Share

123. Mau Jadi Kakak

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-05-18 22:29:08

“Pokoknya, kamu serahkan saja semua rencana bulan madu kita padaku.”

Vina tentu tidak ragu pada kemampuan Dylan. Ia memiliki tim yang selalu bersedia melancarkan apa pun niatnya. Walaupun ia masih merasa kasihan pada Clara.

Dylan bisa tidur nyenyak sambil memeluk Vina. Sementara otak VIna masih memikirkan mengapa ia belum hamil.

Seandainya ia bisa dengan mudah mengandung seperti kehamilan pertama, pasti ia dan Dylan tidak perlu berbulan madu dan meninggalkan Clara.

Apalagi, Clara mungkin masih sedih karena kepergian Allysa.

Perlahan, Vina memindahkan tangan Dylan dari pinggangnya. Dengan mengendap-endap, Vina keluar dan masuk ke kamar Clara. Pengasuh Clara yang tidur di pojok ruangan tidak terbangun ketika ia masuk.

Vina membenahi selimut Clara, mencium dahinya dalam-dalam dan berbisik, “Mommy sayang Clara.”

Sambil menghela napas panjang, Vina keluar. Langkahnya pelan kembali ke kamar utama. Tiba-tiba.... “

“Arghh!” Vina memekik pelan.

Dylan berdiri di depan kamar tanpa bergerak. Vina
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nancy
Rere pengsan digendong idola superstar kakak ipar
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
karena digendong idola ya kan auntie Rere wkwkwk masih belum bisa ngontrol diri sampe pingsan gitu, epic dah....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   127. Kamera di Mana-Mana

    "Chagiya, sore ini Ethan mau berkunjung ke rumah.""Oh ya? Sama istri dan anaknya?""Iya. Mika ingin bertemu denganmu."Kepala Vina mengangguk. Ia senang mendengar Mika akan mengunjunginya."Tapi, sepertinya aku nggak sempat masak.""Nggak papa. Kita minta chef di rumah saja yang menyiapkan hidangan untuk tamu-tamu kita.""Oke."Vina menelepon pengasuh Clara. Tadi pagi setelah berkunjung ke sekolah, Clara kembali ke rumah sementara Dylan dan Vina langsung bekerja.Melalui pengasuh, Vina minta Clara disiapkan untuk menyambut tamu. Vina mendengar Clara bertanya tentang tamu yang akan datang."Mommy, siapa yang mau datang?" Clara akhirnya bicara melalui telepon pengasuhnya."Uncle Ethan dan keluarganya.""Hah? Kak Michael juga?""Iya. Kenapa?""Ara malu sama Kak Michael. Ara di kamar aja, ya, mom?"Kedua alis Vina terangkat tinggi. Apa ia tidak salah dengar? Putrinya mulai malu-malu pada lelaki?"Tidak sopan dong, Clara. Nanti mommy temani. Ok?"Rayuan Vina tidak mempan. Vina akhirnya me

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   126. Ada yang Meragukan

    Hingga makan malam, perbincangan tentang royalti lagu Clara tidak dilanjutkan. Dylan berkesimpulan, Clara belum bisa diajak berdiskusi mengenai keuangannya hingga memutuskan menunda pembahasan tersebut.Sambil makan, mereka berdiskusi tentang sekolah Clara. Sebelum berbulan madu, rencananya Vina dan Dylan akan menyekolahkan Clara di sekolah yang sama dengan Reino.“Asiikk. Apa aku bisa sekelas dengan Reino?” Clara dengan antusias bertanya.“Belum tentu, Clara.”“Yaaah.” Clara terlihat kecewa mendengar ucapan mommy-nya. “ Ara maunya sama Reino biar ada temennya.”“Nanti kan teman sekelas Clara bisa jadi teman Clara juga.”Namun, ucapan Vina tidak membuat Clara senang. Melihat perubahan mood putrinya, Dylan menenangkan Clara.“Diusahakan bisa sekelas. Tapi, kalau nggak bisa, nanti Daddy minta Reino tetap jagain kamu, ya.”Kepala Clara akhirnya mengangguk. Mendengar pernyataan Dylan, Vina yakin sang suami akan menggunakan kekuasaannya untuk menuruti keinginan Clara.Selesai makan malam,

