Share

Dikejar Cinta Mantan Suami
Dikejar Cinta Mantan Suami
Author: Zizara Geoveldy

Part 1

last update Last Updated: 2025-12-01 16:41:50

"Je, hari ini hari ulang tahun pernikahan kita. Aku mau kita makan malam bersama untuk merayakannya. Nanti malam kamu bisa cepat pulang?" kata Zelena pada suaminya yang baru keluar dari kamar mandi.

"Aku sibuk. Nggak ada waktu," jawab Jeandra sambil mengenakan pakaian.

Jawaban Jeandra membuat Zelena kecewa. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga. Hari yang sangat berarti baginya. Ia ingin sedikit saja merayakannya. Tidak perlu ada acara besar-besaran. Cukup dengan makan malam berdua di rumah.

"Untuk hari ini saja tolong luangkan waktumu sedikit," pinta Zelena yang belum menyerah.

"Udah kubilang hari ini aku sibuk. Berhentilah melakukan hal-hal yang nggak berguna," jawab Jeandra dengan wajah datarnya, seperti biasa. Lalu lelaki itu pergi meninggalkan Zelena.

Zelena hanya bisa menghela napas. Ia sudah terbiasa dengan sikap yang ditunjukkan Jeandra. Selain sikapnya yang dingin, lelaki itu juga hanya berbicara seperlunya. Sedangkan pada orang lain sikap Jeandra begitu hangat.

Tiga tahun berumah tangga dengan lelaki itu, tidak ada yang berubah dengan saat awal mereka menikah dulu. Jeandra tetap dingin dan tidak peduli pada Zelena. Sedangkan Zelena sangat mencintainya.

Dulu, Jeandra terpaksa menikahi Zelena karena wasiat neneknya yang berutang budi pada keluarga Zelena.

Walau Jeandra sudah menolak, tapi Zelena yakin dia tidak akan setega itu. Jeandra pasti akan pulang untuk makan malam dengannya. Jadi, sepanjang hari itu Zelena memasak begitu banyak untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Ia memaksa dirinya untuk momen istimewa ini walaupun sejak tadi malam badannya terasa tidak enak. Setiap kali mencium aroma masakan ia ingin muntah. Kepalanya semakin berat. Tapi ia tersenyum sendiri, membayangkan Jeandra pulang, meskipun terlambat, lalu duduk bersamanya walau hanya lima menit.

'Setidaknya dia pulang. Setidaknya dia melihat usahaku.'

Ia menata meja makan dengan lilin kecil dan bunga baby breath kesukaannya. Ia juga mengenakan gaun yang indah dan berdandan yang cantik. Berharap Jeandra mau 'melihatnya' sedikit saja.

Tak terasa waktu terus berjalan. Lalu malam pun datang. Zelena duduk menunggu.

Satu jam.

Dua jam.

Tiga jam.

Tapi Jeandra tidak pulang.

Dan rasa mualnya semakin parah. Kepala berdenyut. Perutnya menusuk-nusuk. Tapi ia tetap menunggu.

Akhirnya, pukul 23.45 Zelena menekan nama Jeandra di ponselnya. Namun panggilannya tidak mendapat jawaban. Begitu pula dengan pesan yang dikirimnya.

Tanpa sengaja Zelena membuka notifikasi story sosial media. Ia terkejut melihat Jeandra ada di pesta ulang tahun Valerie.

Tubuh Zelena seketika melemah.

Valerie.

Nama itu saja sudah cukup membuat hatinya mencelos. Valerie adalah sahabat Jeandra. Meski tidak ada komitmen yang jelas di antara mereka, tapi Zelena tahu, Valerie adalah perempuan yang Jeandra cintai. Perempuan yang ia pilih, bukan Zelena. Jeandra akan melakukan apa pun untuk Valerie, termasuk memberikan nyawanya sekalipun. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Zelena selama ini.

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga, tapi Jeandra malah merayakan ulang tahun perempuan yang dicintainya. Perempuan yang bukan istrinya.

Zelena berusaha keras menahan air mata. Di saat ia sedang menanti suaminya untuk sekadar makan bersama merayakan ulang tahun pernikahan mereka, lelaki yang ditunggu malah sedang merayakan ulang tahun perempuan lain.

Mencintai Jeandra ternyata sesakit ini. Dan Zelena dengan bodohnya menerima perlakuan lelaki itu dan terus berharap suatu saat nanti Jeandra akan membalas perasaannya.

Masakannya sudah dingin. Kue mulai mengeras. Lilin yang tadi menyala kini tinggal separuh, hampir padam.

Ia memeluk dirinya sendiri. Badannya menggigil bukan hanya karena demam, tapi karena hati rapuhnya yang terus dipatahkan.

