Share

Bab 68

Penulis: Juwita Liling
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-24 18:36:33

Kasih membungkuk di depan wastafel, kedua tangannya mencengkeram tepi marmer yang dingin. Tubuhnya gemetar, bahunya naik turun menahan sisa mual yang masih terasa di perutnya. Wajahnya pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Napasnya berat dan tidak beraturan.

Eric berdiri di sampingnya, tubuhnya tegang diliputi oleh kecemasan. Pandangannya tak lepas dari wanita yang sangat dicintainya itu. Ia mendekat, lalu menyentuhkan tangannya ke tengkuk Kasih. Jemarinya memijat lembut, mencoba memberikan ketenangan.

“Aku akan memanggil dokter,” ucap Eric dengan nada pelan, tapi dari suaranya terdengar jelas, dipenuhi dengan kekhawatiran.

Kasih menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja,” bisiknya.

Suaranya terdengar sangat lemah setelah memuntahkan seluruh isi perutnya. Tangannya meraih kenop air dan memutarnya. Aliran air dari keran mengalir deras, memenuhi wastafel dengan suara gemericik yang tenang.

Kasih menangkup air dengan kedua tangannya, lalu membasuh wajahnya beberapa kali. Ia berharap a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 70

    Kasih terbangun oleh suara pintu kamar yang terbuka perlahan. Di antara kantuknya, ia mendengar suara Nayla yang sedang mengomel pelan, nadanya sebal tapi terdengar sangat lucu.Ia mengerjapkan mata sebentar, lalu memejamkannya kembali, membiarkan tubuhnya tetap berselimut hangat. Dengan mata yang terpejam dia mencuri dengar perbincangan putri dan suaminya. Dalam benaknya bertanya-tanya, siapa wanita yang dimaksud oleh Naya? Mengapa putrinya sangat kesal pada wanita itu?Pernyataan itu menggema di telinganya sehingga membuat Kasih semakin penasaran.”Nay tidak menyukai dia, Pa! Wanita itu cerewet sekali,” gerutu Nayla.Ia menatap wajah Eric dengan sorot mata penuh kekesalan. Sementara itu, Eric hanya diam, lalu melangkah menuju sofa dan duduk perlahan. Tatapannya kembali tertuju pada putri kecilnya yang kini sedang manyun, bibirnya mengerucut seolah menahan rasa jengkel."Papa tahu tidak? Waktu aku dan Mama mengantarkan makan siang ke perusahaan Papa, tante sekretaris itu menghalangi

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 69

    Eric dan Nayla melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, baru saja tiba di ambang pintu, langkah mereka terhenti. Pandangan keduanya langsung jatuh pada sosok Cindy yang tengah duduk santai di sofa, tampak begitu nyaman seolah rumah itu miliknya sendiri.Kening Eric berkerut. Ia bertanya-tanya dalam hati, mengapa Cindy yang datang? Bukankah tadi ia menyuruh Bima?Sementara itu, Cindy tidak menyadari bahwa Eric telah pulang dan berdiri di ambang pintu. Ia terlihat sibuk memandangi ruangan tamu yang megah dengan tatapan penuh kekaguman.Perlahan, Cindy berdiri dan melangkah menuju sudut ruangan, tempat sebuah meja kecil berdiri dengan beberapa pigura foto keluarga yang terpajang rapi di atasnya.Pandangan Cindy tertumbuk pada salah satu foto. Kasih terlihat sedang memangku Nayla, sementara Eric berdiri di samping mereka. Wajah ketiganya terlihat begitu hangat dan bahagia."Seandainya aku adalah Kasih," ucap Cindy dalam hati, matanya tak lepas dari sosok wanita yang kini menduduki posisi ya

