Share

Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami
Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami
Penulis: Bintang Senja

Tamu Kejutan

Penulis: Bintang Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-19 15:27:03

@Rita

[Selamat datang, Sayang di keluarga Wijaya. Semoga kamu betah ya menjadi menantu mama]

@Irna

[Terima kasih ya, Ma. Pasti betah lah, mama dan semuanya kan baik]

@Dila

[Selamat datang, Kak. Semoga cepet dapat momongan ya, kasihan mama udah pengen punya cucu]

@Irna

[Do'akan saja ya, mudah-mudahan segera]

@Abram

[Ingat ya, di antara kalian harus menjaga rahasia ini. Jangan sampai Felys tahu, aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian]

@Rita

[Sudahlah, Bram. Untuk apa kamu mikirin perempuan tidak berguna itu. Eh kasihan Irna tahu, oya malam pertama kalian bagaimana]

@Irna

[Lancar dong, Ma. Tapi sekarang mas Bram udah balik ke rumah istri tuanya itu]

@Rita

[Jangan lama-lama, Bram. Kasihan Irna, nanti keinginan mama untuk dapat cucu tidak kesampean kalau kamu masih ngurusin perempuan nggak guna itu]

Felys tidak kuat untuk membaca chat di grup wa keluarga suaminya itu. Apa mungkin ini alasan ibu mertuanya mengeluarkan dirinya dari grup wa tersebut. Agar mereka bebas mengatakan apa saja, dan kini grup itu telah kedatangan anggota baru. 

"Apa ini alasan kamu pergi dinas, setelah menghabiskan malam pertama dengan Irna. Dan kini dengan mudah kamu melakukanya denganku." Felys menatap wajah suaminya yang sudah terlelap akibat pertempuran panas tadi. Jika tahu seperti ini, mungkin Felys memilih untuk menolak. 

"Dan ini alasan mama mengeluarkan aku dari grup wa keluarga. Agar kalian puas mengatakan apa saja, dan mungkin merencanakan apapun yang akan kalian lakukan." Terlalu sakit jika dipikirkan, tetapi Felys harus tegar menghadapi apapun yang akan terjadi nanti. 

Setelah itu Felys kembali meletakkan benda pipih milik suaminya itu. Rasa kantuk yang tadi melanda kini hilang begitu saja, setelah mengetahui rahasia yang suami dan ibu mertuanya sembunyikan. Setelah ini Felys akan merencanakan sesuatu untuk membalas mereka. 

Felys bangkit dan turun dari tempat tidur, ia beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia akan mencari aset berharga miliknya, sebelum mereka menguasai seluruhnya. Felys akan lebih dulu untuk mengamankannya, tak rela jika para penghianat itu ikut menikmatinya. 

***

Hari telah berganti, pukul tujuh pagi Felys sudah selesai menyiapkan sarapan pagi. Agar tidak curiga, wanita berambut panjang itu akan bersikap seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Felys akan mengikuti permainan suami serta ibu mertuanya itu. 

"Sarapan dulu, Mas." Felys memanggil suaminya ketika melihatnya berjalan menghampiri meja makan. Terlihat jika pria yang sudah lima tahun bersamanya itu, sudah berpakaian rapi. Seperti rutinitas setiap hari, yaitu berangkat ke kantor untuk mengurus perusahaan milik mendiang orang tua Felys. 

"Aku sarapan di kantor saja ya, soalnya pagi ini ada meeting. Oya nanti malam aku pulang terlambat, kamu tidak perlu menungguku." Abram mencium kening istrinya, setelah itu ia memutuskan untuk segera pergi ke kantor. 

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan." Berusaha tersenyum, meski hatinya terasa sakit seperti dicabik-cabik. Felys mengantarkan suaminya sampai di teras depan, seperti biasanya. 

"Aku yakin, kamu tidak pergi ke kantor sepagi ini. Karena pagi ini tidak ada meeting, dan meeting adanya nanti siang." Diam-diam Felys menanyakan jadwal suaminya ke Ambar, sekretaris yang bekerja dengan Abram. 

Setelah mobil suaminya menghilang dari pandangan mata, Felys segera masuk ke dalam. Ia akan bersiap untuk pergi ke rumah ibu mertuanya, karena pagi ini di sana akan ada acara lamaran Dila, adik iparnya. Entah kenapa mereka tidak memberitahu hal tersebut kepada Felys. 

