Yoku berlari terhuyung-huyung ke halaman kediaman Nivan. Keringat telah membasahi seluruh pakaiannya, sementara wajahnya masih diliputi ketakutan yang belum sirna.Nivan sedang duduk di depan meja, merenung di bawah cahaya lampu. Mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru, alisnya berkerut. Dia mengangkat kepala menatap tamu yang datang."Pa ... Pangeran! Terjadi masalah besar!" Yoku menerobos masuk dengan panik, bahkan tak sempat memberi hormat lagi."Ada apa?" Nivan mengerutkan alisnya, wajahnya tampak tidak senang. Kediaman ini terlalu luas, suara gerbang yang didobrak sebelumnya tidak sampai mengusik perhatiannya."Pangeran, barusan raja dewa dari Kuil Dewa, Zeus dan Hera, tiba-tiba menerobos masuk dan langsung menyerang kami. Jenderal Benton mencoba mengadang, tapi Zeus hanya mengangkat tangannya dan langsung meluncurkan petir. Jenderal Benton ... langsung tewas di tempat!"Yoku menekan rasa takutnya dan segera menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.Sebagai veteran m
Kegelapan perlahan-lahan menyelimuti langit malam.Saat ini, di atas kediaman Nivan, dua sosok berdiri melayang di udara, diam-diam mengawasi dari atas, mengamati seluruh keadaan di dalam kediaman tanpa melewatkan apa pun.Kedua sosok itu tidak lain adalah Zeus dan Hera."Ini tempatnya."Zeus dan Hera bertatapan, lalu berubah menjadi dua cahaya menyilaukan, menghantam keras ke depan gerbang. Mereka membuat dua penjaga pintu seketika jatuh pingsan.Sesudah itu, Zeus mengangkat tangan dengan santai. Terdengar suara ledakan yang keras. Gerbang utama kediaman langsung meledak dan berubah menjadi debu.Seketika, aura mengerikan menyelimuti seluruh kediaman."Siapa yang nyalinya begitu besar? Berani-beraninya menyerbu kediaman Pangeran Nivan!" Setelah mendengar keributan itu, Benton dan Yoku segera memimpin pasukan besar keluar.Dalam waktu singkat, Zeus dan Hera yang baru saja masuk telah terkepung. Merasakan aura mengerikan dari sosok Zeus dan Hera, Benton dan Yoku tak bisa menyembunyikan
"Sejujurnya aku cukup terkejut kamu bisa membawa kembali energi naga. Padahal, aku sudah siap untuk menjadi musuh Nivan," kata Luther."Oh? Kenapa begitu?" Misandari mengangkat alisnya sedikit, tampak penasaran.Luther tidak menyembunyikan apa pun. Dia menceritakan semuanya secara detail, mulai dari sikap aneh Nivan hari ini yang tiba-tiba bersahabat hingga bantuan dan pembelotan Anna."Menurutmu apa maksud sebenarnya Nivan? Sebelumnya dia begitu mencurigaiku, bahkan hampir menyerangku. Tapi, keesokan harinya dia berubah total, sangat ramah, bahkan menghadiahiku wanita cantik dari Peringkat Bidadari. Benar-benar membingungkan." Luther menggeleng."Menurutku, ini kemungkinan besar ada hubungannya dengan ibunya," kata Misandari setelah berpikir sejenak. "Selir Agung Giselle adalah wanita cerdas yang punya banyak akal. Dia pasti sadar Nivan belum cukup kuat untuk menjadi lawanmu. Daripada bermusuhan, lebih baik mengambil kesempatan untuk mendekat.""Dia menghadiahimu Anna sebagai bentuk n
Luther tidak membantah perkataan Anna. Dia awalnya juga mengira Nivan akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerangnya atau mencari alasan untuk menahannya dan mencegahnya pergi. Namun, Nivan malah tidak melakukan apa-apa dan bahkan langsung menyerahkan Anna yang merupakan wanita cantik di dalam Peringkat Bidadari ini.Luther merasa sikap Nivan yang seperti ini jelas berniat untuk menjalin hubungan baik. Tidak peduli apakah Nivan memiliki motif tersembunyi atau tidak, setidaknya hasil ini cukup menguntungkan."Sudahlah, nanti kita baru bicarakan ini lagi," kata Luther yang tidak ingin memikirkan hal ini lagi dan langsung membawa Anna meninggalkan kediaman itu. Saat ini waktunya sangat mendesak, dia tidak bisa membuang waktunya untuk hal seperti ini lagi. Sebelum kedua dewa utama dari Kuil Dewa muncul, dia harus segera meningkatkan kultivasinya dengan sumber energi naga dengan cara dari Misandari.....Beberapa saat kemudian, di dalam sebuah mobil mewah yang sedang melaju.Luther ber
