Share

Menggagalkan Rencana

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2023-08-19 17:36:39

Felys cukup menahan napas saat membaca chat mereka, ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mungkinkah ada dendam masa lalu, tapi apa? Felys harus segera mencari tahu. 

***

"Aku masih belum mengerti dengan apa yang mama bicarakan dengan mas Bram. Apa mungkin mama punya masalah dengan mendiang orang tuaku." Felys memijit pelipisnya yang lumayan sakit. Cukup rumit masalah yang kini Felys hadapi, karena di balik semua itu tersimpan teka teki yang harus ia pecahkan. 

Setelah itu Felys membaca chat antara suami dan madunya itu. Sejujurnya ia sangat malas untuk membuka chat mereka, apa lagi sampai membacanya. Pasti akan sangat menyakitkan, tetapi jika tidak dibaca Felys tidak akan tahu apa rencana mereka untuk selanjutnya. 

@Irna

[Gimana, rumahnya sudah dapat atau belum, Mas. Aku nggak betah tinggal di rumah mama]

@Abram

[Sudah, nanti tinggal dibayar saja. Kamu yang sabar ya, setelah semua beres nanti kamu bisa pindah dari rumah mama]

@Irna

[Beneran loh, Mas. Jangan bohong, lagi pula kalau aku kelamaan di sini nanti Felys bisa curiga]

"Jadi mas Bram berencana untuk membelikan Irna rumah. Ini tidak bisa dibiarkan, tak rela aku kalau mas Bram mengeluarkan uangku untuk kau Irna," ungkapnya dalam hati. Felys akan menggagalkan rencana suaminya untuk membeli rumah baru. Beruntung ponsel milik Abram yang mungkin sering digunakan untuk chat dengan ibu serta istri mudanya tertinggal di rumah.

Setelah itu Felys menghubungi nomor sepupunya untuk meminta bantuan. Otak Felys cukup lelah jika harus memikirkan semuanya sendiri. Ia juga akan menyuruh sepupunya untuk menyelidiki ibu mertuanya yang mungkin mempunyai andil besar dari masalah ini. 

[Halo, Vin tolong kamu cari tahu mas Abram membeli rumah di daerah mana. Kalau udah tahu, kamu harus bisa menggagalkan rencana mas Abram untuk membeli rumah itu]

[Ok, apa ada lagi]

[Iya, kamu juga selidiki siapa ibu mertuaku sebenarnya. Karena aku curiga kalau mama punya andil besar pada masalah yang kini menimpaku]

[Ya sudah, nanti aku akan mencari tahunnya. Oya untuk surat-surat ini bagaimana]

[Kamu balik semua menjadi atas namaku, seperti mobil dan butik. Untuk rumah dan perusahaan itu asli milikku, kamu paham kan]

[Ok, kamu tidak perlu khawatir. Para benalu itu akan merasakan sendiri akibatnya]

"Huh, akhirnya. Ada gunanya juga punya sepupu seperti Vino," gumamnya. Felys bernapas lega, setelah ini ia akan mendengar hasilnya saja. Beruntung saat Felys mengetahui rahasia dan rencana buruk ibu mertua serta suaminya, ia bergerak cepat. 

"Irna, sahabat macam apa yang dengan tega menusukku dari belakang," gumamnya. Sampai saat ini Felys belum paham dengan maksud dan tujuan Irna. Mungkinkah karena iri atau apa, Felys benar-benar tidak tahu. 

***

Hari telah berganti, seperti biasa pagi ini Abram sudah siap untuk berangkat ke kantor. Hari ini ia berniat untuk pergi untuk membayar rumah yang telah Abram sepakati beberapa hari yang lalu. Rumah itu akan Abram berikan untuk Irna, sebagai tempat tinggalnya nanti. 

"Sayang aku pergi sekarang ya." Abram mencium kening istrinya, hal itu sering ia lakukan setiap kali akan pergi. Jujur, Felys sangat suka dengan sikap romantis suaminya, tetapi itu dulu sebelum ia tahu jika lelaki yang telah menikahinya lima tahun yang lalu kini telah berhianat. 

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan." Felys mencium punggung tangan suaminya. Setelah itu ia akan mengantarkannya sampai di teras depan. 

Perlahan mobil yang Abram naiki melaju meninggalkan halaman rumah. Setelah mobil menghilang dari pandangan matanya, Felys memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Hari ini Felys memilih untuk duduk manis di rumah, sembari menunggu kabar dari Vino. 

