Share

Bab 119 Orang ke tiga

Author: Piemar
last update Huling Na-update: 2025-07-24 18:29:06

Langkah kaki Amira terdengar ringan menyusuri anak tangga menuju kamar Dewa. Ia mengira jika Dewa menginap di kediaman Hadinata. Sudah lama ia tidak bersua dengannya.

Begitu sampai di depan pintu kamar, Amira mendesah pelan.

“Belum pulang, mungkin,” gumamnya pelan. Amira tiba di kediaman Hadinata malam. Alhasil, ia tidak bertanya pada penghuni keluarga Hadinata tentang kepulangan Dewa.

Namun saat hendak berbalik, matanya terpaku pada gagang pintu. Pintu itu tidak terkunci.

Alis Amira langsung berkerut. Ia menoleh kanan-kiri, sedikit ragu, lalu mendorong pintu perlahan. Terlihat aneh, kenapa Dewa tidak mengunci pintu kamarnya?

Klik.

“Masuk, ah. Siapa tahu lupa dikunci,” katanya, lebih untuk menenangkan diri.

Begitu pintu terbuka penuh, udara kamar menyambutnya dengan keheningan yang tidak biasa. Tidak ada suara televisi, tidak ada suara keran air. Tapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya meremang.

Hanya ada … perasaan tak nyaman menyelinap diam-diam.

Kamar Dewa... terbuka.

Amira
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
koq lama nian up date bab nya thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 207 Tamu tak diundang

    “Assalamualaikum,” suara berat terdengar dari luar.Naura yang membuka pintu terperangah sejenak. “Waalaikumsalam… Dokter Gilang?”Tumben, dokter itu singgah di rumahnya. Ada apakah gerangan?Gilang tersenyum sopan, meski ada kelelahan di wajahnya. “Maaf, Nau, eh, Naura. Saya kebetulan lewat daerah sini, sekalian silaturahmi. Nggak ganggu, kan?”Naura tersenyum tipis. "Eh, ya, gak apa-apa kok. Mari masuk!"Pak Acep bangkit ramah. “Ah, nggak apa-apa, Nak Gilang. Malah bagus, jarang-jarang dokter mau main ke rumah kecil kami. Silakan duduk.”Gilang masuk, duduk di kursi tamu dengan sikap sopan. Naura menyuguhkan teh manis hangat. “Silakan, Dok. Cuman ada teh manis.”“Terima kasih, maaf merepotkan,” jawabnya singkat. Pandangannya sempat bertemu dengan Naura, tapi cepat ia alihkan.Obrolan berlanjut dengan ringan, hingga akhirnya dr. Neng bertanya tanpa basa-basi, “Nak Gilang, istri kamu apa kabar? Sudah punya anak, belum?”Pertanyaan itu membuat Gilang terdiam sejenak. Senyum getir muncu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 206 Tamu tak diundang

    Vina seperti terpaku di tempatnya. Kata-kata “calon pengantin” dari mulut dr. Dipta terus terngiang di telinganya. Dadanya terasa sesak, wajahnya menegang tapi ia cepat-cepat menutupi ekspresi dengan senyum tipis.“Calon pengantin?” gumamnya pelan, seolah bercanda, tapi nadanya menyelidik.Naura langsung panik. Ia buru-buru menunduk, berpura-pura merapikan map rekam medis di tangannya. “Eh, itu maksudnya… anu, saya kan sering bantu bagian administrasi acara pernikahan di kampus, mungkin maksudnya—”Dipta menoleh, tatapannya tajam tapi cool. “Kamu ini suka ngeles.” Ia menggeleng pelan, lalu berbalik melangkah pergi dengan gaya tenang, meninggalkan dua perempuan itu dengan perasaan berbeda.Naura menelan saliva, wajahnya memerah habis-habisan.Vina menatap Naura dengan senyum samar yang sulit ditebak. “Naura, kamu ada yang mau diceritain ke aku? Atau… ada rahasia yang kamu sembunyikan?” suaranya manis, tapi mengandung sindiran halus.Naura buru-buru menggeleng. “Nggak, Vin. Nggak ada ap

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 205 Calon pengantin?

