Beranda / Romansa / Dijodohkan Dengan Pria Dingin / Bab 5. Mau dibawa kemana?

Share

Bab 5. Mau dibawa kemana?

Penulis: Elfariani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 17:13:27

Asha memutar bola mata malas, namun akhirnya ia mau masuk juga ke dalam mobil, begitu pula dengan Damian yang langsung masuk saja tanpa membukakan pintu mobil untuk Asha.

"Memangnya kamu pikir aku sopir kamu?" Damian berucap dengan wajah datarnya saat mereka berdua sudah dalam mobil.

Asha bingung 'Bukannya tadi dia sendiri yang menyuruhnya untuk masuk? Kenapa sekarang malah bilang begitu? Dasar cowok aneh!"

Asha masih tidak mengerti, kalau bukan Damian yang menyetir mobil, lantas siapa yang akan jadi sopir, sedangkan ia tidak tau caranya mengendarai mobil.

"Turun!" perintah Damian.

"Hey! Cowok aneh! Maksud kamu apa, hah? Kalau nggak mau antar ya bilang aja dari awal! Kenapa baru sekarang? " Asha sungguh merasa kesal dengan cowok di depannya ini.

Damian melirik sekilas pada Asha, ia bisa melihat wajah gadis itu yang merah padam menahan amarah. Dari sekian banyak perempuan yang dijodohkan dengannya, hanya Asha yang sikapnya sedikit bar-bar. Namun sayang, kebanyakan dari mereka mau dijodohkan dengannya hanya karena Damian orang kaya dan sudah mapan, tidak ada yang tulus. Untuk itulah, sampai sekarang ia masih sendiri.

Akan tetapi berbeda dengan Asha, seperti ada daya tarik tersendiri bagi Damian. Sikapnya yang tidak seperti kebanyakan cewek, bahkan Damian bisa menilai kalau Asha seperti tidak merasa nyaman dengan penampilannya. Ia yakin kalau sehari-hari Asha pasti jarang atau tidak pernah memakai make up dan sepatu hak tinggi seperti ini. Selain itu, jika sebelumnya cewek yang dijodohkan dengannya selalu seperti mencari-cari perhatian padanya, berbeda dengan Asha yang bahkan berani marah-marah padanya.

"Tau begini tadi aku pesan ojek online saja, memangnya siapa juga yang mau diantarkan makhluk luar angkasa sepertimu!"

"Tunggu!" ucap Damian.

Asha menghentikan aksinya yang sudah bersiap untuk keluar dari mobil, dan memesan ojek online. Ia makin merasa aneh dengan cowok ini.

"Apa lagi? Bukannya tadi kamu bilang kalau kamu bukan sopir? Atau kamu takut kalau aku bakalan ngadu? Sorry to say ya," jawab Asha.

"Pindah ke depan!" ucap Damian dengan wajah yang masih dingin.

Asha masih terlihat kurang mengerti, tadi cowok kulkas 7 pintu ini mengeluh kalau ia bukan sopir, tapi sekarang giliran Asha berniat ingin pulang sendiri dengan naik ojek, ia malah menyuruhnya pindah ke depan.

"Kalau kamu duduk di belakang, aku terlihat seperti sopir yang mengantarkan penumpangnya," ucap Damian lagi.

Asha akhirnya keluar dari mobil dan pindah duduk di depan, ia duduk di samping Damian. Bahkan membukakan pintu untuknya saja tak dilakukan oleh Damian, walaupun ia suka dengan Min Yoongi, cowok Korea idolanya itu yang kelihatannya cuek dan dingin, namun Asha juga ingin punya pasangan yang bersikap romantis. Sungguh kali ini jodoh yang dikenalkan oleh Ibu sangat diluar dari ekspektasinya.

"Ck! Menyebalkan sekali!" Asha menggerutu.

"Pakai sabuk pengamannya!" perintah Damian lagi.

Agak sedikit kesulitan Asha melakukannya, dan tanpa ia sadari ternyata Damian memperhatikan dirinya. Lalu Damian pun membantu Asha memasang sabuk pengaman itu. Kini jarak mereka begitu dekat, Asha bahkan bisa mencium aroma parfum milik Damian yang begitu maskulin. Hal itu membuatnya memejamkan mata, membayangkan adegan yang sering ia tonton di drakor favoritnya.

