Share

186. Tendangan Pertama

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-06-17 21:08:19

Pernyataan Dylan membuat Vina tersadar. Ia kembali membandingkan dan merasa tidak percaya diri. Lalu, Vina tersenyum dan mengangguk.

“Iya.”

“Kamu nggak papa?” Dylan masih penasaran dengan raut wajah sanng istri.

“Nggak papa.” Vina lalu memeluk Dylan dan menatap wajah sang suami. “Hanya... ingatkan saja aku jika aku terlaku sensitif atau tidak percaya diri.”

Dylan menangkup pipi-pipi Vina dengan kedua tangannya. Ia mengecup bibir Vina berkali-kali lalu balas memeluknya erat.

“Baguslah kalau kamu sadar bahwa tidak sepatutnya kamu rendah diri. Ingat kamu adalah wanita cantik yang cerdas dan berprestasi. Apalagi, suamimu adalah superstar dan CEO yang terkenal.”

“Wahh... justru bagian terakhir itu yang sering membuatku tidak percaya diri.” Vina mencebik.

Dylan meledakkan tawanya, lalu dengan cepat berhenti dan menutup mulut. Sadar bahwa mereka masih di kamar Clara dan mereka tidak ingin anak itu terjaga.

Keduanya keluar dari kamar Clara dan masuk ke kamar tamu yang disiapkan untuk mereka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nancy
sweet couple. more chapters please ... thank you
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
kalo Chagiya dan Dylan lagi sweet-sweet gini jadi mesem-mesem sendiri, ikut bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   186. Tendangan Pertama

    Pernyataan Dylan membuat Vina tersadar. Ia kembali membandingkan dan merasa tidak percaya diri. Lalu, Vina tersenyum dan mengangguk.“Iya.”“Kamu nggak papa?” Dylan masih penasaran dengan raut wajah sanng istri.“Nggak papa.” Vina lalu memeluk Dylan dan menatap wajah sang suami. “Hanya... ingatkan saja aku jika aku terlaku sensitif atau tidak percaya diri.”Dylan menangkup pipi-pipi Vina dengan kedua tangannya. Ia mengecup bibir Vina berkali-kali lalu balas memeluknya erat.“Baguslah kalau kamu sadar bahwa tidak sepatutnya kamu rendah diri. Ingat kamu adalah wanita cantik yang cerdas dan berprestasi. Apalagi, suamimu adalah superstar dan CEO yang terkenal.”“Wahh... justru bagian terakhir itu yang sering membuatku tidak percaya diri.” Vina mencebik.Dylan meledakkan tawanya, lalu dengan cepat berhenti dan menutup mulut. Sadar bahwa mereka masih di kamar Clara dan mereka tidak ingin anak itu terjaga.Keduanya keluar dari kamar Clara dan masuk ke kamar tamu yang disiapkan untuk mereka.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   185. Menginap

    "Nggak, Kak. Cuma kasihan aja sama Dylan.""Eh, kenapa?"Pernyataan Dylan pada dokter diungkapkan Vina. Ia juga merasa Dylan akhir-akhir ini memang sibuk sendiri karena ia tidak bisa membantu."Perasaan kamu saja. Kan ada Marcel. Tim Lano tuh solid lho. Mereka belasan tahun sudah mendampingi Lano.""Iya juga ya."Tamara tersenyum. Ia menatap Vina yang melipat pakaian bayi sambil termenung."Lano sangat bahagia dibanding sebelum ia bersamamu, Vina. Dulu, karirnya memang sangat baik. Namun ia seperti anak kesepian dan hilang arah jika tidak berada di panggung."Vina menatap Tamara yang memandangnya dengan teduh. Ia jadi benar-benar merasa memiliki seorang kakak."Kak Tama pikir begitu?""Lho, bukan aku saja yang berpikir begitu. Semua orang yang dekat dengan Lano amat tau perubahan yang terjadi pada anak itu."Tamara melirik sekilas pada Dylan yang sedang berbincang dengan Kenneth."Memang Lano akan selalu menjadi lelaki yang kurang mandiri. Itu karena di keluarga ia anak bungsu. Pekerj

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   184. Hadiah Buatan Sendiri

