Hari ini Melati pulang lebih awal karena ada Rendi yang tidak mungkin tetap di toko sampai toko tutup pada jam sembilan, sehingga Melati meminta Rini untuk menutup toko sendirian nanti.
"Ayo Rendi kita pulang""Ayo Kak"Melati membawa Rendi pulang dengan sepeda listrinya, Rendi duduk di belakang dan memegang erat tubuh Melati agar tidak terjatuh. Rumah Melati tidak jauh dari toko miliknya, hanya berjarak 1.5 Km saja. Oleh sebab itu Melati pergi ke toko dengan sepeda listriknya agar lebih hemat.Rumah melati bukan rumah yang mewah, hanya rumah kecil tapi tertata dengan rapi. Bannyak bunga yang ditanam di halaman depan rumahnya, Melati juga menanan pohon buah di belakang rumahnya.Rumah yang ditempati Melati sekarang adalah rumah peninggalan Kakek dan Neneknya, dan toko yang ditempati Melati juga peninggalan Kakek dan Neneknya. Dulunya toko itu merupakan toko sembako yang kemudian diubah oleh Melati mejadi toko bunga. Kedua orang tua Melati berada di kampung, mereka seorang petani sayur. Orang tua Melati sangat menyayanyi Melati, walaupun tidak bisa menguliahkan anak mereka tapi mereka berusaha memenuhi impian Melati menjadi seorang Florist.Melihat banyak bunga di rumah Melati, Rendi merasa takjub karena dirumahnya tidak ada bunga sebanyak itu."Banyak sekali bunga yang ada di halaman Kakak, hampir menyaingi toko bunga Kakak" Melati tertawa pelan karena ucapan Rendi."Kakak menanam banyak bunga karena kakak sangat suka bunga, ayo masuk ke dalam dulu"Melati menurunkan Rendi dari sepedanya dan berjalan ke depan pintu. Melati merogoh kunci rumahnya di tas selempangnya, kemudian Melati membuka pintu rumahnya."Selamat datang di rumah Kakak"Rendi langsung masuk ke dalam rumah Melati dan melihat banyak kaktus mini di ruang tamu Melati, "Banyak sekali kaktusnya Kak, apa kakak gak takut tertusuk durinya?""Itu durinya lembut, gak sakit kalau tertusuk. Tapi kalau untuk anak kecil lumayan terasa sakit, jadi Rendi jangan dekat-dekat kaktus Kakak ya""Oke Kak"Melati meletakkan tasnya di gantungan dan pergi ke dapur untuk membuat makan malam. Saat membuka kulkas tdak ada bahan apapun di dalamnya, Melati lupa mengisi kembali kulkasnya. Seharusnya kemarin jadwal Melati mengisi kulkas, tapi karena sibuk membuat pesanan rangkain bunga Melati lupa mengisisnya.Rendi yang sedang duduk di meja dapur bisa melihat bahwa kulkasnya kosong, "Rendi ayo kita pergi makan ke luar, Kakak hari ini dapat banyak uang jadi Kakak mau mengajak Rendi makan di luar"Rendi terkikik mendengar perkataan Melati, padahal Rendi tau kalau tidak ada bahan makanan di rumah. Tidak mau membuat Kakak cantinya malu, Rendi hanya mengikuti permainan Melati."Aku mau makan KFC kak, aku belum pernah makan KFC"Melati marasa sedih atas permintaan Rendi, padahal KFC bukan makanan yang mahal. Walaupun tidak bisa makan setiap hari seharusnya Ayahnya bisa membelikan Rendi satu potong ayam KFC. Melati menganggap tawa Rendi disebabkan karena bahagia bisa meminta makan KFC."Oke kalau gitu, ayo kita makan KFC sepuasnya. Nanti kita juga bukus buat dimakan dirumah kalau kamu lapar lagi"Melati mengambil HPnya di tas dan memesan taksi untuk pergi ke restoran. Lima menit kemudian taksi pesanan Melati sudah sampai di depan rumah Melati."Ayo Rendi, kita berangkat" Rendi digendong melati menuju taksi pesanannya.Sesampainya di Restoran KFC, Melati langsung memesankan Rendi bucket yang isinya 10 potong ayam agar Rendi merasa puas. Jika tidak Habis, bisa mereka bungkus untuk dibawa pulang dibawa pulang.Sedangkan Melati hanya memesan paket yang berisi dada ayam, nasi dan jus jerus saja.Melati memilih duduk di pojokan restoran agar lebih tenang, tidak