"Sudah," ucap Damian singkat. Ia pun melirik Asha yang sedang memejamkan matanya."Kenapa merem? Apakah kamu sedang membayangkan hal yang tidak-tidak?"

Menyadari aksi konyolnya, Asha membuka matanya. Ia sangat malu sekali karena apa yang Damian katakan barusan adalah benar, ia memang sedang membayangkan adegan romantis yang sering ia tonton di drama Korea favoritnya.

"Si–siapa juga yang begitu? Aku cuma malas saja melihat wajahmu yang sangat menyebalkan. Memangnya kamu pikir apa? Aku sedang membayangkan kalau kita berciuman?" ucap Asha berusaha menutupi rasa gugupnya.

"Apakah tadi aku bilang begitu?" sahut Damian dengan wajahnya yang selalu datar.

Asha salah tingkah sendiri, ia malah keceplosan mengatakan hal itu. Sekarang ketahuan kalau ia memang membayangkan hal yang tidak-tidak. Wajah Asha pun memerah, menahan rasa malu. Kalau bisa, saat ini rasanya ia ingin menghilang saja dari hadapan Damian.

"Sudah cepat antar aku pulang!" ucap Asha, ia berusaha menutupi perasaan itu.

Damian lalu memacu mobilnya meninggalkan kafe tempat mereka makan siang tadi. Mereka berdua pun saling diam, tak banyak bicara. Asha sendiri tipe orang yang rame, harus berhadapan dengan makhluk yang menurutnya aneh, dingin, datar, dan hanya bicara seperlunya saja.

"Kita mau kemana?" tanya Asha. Ia menyadari kalau ini bukan jalan pulang ke rumahnya. 'Apa jangan-jangan cowok ini mau culik aku dan ah tidak, apa dia mau membawaku ke hotel?' Asha berkata dalam hati dan membayangkan hal itu.

Sedangkan Damian masih fokus menyetir, ia mengabaikan pertanyaan dari Asha barusan. Hal ini membuat Asha semakin berpikiran yang macam-macam.

Karena Damian hanya diam saja, Asha lalu berkata "Turunkan aku di sini! Jangan macam-macam ya kamu, aku mau pulang!" bentak Asha.

"Memangnya kamu pikir, aku akan menculik mu?" akhirnya Damian menjawab. Sekali lagi, Damian seperti bisa membaca apa yang ada di pikiran Asha.

"Lantas mau dibawa kemana aku? Ini bukan jalan pulang ke rumahku? Atau jangan-jangan...."

"Jangan-jangan apa? Apa kamu membayangkan kalau aku akan membawamu ke tempat yang aneh?" Damian tersenyum miring lalu lanjut "Seperti hotel? Ternyata kamu mesum sekali ya jadi cewek."

Ingin rasanya Damian tertawa melihat wajah Asha yang seperti ketakutan, namun ia tetap harus memasang wajah cool nya. Image itu memang sudah melekat pada diri Damian. Jika cewek-cewek sebelumnya, pasti sudah senang sekali kalau sampai ia mengajak mereke ke hotel. Sungguh ia jadi makin penasaran sekali dengan Asha.

"Bukan begitu, ini kan bukan jalan pulang ke rumahku, wajar saja bukan kalau aku berpikiran yang aneh-aneh," sahut Asha, kini ia agak melunak.

Tanpa menjawab, Damian kembali melajukan mobilnya. Tempat tujuannya adalah mall yang terdekat. Tadi mamanya berpesan agar ia membelikan Asha sepatu baru. Ia juga yakin sekali kalau sepatu itu bukan milik Asha. Dan singkat cerita mereka pun sudah sampai.

"Kenapa kita ke sini?" tanya Asha. Namun lagi lagi Damian tak menjawab pertanyaan gadis itu. Ia mengambil sandal miliknya dan ia berikan pada Asha. Walau pasti ukurannya terlalu besar untuk kaki Asha, setidaknya lebih baik daripada Asha harus bertelanjang kaki atau memakai heel yang patah sebelah.

"Ini pakailah!"

"Apa ini? Apa ini sandal untuk kaki gajah? Besar sekali ukurannya," ucap Asha. Ukuran kaki Asha yang mungil harus memakai sandal yang diberikan oleh Damian yang hampir 2 kali lipat ukurannya.