    Vina tidak fokus membaca. Ia jadi mendengarkan apa yang Dylan ucapkan saat live. Saat Dylan terdengar terharu spontan Vina membelai lengan atasnya.Dylan menoleh dan tersenyum, lalu menunjuk layar. “Goldies bertanya apa itu tangan Chagiya?”Vina terkekeh, lalu dengan sengaja menunjukkan jari manisnya yang memakai cincin berlian hitam.“Ini jawabannya, Goldies.” Dylan tersenyum senang sambil mengangguk dan menahan tangan Vina di depan layar. “Benar. Chagiya ada di sebelahku.”“Spil Chagiya.” Dylan membaca komentar sambil tertawa dan bertepuk tangan.Vina menggeleng. “Malu.”Dylan mencebik dan menjulurkan tangan lalu mengusak kepala Vina. “Kalian dengar, Goldies? Chagiya malu katanya.”Selanjutnya, Vina hanya sesekali mendengar sambil menggambar. Kali ini ia mendesain pakaian bayi untuk Rachel karena baju bayi yang pernah ia buat dulu sudah tidak cukup lagi.Beberapa menit menggambar, Vina menggeleng. Lalu, mencoret gambarnya. Ia memulai kembali, tetapi mencoret lagi.“Perasaan gambarku

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   183. Bayi-Bayi Pemalu

    Sambil mengembuskan napas panjang, akhirnya Vina dan Dylan mengangguk. Mereka menyetujui permintaan Clara untuk mengecek jenis kelamin janin-janin di dalam rahim Vina.Dokter kembali menjalankan alat USG di perut bagian bawah Vina. Clara terlihat sangat serius menatap layar di depannya.“Mana adik Ara, Dokter?”“Ini kaki-kakinya.” Dokter Femmy menunjuk ke layar. “Sepertinya adik Ara pemalu. Mereka menutupi kelaminnya. Tuh, nggak kelihatan.”Dokter Femmy tampak masih berusaha. Hingga akhirnya ia menggeleng. “Mungkin bulan depan, kita bisa cek kembali. Sabar ya, Ara.”Suster membantu mengelap bersih cairan di perut Vina sehabis USG. Dylan kemudian membantu istrinya turun dari ranjang dan duduk di kursi di depan dokter.“Ini adik Ara sudah seperti ini sekarang.” Dokter menunjukkan gambar bayi dalam kandungan.“Yang ini kaya boneka.” Clara menunjuk bayi yang berusia sembilan bulan dalam rahim.“Iya, ini sudah siap lahir.”“Ara mau adik-adik cepat lahir.”Tangan Dokter Femmy mengelus kepal

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   182. Rekaman Detak Jantung

    Vina belum bisa memutuskan apa pun hingga mereka keluar dari kamar mandi. Setelah berpakaian, mereka menuju ruang makan. Ternyata Clara sudah menunggu mereka.“Mommy, daddy, Ara laper nungguin mommy dan daddy.” Clara terlihat memberengut.“Kenapa nggak makan duluan, sih?” Dylan melirik tajam pada pengasuh Clara yang langsung tertunduk.“Ara maunya nunggu mommy dan daddy.”“Ya sudah. Kita makan sekarang. Maaf, Clara nunggu lama, ya.”Chef dan pelayan menyiapkan makanan. Vina memulainya dengan memakan buah-buahan segar.“Nyonya mau makan apa?”“Omelet saja, chef. Terima kasih.”Chef mengangguk lalu melirik Dylan. “Tuan?”“Sama aja.”“Baik.” Chef mengangguk, lalu berjalan ke area memasak. “Bagaimana sarapan anda di kamar, Nyonya?”“Gagal!” Dylan yang langsung membalas. “Masakanku asin.”“Oh, ya tuhan. Saya turut prihatin. Melihat keadaan dapur yang porak poranda, saya pikir Tuan Lano sudah melakukan semuanya dengan maksimal.” Chef berkata setengah menyindir. Masih kesal karena tadi pagi

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   181. Niat Romantis

    “Nggak mau ngaku?” Dylan menatap Vina yang tidak menjawab.Vina mencebik. “Tergantung sih. Kalau aku mau dipeluk ya peluk. Kalo nggak ya jangan dipeluk.”“Bagaimana aku tau?”“Aku juga nggak tau.” Vina bicara sambil menyeringai.Dylan hanya menggeleng lalu mengeratkan pelukan. Ia mencium dalam-dalam puncak kepala dan mengelus punggung Vina sampai akhirnya tau sang istri sudah tertidur kembali.Pagi harinya, perlahan Dylan turun dari ranjang. Ia membenahi selimut Vina dan keluar tanpa suara.Lelaki itu melangkah ke dapur. Tadi malam, Vina terlihat senang kala minum jus buatannya. Jadi, pagi ini, ia akan membuat sarapan special untuk sang istri.“Oke. Kita buka youtube dulu.” Dylan menggumam sambil memilih sarapan apa yang akan ia buat.“Mmm... ini saja. Bubur kentang, brokoli, daging asap, keju dan kacang merah.”Dylan menyiapkan semua bahan. Ia kesulitan mencari kacang merah dan kembali harus mencari di internet bentuk kacang tersebut.Karena tidak menemukannya di kulkas, Dylan akhirn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status