"Mungkin memang aku sudah tidak dianggap lagi oleh mereka." Felys merapikan penampilannya, setelah itu ia bergegas keluar dari kamarnya. 

Kini Felys sudah dalam perjalanan menuju rumah ibu mertuanya. Ia akan melihat bagaimana wajah dari para penghianat itu. Felys mengetahui semuanya, saat pagi tadi ia tidak sengaja membuka ponsel milik suaminya. 

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, kini mobil Felys sudah berhenti tak jauh dari pelataran rumah ibu mertuanya. Setelah itu Felys segera turun, terlihat jika mobil Abram sudah terparkir di halaman depan. Bahkan ada beberapa mobil yang mungkin milik keluarga calon suami Dila. 

"Bismillah." Felys mengayunkan langkahnya memasuki halaman rumah ibu mertuanya. Wanita itu berjalan menuju teras rumah, terdengar suara keramaian dari dalam rumah. Mungkin saat ini acara akan segera dimulai. 

Kini Felys sudah berdiri di depan pintu, terlihat jika acara telah dimulai. Felys mengedarkan pandangannya, mencari sosok suaminya, terlihat jika Abram berdiri tak jauh dari ibunya, dan di sebelah kanan berdiri seorang wanita yang tak lain adalah Irna. 

"Permisi, maaf saya datang terlambat," ucap Felys. Detik itu juga meraka menoleh ke arah di mana Felys berdiri, terlihat jelas jika mereka terkejut akan kehadirannya, terutama Abram dan keluarganya. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Kebahagiaan ( Ending)

    Sejenak wanita itu berpikir jika kejiwaan Rita terganggu, atau mungkin itu hanya akting. Karena wanita licik seperti Rita pasti mempunyai segudang cara untuk mengelabui lawannya.***"Aaaa, pergi kamu dari sini! Kamu pikir saya percaya dengan omonganmu itu, pergi." Rita berteriak sekencang mungkin, bahkan teriakannya terkadang disertai dengan tawa. "Hahaha, kamu pasti sengaja ingin menakutiku buka. Hahaha aku nggak takut." Rita tertawa dan juga berbicara tak jelas, membuat polisi yang sedang berjaga menghampirinya. Kedua polisi itu terlihat saling lirik saat melihat Rita yang terus tertawa dan meracau. Rupanya apa yang Rita alami itu hanya mimpi, wanita itu memang akhir-akhir ini sering tiba-tiba tertawa dan bicara tidak jelas. Polisi pernah meminta dokter untuk memeriksanya, dan hasilnya memang kejiwaan Rita sedikit terganggu. "Sepertinya kumat lagi," ucap salah satu dari mereka. "Iya, lebih baik sekarang kita telepon pihak rumah sakit untuk membawanya. Akan sangat berbahaya jika

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Hukuman

    Sedetik kemudian, suara dobrakan pintu mampu membuat mereka menoleh. Felys tidak tahu siapa yang datang, ia hanya sudah pasrah. Berharap jika ada orang baik hati yang mau menolongnya. ***"Mas Abram, Vino." Tenaga Felys yang sudah terkuras habis, membuatnya tak sadarkan diri. Melihat itu Abram panik, ia hanya bisa berharap semoga mantan istrinya baik-baik saja. "Berani kalian, serang mereka." Gunawan menyuruh anak buahnya untuk menyerang Abram dan juga Vino. Dengan senang hati mereka berdua melawan anak buah Gunawan. Meski sedang berkelahi, tetapi mata Abram tidak bisa lepas dari tempat di mana Felys berada. "Vino, cepat bawa Felys pergi dari sini. Cepat selamatkan Felys," titah Abram. Baginya keselamatan Felys lebih penting. "Tapi bagaimana dengan mereka, anak buah om Gunawan semakin banyak," sahut Vino. Ia khawatir jika sampai terjadi sesuatu pada Abram. "Jangan hiraukan mereka, keselamatan Felys lebih penting. Sekarang cepat bawa Felys pergi dari sini." Abram mendorong tubuh V