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   125. Punya Uang Sendiri

    Meski telah berkali-kali berurusan dengan keramaian bandara, Vina masih saja belum terbiasa. Dengan wajah tanpa senyum, Vina melewati kerumunan sambil menggenggam tangan Dylan yang menggendong Clara.Lain Vina, lain juga Clara. Putri Vina dan Dylan itu malah tampak ramah.Saat ada yang memanggil namanya, Clara tersenyum dan kadang melambai.Tak sampai satu jam, foto-foto keluarga Lano tersebar di media. Meski dengan wajah datar, Vina tetap terlihat sangat cantik.Hingga akhirnya, Vina dapat menghela napas lega kala mereka sampai di rumah. Seperti tak ada lelahnya, Dylan langsunh masuk ke ruang kerja dan melakukan meeting online."Nggak istirahat dulu, Sayang?" Vina menatap wajah suaminya yang minta izin untuk bekerja."Kamu yang perlu istirahat, Chagiya. Aku dan Clara kan sudah tidur di pesawat." Dylan mencium bibir Vina lalu masuk ke ruang kerja.Vina tersenyum lalu masuk ke kamar utama. Ia menatap sekeliling. Kamar mereka di sini besarnya tiga kali lipat dari kamar utama di rumah Vi

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   124. Akhirnya Berpamitan

    "Ya Ampuun. Beneran kamu masih kepikiran begitu saat mau melahirkan?"Vina menatap heran pada adiknya.Bagaimana tidak? Setelah dokter pergi, Rere menceritakan sesuatu yang katanya tidak mungkin ia ungkapkan pada sang suami."Iya." Wajah Rere bersemi malu. "Aku shock digendong Lano. Apalagi wajah tampannya sangat dekat dengan wajahku.""Bug!""Aduh!"Vina baru saja memukul kepala Rere dengan bantal sofa. Sang adik langsung mengaduh sambil menyeringai."Coba reset otakmu. Yang gendong kamu itu kakak iparmu!" seru Vina setengah kesal."Kakak iparku superstar idolaku." Rere malah semakin menggoda Vina."Ngawur.""Sumpah, Kak. Kalau aku nggak sayang Kak Vina, aku pasti godain Lano. Duh kakak iparku idaman banget."Kini mata Vina memdelik pada sang adik. "Apa melahirkan membuat otakmu jadi geser hingga kamu berubah genit begini?"Rere tergelak. Jujur, pesona idolanya memang memabukkan. Sampai sekarang meski secara diam-diam, Rere masih sering mengagumi Lano dari jarak dekat."Tapii... aku

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   123. Mau Jadi Kakak

    “Pokoknya, kamu serahkan saja semua rencana bulan madu kita padaku.”Vina tentu tidak ragu pada kemampuan Dylan. Ia memiliki tim yang selalu bersedia melancarkan apa pun niatnya. Walaupun ia masih merasa kasihan pada Clara.Dylan bisa tidur nyenyak sambil memeluk Vina. Sementara otak VIna masih memikirkan mengapa ia belum hamil.Seandainya ia bisa dengan mudah mengandung seperti kehamilan pertama, pasti ia dan Dylan tidak perlu berbulan madu dan meninggalkan Clara.Apalagi, Clara mungkin masih sedih karena kepergian Allysa.Perlahan, Vina memindahkan tangan Dylan dari pinggangnya. Dengan mengendap-endap, Vina keluar dan masuk ke kamar Clara. Pengasuh Clara yang tidur di pojok ruangan tidak terbangun ketika ia masuk.Vina membenahi selimut Clara, mencium dahinya dalam-dalam dan berbisik, “Mommy sayang Clara.”Sambil menghela napas panjang, Vina keluar. Langkahnya pelan kembali ke kamar utama. Tiba-tiba.... ““Arghh!” Vina memekik pelan.Dylan berdiri di depan kamar tanpa bergerak. Vina

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   122. Rencana Bulan Madu

    “Oek, oek, oek.”Setelah berjuang lebih dari lima jam, akhirnya anak pertama Rere dan Rendra lahir. Rendra mengembuskan napas panjang hingga berlutut di sisi ranjang.Kalau tidak ada Vina, pasti tubuhnya sudah banyak goresan dan memar karena di cakar dan dipukuli Rere. Meski sebagai dokter ia sering mendengar kejadian ini saat ibu melahirkan, tetapi mengalaminya sendiri merupakan pengalaman yang menegangkan.“Nyonya Rere, kita inisiasi menyusui dini, ya.” Suster berkata sambil meletakkan perlahan bayi merah di dada Rere.Sambil berlinang air mata, Rere menatap mahluk mungil yang sedang mencari-cari sari makanannya. Vina mengusap pelan kepala bayi tersebut.“Syukur lah. Sehat semuanya.” Vina berkata pada Rere dan Rendra. “Selamat ya, kalian berdua.”Vina keluar untuk mengabari keluarga. Ia disambut dengan wajah penasaran. Lalu, semuanya mengembuskan napas penuh kelegaan mendengar Rere sudah melahirkan bayi dengan selamat.“Mommy, Ara mau lihat bayinya Auntie Rere.” Clara menatap wajah

