Share

Dijodohkan Dengan Pria Dingin
Dijodohkan Dengan Pria Dingin
Penulis: Elfariani

Gara-gara undangan

"Permisi!!" ucap seseorang di depan rumah milik Bu Hani.

Tak berapa lama, Bu Hani keluar dan melihat siapa yang datang. "Siapa ya? Dan ada perlu apa?" tanya Bu Hani pada orang itu.

"Apakah betul ini rumah Mbak Asha, ada undangan buat dia," jawab orang tadi.

Rupanya, orang tadi datang untuk mengirimkan undangan pernihakan dari teman Asha.

"Undangan nikah ya, Bu Hani? Aduh, kok Asha dapat undangan terus, lalu kapan dong Asha yang ngirim undangan? Jangan lama-lama biarin anaknya menjomblo, Bu Hani! Takutnya–"

Tetangga Bu Hani tak melanjutkan perkataannya, karena melihat wajah Bu Hani yang sepertinya marah sekali. Setelah tetangganya tadi masuk ke dalam rumahnya, Bu Hani juga masuk ke rumah dengan raut wajah yang kecut seperti buah mangga yang masih muda.

"Kenapa Bu? Kok mukanya masam begitu?"

"Biasa lah Yah, Ibu tuh heran deh sama anak kita Yah, kapan ya dia akan nikah nyusul teman-temannya. Ini saja tadi Asha dapat undangan nikahan dari temannya. Lah anak kita kapan Yah?" ucap Ibu, mengeluarkan unek-unek yang ada di kepalanya.

"Ya mungkin Asha belum nemu aja Bu jodoh yang tepat, nanti juga dia nikah kok Bu. Ibu tenang aja."

"Terus kapan Yah? Umur Asha udah 25 tahun loh, sudah pas buat nikah. Ibu nggak mau nanti Asha dapat julukan perawan tua karena belum nikah juga," jawab ibu. "Belum lagi tetangga juga sudah sering nanyain kapan Asha lamaran? Udah punya calon apa belum?" Ibu berucap lagi.

"Kak Asha nggak normal kali Bu," celetuk Lisa, adik Asha.

"Hush kamu ini Lisa, kalau ngomong yang bener dong. Masa kakak kamu sendiri dibilang nggak normal sih," sahut Ayah.

Lisa, adik Asha yang selisih umur 7 tahun dengan kakaknya. Saat ini Lisa berumur 18 tahun. Namun, beda dengan sang kakak yang masih betah menjomblo. Lisa sendiri sudah punya pacar.

"Nggak normal gimana maksud kamu, Lis? Kalau ngomong yang jelas jadi Ibu bisa ngerti," kata Ibu.

"Ya kali aja kan Bu, Kak Asha itu suka sama sesama jenis, makanya sampai sekarang nggak nikah-nikah kan? Punya pacar aja nggak. Aku itu suka lihat loh Bu, kalau kak Asha tuh suka senyum-senyum sendiri kalau di kamar." Lisa menjawab pertanyaan Ibu sambil ia berjalan ke arah kulkas untuk mengambil minuman dingin, cuaca saat ini sedang panas sekali.

"Ah nggak ada kayak gitu, kakak kamu itu normal. Cuma ya belum nemu aja jodoh yang pas," ucap Ayah, denial.

"Tapi kalau yang dibilang sama Lisa itu beneran gimana, Ayah? Aduh ini nggak bisa dibiarin. Pokoknya Asha harus secepatnya nikah, Ibu nggak mau kalau Asha itu makin aneh-aneh," ucap Ibu, yang ikutan over thinking gara-gara ucapan Lisa barusan.

"Iya tapi mau nikah sama siapa Bu? Cowok aja kan dia belum punya. Memangnya Ibu pikir nikah itu mudah kayak mau beli permen? Kan nggak bisa begitu. Kita harus tau babat, bibit, bebet dan bobotnya dulu. Jangan asal nikahin anak kita aja. Tanya dulu sama anaknya, mau nggak kalau disuruh nikah," ujar Ayah.

Ibu dan Ayah punya pendapat yang saling berseberangan jika sudah membicarakan jodoh Asha.

"Ya kalau kita nyuruh dia nikah dalam waktu dekat ya kayaknya sih dia belum mau," sahut Ibu.

