Share

33. Aku Pamit

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-21 13:14:59

Tanpa permisi, Marcel memegang liontin berlian di leher Vina. Ia membalik liontin dan mengusap inisial nama di sana.

“O&O. Artinya One and Only. Lano memiliki beberapa koleksi perhiasan dengan inisial ini.” Marcel meletakkan liontin kembali ke dada dan menatap Vina.

“Lano tidak pernah memberi perhiasan dengan inisial itu pada siapa pun. Bahkan aku dan Kak Tama tidak tau ternyata liontin itu memilikinya.”

“Maaf, aku tidak tau. Kak Tama saat itu hanya bilang kalung ini dari sponsor.”

Marcel mengangguk sedikit. “Sebelumnya, Lano juga memiliki cincin berlian hitam dengan inisial yang sama. Lano bilang ia menitipkan cincin itu pada seseorang. Aku curiga ia memberikannya padamu juga.”

Marcel menatap Vina tanpa jeda. Mengamatinya dari ujung rambut hingga kaki.

“Itu sebabnya kami bingung, apa istimewanya kamu? Dari sekian wanita cantik, terkenal dan terhormat, kenapa ia lebih nyaman bersamamu?”

Vina tidak menjawab pertanyaan tersebut. Otaknya sibuk mencerna pernyataan-pernyataan Marcel. Semen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Azam Choirul
pertemukan Clara dgn keluarga lano
goodnovel comment avatar
happyface
biasanya niih cerita kak rey slaluhappy ending. tp ini kok alurnya bikin jleb. jgn smp ada gebrakan tragis ya kak rey. please bikin vina bahagia.
goodnovel comment avatar
ReNny Ne Vino
Lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   109. Mulai Percaya Diri

    Bukan bisnis namanya jika tidak merugi. Begitu Dylan berkata. Tetapi, Vina tau, Dylan sangat kecewa.Apalagi Avrie juga tida mau bertanggung jawab karena ia juga tertipu. Hanya saja, Dylan tidak menyangkan ternyata perusahaan Avrie selama ini menjalin kerjasama dengan penadah permata liar yang sering menipu.“Aku serahkan pada pengacaraku. Yang jelas, aku hanya kan berpegang pada surat kontrak antara dua perusahaan.” Dylan berdiri lalu keluar ruang meeting disusul Vina.“Sudah. Kamu benar. Kita tinggal tunggu update dari pengacara.” Vina mengelus rambut lebat Dylan.Dylan mengangguk. Vina akhirnya memberikan obat sakit kepala agar Dylan dapat melanjutkan kegiatannya lebih nyaman.Untung saja Vina menjadwalkan agenda berikutnya lebih santai. Podcast dengan seorang content creator yang merupakan teman SMA Dylan.Vina memilihkan pakaian santai namun tetap rapi dan mempesona untuk Dylan. Kali ini karena Dylan cukup mengenal reputasi temannya yang baik, ia bersedia ditanyai tentang kehidup

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   108. Menyesuaikan Jadwal

    “Sudah siap semua, Re?” Vina menatap koper-koper sang adik.“Sudah, Kak. Kalaupun ada yang tertinggal, nggak papa titip di sini aja.”Vina mengangguk. Lalu menerima kotak mewah yang dibawakan pelayan. Vina menatap kotak-kotak tersebut dan memberikannya pada Rere.“Semoga kamu suka.”“Untukku?” Mata Rere berbinar menerima kotak-kotak tersebut. “Boleh kubuka?”“Nanti saja di rumah. Lagipula itu untuk persiapan kelahiranmu.”Sejenak, Rere terdiam dengan wajah sendu. Ia menyerahkan kotak-kotak itu pada Rendra lalu menggenggam kedua tangan Vina.“Jangan bilang Kak Vina nggak bisa datang saat aku melahirkan?” Rere bertanya dengan nada sedih.“Aku belum bisa janji, Re. Tapi, akan aku usahakan.”“Kak, Kak Vina satu-satunya keluargaku. Aku ingin Kakak ada saat aku melahirkan.” Rere memohon.Vina tidak bisa menjawab. Ia tau jadwal Dylan penuh hingga akhir tahun. Bahkan tahun depan beberapa event kegiatan sudah mengantri untuk mendapat konfirmasi.“Aku akan atur ulang jadwalku. Kami akan datang.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   107. Semangat Allysa!

