menggosok lengannya yang terasa sedikit perih.Kini Danial kembali menatap Dee, bertanya lewat tatapan mata tentang siapa lelaki dengan peci hitam di kepalanya itu."Siapa dia, Dee?" tanya Danial.Dee hanya diam tak menjawab. "Dee …," panggil Danial meminta jawaban."Dia guruku di pesantren," jawab Dee singkat. Tak perlu menjelaskan banyak hal pada Danial. Pun, Dee tak terlalu percaya diri untuk mengiyakan bahwa Ustadz Fatih adalah calon suaminya.Ia mungkin akan berterimakasih untuk jawaban Ustadz Fatih, karena dengan seperti itu Danial pasti merasa hubungan Dee dan Ustadz Fatih lebih da

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   30. Lelaki Itu Kembali

    SKL 30.Dee menatap lama pada sosok lelaki yang terlibat dalam masa lalu kelamnya. Mendadak hatinya kembali gerimis, karena melihat wajah itu kembali mengingat dosa-dosanya.Danial.Di seberang jalan sana, lelaki itu masih terus menatap Dee. Namun ia lantas menyeberangi jalan karena Dee mulai bangkit dan ingin pergi darinya.Kali ini Danial tak boleh membiarkan Dee pergi lagi, sudah lama ia mencari keberadaan gadis itu sejak kepulangannya dari London untuk urusan bisnis bersama sang papa.Malam itu, ia berangkat tanpa memberitahu Dee yang menurutnya tidak penting dalam hidupnya. Toh, mereka hanya sebatas hubungan tanpa ikatan, dan bersatu hanya untuk membalas dendam pada sang mantan."Dee …!" panggil Danial menghentikan gadis itu."Tunggu!" teriaknya. Sempat ia mendapat makian dari beberapa pengendara motor karena menerobos jalan saat mereka sedang berkendara. Mungkin Danial sudah gi la hingga mau membahayakan nyawa sendiri demi seorang gadis.Dee terus melangkah menuju motornya, ras

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   29. Sama-sama Merelakan

    SKL 29."Nabila udah makan, Nek?" tanya Dee saat ia keluar dari kamar dan menuju meja makan.Nenek hanya menggeleng. Sejak siang Nabila belum makan, bahkan hari ini ia tak mengajar di pesantren. Nenek sudah mencoba menasehati, dan mengajaknya untuk bercerita tentang apa yang ia rasakan saat ini. Selain itu, nenek hanya diam mengawasi membiarkan cucunya menikmati waktu untuk tenang.Dee langsung menuju kamar Nabila dan mengetuk pintu. Tak ada sahutan dari dalam sana saat ia memberi salam. Ia coba untuk membuka pintu, tapi sepertinya Nabila sengaja mengunci pintunya dari dalam."Bil … makan dulu yuk!" ajak Dee. Namun, tetap tak dihiraukan oleh Nabila."Sudah, Dee. Nanti kalau lapar dia pasti makan," ucap sang nenek.Seperti malam kemarin, saat nenek terjaga karena sesak pipis, ia melihat Nabila duduk di meja makan dan menikmati makannya. Hal itu membuat nenek urung ke kamar mandi, takut Nabila malu karena ketahuan makan diam-diam.Dee tak lagi membujuk, karena nenek juga menyuruhnya ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status