Share

Menyadap W******p

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2023-08-19 17:35:01

"Permisi, maaf saya datang terlambat," ucap Felys. Detik itu juga meraka menoleh ke arah di mana Felys berdiri, terlihat jelas jika mereka terkejut akan kehadirannya, terutama Abram dan keluarganya. 

***

Abram yang sedang merangkul pundak Irna, seketika menurunkan tangannya. Bahkan lelaki berjas itu langsung menghampiri Felys, terlihat jelas raut wajah Abram yang panik. Sementara itu, Felys hanya tersenyum dan terus bersikap tenang. 

"Sayang kamu ada di sini, maaf aku .... "

"Kok kamu di sini, Mas. Bukannya tadi kamu bilang ada meeting." Felys memotong ucapan suaminya, detik itu juga Abram menjadi gugup. Ia tidak tahu harus menjawab apa, karena memang apa yang istrinya katakan itu benar adanya. 

"Iya, tadi mama yang nelpon Abram dan menyuruhnya untuk datang ke sini." Rita, ibu mertua Felys menimpali. Bahkan wanita setengah abad itu berjalan menghampiri putra serta menantunya itu. Hampir semua mata tertuju pada Felys, mungkin mereka merasa bingung akan kehadirannya. 

"Dia siapa, jeng?" tanya salah satu anggota keluarga dari pihak calon mertua Dila. Mendengar pertanyaan itu, seketika Rita terdiam. Wanita itu bingung sendiri harus menjawab apa. 

Felys tersenyum lalu memperkenalkan diri. "Perkenalkan, saya Felys Anggraini istri dari mas Abram."

Sedetik kemudian suasana menjadi tegang, terdengar bisikan demi bisikan dari para tamu yang hadir. Felys memperhatikan raut wajah ibu mertuanya yang panik, begitu juga dengan Abram. Felys tersenyum karena berhasil membuat para penghianat itu mati kutu akibat perbuatannya sendiri. 

"Loh, jeng bukannya menantumu itu .... "

"Maaf, dia memang menantu saya, istri Abram. Cantik kan, pinter juga." Rita memotong ucapan salah seorang tamu yang hadir. 

"Ya sudah kita mulai saja acaranya ya, soalnya sudah siang," ujar Rita untuk mengalihkan perhatian mereka. Setelah itu acara lamaran pun segera dimulai, Felys berdiri di sebelah Abram, tak lupa ia mengapit lengan kekar suaminya itu, untuk membakar api cemburu Irna. 

"Rasakan kau Irna, emang enak dicuekin seperti itu. Asal kamu tahu, mas Abram masih sah menjadi suamiku, enak banget kamu yang mau nguasain," batin Felys, ekor matanya melirik ke arah Irna yang terlihat begitu kesal. Sementara Felys terus bersikap manja dan mesra kepada suaminya, untuk membuat Irna semakin cemburu. 

Acara berjalan dengan lancar, selama acara Felys lah yang menguasai Abram. Bahkan ia sengaja mendekatkan dirinya kepada keluarga calon suami adik iparnya itu. Tentu saja, aksi Felys membuat ibu mertuanya geram, terlihat Irna yang sengaja ia abaikan. 

"Eh Irna, kamu di sini juga. Maaf ya, aku tadi nggak lihat." Felys berpura-pura tidak melihat kehadiran Irna, padahal ia sengaja melakukan itu, untuk memberi pelajaran pada sahabat tidak tahu diri itu. 

"Ah iya, nggak apa-apa kok," sahut Irna, bibirnya mengukir senyum palsu, sementara hatinya terasa terbakar oleh ulah Felys. 

"Ya sudah kami duluan ya." Felys mengapit lengan kekar suaminya dan membawanya keluar dari rumah mertuanya. Abram hanya bisa menurut, sementara Irna bertambah kesal melihat Felys membawa pergi Abram. 

***

Dalam perjalanan pulang, Felys memilih untuk diam, bahkan wanita itu memilih untuk melihat ke luar jendela. Sementara itu, Abram fokus menyetir, meski sesekali ia melirik istrinya. Jujur, Abram sangat takut jika rahasianya terbongkar, ia tidak ingin kehilangan Felys. 

"Sayang, kamu baik-baik saja kan kok mukamu pucet gitu." Tangan Abram terulur untuk menyentuh kening istrinya, tetapi dengan cepat Felys menepisnya. Rasanya jijik dengan sentuhan itu, walaupun dulu sangat Felys idamkan. 

"Enggak apa-apa kok, Mas cuma sedikit pusing saja," ucap Felys, sementara Abram hanya mengangguk.

