Share

Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami
Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami
Penulis: Bintang Senja

Tamu Kejutan

@Rita

[Selamat datang, Sayang di keluarga Wijaya. Semoga kamu betah ya menjadi menantu mama]

@Irna

[Terima kasih ya, Ma. Pasti betah lah, mama dan semuanya kan baik]

@Dila

[Selamat datang, Kak. Semoga cepet dapat momongan ya, kasihan mama udah pengen punya cucu]

@Irna

[Do'akan saja ya, mudah-mudahan segera]

@Abram

[Ingat ya, di antara kalian harus menjaga rahasia ini. Jangan sampai Felys tahu, aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian]

@Rita

[Sudahlah, Bram. Untuk apa kamu mikirin perempuan tidak berguna itu. Eh kasihan Irna tahu, oya malam pertama kalian bagaimana]

@Irna

[Lancar dong, Ma. Tapi sekarang mas Bram udah balik ke rumah istri tuanya itu]

@Rita

[Jangan lama-lama, Bram. Kasihan Irna, nanti keinginan mama untuk dapat cucu tidak kesampean kalau kamu masih ngurusin perempuan nggak guna itu]

Felys tidak kuat untuk membaca chat di grup wa keluarga suaminya itu. Apa mungkin ini alasan ibu mertuanya mengeluarkan dirinya dari grup wa tersebut. Agar mereka bebas mengatakan apa saja, dan kini grup itu telah kedatangan anggota baru. 

"Apa ini alasan kamu pergi dinas, setelah menghabiskan malam pertama dengan Irna. Dan kini dengan mudah kamu melakukanya denganku." Felys menatap wajah suaminya yang sudah terlelap akibat pertempuran panas tadi. Jika tahu seperti ini, mungkin Felys memilih untuk menolak. 

"Dan ini alasan mama mengeluarkan aku dari grup wa keluarga. Agar kalian puas mengatakan apa saja, dan mungkin merencanakan apapun yang akan kalian lakukan." Terlalu sakit jika dipikirkan, tetapi Felys harus tegar menghadapi apapun yang akan terjadi nanti. 

Setelah itu Felys kembali meletakkan benda pipih milik suaminya itu. Rasa kantuk yang tadi melanda kini hilang begitu saja, setelah mengetahui rahasia yang suami dan ibu mertuanya sembunyikan. Setelah ini Felys akan merencanakan sesuatu untuk membalas mereka. 

Felys bangkit dan turun dari tempat tidur, ia beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia akan mencari aset berharga miliknya, sebelum mereka menguasai seluruhnya. Felys akan lebih dulu untuk mengamankannya, tak rela jika para penghianat itu ikut menikmatinya. 

***

Hari telah berganti, pukul tujuh pagi Felys sudah selesai menyiapkan sarapan pagi. Agar tidak curiga, wanita berambut panjang itu akan bersikap seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Felys akan mengikuti permainan suami serta ibu mertuanya itu. 

"Sarapan dulu, Mas." Felys memanggil suaminya ketika melihatnya berjalan menghampiri meja makan. Terlihat jika pria yang sudah lima tahun bersamanya itu, sudah berpakaian rapi. Seperti rutinitas setiap hari, yaitu berangkat ke kantor untuk mengurus perusahaan milik mendiang orang tua Felys. 

"Aku sarapan di kantor saja ya, soalnya pagi ini ada meeting. Oya nanti malam aku pulang terlambat, kamu tidak perlu menungguku." Abram mencium kening istrinya, setelah itu ia memutuskan untuk segera pergi ke kantor. 

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan." Berusaha tersenyum, meski hatinya terasa sakit seperti dicabik-cabik. Felys mengantarkan suaminya sampai di teras depan, seperti biasanya. 

"Aku yakin, kamu tidak pergi ke kantor sepagi ini. Karena pagi ini tidak ada meeting, dan meeting adanya nanti siang." Diam-diam Felys menanyakan jadwal suaminya ke Ambar, sekretaris yang bekerja dengan Abram. 

Setelah mobil suaminya menghilang dari pandangan mata, Felys segera masuk ke dalam. Ia akan bersiap untuk pergi ke rumah ibu mertuanya, karena pagi ini di sana akan ada acara lamaran Dila, adik iparnya. Entah kenapa mereka tidak memberitahu hal tersebut kepada Felys. 

"Mungkin memang aku sudah tidak dianggap lagi oleh mereka." Felys merapikan penampilannya, setelah itu ia bergegas keluar dari kamarnya. 

Kini Felys sudah dalam perjalanan menuju rumah ibu mertuanya. Ia akan melihat bagaimana wajah dari para penghianat itu. Felys mengetahui semuanya, saat pagi tadi ia tidak sengaja membuka ponsel milik suaminya. 

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, kini mobil Felys sudah berhenti tak jauh dari pelataran rumah ibu mertuanya. Setelah itu Felys segera turun, terlihat jika mobil Abram sudah terparkir di halaman depan. Bahkan ada beberapa mobil yang mungkin milik keluarga calon suami Dila. 

"Bismillah." Felys mengayunkan langkahnya memasuki halaman rumah ibu mertuanya. Wanita itu berjalan menuju teras rumah, terdengar suara keramaian dari dalam rumah. Mungkin saat ini acara akan segera dimulai. 

Kini Felys sudah berdiri di depan pintu, terlihat jika acara telah dimulai. Felys mengedarkan pandangannya, mencari sosok suaminya, terlihat jika Abram berdiri tak jauh dari ibunya, dan di sebelah kanan berdiri seorang wanita yang tak lain adalah Irna. 

"Permisi, maaf saya datang terlambat," ucap Felys. Detik itu juga meraka menoleh ke arah di mana Felys berdiri, terlihat jelas jika mereka terkejut akan kehadirannya, terutama Abram dan keluarganya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status