Pukul tiga dini hari Zelena mendengar suara mobil berhenti di depan rumah.

Zelena mengangkat kepalanya dari atas meja makan. Ternyata ia sempat tertidur. Lilin di atas kue sudah padam.

Zelena bangkit dari kursi sambil merapatkan jaketnya. Ia kedinginan walaupun badannya panas. Kepalanya berat dan berdenyut. Ia menyeret langkah sambil memegang dinding agar tidak jatuh.

Pintu terbuka. Jeandra masuk dengan langkah sempoyongan. Kemejanya kusut, rambutnya berantakan, aroma alkohol yang kuat menguar dari mulutnya.

"Je, kamu mabuk?" tanya Zelena sambil mencoba menyanggah tubuh Jeandra agar tidak jatuh, yang segera ditepis olehnya.

Jeandra melangkah terhuyung-huyung ke dalam kamar. Zelena mengikutinya.

Setelah Jeandra merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dengan hati-hati Zelena membukakan sepatunya. Setelahnya ia bermaksud mengganti baju lelaki itu agar Jeandra merasa nyaman. Tapi baru saja tangan Zelena menyentuh kancing kemejanya, Jeandra langsung menarik Zelena dan menggulingkannya ke sebelah.

"Je, jangan sekarang, aku lagi sakit, nggak bisa melayani kamu," lirih Zelena ketika Jeandra memosisikan diri di atasnya.

Lelaki itu tidak menghiraukan. Tangannya bergerak cepat melucuti pakaian Zelena hingga tubuhnya polos sempurna.

Zelena sontak memeluk tubuhnya yang menggigil. Sementara di hadapannya Jeandra masih dengan pakaian lengkap. Lelaki itu hanya menurunkan sedikit celananya kemudian menyetubuhi tubuh polos Zelena.

Di bawah tubuh Jeandra, air mata Zelena luruh begitu saja. Zelena tidak hanya sakit, tapi juga merasa sedih diperlakukan dengan cara seperti ini.

'Bahkan untuk bersentuhan kulit denganku pun dia nggak mau.'

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Berkah Fijdal
ini zelena ank nya si Andara bukan Thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 6

    Zelena tidak tahu berapa lama dirinya tidak sadar. Yang ia tahu, saat membuka mata ia sudah berada di rumah sakit. Lagi.Sekujur tubuhnya terasa remuk. Kepalanya begitu berat. Lalu perutnya melilit dan menusuk-nusuk.Ia lantas teringat kondisinya yang sedang berbadan dua. Dengan refleks tangannya turun menyentuh perut. "Anakku gimana?" tanyanya panik.Tidak ada apa pun yang menjawab. Hanya senyap. Dan rasa nyeri yang terus menusuk membuatnya semakin cemas.Jantung Zelena berdetak sangat cepat. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari siapa pun. Kamar itu kosong. Napasnya mulai memburu. Ditekannya bel darurat yang ada di samping bed dengan tangan gemetar.Perawat datang dalam hitungan detik."Sus, anak saya, Sus. Anak saya!""Ibu, Ibu tenang dulu. Ada apa?""Anak saya ...." Zelena mengusap perutnya. "Tolong … tolong periksa. Anak saya … saya hamil. Saya … saya kecelakaan ....""Baik, Bu. Tenang dulu ya. Saya panggilkan dokter.""Jangan tinggalin saya." Zelena memohon sambil terus ter

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 5

    Samar-samar Zelena mendengar suara-suara. Awalnya lirih, lalu semakin jelas. Suara langkah kaki, dan percakapan percakapan yang tidak bisa ia pahami. Perlahan, kesadarannya mulai kembali.Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di kepala. Matanya terasa berat, namun ia berusaha membukanya. Cahaya putih yang menyilaukan langsung menyambutnya. Zelena mengerjap-ngerjapkan mata, mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.Ia berada di sebuah ruangan serba putih. Bau obat-obatan langsung menusuk hidungnya. Zelena menyadari, ia berada di rumah sakit.Seorang wanita berjas putih mendekat. Wajahnya tampak ramah dan penuh perhatian. “Syukurlah Ibu sudah sadar,” ucapnya.Zelena mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Jeandra, makan malam, jalanan sepi, dan kemudian gelap. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Jeandra meninggalkannya.“Siapa yang membawa saya ke sini, Dok?” tanyanya dengan suara bergetar.Dokter wanita itu tersenyum tipis. “Tadi ada laki-laki