"Aku pusing juga gara-gara kamu, Mas. Benalu nggak tahu diuntung." Felys membatin, setelah itu ia memilih untuk memejamkan matanya, berharap setelah bangun sudah sampai di rumah. 

Tidak butuh waktu lama, kini Felys sudah sampai di rumah, sementara Abram sudah kembali ke kantor. Di rumah Felys sibuk memikirkan rencana untuk masalah yang kini sedang ia hadapi. Tiba-tiba saja terlintas di benaknya untuk menyadap w******p suaminya.

"Aku penasaran dengan isi chat mas Abram dengan mama," ucapnya. Dengan segera Felys melancarkan aksinya itu, yaitu menyadap w******p suaminya. Dengan begitu ia bisa leluasa untuk membaca chat para benalu itu.

"Yes, akhirnya berhasil. Aku baca yang mana dulu ya. Chat mas Abram dengan Irna, atau chat mas Abram dengan mama." Felys sedikit bingung harus membaca yang mana dulu, tetapi setelah dipikirkan. Felys memutuskan untuk membaca chat antara suami dengan ibunya. 

@Rita

[Pokoknya kamu harus berhasil mendapatkan semua harta kekayaan Felys. Dengan begitu dendam mama akan terbalaskan]

@Abram

[Tapi, Ma. Kasihan Felys, dia nggak tahu apa-apa dengan masalah, Mama]

@Rita

[Mama nggak peduli, dia itu lahir dari perempuan sialan yang sangat mama benci. Pokoknya kamu harus bergerak cepat sebelum semua terbongkar]

Felys cukup menahan napas saat membaca chat mereka, ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mungkinkah ada dendam masa lalu, tapi apa? Felys harus segera mencari tahu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kenapa kebanyakan wanita2 di novel sekarang tolol2 dan gampang dibohongi krn terlalu bucin. otak mereka g cepat tanggap biarpun udah tau dibohongi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Kebahagiaan ( Ending)

    Sejenak wanita itu berpikir jika kejiwaan Rita terganggu, atau mungkin itu hanya akting. Karena wanita licik seperti Rita pasti mempunyai segudang cara untuk mengelabui lawannya.***"Aaaa, pergi kamu dari sini! Kamu pikir saya percaya dengan omonganmu itu, pergi." Rita berteriak sekencang mungkin, bahkan teriakannya terkadang disertai dengan tawa. "Hahaha, kamu pasti sengaja ingin menakutiku buka. Hahaha aku nggak takut." Rita tertawa dan juga berbicara tak jelas, membuat polisi yang sedang berjaga menghampirinya. Kedua polisi itu terlihat saling lirik saat melihat Rita yang terus tertawa dan meracau. Rupanya apa yang Rita alami itu hanya mimpi, wanita itu memang akhir-akhir ini sering tiba-tiba tertawa dan bicara tidak jelas. Polisi pernah meminta dokter untuk memeriksanya, dan hasilnya memang kejiwaan Rita sedikit terganggu. "Sepertinya kumat lagi," ucap salah satu dari mereka. "Iya, lebih baik sekarang kita telepon pihak rumah sakit untuk membawanya. Akan sangat berbahaya jika

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Hukuman

    Sedetik kemudian, suara dobrakan pintu mampu membuat mereka menoleh. Felys tidak tahu siapa yang datang, ia hanya sudah pasrah. Berharap jika ada orang baik hati yang mau menolongnya. ***"Mas Abram, Vino." Tenaga Felys yang sudah terkuras habis, membuatnya tak sadarkan diri. Melihat itu Abram panik, ia hanya bisa berharap semoga mantan istrinya baik-baik saja. "Berani kalian, serang mereka." Gunawan menyuruh anak buahnya untuk menyerang Abram dan juga Vino. Dengan senang hati mereka berdua melawan anak buah Gunawan. Meski sedang berkelahi, tetapi mata Abram tidak bisa lepas dari tempat di mana Felys berada. "Vino, cepat bawa Felys pergi dari sini. Cepat selamatkan Felys," titah Abram. Baginya keselamatan Felys lebih penting. "Tapi bagaimana dengan mereka, anak buah om Gunawan semakin banyak," sahut Vino. Ia khawatir jika sampai terjadi sesuatu pada Abram. "Jangan hiraukan mereka, keselamatan Felys lebih penting. Sekarang cepat bawa Felys pergi dari sini." Abram mendorong tubuh V

