共有

Bab 90

作者: Piemar
last update 最終更新日: 2025-06-28 23:13:45

Dewa menyalakan lilin aroma lavender di sudut kamar. Lampu utama ia padamkan, menyisakan cahaya lembut dari lampu meja di sisi ranjang. Tirai jendela sudah ditutup, dan udara dingin dari AC disetel rendah, cukup untuk memberi alasan saling berpelukan nanti.

Pria dewasa itu sudah menyusun skenario terbaik untuk malam pertama dengan kekasih hati. Dengan satu syarat Andini bersedia. Jika ia belum siap ia tidak akan memaksanya. Baginya, kebahagiaan Andini adalah yang utama.

Tempat tidur rapi, dengan sprei putih bersih dan selimut abu-abu lembut yang dilipat rapi di kaki ranjang.

Dewa mengenakan kemeja putih dengan dua kancing terlepas di bagian atas, serta celana tidur katun gelap. Wajahnya bersih, segar setelah mandi, dan rambutnya masih sedikit basah. Tidak lupa parfum mahal sudah disemprot ke sekujur tubuhnya.

Ia menunggu di sisi ranjang, menunduk sedikit, memijat jemarinya yang gelisah. Tak mudah baginya menunjukkan kelembutan, tapi malam ini... ia ingin jujur sepenuhnya.

Pintu kamar
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 176 Pertarungan tanpa pedang

    Rombongan kelompok tiga yang terdiri dari dr Tantri, dr Dipta, dr Gilang, koas Naura dan koas Vina akhirnya sampai di sebuah area datar yang lumayan luas. “Selamat datang di pos pertama!” sambut panitia dengan antusias.Peserta berkumpul di area flying fox yang membentang di atas lembah kecil. Angin berembus cukup kencang, membuat suara tali berderit-derit halus. Dari bawah, terlihat pepohonan hijau rimbun, tapi dari ketinggian, pemandangannya bisa bikin lutut lemas, gaes.“Baik, siapa yang mau duluan?” pemandu outbond bersuara semangat. Tatapannya langsung tertuju pada Vina–yang kebetulan berada di paling depan di antara kelompoknya.Vina langsung mengacungkan tangan. Senyumnya lebar, seolah ingin menunjukkan keberaniannya. Ia mengibaskan rambut ekor kudanya dengan centil. “Aku dulu deh. Kan harus ada yang kasih contoh,” katanya, lirikan matanya jelas diarahkan ke Dr. Dipta.Dr Dipta hanya memasang wajah datar. Minim ekspresi seperti biasa.Naura mengernyit, memeluk lengan ranselnya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 175 Makin Panas

    “Aku baik-baik saja, Vin,” kata Dipta menegur Vina yang sedari tadi berusaha menempel padanya mirip lalat. Meskipun dengan cara yang sangat halus, Dipta bisa merasakan jika Vina cukup agresif berusaha mendekatinya. Dengan cara apapun.Dipta tidak nyaman namun tetap berusaha fokus pada kegiatan outbond. Apalagi tadi Naura sempat mendelik tajam ke arahnya.Naura menunduk, menahan rasa yang sulit ia jelaskan. Hatinya berdegup kencang, bukan karena jalannya menurun, tapi karena interaksi kecil antara Vina dan Dipta. Satu tangannya tanpa sadar mengepal hingga memperlihatkan otot-otot hijau di punggung tangannya.“Vina maksudnya apa sih. Nempel ke si Didi? Apa jangan si Didi juga suka ditempelin makhluk agresif itu?”Sayang, gerutuny

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 174 Suami siaga

    Mobil hitam milik Dewa meluncur tenang di jalanan Jakarta yang mulai padat. Sesekali tatapan Dewa terarah ke wanita di sebelahnya yang sedang sibuk menatap layar ponsel.Perut Andini memang belum menampakkan perubahan berarti, tapi bagi Dewa, dua bulan usia kandungan itu sudah cukup untuk membuatnya siaga dua puluh empat jam.“Andin, jangan lama-lama main ponsel. Katanya bikin pusing, nanti berpengaruh juga ke bayi,” ucap Dewa tanpa mengalihkan pandangan dari jalan.Andini menoleh, terkekeh kecil. “Sayang, aku cuma baca artikel doang kok. Lagi cari tahu apa yang boleh dimakan sama yang nggak.”“Nggak usah repot-repot, aku sudah tanyain semua ke dokter. Ada catatannya di rumah. Kamu tinggal ikutin aja,” jawab Dewa cepat, suaranya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 173 Persaingan sengit!

