Share

22. Tuduhan Tak Mendasar

Ileana baru saja terbangun dari tidurnya saat pundaknya dipegang oleh seseorang. Semalaman Ileana menjaga Nisaka di rumah sakit dan tertidur dengan kepala menunduk ke bawah sambil bersandar di kursi, tepat di samping tempat tidur Nisaka. Ileana memaksakan kedua matanya untuk terbuka. Ia menoleh ke belakang. Ternyata Ikhwan yang menyentuh pundaknya.

Ileana mengusap kedua matanya sejenak, lalu bertanya, "Ayah udah datang dari tadi?"

"Iya, Nak. Cuma Ayah nggak tega banguni kamu. Kayaknya kamu capek banget. Mending kamu pulang, terus istirahat. Tadi pagi, Davie mampir ke sini dan bilang ke Ayah kalau kamu nggak usah datang ke kantor dulu. Biar kamu istirahat dan fokus jagain Nisa," ucap Ikhwan.

"Tapi aku harus izin sama kepala ruangan, Ayah. Nanti disangka malas."

Ikhwan tersenyum. "Itu nggak perlu. Nak Davie udah izinkan kamu. Jadi, kamu tinggal pulang ke rumah, bersih-bersih, makan, terus istirahat. Biar Ayah yang jagain Nisa di sini."

"Iya, Yah. Aku pulang dulu ya. Kalau ada apa-apa, l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status