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Rencana Gila

    "Cepat pergi atau aku akan mengusirmu dengan cara kasar!" bentak Abram. Detik itu juga Irna terkejut, bukan hanya Irna. Namun Dila pun demikian, karena baru kali ini mereka melihat Abram marah. Dengan sangat terpaksa akhirnya Irna harus angkat kaki dari rumah itu. ***"Kak, Kakak baik-baik saja kan?" tanya Dila seraya berjalan menghampiri kakaknya. Terlihat jelas raut wajah Dila seperti khawatir dengan kakaknya itu. Abram menoleh. "Kakak nggak papa kok, ya sudah kakak mau mandi dulu.""Iya, Kak." Dila mengangguk. Sementara Abram bergegas naik ke atas di mana kamarnya berada. Di bawah Dila memilih untuk duduk di sofa, jujur ia rindu dengan ibunya, karena sudah beberapa hari ini Dila tidak datang menbesuknya. Dila berencana besok siang untuk ke kantor polisi membesuk ibunya. Di lain tempat saat ini Irna masih berada di jalan, hari ini adalah hari sial untuk Irna. Setelah dicampakkan begitu saja oleh Deny, ia juga harus menerima jika Abram menceraikannya. Namun Irna tidak akan diam b

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Talak untuk Irna

    "Aku calon istrinya, dan saat ini aku sedang mengandung anaknya." Kali ini perkataan Irna mampu membuat Abram terkejut. Apa mungkin yang dikatakan Irna itu benar, memang selama ini Abram merasa seperti ada yang istrinya itu sembunyikan. ***"Jadi ini kelakuan kamu yang sebenarnya, ternyata kamu wanita murah*n. Tidak punya harga diri," batin Abram. Setelah itu ia menyimpan rekaman tersebut untuk bukti. Dirasa cukup, Abram memutuskan untuk kembali bekerja. Tidak enak juga jika pergi terlalu lama, apa lagi tidak izin. "Irna, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berbuat setega ini." Abram kembali membatin, saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju restoran. Tidak butuh waktu lama, kini Abram sampai di restoran, setelah memarkirkan motornya Abram bergegas masuk ke dalam. Beruntung bosnya sedang tidak ada, buru-buru Abram kembali pada tugasnya. Untuk urusan Irna bisa ia pikirkan nanti. Sementara itu, saat ini Irna masih berdebat dengan wanita yang mengaku sebagai kekasih Deny. Namun Irn

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Ketangkap Basah

    "Anak itu akan menjadi penghalang papa untuk mengusai harta milik mamamu. Itu sebabnya sebelum lahir, kamu harus menggugurkannya." Gunawan menjelaskan, Felys kembali menggeleng, ayahnya sudah tidak waras lagi. Demi harta rela melenyapkan satu nyawa yang sama sekali tidak berdosa. ***"Papa jangan pernah bermimpi untuk menguasai harta mama, karena sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi. Kalau, Papa ingin hidup mewah, seharusnya berjuang bukan memanfaatkan harta istrinya. Apa lagi istri yang sudah tiada," ungkap Felys, mendengar hal itu membuat Gunawan naik pitam. "Beraninya kamu .... " Gunawan hendak melayangkan tamparannya, tetapi niatnya terhenti saat suara seorang perempuan menghentikannya. "Berani kamu menyentuh Felys, maka kamu akan merasakan sendiri akibatnya." Dewi berdiri di samping Felys. Entah kebetulan atau apa, tiba-tiba saja Dewi datang, adik dari Almira. "Kamu tidak perlu ikut campur urusanku, Felys itu anakku," ujar Gunawan dengan nada cukup tinggi. Bahkan sor

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Permintaan Gila Gunawan

    "Siapa sih, masih pagi juga." Felys membuka pintu rumahnya, seketika matanya melotot saat melihat seseorang yang sangat ia kenal sudah berdiri di depan pintu.***"Jadi yang dikatakan Vino itu benar, kalau papa masih hidup. Lalu yang dikubur lima tahun yang lalu itu siapa." Felys membatin. Rasanya sangat sulit untuk dipercaya, tetapi kehadiran ayahnya membuat Felys merasa yakin. "Papa, bagaimana mungkin. Bukankah .... ""Kamu tidak perlu kaget seperti itu, apa kamu tidak suka melihat papa kembali." Gunawan memotong ucapan putrinya. Seketika Felys terdiam, sosok lelaki yang berdiri di hadapannya benar-benar ayahnya. "Kalau anda benar-benar, Papa. Lalu yang dikubur lima tahun siapa?" tanya Felys. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal hidup kembali, dan saat proses pemakaman Felys melihat dengan mata kepalanya sendiri. "Ceritanya panjang, oya apa papa boleh masuk," ujar Gunawan. Seketika Felys tersentak, setelah itu ia mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam. Gunawan berjalan lebih d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status