Karena Asha banyak bicara, membuat Damian juga harus menjawabnya, padahal ia biasanya sangat irit bicara dan cenderung pendiam.

"Apa kamu mau pakai sepatu yang rusak itu? Atau mau bertelanjang kaki? Sudah bagus aku mau meminjamkan sandal milikku," jawab Damian kesal. Lalu ia pun turun dari mobil dan meninggalkan Asha.

"Hey, tunggu! Gitu aja kok ngambek sih, ternyata cowok kulkas juga bisa merajuk," ledek Asha.

Asha menyusul Damian dengan setengah berlari, karena ia tertinggal agak jauh. Kalau sampai kehilangan jejaknya, tak lucu juga kalau ia sampai tersesat di sini.

"Mau apa sih sebenarnya dia ngajak aku ke sini?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 45. Si Dingin yang Bisa Juga Peka

    Asha terbangun, ia sedikit kesiangan. Rupanya meskipun tidur di atas sofa nyatanya ia bisa tidur nyenyak. "Hoahm! " Asha menguap berkali-kali sembari mengerjapkan matanya, mengumpulkan separuh nyawanya dan kesadarannya. Ia melihat ke sekeliling, ternyata ia masih di sini. Ya, bulan madu yang kata orang adalah momen yang sangat intim dan juga romantis bagi pasangan lain, namun tidak dengan dirinya. "Rupanya aku mimpi, hihi! " gumam Asha. Ia lantas menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. "Loh kok, perasaan aku semalam tidur nggak pakai selimut." Lalu Asha kembali tersadar jika bukan hanya selimut saja, namun ia juga menemukan bantal. Asha ingat betul jika semalam ia tidur meringkuk di sofa ini, namun pagi ini ia bangun sudah ada kedua benda itu. "Pantas saja tidurku lumayan nyaman, apa cowok dingin itu yang melakukannya? " Tanpa disadari bibir Asha tersenyum. Rupanya meskipun terlihat cuek dan dingin, nyatanya Damian peduli kepadanya. Asha melangkahkan kakinya, ingin melihat ap

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 44. Asha si Cegil

    Sengaja Damian meletakkan kakinya di atas kaki Asha, membuat gadis itu merasa sedikit terusik. 'Pasti sebentar lagi dia akan berpikir yang macam-macam, lalu keluar dengan sendirinya!'Asha juga berkata dalam hatinya 'Mau mengusirku secara halus rupanya, hh liat saja nanti!'Akan tetapi Asha dengan santainya membalas perlakuan Damian dengan meletakkan tangannya di atas dada lelaki itu. Rupanya kali ini Asha tak mau menyerah begitu saja, ia merasa punya hak yang sama untuk bisa tidur di kamar yang nyaman. Begitu pun dengan Damian, ia memiringkan tubuh dan meletakan tangannya seolah akan memeluk Asha dan dibalas oleh Asha yang meletakan kakinya di atas kaki Damian. 'Tak mau mengalah rupanya, ok kali ini kita lihat siapa yang akan menang kali ini!'Damian mendekatkan wajahnya, ia paham betul dengan kebiasaan gadis aneh di hadapannya ini. Ia suka sekali membayangkan yang tidak-tidak, apa lagi saat ini Damian sengaja mendekatkan wajahnya seolah-olah ia akan mencium gadis itu. Namun rupan

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 43. Satu Kamar

    Rupanya, Damian serius dengan apa yang diucapkannya. Ia benar-benar tega menyuruh Asha untuk tidur di sofa, sedangkan ia sendiri tidur di kamar dengan AC dan juga kasur yang empuk. "Bulan madu macam apa ini? Seenaknya saja mau menang sendiri. Harusnya dia sebagai cowok yang tidur di sofa, bukan aku!" Meski begitu, Asha mencoba untuk bisa tidur meski tempat tidur yang ia gunakan sangat tidak nyaman. Namun, sekuat apa pun ia berusaha untuk tidur, matanya tidak bisa terpejam. "Bisa-bisanya dia tidur di kamar dan kasur yang empuk tapi menyuruhku untuk tidur di sini! Bisa pegal-pegal badanku!"Tak tahan lagi, Asha akhirnya memutuskan untuk masuk kamar. Terserah jika ia harus ribut lagi dengan Damian, ia hanya ingin tidur nyenyak malam ini. Pokoknya untuk kali ini, Asha tak mau mengalah. Pintu kamar dibuka oleh Asha, membuat Damian merasa terkejut. Apa lagi Damian saat ini sedang bertelanjang dada, ia tak menyangka jika Asha akan masuk ke kamar. Lucunya meski status mereka berdua sudah