Di lain tempat, kini Abram tiba di sebuah rumah yang hendak ia beli. Meski hanya satu lantai tetapi rumah tersebut cukup mewah dan juga luas. Abram telah memarkirkan mobilnya, setelah itu ia bergegas turun, lalu beranjak menemui penjual rumah tersebut. 

"Permisi, Pak. Saya yang waktu itu ingin membeli rumah ini, dan kita juga sudah sepakat," ujar Abram. Lelaki paruh baya itu terdiam sejenak. 

"Maaf, Pak. Tapi rumah ini sudah ada yang membelinya, bahkan sudah dibayar dengan harga jauh lebih tinggi dari harga yang, Bapak tawarkan," jawabnya. Mendengar itu Abram terkejut, susah payah ia menyisihkan uang untuk membeli rumah. Dan setelah dapat, rumah sudah dibeli orang lain. 

"Bapak jangan sembarangan ya, bukankah kemarin saya bilang akan membeli rumah ini. Tapi dengan seenaknya, Bapak memberikan rumah ini pada orang lain," ujar Abram yang cukup kesal. Jaman sekarang susah mencari rumah yang harganya tidak terlalu mahal. Tapi setelah dapat sudah diambil orang. 

"Maaf, Pak. Bapak memang sudah bilang ingin membeli rumah ini, tapi di antara kita tidak terikat janji. Jadi saya bebas, dan sekali lagi saya minta maaf," sahutnya. Kecewa itu yang Abram rasakan, ingin marah rasanya percuma. 

"Kalau boleh tahu siapa yang membeli rumah ini, Pak?" tanya Abram. Ia penasaran dengan pembeli rumah yang hendak ia beli itu. Pastinya bukan orang sembarangan, karena berani bayar mahal. 

"Pak Vino, Pak kalau tidak salah namanya," jawabnya. Seketika Abram terkejut saat mengetahui jika sepupu istrinya yang sudah membeli rumah tersebut. Pertanyaannya, untuk apa Vino membeli rumah itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Kebahagiaan ( Ending)

    Sejenak wanita itu berpikir jika kejiwaan Rita terganggu, atau mungkin itu hanya akting. Karena wanita licik seperti Rita pasti mempunyai segudang cara untuk mengelabui lawannya.***"Aaaa, pergi kamu dari sini! Kamu pikir saya percaya dengan omonganmu itu, pergi." Rita berteriak sekencang mungkin, bahkan teriakannya terkadang disertai dengan tawa. "Hahaha, kamu pasti sengaja ingin menakutiku buka. Hahaha aku nggak takut." Rita tertawa dan juga berbicara tak jelas, membuat polisi yang sedang berjaga menghampirinya. Kedua polisi itu terlihat saling lirik saat melihat Rita yang terus tertawa dan meracau. Rupanya apa yang Rita alami itu hanya mimpi, wanita itu memang akhir-akhir ini sering tiba-tiba tertawa dan bicara tidak jelas. Polisi pernah meminta dokter untuk memeriksanya, dan hasilnya memang kejiwaan Rita sedikit terganggu. "Sepertinya kumat lagi," ucap salah satu dari mereka. "Iya, lebih baik sekarang kita telepon pihak rumah sakit untuk membawanya. Akan sangat berbahaya jika

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Hukuman

    Sedetik kemudian, suara dobrakan pintu mampu membuat mereka menoleh. Felys tidak tahu siapa yang datang, ia hanya sudah pasrah. Berharap jika ada orang baik hati yang mau menolongnya. ***"Mas Abram, Vino." Tenaga Felys yang sudah terkuras habis, membuatnya tak sadarkan diri. Melihat itu Abram panik, ia hanya bisa berharap semoga mantan istrinya baik-baik saja. "Berani kalian, serang mereka." Gunawan menyuruh anak buahnya untuk menyerang Abram dan juga Vino. Dengan senang hati mereka berdua melawan anak buah Gunawan. Meski sedang berkelahi, tetapi mata Abram tidak bisa lepas dari tempat di mana Felys berada. "Vino, cepat bawa Felys pergi dari sini. Cepat selamatkan Felys," titah Abram. Baginya keselamatan Felys lebih penting. "Tapi bagaimana dengan mereka, anak buah om Gunawan semakin banyak," sahut Vino. Ia khawatir jika sampai terjadi sesuatu pada Abram. "Jangan hiraukan mereka, keselamatan Felys lebih penting. Sekarang cepat bawa Felys pergi dari sini." Abram mendorong tubuh V