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 68

    Kasih membungkuk di depan wastafel, kedua tangannya mencengkeram tepi marmer yang dingin. Tubuhnya gemetar, bahunya naik turun menahan sisa mual yang masih terasa di perutnya. Wajahnya pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Napasnya berat dan tidak beraturan.Eric berdiri di sampingnya, tubuhnya tegang diliputi oleh kecemasan. Pandangannya tak lepas dari wanita yang sangat dicintainya itu. Ia mendekat, lalu menyentuhkan tangannya ke tengkuk Kasih. Jemarinya memijat lembut, mencoba memberikan ketenangan.“Aku akan memanggil dokter,” ucap Eric dengan nada pelan, tapi dari suaranya terdengar jelas, dipenuhi dengan kekhawatiran.Kasih menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja,” bisiknya.Suaranya terdengar sangat lemah setelah memuntahkan seluruh isi perutnya. Tangannya meraih kenop air dan memutarnya. Aliran air dari keran mengalir deras, memenuhi wastafel dengan suara gemericik yang tenang.Kasih menangkup air dengan kedua tangannya, lalu membasuh wajahnya beberapa kali. Ia berharap a

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 67

    Dengan hati yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik, Cindy melangkah keluar dari ruangan Eric. Namun ia berhenti di ambang pintu dan menoleh ke belakang, memandang wajah Eric yang masih berdiri menatapnya dengan sorot tajam dan menusuk, seolah mencabik dan mempermalukannya tanpa belas kasihan.Eric menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya, untuk apa kamu masih berdiri di situ?Cindy mendengus pelan, menahan gejolak amarah dan rasa malu dalam dadanya. Ia menarik napas panjang, lalu melanjutkan langkahnya. Tubuhnya sedikit ditegakkan, seakan sedang mengobati rasa malu yang menggerogoti harga dirinya.”Aku belum menyerah. Bahkan jika harus melewati batas,” gumamnya dalam hati.Sepeninggal Cindy, Eric duduk kembali di kursinya. Ia mengusap kasar wajahnya yang masih diliputi oleh kekesalan terhadap sekretarisnya itu. Sejenak, ia memandangi berkas-berkas yang bertebaran di atas meja.“Lebih baik aku menyelesaikannya di rumah saja,” ucapnya pelan.Eric melirik jam yang melingkar

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 66

    Eric menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Matanya memandang Cindy dengan sorot yang tenang, tanpa menyiratkan ekspresi apa pun. Ia hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata pun, lalu pandangannya beralih ke nampan berisi cangkir kopi yang masih berada di tangan Cindy.Melihat ketenangan Eric, seketika Cindy menjadi gugup. Ia menunduk, menatap lantai marmer yang dingin, sama dinginnya dengan tatapan mata Eric padanya. Sejenak, Cindy menghela napas, berusaha menetralkan kegugupannya, lalu memberanikan diri untuk membalas tatapan pria itu.Setelah meletakkan salah satu cangkir kopi di atas meja, Cindy melangkah pelan menuju sofa dan duduk di sana. Matanya kembali tertuju pada Eric yang masih tak menunjukkan reaksi sedikit pun.“Pak Eric, silakan diminum kopinya,” ucapnya pelan.Suaranya terdengar lembut, namun kelembutan itu terasa seperti sengaja dibuat-buat olehnya. Cindy mengulas senyum tipis di wajahnya, ia menatap Eric yang tampak begitu tampan di balik sorot matanya yang di

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 65

    Eric tersenyum begitu melihat istrinya yang tampak segar. Wajah cantik Kasih menyambut kepulangannya dengan senyuman hangat yang selalu berhasil menenangkan hatinya. Seketika, rasa lelah yang menumpuk setelah seharian bekerja seolah menguap begitu saja. Ia menunduk perlahan, lalu mengecup kening Kasih dengan penuh kelembutan.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Kasih mengambil tas kerja dari tangan suaminya, lalu merangkul lengannya. Keduanya melangkah masuk ke kamar dengan langkah tenang penuh kehangatan.Saat pandangan Eric jatuh ke meja yang sudah tertata rapi dengan secangkir teh hangat, Kasih berujar pelan, "Istirahat dulu, ya. Minum tehnya. Mama siapkan air hangat buat Papa mandi.""Hmm, oke," balas Eric singkat, tapi suaranya itu mengandung kehangatan dan kelembutan.Ia melepas jas hitamnya dan meletakkannya di sandaran sofa. Sementara itu, Kasih sudah berjalan ke kamar mandi, mulai menyiapkan air hangat untuk suaminya.Eric duduk di sofa, meraih cangkir teh, lalu menyeruputnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status