"Tapi ... aku nggak rela," kata Nivan sambil menggertakkan giginya dan tatapannya penuh dengan kebencian. Hanya tinggal selangkah lagi dia sudah akan berhasil, tetapi ayahnya malah turun tangan di saat krusial seperti ini. Apakah ayahnya memang tidak berniat menjadikannya putra mahkota? Apakah semua kasih dan perlakuan istimewa dari ayahnya selama ini hanya sandiwara saja?Giselle menasihati. "Anakku, untuk meraih hal besar, kamu harus bersabar. Jangan terburu-buru. Gagal sekali dan kehilangan sedikit harta bukan apa-apa. Selama kamu masih selamat, selalu akan ada kesempatan. Aku dan Keluarga Sabanir akan selalu mendukungmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Nivan akhirnya agak melunak. Meskipun dia sudah tidak memiliki sumber energi naga, dia masih memiliki ibunya, Keluarga Sabanir, dan koneksi yang sudah dibangunnya selama bertahun-tahun. Dengan semua itu, dia masih tetap bisa bersaing melawan Naim dan Nolan.Giselle melanjutkan, "Semuanya sudah terjadi, jangan terus dipikirkan lagi
Saat Nivan tersadar kembali, hari sudah malam. Benton dan Yoku berjaga di luar pintu kamar dengan penuh siaga bersama satu tim pasukan elite. Sementara itu, ibunya Nivan, Giselle, berdiri di dalam kamar dengan ekspresi tegang bersama beberapa dokter istana.Begitu mendengar kabar Nivan pingsan, Giselle segera membawa dokter istana ke kediaman Nivan. Dia hanya memiliki satu putra yang sudah dibesarkan dengan mencurahkan seluruh hatinya sejak kecil. Untungnya, putranya ini juga tidak mengecewakannya. Nivan berhasil tampil menonjol di antara sekian banyak pangeran dan kini sudah memiliki kualifikasi untuk merebut takhta.Belakangan ini, Giselle juga sibuk menyusun rencana demi masa depan Nivan. Namun, tiba-tiba terjadi insiden tak terduga di saat krusial ini, dia tentu saja merasa sangat gelisah. Untungnya, Nivan tidak terluka parah, hanya pingsan karena terlalu marah. Melihat Nivan membuka mata, dia langsung mendekat dan bertanya dengan cemas, "Nivan, bagaimana perasaanmu? Kamu baik-baik
"Ternyata begitu ...."Luther mendengarkan dengan tenang dan matanya tetap tertuju pada papan catur, lalu menganggukkan kepala. "Karena kamu sudah membantuku bebas dari kesulitanku, malam ini anggap saja aku berutang budi padamu. Kalau suatu hari nanti kamu butuh bantuanku, kamu boleh mencariku kapan pun."Kepribadian Luther selalu begitu, membalas budi dengan budi dan dendam dengan dendam. Tadi Anna bukan hanya tidak membocorkan rahasianya, malahan bantu menutupinya. Bagaimanapun juga, budi ini harus dibalas."Tuan Gerald memang orang yang tahu balas budi dan berprinsip, aku sangat kagum," kata Anna sambil menganggukkan kepala dan tersenyum, membuatnya terlihat lebih memesona."Tapi, aku penasaran, kenapa kamu bisa datang ke tempatku? Apa kamu sudah menyadari sesuatu sejak awal?" tanya Luther lagi.Anna tersenyum dan berkata, "Orang yang datang bergabung dengan Nivan biasanya demi kekuasaan, reputasi, atau keuntungan. Aku bisa langsung tahu niat orang-orang ini hanya dengan melihatnya
Wajah Luther menunjukkan ketidakpuasan dan kata-katanya pun terdengar lebih tajam dari sebelumnya. Jika dia diam saja dan membiarkan Nivan menggeledah, justru akan membuat orang semakin curiga."Gerald, ada pencuri di kediamanku. Sekarang seluruh tempat dalam kondisi siaga penuh. Demi keselamatanmu, kami harus menggeledah tempat ini!" kata Nivan dengan wajah muram.Saat ini, dia sangat mencurigai Luther adalah pencurinya. Hanya saja tanpa bukti, dia belum bisa langsung bertindak kasar. Tentunya, jika Luther terus-menerus menghalangi, dia juga tidak akan bersikap ramah lagi."Pencuri?" Luther mengangkat alis. "Jadi, keributan tadi ada hubungannya dengan pencuri?""Nanti aku jelaskan detailnya. Untuk mencegah pencuri kabur, tempat ini harus digeledah dulu." Nivan malas menjelaskan. Dia melambaikan tangan, memberi isyarat pada Benton dan Yoku untuk bertindak.Keduanya bertatapan. Tanpa berbasa-basi, mereka langsung memimpin pasukan pengawal untuk menerobos masuk ke ruangan dalam. Nivan me
"Cepat, cepat! Semua lari lebih cepat lagi!" Nivan sangat cemas, terus-menerus mendesak para pengawal. Saat ini, dia tiba-tiba menyesal karena membangun kediamannya terlalu besar sehingga tidak bisa segera tiba di lokasi kejadian."Pangeran! Apa yang terjadi?" Benton dan Yoku tiba bersama pasukan elite yang mendengar suara alarm. Sebagian besar dari mereka bahkan bertelanjang dada karena belum sempat memakai baju. Bagaimanapun, ini pertama kalinya mereka mendengar alarm darurat di dalam kediaman."Ada pencuri yang menyusup masuk! Segera tutup semua pintu! Jangan biarkan pencuri itu kabur!" Nivan tak sempat menjelaskan, langsung memberikan perintah."Cepat! Tutup seluruh area!" seru Benton sambil memimpin pasukannya segera bertindak. Latihan selama bertahun-tahun akhirnya dibutuhkan pada saat seperti ini."Ayo! Ikut aku!" Nivan terus berlari tanpa berhenti, memimpin satu regu pengawal menuju lokasi.Tepat saat itu, dari arah ruang rahasia terdengar suara ledakan besar. Seolah-olah terja