    Seluruh peserta outbound sudah berkumpul di lapangan rumput yang agak lembap. Angin pegunungan berembus, membuat udara terasa segar sekaligus menambah semangat. Panitia berdiri di depan, memakai rompi oranye terang dengan peluit di leher.“Selamat pagi semua! Selamat datang di kegiatan outbound dan camping RS Aurora Medika!” seru salah satu panitia dengan suara lantang.“Hari ini kita bukan dokter, bukan perawat, bukan staf rumah sakit. Hari ini kita adalah satu tim besar yang akan belajar kerja sama, keberanian, dan tentu saja… bersenang-senang!”Suasana langsung riuh, sebagian bertepuk tangan, sebagian hanya saling lirik.Dari belakang, perwakilan HRD RS Aurora Medica, Mbak Tania maju sambil membawa mic. “Acara ini adala

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 172 Love Pentagon

    Andini membuka pintu apartemen dengan wajah muram. Dewa yang baru pulang lebih dulu, tengah melepas jaketnya, langsung menoleh.“Din?” suaranya pelan, namun sarat cemas. “Kenapa? Mukamu pucat banget. Mual lagi gak?”Andini hanya meletakkan tasnya di sofa, lalu duduk dengan gerakan lelah. Ia mengusap wajahnya, menahan perasaan yang mengganjal.“Capek?” Dewa mencoba menebak sambil duduk di sampingnya. Menatapnya lekat.Andini menggeleng. Matanya berkaca-kaca, tapi ia menunduk, tak berani menatap Dewa. “Ayah…”Andini tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Mendadak, lidahnya terasa kelu. Ia masih merasa sedih. Kunjungan ke rumah ayahnya sangat mengecewakan. Sesuai dugaaannya.“Sayang, kamu masih marah sama Ayah? Apa kamu juga kecewa padaku? Gara-gara aku hubungan kalian memburuk,” ujar Dewa mencoba memahami perasaan Andini yang begitu sensitif kali ini. Ia tahu suasana hati wanita hamil tidak bisa diprediksi.Dewa mendesah pelan. Okay, ia tidak mau bersikap gegabah, namun melihat Andini yan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 171 Riak keluarga

    Mobil Dewa berhenti di halaman rumah besar bercat putih gading. Pagar besi terbuka, seakan menyambut mereka, tapi hati Andini justru mengecil. Tangannya dingin, meski genggaman Dewa di sisinya terasa kuat.Dewa menoleh, menepuk lembut tangannya. “Siap, Sayang?”Andini tersenyum tipis, menahan rasa was-was. “Iya… aku cuma mau ketemu Ayah. Itu aja.”Dewa tersenyum tipis. Sebelumnya Andini terlihat ragu-ragu untuk mengunjungi ayahnya. Ia berpikir mungkin Siska adalah alasannya. Ya, Dewa tidak tahu penyebab sebenarnya. Andini masih menyimpannya rapat. Begitu pintu rumah dibuka, aroma kayu jati bercampur aroma pengharum ruangan menyergap. Andika, ayah Andini, muncul dengan wajah setengah ramah tatkala melihat putrinya.Dalam langkah canggung, Andini menghampiri sang ayah dan hendak mencium punggung tangannya. Terakhir kali pertemuan mereka, sang ayah bahkan tak bersedia mengulurkan tangannya. Namun karena disana ada Dewa, maka Andika berusaha menjaga sikap.“Ayah…” suaranya parau, penuh r

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status