Share

Dijodohkan Dengan CEO
Dijodohkan Dengan CEO
Penulis: Audwibill

Pertemuan Pertama

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa karena sudah terlambat untuk ke kampus. Hari ini ia bangun terlambat karena harus menemani neneknya yang sedang di rawat di rumah sakit.

Dialah Auliani Putri Prahardja, putri satu-satunya dari pasangan Bambang Prahardja dan Arini Susilawati. Aulia kini tengah menempuh pendidikan di Universitas ternama Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjananya. Kedua orang tua Aulia sudah meninggal akibat kecelakaan, kini ia hanya hidup dengan seorang nenek yang sakit-sakitan.

Kehidupan Aulia tidaklah mulus meski dulu keluarganya terbilang cukup sukses dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri properti, namun karena suatu hal membuat keluarga mereka bangkrut dan terpuruk.

Kini, Aulia hanya mengandalkan gajinya sebagai pekerja paruh waktu di salah satu cafe untuk melanjutkan hidupnya dan neneknya sehari-hari. Beruntung mereka memiliki rumah sendiri sehingga tidak perlu mengontrak dan menambah pengeluarannya lagi.

Aulia sudah ketinggalan bus yang biasa mengantarnya ke kampus. Dan terpaksa kali ini Aulia harus menggunakan taksi karena ojeg pun ia tak dapati.

Melihat sebuah taksi yang sedang berhenti, dengan cepat Aulia berlari menuju taksi tersebut dan masuk. Tapi sayang, saat ia masuk seorang pria dengan stelan jas lengkap ikut masuk. Ia nampak terkejut dengan kehadiran Aulia disampingnya begitu pula dengan Aulia.

"Apa yang anda lakukan di dalam mobil ini?" tanyanya pada Aulia.

"Seharusnya saya yang bertanya pada Bapak, kenapa Bapak bisa ada di taksi yang sudah saya ambil" jawab Aulia dengan nada yang cukup tinggi.

"Apa kata anda?Anda yang lebih dulu memesan taksi ini? Anda yakin" tanyanya sedikit meninggikan suara.

Aulia ragu untuk menjawab karena memang sebenarnya ia tidak pernah memanggil taksi itu. Ia pun hanya mampu mengigit bibir bawahnya.

Melihat hal itu, pria tersebut tersenyum penuh kemenangan.

"Karena anda sudah tahu siapa yang lebih berhak di taksi ini, maka sebaiknya anda keluar!" katanya pada Aulia.

Aulia pun hendak membuka handle pintu, namun ia urungkan dan berbalik menatap pria tersebut dengan wajah memelasnya.

"Pak, bantu saya. Saya mohon. Saya udah terlambat ke kampus, hari ini ada pelajaran penting yang enggak boleh saya lewatkan. Saya mohon izinkan saya numpang di taksi,Bapak. Pleaseee ...," kata Aulia menyatukan kedua tangannya memohon pada pria itu.

"Apa hanya anda yang memiliki urusan? Saya juga demikian. Maaf, tapi saya tidak bisa memenuhi permintaan anda jadi lebih baik anda turun dan cari taksi yang lainnya!" kata pria itu tegas dengan bicaranya yang formal.

"Pak, tolong! Saya benar-benar membutuhkan taksi yang cepat. Bapak kayaknya orang penting, kalau telat juga enggak akan dimarahi, beda dengan saya Saya cuma remahan rengginang yang di tiup sedikit saja udah pergi melayang" jawab Aulia dengan kekonyolannya.

Pria itu seakan tidak mendengar, ia hanya diam dan memalingkan muka ke arah jalanan. Tiba-tiba sopir taksi itu menengok ke arah belakang dan berkata ...,

"Kita jadi pergi tidak?" tanyanya pada Aulia dan pria di sebelahnya.

"Pergi!" jawab Aulia dengan lantang mengabaikan pria di sebelahnya yang hendak memintanya turun.

"Ayo, Pak. Pergi sekarang! Saya sudah telat!" ujar Aulia pada supir taksi itu.

"Hei, apa yang kau lakukan?! Turun sekarang!" teriak pria itu dengan keras pada Aulia. Tapi Aulia dengan segala kekonyolannya tidak mendengarkan kata-kata pria itu. Dia malah duduk dengan tenang sambil tersenyum lebar.