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Rencana Gila

    "Cepat pergi atau aku akan mengusirmu dengan cara kasar!" bentak Abram. Detik itu juga Irna terkejut, bukan hanya Irna. Namun Dila pun demikian, karena baru kali ini mereka melihat Abram marah. Dengan sangat terpaksa akhirnya Irna harus angkat kaki dari rumah itu. ***"Kak, Kakak baik-baik saja kan?" tanya Dila seraya berjalan menghampiri kakaknya. Terlihat jelas raut wajah Dila seperti khawatir dengan kakaknya itu. Abram menoleh. "Kakak nggak papa kok, ya sudah kakak mau mandi dulu.""Iya, Kak." Dila mengangguk. Sementara Abram bergegas naik ke atas di mana kamarnya berada. Di bawah Dila memilih untuk duduk di sofa, jujur ia rindu dengan ibunya, karena sudah beberapa hari ini Dila tidak datang menbesuknya. Dila berencana besok siang untuk ke kantor polisi membesuk ibunya. Di lain tempat saat ini Irna masih berada di jalan, hari ini adalah hari sial untuk Irna. Setelah dicampakkan begitu saja oleh Deny, ia juga harus menerima jika Abram menceraikannya. Namun Irna tidak akan diam b

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Talak untuk Irna

    "Aku calon istrinya, dan saat ini aku sedang mengandung anaknya." Kali ini perkataan Irna mampu membuat Abram terkejut. Apa mungkin yang dikatakan Irna itu benar, memang selama ini Abram merasa seperti ada yang istrinya itu sembunyikan. ***"Jadi ini kelakuan kamu yang sebenarnya, ternyata kamu wanita murah*n. Tidak punya harga diri," batin Abram. Setelah itu ia menyimpan rekaman tersebut untuk bukti. Dirasa cukup, Abram memutuskan untuk kembali bekerja. Tidak enak juga jika pergi terlalu lama, apa lagi tidak izin. "Irna, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berbuat setega ini." Abram kembali membatin, saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju restoran. Tidak butuh waktu lama, kini Abram sampai di restoran, setelah memarkirkan motornya Abram bergegas masuk ke dalam. Beruntung bosnya sedang tidak ada, buru-buru Abram kembali pada tugasnya. Untuk urusan Irna bisa ia pikirkan nanti. Sementara itu, saat ini Irna masih berdebat dengan wanita yang mengaku sebagai kekasih Deny. Namun Irn

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Ketangkap Basah

    "Anak itu akan menjadi penghalang papa untuk mengusai harta milik mamamu. Itu sebabnya sebelum lahir, kamu harus menggugurkannya." Gunawan menjelaskan, Felys kembali menggeleng, ayahnya sudah tidak waras lagi. Demi harta rela melenyapkan satu nyawa yang sama sekali tidak berdosa. ***"Papa jangan pernah bermimpi untuk menguasai harta mama, karena sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi. Kalau, Papa ingin hidup mewah, seharusnya berjuang bukan memanfaatkan harta istrinya. Apa lagi istri yang sudah tiada," ungkap Felys, mendengar hal itu membuat Gunawan naik pitam. "Beraninya kamu .... " Gunawan hendak melayangkan tamparannya, tetapi niatnya terhenti saat suara seorang perempuan menghentikannya. "Berani kamu menyentuh Felys, maka kamu akan merasakan sendiri akibatnya." Dewi berdiri di samping Felys. Entah kebetulan atau apa, tiba-tiba saja Dewi datang, adik dari Almira. "Kamu tidak perlu ikut campur urusanku, Felys itu anakku," ujar Gunawan dengan nada cukup tinggi. Bahkan sor

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Permintaan Gila Gunawan

    "Siapa sih, masih pagi juga." Felys membuka pintu rumahnya, seketika matanya melotot saat melihat seseorang yang sangat ia kenal sudah berdiri di depan pintu.***"Jadi yang dikatakan Vino itu benar, kalau papa masih hidup. Lalu yang dikubur lima tahun yang lalu itu siapa." Felys membatin. Rasanya sangat sulit untuk dipercaya, tetapi kehadiran ayahnya membuat Felys merasa yakin. "Papa, bagaimana mungkin. Bukankah .... ""Kamu tidak perlu kaget seperti itu, apa kamu tidak suka melihat papa kembali." Gunawan memotong ucapan putrinya. Seketika Felys terdiam, sosok lelaki yang berdiri di hadapannya benar-benar ayahnya. "Kalau anda benar-benar, Papa. Lalu yang dikubur lima tahun siapa?" tanya Felys. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal hidup kembali, dan saat proses pemakaman Felys melihat dengan mata kepalanya sendiri. "Ceritanya panjang, oya apa papa boleh masuk," ujar Gunawan. Seketika Felys tersentak, setelah itu ia mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam. Gunawan berjalan lebih d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status