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 4

    Selama beberapa detik Zelena terpejam dan menunggu. Tapi tidak terjadi apa-apa. Dengan takut-takut dibukanya mata. Jeandra tetap berdiri di hadapannya, masih dengan wajah dan tatapan yang sama dinginnya. Lelaki itu tidak menamparnya seperti yang Zelena pikirkan. Selama tiga tahun menikah, Jeandra memang tidak pernah melakukan kekerasan fisik. Pikirannya tadi hanya bentuk ketakutan Zelena saja. “Pulang sekarang.” Jeandra mendesis dingin lalu langsung menarik tangan Zelena tanpa memberinya waktu untuk bertanya atau membela diri. Zelena kewalahan mengikuti langkah Jeandra yang cepat. Begitu mereka melewati ruang makan, keluarga Jeandra yang tadi sibuk membicarakan Zelena mendadak diam. Mereka memandang dengan tatapan heran serta puas. Jeandra tidak menoleh. Tidak berpamitan. Ia terus menarik Zelena keluar, membuka pintu rumah itu, dan memasukkannya ke mobil. Jeandra masuk ke kursi pengemudi dengan wajah datarnya kemudian menyalakan mesin tanpa berkata apa-apa. Mobil m

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 3

    Sepeninggal Jeandra, Zelena hanya bisa berbaring lemah di tempat tidur. Demamnya tidak kunjung reda. Tubuhnya panas seperti dibakar, tetapi tangannya dingin dan gemetar. Setiap kali ia mencoba berdiri ia kembali jatuh ke tempat tidur.Ia sudah meminum sisa obat penurun panas yang ditemukannya di laci, tetapi tidak banyak membantu.Melihat jam sudah menunjukkan pukul enam sore, Zelena memaksakan diri untuk bangun.Dengan sisa tenaga yang ada, Zelena berjalan terhuyung ke kamar mandi sambil berpegangan pada dinding. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, yang langsung membuatnya menggigil semakin hebat.Saat Zelena keluar dari kamar mandi, Jeandra sudah berdiri di depannya. Lelaki itu baru saja pulang.“Ada acara makan malam keluarga malam ini,” beritahunya datar.“Aku nggak bisa ikut, Je, aku masih sakit,” tolak Zelena lemah.Penolakan itu membuat Jeandra menunjukkan sedikit ketidaksenangannya.“Jangan cari masalah. Kamu udah cukup buruk di mata keluargaku. Kalau kamu nggak ikut, mere

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 2

    Setelah mendapatkan kepuasan dari Zelena, dengan cepat Jeandra menarik diri.Jangan pernah berharap ada adegan mencium kening dan mengucapkan kata-kata mesra. Semua itu hanya terjadi dalam angan-angan Zelena, karena kini setelah menaikkan celananya Jeandra berguling ke samping lalu memeluk guling dengan tubuh membelakangi istrinya. Seolah-olah Zelena tidak pernah ada. Seolah tubuhnya tadi bukanlah tubuh wanita yang ia nikahi. Dan memang bagi Jeandra Zelena tidak lebih dari sekadar objek pelepasan hasrat serta tukang bersih-bersih di rumahnya.Zelena yang masih berbaring tanpa sehelai benang pun, menggigil karena demam yang terus memburuk. Ia memandang punggung lebar Jeandra yang saat ini tertidur dengan lelap. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuhnya."Je ...," panggilnya. "Aku sakit. Bisa beliin obat?"Jeandra tidak bergerak. Tidurnya terlalu pulas.Zelena menelan ludah yang rasanya pahit. Ia mengumpulkan sedikit tenaga, menggeser badan mendekati punggung Jeandra. Telapak tangannya

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   Part 1

    "Je, hari ini hari ulang tahun pernikahan kita. Aku mau kita makan malam bersama untuk merayakannya. Nanti malam kamu bisa cepat pulang?" kata Zelena pada suaminya yang baru keluar dari kamar mandi."Aku sibuk. Nggak ada waktu," jawab Jeandra sambil mengenakan pakaian.Jawaban Jeandra membuat Zelena kecewa. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga. Hari yang sangat berarti baginya. Ia ingin sedikit saja merayakannya. Tidak perlu ada acara besar-besaran. Cukup dengan makan malam berdua di rumah."Untuk hari ini saja tolong luangkan waktumu sedikit," pinta Zelena yang belum menyerah."Udah kubilang hari ini aku sibuk. Berhentilah melakukan hal-hal yang nggak berguna," jawab Jeandra dengan wajah datarnya, seperti biasa. Lalu lelaki itu pergi meninggalkan Zelena.Zelena hanya bisa menghela napas. Ia sudah terbiasa dengan sikap yang ditunjukkan Jeandra. Selain sikapnya yang dingin, lelaki itu juga hanya berbicara seperlunya. Sedangkan pada orang lain sikap Jeandra beg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status