"Dasar gadis gila!" umpat pria itu pada Aulia. Tapi sekali lagi Aulia acuh dan mengatakan alamat kampusnya pada supir taksi.

Tak lama taksi itu berhenti di halaman kampus Aulia. Dengan cepat Aulia turun setelah memberikan selembar uang merah pada supir taksi itu. Meski berat namun hal itu harus ia lakukan demi nilai pelajaran mata kuliahnya hari ini.

Aulia berlari terburu-buru menuju kelasnya. Mengabaikan teman-temannya yang memanggilnya beberapa kali. Tujuannya hanya satu, mencapai kelas lebih dulu dari dosen agar dia tidak terkena masalah untuk pelajaran keduanya.

Tak lama ia sampai di depan kelasnya. Aulia melihat teman-temannya masih sibuk bercanda dan saling menjahili. Dengan nafas lega Aulia masuk.

"Hallo everyone ...," sapa Aulia pada teman-temannya.

"Kenapa baru dayang?" tanya seorang teman wanitanya.

"Iya, Ran. Tadi malam nenekku rumah sakit lagi dan terpaksa bergadang menjaganya" jawab Aulia seadanya.

"Lalu lalu ke kampus naik apa? Taksi sudah lama pergi!" tanya teman Aulia bernama Rani.

"Aku naik taksi" jawab Aulia lemah mengingat kembali uang seratus ribunya melayang begitu saja.

Saat mereka melamun, seorang teman Aulia lainnya masuk dan berdiri di depan kelas sambil berteriak dengan keras.

"Guy's ..., hari ini kita tietidakak ada pelajaran. Kita langsung mengikuti bimbingan yang akan langsung disampaikan oleh pengusaha terkenal di Ibukota kita ini. Dengar-dengar dia cowok muda, tampan, badannya seperti atlit-atlit dan yang lebih penting dia kaya!" kata teman Aulia itu menyampaikan berita dengan begitu semangat.

Semua mata teman-teman wanita Aulia berbinar mendengarnya. Hanya Aulia saja yang malas mendengarkan tentang kegilaan teman-temannya jika sudah menyangkut pria berotot dan berduit. Aulia hanya tertarik satu hal, materi yang akan dibawakan pengusaha itu karena Aulia memang datang untuk hal tersebut.

Melihat semua teman-temannya yang mulai berhalusinasi dengan imajinasi mereka, Aulia memilih pergi untuk menghabiskan waktu di kantin sambil membaca buku.

Saat Aulia berbelok, tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Membuatnya hampir saja jatuh jika di pegangi seseorang.

Tunggu, seseorang? Siapa dia?

Aulia mendongakkan kepala dan melihat pada pangkal tangan yang menahan pinggangnya. Kepalanya terus menengadah hingga bisa melihat rahang tegas yang tepat berada di atas wajahnya.

Aulia sedikit terkejut ketika melihat wajah pria itu. Dia dengan cepat mendorong pria itu hingga menjauh dari tubuhnya.

"Kau ...," teriak mereka bersamaan.

"Bapak kenapa bisa ada di kampus saya? Bapak mengikuti saya, ya?" terka Aulia asal.

"Apa katamu? Jangan sembarangan! Saya memiliki banyak pekerjaan untuk apa saya mengikutimu" katanya yang mulai bicara sedikit santai.

"Lalu kenapa Bapak ada di kampus saya kalau bukan mengukutm saya?" tanya Aulia.

"Bukan urusanmu!" jawabnya ketus dan menyingkirkan tubuh Aulia dengan keras hingga menyingkir dari jalannya.

Pria itu berjalan dengan angkuh meninggalkan Aulia yang kesal karena sikap kasarnya itu.

"Selama aku hidup, baru dia pria tampan yang menuebalkam!" gerutu Aulia yang mulai meninggalkan tempat itu.

Aulia berjalan menuju kantin sambil menggerutu kesal. Tidak biasanya ia memikirkan hal semacam ini begitu lama. Tapi kali ini, Aulia benar-benar kesal dengan sikap kasar dan angkuh pria yang dua kali ia temui dengan kesan pertama yang begitu tidak mengenakkan.

"Pria itu berhasil membuat hari-hariku kacau!" kesal Aulia yang memilih berbalik menuju kelasnya untuk mencari hal yang bisa membuat rasa kesalnya menghilang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status