Share

Bab 103. Tujuh Bulanan

Ralie hampir menangis dilarang menikmati makanan ringan yang baru dibelinya. Hati seolah tersakiti dan disia-siakan, padahal hanya masalah makanan. Padahal kemarin akan mengabulkan semua permintaan dan keinginan hati.

"Eee, jangan menangis dan bersedih, iya boleh makan, tetapi tidak boleh dihabiskan." Eddriz merasa bersalah melihat Raline bersedih dan hampir menangis.

Raline langsung kembali tersenyum, bayangan renyahnya keripik kentang seolah menari di pelupuk mata. Tangan bergelayut manja di lengan Eddriz mengikuti masuk lift khusus. Wajah yang tadi terlihat mendung sekarang membali cerah secerah mentari pagi.

"Ra mau keripik kentang aja, yang lain hanya icip-icip. kalau enak Ra makan, kalau tidak enak siapa saja yang mau makan silakan saja."

"Iya, Sayang. Nanti Abang bantu makan biar cepat habis."

Saat dalam lift berdua, Raline langsung bertanya tentang perjanjian dulu, "Bang, masih ingat tentang rahasia yang Abang janjikan tentang Ayah Wisnu dan meninggaknya Ibu Rayya?"

"Masih don
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status