    Vina menyesuaikan pekerjaan Dylan dengan berkarya di ruang desain. Dylan memang sengaja membuat ruang desain persis di samping ruang kerjanya. Lelaki itu juga membuat pintu menghubung antara dua ruangan mereka.Saat Dylan rapat online dengan berbagai perusahaan, Vina akan bekerja di ruang sebelah. Ia mendengar Dylan memanggilnya, Vina menutup buku sketsa.“Berapa desain hari ini yang kamu buat, Chagiya?”“Dua aja.” Vina memperlihatkan buku sketsanya.Dylan terkekeh melihat gambar sanng istri. “Baju Clara semua?”“Ya... Clara yang paling cocok untuk menjadi modelku. Nggak rewel.”“Nggak rewel karena dia tau bajunya bagus. Kalau nggak suka, Clara juga bakal nggak mau.”Vina mengangguk membenarkan. Ia lalu duduk di pangkuan Dylan. Laptop Dylan masih menyala karena menunggu sambungan meeting berikutnya.“Aku buat baju menyusui sih untuk Rere. Tinggal sedikit lagi selesai.”Dylan melirik dada Vina. “Kamu punya baju menyusui?”“Nggak lah. Buat apa?”“Kamu kan masih menyusui bayi besar.” Dyl

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   106. Berita Omong Kosong

    Malam penuh kerinduan itu dihabiskan Vina dan Dylan di ranjang. Saat liburan singkat, Vina juga baru merasakan kehilangan Dylan.Ternyata Vina telah semakin jatuh cinta pada sosok suaminya sendiri. Bukan karena ketampanannya saja, tetapi juga karena ketulusan dan cinta Dylan yang begitu besar yang ia rasakan.“Bahkan aku terima jika semua hanya mimpi. Paling tidak aku merasakan kebahagiaan ini.” Vina menggumam sendiri sambil memeluk lengan Dylan.Dylan yang memeluk Vina dari belakang, merengut. Lalu, mengigit dan mengisap leher Vina hingga meninggalkan jejak merah di sana.“Aduh! Sakit, Dylan!” Vina berjengit ngilu.“Bagus kalau kamu merasakan sakit. Jadi kamu tau ini bukan mimpi.”Sambil memegangi lehernya, Vina terkekeh. “Ya, siapa tau aku terbangun dan semuanya hilang. Aku kembali pada keadaan di mana hidup bekerja keras tanpa suami.”“Sudah kubilang jangan ingat-ingat masa-masa kamu menderita itu, Chagiya.” Dylan mendengus kesal.“Justru saat itu selalu terbayang ketika aku mendap

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   105. Kejutan Untukmu

    “Daddy!” teriak Clara yang melambai dari jendela mobil.Dylan yang menunggu di tangga rumah berdiri melihat kedatangan mobil Rendra. Akhirnya sang istri dan keluarganya pulang dari berlibur.Ketika turun dari mobil, Clara langsung menghampiri Dylan dan memeluknya erat-erat. Dylan menciumi pipi Clara yang wajahnya tampak kemerahan.“Kamu banyak terkena panas matahari, ya.” Dylan membelai wajah sang putri. “Mukanya merah begini.”“Nggak papa, Daddy. Sehat.” Clara menyangkal.Dylan hanya terkekeh lalu membiarkan Clara masuk ke dalam rumah bersama Rere dan Rendra. Ia kini berdiri berhadapan dengan sang istri.“Kamu tau berapa kali aku sangat ingin menyusulmu, Chagiya?” Dylan meraih pinggang Vina dan merapatkan tubuh mereka.Vina menggeleng dengan tatapan mesra. “Tidak. Aku pikir kamu senang-senang saja nggak ada aku dan Clara.”Wajah Dylan langsung memberengut. “Bisa-bisanya kamu berpikir begitu. Sudah tau aku sulit tidur tanpamu.”Sambil melingkari tangan di pinggang Dylan, Vina berjalan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   104. Bersenang-Senang

    Rendra ragu-ragu. Ia mengamati sekeliling. Du pengendara motor yang katanya pengawal dari Dylan menghampiri mobil membuat ia bernapas lega.Petugas villa dan pengawal Dylan terlihat berbincang. Lalu, petugas villa mengangguk dan membukakan gerbang agar mobil Rendra dapat masuk ke kawasan villa mewah tersebut.“Aku turun untuk lapor check in, ya. Mobil dikunci saja.” Rendra membuka seatbelt-nya.Namun begitu akan turun, kaca mobil diketuk pengawal Dylan. Rendra menurunkan kaca sedikit.“Tuan Rendra jalan saja. Biar kami yang urus villa-nya.” Pengawal tersebut bicara sambil membuka masker wajah dan menunduk santun pada Vina.“Terima kasih, Maxim.” Vina tersenyum lega karena mengenali wajah itu memang salah satu pengawal andalan Dylan selain Juan.Akhirnya mereka bisa menikmati liburan. Vina bahkan tidak peduli lagi mobil yang menguntit mereka masih ada atau tidak.Sampai di villa, Clara berlarian melihat-lihat bagian dalam villa. Anak kecil itu tampak senang dan berkomentar tentang ruan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   103. Dibuntuti