"Nah itu Ibu tau sendiri, kalau anak kita tidak mau kalau dipaksa. Lagian umur Asha baru 25 tahun," ucap Ayah.

"Ayah sudah diam, jangan bicara lagi dan membela Asha! Pokoknya Ibu mau secepatnya anak kita kalau bisa sudah ada jodohnya!" ucap Ibu tegas.

"Aku belum mau menikah Bu. Bisa nggak kalau Ibu tuh jangan paksa aku." Tiba-tiba Asha datang saat Ibu dan yang lainnya sedang membahas dirinya.

"Tapi Sha, teman seumuran kamu tuh kebanyakan sudah menikah atau paling nggak ya tunangan, sedangkan kamu?" ucap Ibu. "Kamu punya pacar aja enggak, Ibu tuh malu Sha, setiap ada yang menikah, pasti Ibu ditanya sama orang-orang, Bu Hani kapan Asha nyusul nikah?"

"Ya tapi kan Bu, yang namanya jodoh itu kan misteri ilahi. Iya kan, Yah?" kata Asha meminta dukungan dari Ayahnya.

"Iya, Bu betul kata Asha. Lagian Ibu ini jangan terlalu mendengarkan omongan tetangga." Ayah berucap lalu memilih pergi daripada harus berdebat dengan istrinya.

"Nah tuh, Ayah aja setuju sama aku. Lagi pula siapa tau kan Bu kalau jodoh aku itu Min Yoongi, sabar lah Bu tunggu Min Yoongi selesai wajib militer dulu," jawab Asha santai.

"Asha, Ibu nggak mau tau ya! Cepat kamu cari jodoh atau, kalau dalam waktu dekat kamu belum juga punya pacar, maka Ibu akan jodohkan kamu!" ancam Ibu.

"Ya nggak bisa gitu dong, Bu!" jawab Asha dengan perasaan kesal.

_Dijodohkan? Seolah ia tak laku saja. Lagi pula umur masih belum 30 tahun tapi Ibu sudah uring-uringan saja._

"Bisa saja, sekarang kamu pilih saja mau cari jodoh sendiri, atau dijodohkan sama Ibu!" ucap Ibu, yang tentu saja tak mau kalah.

"Argh!! Ibu nggak asik." Asha pergi ke kamarnya karena merasa kesal sekali. Saking kesalnya, ia sampai membanting pintu.

"Pokoknya Ibu nggak mau tau ya Sha. Dalam waktu 1 bulan ini kamu harus punya calon pasangan. Ibu nggak main-main loh Sha, kalau kamu nggak nurut sama Ibu, nanti kamu jadi anak durhaka!"

Sebenarnya ia juga tak tega seolah menekan Asha seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini demi kebaikan Asha sendiri. Selain itu, Bu Hani tak ingin mendengar sindiran para tetangga lagi setiap kali ada yang menikah.

Bu Hani pun memijat pelipisnya, setiap kali membahas ini pasti Asha akan kesal. Entah bagaimana memberikan pengertian pada anak itu. Bu Hani tak mau memaksa Asha, akan tetapi gunjingan tetangga yang mengatakan kalau Asha jadi perawan tua cukup membuatnya merasa kalau Asha harus secepatnya punya jodoh.

Di dalam kamarnya, Asha menyetel musik Kpop favoritnya dengan volume yang keras yang ia dengarkan lewat headphone untuk menghilangkan rasa kesalnya.

"Yoongi, gimana nih? Aku disuruh cari pacar sama Ibuku. Padahal kan kamu lagi wajib militer." Asha berucap sambil memandangi foto idolanya itu. "1 bulan harus punya pacar, harus cari kemana coba? Kalau tidak, aku harus mau dijodohkan. Tapi, kalau aku nggak nurut nanti bisa-bisa aku dikutuk jadi batu sama Ibu."

"Aku nggak mau kalau dijodohkan, tapi aku juga nggak mau kalau nanti jadi anak durhaka. Gimana kalau nanti aku dijodohkan dengan cowok yang cupu?" saat ini Asha sedang galau karena memikirkan ucapan Ibu yang akan menjodohkan dirinya.

_Bagaimana mungkin Ibu punya pikiran seperti ini? Apa aku kabur saja ya dari rumah? Tapi kalau mau kabur, aku mau kabur kemana? Arrghh!!_

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status