terganggu orang yang lewat."Ayo kita duduk di pojok saja, biar tidak ada yang menggangu kita makan""Oke Kak" Rendi langsung setuju dengan usulan dari Melati............"Bos, kami sudah menemukan keberadaan Bos kecil""Dimana dia?""Di salah satu Restoran KFC Bos, Bos kecil sedang makan ayam di sana bersama wanita yang menculiknya"Bos tersebut langsung marah mengetahui anaknya memakan makanan yang tidak sehati itu, "Berani sekali wanita itu memberi makan anakku dengan makanan yang tidak bergizi"Si laki - laki yang dilanggil Bos tersebut bersama asistenya langsung pergi menemui Bos kecil............Rendi sudah menghabiskan setengah dari isi bucket ayam, tapi Rendi masih tetap mau melanjutkan memakan semua ayam yang ada di bucket itu."Lebih baik ayamnya dibungkus saja Ren, nanti kamu kekenyangan. Kalau keeknyangan nanti perutmu jadi sakit""Tapi aku masih mau makan Kak, aku takut kalau aku tidak bisa makan lagi kalau sudah bersama Ayah" rengek Rendi dengan sedih, berusaha membujuk Melati."Satu lagi saja, sisanya dimakan di rumah saat perut Rendi sudah longgar" bujuk Melati sambil mengusap peeut Rendi.Rendi langsung senang saat Melati mengizinkan dia memakan satu potong ayam lagi, walaupun tidak boleh semua setidaknya Rendi masih bisa lanjut makan lagi.Saat Rendi sedang memakan potongan ayam terakhirnya ada sebuah tangan yang merampas ayam tersebut dari Rendi dan langsung membuangnya ke samping.Rendi langsung menahan tangis melihat ayamnya dibuang oleh orangn lain. Melati yang melihat kejadian itu langsung marah ke orang yang membuang ayam Rendi, sambil berusaha menenangkan Rendi."Apa - apaan ini mas, jangan seenaknya sama orang. Gak punya malu apa membuang makanan anak kecil, gak ada sopan santunnya anda"Mendengar Melati memarahinya karena membuang ayam Rendi, laki - laki tersebut balik memarahi Melati dengan nada cukup membuat Melati agak ciut mentalnya."Anda yang gak punya sopan santun, anda dengan seenaknya menculik anak orang""Saya tidak peenah menculik anak orang ya, asal anda tau. Saya bisa menuntut anda karena fitnah dan pencemaran nama baik""Saya tidak menfitnah anda, anak yang sedang makan dengan anda itu anak saya"Melati langsung terdiam mendengar perkataan laki - laki itu. Bukankah Ayah Rendi akan datang menjemput Rendi besok, kenapa jadi sekarang. Ditambah Melati pikir Ayah Rendi merupakan orang yang kurang mampu karena tidak mampu membelikan Rendi KFC, tapi dilihat dari pakaian laki - laki itu dia terlihat kaya."Berani sekali anda memberikan anak saya makanan yang tidak sehat"Melati akhirnya faham kenapa Rendi tidak pernag memakan ayam KFC, itu karena Ayah Rendi berfikir itu adalah makanan yang tidak sehat. Melati hanya diam mendengar omelan Ayah Rendi, padahal Melati tidak ada niat buruk kepada Rendi."Saya bisa tuntut anda atas penculikan terhadap anak saya""Saya tidak menculiknya, dia sendiri yang bilang kalau ada yang mau menculiknya""Tidak usah mengelak, sekretaris dan asisten saya melihat anda membawa anak saya pergi"Ternyata dua orang yang dilihat Melati adalah sekretaris dan asisten Ayah Rendi, berarti Melatpi sudah dibohongi Rendi."Saya benar - benar tidak menculim Rendi, anda bisa tanya ke anaknya langsung""Sudahlah Tidak perlu banyak bicara, sekarang ikut saya ke kantor polisi"Ayah Rendi langsung mengambil tangan Melati dan berusaha membawa Melati kelaur dari Restoran KFC. Banyak pengunjung yang melihat perdebatan mereka dan berbisik - bisik sambil melihat ke arah Melati dan Ayah Rendi.Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M
Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan
"Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t