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Rencana Gila

    "Cepat pergi atau aku akan mengusirmu dengan cara kasar!" bentak Abram. Detik itu juga Irna terkejut, bukan hanya Irna. Namun Dila pun demikian, karena baru kali ini mereka melihat Abram marah. Dengan sangat terpaksa akhirnya Irna harus angkat kaki dari rumah itu. ***"Kak, Kakak baik-baik saja kan?" tanya Dila seraya berjalan menghampiri kakaknya. Terlihat jelas raut wajah Dila seperti khawatir dengan kakaknya itu. Abram menoleh. "Kakak nggak papa kok, ya sudah kakak mau mandi dulu.""Iya, Kak." Dila mengangguk. Sementara Abram bergegas naik ke atas di mana kamarnya berada. Di bawah Dila memilih untuk duduk di sofa, jujur ia rindu dengan ibunya, karena sudah beberapa hari ini Dila tidak datang menbesuknya. Dila berencana besok siang untuk ke kantor polisi membesuk ibunya. Di lain tempat saat ini Irna masih berada di jalan, hari ini adalah hari sial untuk Irna. Setelah dicampakkan begitu saja oleh Deny, ia juga harus menerima jika Abram menceraikannya. Namun Irna tidak akan diam b

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Talak untuk Irna

    "Aku calon istrinya, dan saat ini aku sedang mengandung anaknya." Kali ini perkataan Irna mampu membuat Abram terkejut. Apa mungkin yang dikatakan Irna itu benar, memang selama ini Abram merasa seperti ada yang istrinya itu sembunyikan. ***"Jadi ini kelakuan kamu yang sebenarnya, ternyata kamu wanita murah*n. Tidak punya harga diri," batin Abram. Setelah itu ia menyimpan rekaman tersebut untuk bukti. Dirasa cukup, Abram memutuskan untuk kembali bekerja. Tidak enak juga jika pergi terlalu lama, apa lagi tidak izin. "Irna, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berbuat setega ini." Abram kembali membatin, saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju restoran. Tidak butuh waktu lama, kini Abram sampai di restoran, setelah memarkirkan motornya Abram bergegas masuk ke dalam. Beruntung bosnya sedang tidak ada, buru-buru Abram kembali pada tugasnya. Untuk urusan Irna bisa ia pikirkan nanti. Sementara itu, saat ini Irna masih berdebat dengan wanita yang mengaku sebagai kekasih Deny. Namun Irn

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Ketangkap Basah

    "Anak itu akan menjadi penghalang papa untuk mengusai harta milik mamamu. Itu sebabnya sebelum lahir, kamu harus menggugurkannya." Gunawan menjelaskan, Felys kembali menggeleng, ayahnya sudah tidak waras lagi. Demi harta rela melenyapkan satu nyawa yang sama sekali tidak berdosa. ***"Papa jangan pernah bermimpi untuk menguasai harta mama, karena sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi. Kalau, Papa ingin hidup mewah, seharusnya berjuang bukan memanfaatkan harta istrinya. Apa lagi istri yang sudah tiada," ungkap Felys, mendengar hal itu membuat Gunawan naik pitam. "Beraninya kamu .... " Gunawan hendak melayangkan tamparannya, tetapi niatnya terhenti saat suara seorang perempuan menghentikannya. "Berani kamu menyentuh Felys, maka kamu akan merasakan sendiri akibatnya." Dewi berdiri di samping Felys. Entah kebetulan atau apa, tiba-tiba saja Dewi datang, adik dari Almira. "Kamu tidak perlu ikut campur urusanku, Felys itu anakku," ujar Gunawan dengan nada cukup tinggi. Bahkan sor

  • Dikeluarkan Dari Grup Whatsapp Keluarga Suami   Permintaan Gila Gunawan

    "Siapa sih, masih pagi juga." Felys membuka pintu rumahnya, seketika matanya melotot saat melihat seseorang yang sangat ia kenal sudah berdiri di depan pintu.***"Jadi yang dikatakan Vino itu benar, kalau papa masih hidup. Lalu yang dikubur lima tahun yang lalu itu siapa." Felys membatin. Rasanya sangat sulit untuk dipercaya, tetapi kehadiran ayahnya membuat Felys merasa yakin. "Papa, bagaimana mungkin. Bukankah .... ""Kamu tidak perlu kaget seperti itu, apa kamu tidak suka melihat papa kembali." Gunawan memotong ucapan putrinya. Seketika Felys terdiam, sosok lelaki yang berdiri di hadapannya benar-benar ayahnya. "Kalau anda benar-benar, Papa. Lalu yang dikubur lima tahun siapa?" tanya Felys. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal hidup kembali, dan saat proses pemakaman Felys melihat dengan mata kepalanya sendiri. "Ceritanya panjang, oya apa papa boleh masuk," ujar Gunawan. Seketika Felys tersentak, setelah itu ia mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam. Gunawan berjalan lebih d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status