    Seminggu kemudianPesawat dari Kuala Lumpur mendarat mulus di Soekarno-Hatta sore itu. Andini menggenggam erat tangan Dewa saat keluar dari terminal, wajahnya lelah tapi matanya berbinar. Ia masih merasakan euforia dari hari wisuda yang berlangsung meriah beberapa hari yang lalu. Selain itu kejutan kedatangan dari sahabat dan sang ayah tercinta semakin membuatnya merasakan sukacita. “Alhamdulillah, akhirnya pulang juga,” ucap Andini sambil menarik nafas lega.Dewa menoleh, menatap istrinya dengan senyum hangat. “Capek nggak? Kalau mau kita langsung istirahat aja di apartemen.”Andini menggeleng kecil. “Capek, tapi aku kangen apartemen kita, Yah. Udah lama nggak pulang.”Beberapa jam kemudian, mereka tiba di apartemen mewah Dewa yang berada di pusat Jakarta. Begitu pintu terbuka, aroma khas ruangan yang lama ditinggalkan langsung menyambut.Dewa membukakan pintu apartemen lalu menaruh koper di dekat sofa. Andini menyusul di belakanganya. Matanya langsung berkeliling menyapu pandangan.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 204 Ketika Rival Beraksi

    Malam itu, apartemen terasa hening. Lampu kamar hanya menyala redup, menyisakan cahaya temaram yang lembut. Andini duduk di sisi ranjang, rambutnya tergerai, memandang kosong ke arah jendela yang menampilkan gemerlap kota KL.Dewa masuk setelah menaruh gelas di meja kecil. Ia duduk di samping istrinya, lalu meraih tangannya. “Masih kepikiran omongan Ayah tadi, ya?” tanyanya pelan.Andini mengangguk, suaranya bergetar. “Aku nggak nyangka Ayah bisa ngomong begitu. Selama ini… aku kira dia nggak pernah benar-benar mikirin aku.”Dewa mengusap punggung tangannya lembut. “Itu bentuk penyesalan dia, Sayang. Justru kamu beruntung. Dia sadar, meski agak terlambat.”Andini menoleh, matanya berkaca-kaca. “Kamu dengar sendiri, kan? Ayah bilang jangan sampai anakku nanti merasa tidak adil seperti aku dulu.” Ia menghela napas panjang. “Aku takut, Mas Dewa. Takut aku nggak bisa jadi ibu yang baik.”Dewa tersenyum tipis, lalu menatapnya dalam-dalam. “Hei, kamu udah jadi istri yang baik buat aku. Aku

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 203 Permintaan maaf

    “Eeeeh…” Zayn pura-pura garuk kepala. “Ini… apa aku salah masuk? Ini ruang olahraga?!”Naura buru-buru mundur beberapa langkah, wajahnya merah padam. “Bukan apa-apa, Bang! Tadi aku cuma… ngomong soal hadiah rumah sama mobil.”Zayn menaikkan alis tinggi-tinggi. “Ngomong soal hadiah… sambil dipelototin cowok stopless? Heh, Naura, kamu jangan bikin abang jantungan!”Dipta menghela napas panjang, tetap cool. “Zayn, tenang aja. Aku cuma jelasin maksudku. Lagian aku kan lagi olahraga, bukan sengaja mau bikin drama.”Zayn mendengus, lalu sengaja melirik adiknya. “Drama? Hmmm, iya, iya… cocok sih. Adikku sama dokter bule six pack. Udah kayak drama short.”Naura gemas sampai stamping kaki. “Bang, serius deh! Jangan bikin malu aku di depan dr Dipta!”Zayn malah ngakak sambil menepuk bahu Naura. “Santai, Nau. Lagian kalau abang jadi kamu, Abang nggak bakal nolak sih. Lihat tuh, calon suami kaya, ganteng, bonus rumah mobil… paket komplit! Hahaha!”Naura menutup wajah dengan kedua tangan, makin sa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 202 Kompensasi

    Setelah makan siang yang penuh kejutan itu, Naura dan Zayn pamit pulang dari mansion keluarga Dipta. Saat keluar halaman, Zayn dengan santai menerima kunci mobil yang disodorkan oleh salah satu staf. Mobil SUV mengkilap sudah siap di depan. Zayn tidak bisa menolak karena Dipta memaksanya.Naura langsung terbelalak. “Eh, Bang… itu mobil siapa?”Zayn dengan gaya sok kalem memutar kunci di jari telunjuknya. “Mobil kita. Maksudnya… mobil Abang.”Naura nyaris menjatuhkan tas miliknya. “APAA?! Kok bisa-bisanya tiba-tiba abang punya mobil kayak gini?!”Zayn menyeringai lebar. “Tadi kan Dipta udah bilang. Ini hadiah buat abang. Rumah plus mobil. Anggap aja ‘uang jaga adik’ versi sultan.”Naura menutup mulut dengan kedua tangan. “Astaghfirullah… ini beneran, Bang? Mobil SUV?! Bukan mobil rentalan, kan?”Zayn ketawa ngakak. “Rentalan kepala kamu! Kuncinya asli nih. Surat-suratnya juga lengkap. Abang resmi jadi juragan mobil sekarang.”Naura memukul pelan bahu abangnya. “Bang Zayn! Gila aja… ma

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status