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   121. Marah-Marah

    Setelah Anton berpamitan, Dylan memilih bekerja di kamar. Vina, Rere dan Clara berkumpul di kamar Rere."Katanya Ara pernah tidur di sini, ya?" Rere mengusak kepala keponakannya."Iya. Tapi, nggak bisa tidur, karena mommy teriak-teriak akh, akh gitu malam-malam."Ucapan Clara sontak membuat Rere menoleh cepat menatap kakaknya. Vina pura-pura tidak mendengar dengan merapikan beberapa benda di kamar."Terus, Clara ngapain?""Ya... diam aja. Soalnya Ara takut keluar kamar.""Mmm... iya. Kalau ada suara begitu lagi, Ara pura-pura nggak denger aja.""Kata Uncle Juan juga begitu."Vina tersentak mendengar ucapan Clara. Putrinya cerita pada Juan? Memalukan!"Re... kamu masih mau pajang poster-poster ini?" Vina mengalihkan perhatian dengan menatap foto-foto Lano di dinding kamar Rere."Iya, biarin aja, Kak. Kenang-kenangan."Vina mengangguk. Ia mengamati satu persatu foto Dylan dan menghela napas panjang. Tak mengira laki-laki tampan yang fotonya bertebaran di sosial media itu adalah suaminya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   120. Cara Masing-Masing

    Akhirnya lagu ciptaan Clara diterbitkan.Setelah melalui berbagai pertimbangan, Vina mengangguk setuju. Itu pun setelah ia berkali-kali berkonsultasi dengan psikolog anak dan meminta izin pada Anton.Dylan berjanji tidak akan banyak mempublikasikan Clara. Tidak ada syuting video musik, tidak ada pemotretan. Semua murni hanya rekaman untuk satu single saja sebagai persembahan untuk Allysa.“Ya Tuhan!” Dylan mendesis kaget.Lelaki tampan itu sedang duduk di kursi tinggi kitchen island menemani Vina memasak. Ia menatap layar tablet yang baru saja diberikan Juan dan terkejut pada apa yang dilihatnya.“Ada apa?” Vina mengalihkan pandangannya dari panci di depannya dan menoleh menatap sang suami.“Aku tak menyangka ini.” Dylan membalik layar tablet agar Vina dapat melihat. “Lagu Clara meledak. Jumlah pendengar dalam satu hari ini sudah mencapai dua milyar dan masih bergerak naik.”Vina menggeleng sambil menghela napas panjang. “Itu mungkin efek karena penggemarmu tau Clara adalah anak Lano.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   119. Lagu Kenangan

    Satu minggu setelah kematian Allysa.“Clara.” Dylan melongokkan kepalanya di balik pintu kamar sang putri.Pengasuh Clara yang sedang menemani di dalam kamar, segera keluar untuk membiarkan Dylan bicara pada Clara.“Sedang apa?” Dylan duduk di sisi ranjang dan mengamati putrinya.“Lagi mewarnai gambar, daddy.” Clara menunjukkan buku sketsa milik Vina.“Oh, Clara sedang mewarnai pakaian yang digambar mommy, ya?” Dylan duduk di samping Clara dan memperhatikan buku tersebut.“Iya. Mommy bilang mau buat baju untuk Ara, tapi Ara pilih warna sendiri.”Dylan mengangguk-angguk.”Sebentar lagi, mommy selesai masak. Kita turun, yuk.”“Oke.” Clara membereskan pensil warna-nya. Kemudian, ia mengambil sesuatu di balik bantal. “Daddy, semalam Ara nulis ini.”Dylan menerima kertas dari putrinya. Ia melirik Clara sebentar lalu membaca apa yang tertulis di sana. Wajahnya langsung berubah serius.“Clara yang menulis ini?”Kepala Clara mengangguk pelan. “Bisa nggak daddy buatin musiknya? Sebenarnya Ara m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status