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 42. Ciuman Pertama

    "Apa? Yang nyosor duluan siapa? Bukannya kau? Ish cewek aneh!""Ja- jadi....."Asha baru ingat jika tadi ia memang sedang bermimpi, beradegan romantis namun rasanya seperti nyata dan ternyata ia lah yang mencium Damian terlebih dahulu. Kini setelah ia ingat, Asha terdiam. Ia jadi malu sendiri, apa lagi tadi ia sempat menyalahkan Damian. "Kalau mau marah-marah nggak usah dorong-dorong!"'Jadi yang tadi itu.... Ah kenapa sih aku bisa-bisanya melakukan hal itu. Ciuman pertama ku kenapa harus dengan cowok alien itu sih!'Setelah insiden itu, keduanya jadi nampak canggung. Asha mengira jika Damian marah, bagaimana tidak? Sudah dua kali ia membuat cowok itu harus terguling dari tempat tidur akibat gerakan reflek yang ia lakukan. Begitu pula dengan Damian, ia justru merasa aneh jika gadis yang sekarang menjadi istrinya itu terlihat diam saja. Rupanya ia lebih menyukai jika Asha banyak berbicara daripada harus terdiam seperti ini. "Aku lapar, bisa kah kau membelikan makanan?""Apa? " sah

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 41. Satu Ranjang

    Rupanya Mama benar-benar sudah mempersiapkan semuanya, sampai tempat mereka menginap pun sudah siap. Damian berjalan tanpa mempedulikan Asha di belakangnya. "Hey, tunggu!! Ah bisa-bisanya makhluk itu tak membantuku sama sekali!"Menyadari Asha tak ada di belakangnya, Damian kembali untuk menyusul istrinya itu. Dia yang selalu sat set harus dipasangkan dengan Asha yang suka lelet dan suka mager. "Kebiasaan banget suka ninggalin, kalau aku hilang gimana?" omel Asha pada suaminya. Damian tak menyahut, mode kulkas nya sedang on. Ia hanya membawakan barang-barang yang dibawa oleh sang istri. Kini, mereka berdua sedang berada dalam perjalanan menuju villa tempat mereka menginap. Asha merasa takjub sekali dengan tempat ini, asri dan terlihat begitu nyaman. Akan tetapi, mimpi buruknya adalah kamar yang ada hanya satu saja. Itu pun sudah dihias sedemikian rupa, khas sekali untuk pasangan yang berbulan madu. Taburan bunga mawar di atas ranjang dan ucapan untuk pasangan aneh ini. Rasanya b

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 40. Sampai

    Singkatnya, hari itu pun tiba. Bahkan dengan semangat nya Mama, Papa serta orang tua Asha sampai mengantarkan mereka ke Bandara. Ibu bahkan membawakan makanan untuk bekal mereka selama di perjalanan. "Aduh Ibu malu-maluin aja deh pakai bawain kayak gini, aku itu mau naik pesawat Bu, bukannya mau piknik. Ini malah Ibu bawain semur jengkol pula!" protes Asha pada Ibunya. "Ya nggak apa-apa dong, biar irit tau! Kan di sana harga makanan pasti lebih mahal, udah bawa aja. Nggak menghargai banget ya, Ibu sudah bela-belain bangun pagi-pagi buat masakin ini semua!""Ya nggak pakai rantang juga kali, Bu!" Mau tak mau, Asha membawa makanan itu karena Ibunya malah mengomel. Ini adalah pengalaman pertama bagi Asha, bepergian jauh dengan naik pesawat. Dulu, sewaktu kecil ia sering kali berandai-andai ingin naik pesawat dan bisa keliling dunia. "Kalian hati-hati ya! Jaga Asha dengan baik, jaga menantu kesayangan Mama!"Meskipun Damian kerap bersikap dingin dan menyebalkan, namun Mama sangat meny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status