    Vina kembali menghela napas. “Lusa aku pulang, ya. Mungkin sampai rumah malam.”“Oke. Love you, Chagiya.”“Love you too, Dylan.”Rere menoleh ke samping saat Vina telah selesai bicara. Vina sedang membalas pesan untuk Dylan. Di sebelahnya, Clara tertidur dengan kepala di paha sang kakak.“Kak Dylan kenapa, Kak?”“Nggak papa. Cuma tanya jadwal saja.”“Memang Kak Vina belum kasih tau?”“Sudah. Tapi, yaa... gitu, deh. Masih harus diingatkan.”“Ternyata Lano itu manja, ya, Kak.”“Terbiasa dibantu tepatnya.”Dalam perjalanan, Vina jadi merasa tak tenang. Ia menahan diri untuk tidak menghubungi atau mengirim pesan pada Dylan untuk menanyakan keadaan suaminya itu.Clara terbangun dan minta pipis. Rendra akhirnya mencari toilet umum dan memarkir kendaraannya.Tapi, Vina merasa tak nyaman karena takut ada yang mengenalinya. Hingga ia mengenakan masker dan meminta Clara juga menutupi wajahnya.“Nanti takut dikejar-kejar kaya daddy, ya, mommy?”“Iya.” Vina hanya menjawab singkat.Melihat Vina ya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   102. Berlibur Sejenak

    Vina terlihat bahagia dengan kedatangan Rere dan Rendra. Setiap pagi, Vina dan Rere memasak bersama.Dylan jelas melihat perubahan pada Vina. Istrinya lebih santai dan banyak tertawa.Meski jadwal padat Vina dan Dylan tetap berjalan seperti biasanya, tetapi mereka tetap dapat berkumpul setelah berkegiatan."Jadi, kalian tidak pernah bepergian?" Rendra bertanya heran pada Vina dan Dylan."Bepergian sih sering. Agenda Dylan itu antara kantor, bandara, hotel, ruang interview, konser atau pemotretan. Begitu terus berulang." Vina menjelaskan."Iya. Meski sering keluar kota atau negara, kami tidak pernah mengunjungi tampat wisata." Dylan menambahkan."Iya, sih. Jadwal kalian benar-benar padat, ya." Rere mengangguk pelan."Kenapa, Re? Kamu sudah merencanakan sesuatu?" Vina menatap sang adik yang terlihat berpikir."Tadinya... mau ajak Clara pergi ke pantai.""Ibu hamil mau baby moon tapi ngajak keponakan dan kalian." Rendra menambahi keterangan."Pergi lah, Chagiya. Aku bisa pergi dengan Kak

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   100. Ingin Keluarga Besar

    “Auntie Rereeee!!”Vina dan Dylan mengernyit mendengar teriakan Clara di mobil. Mereka sedang berada di parkiran bandara.Untuk kenyamanan bersama, Vina meminta Rere dan Rendra saja yang berjalan ke parkiran. Dibanding mereka membuat keributan jika Dylan turun dari mobilnya.Clara terus berteriak-teriak memanggil Rere. Apalagi saat melihat Auntie-nya itu berjalan ke arah mobil mereka.Vina keluar dari mobil dan membukakan pintu Clara untuk menyambut adiknya. Clara sudah berlarian menghampiri Rere. “Ya ampun... keponakan Auntie Rere sudah besar. Tambah cantik.” Rere menunduk dan menciumi Clara.Vina menghampiri Rendra karena Rere masih sibuk dengan Clara. Menjabat tangan adik ipar dan menempelkan pipi kiri kanannya pada pipi Rendra.“Bagaimana perjalanan kalian? Baik?”“Ibu hamil senang naik pesawat.” Rendra terkekeh.Vina melirik adiknya. Memang sejak menikah saja Rere naik pesawat. Mereka memang tidak pernah liburan yang menggunakan pesawat.“Kakak cantik.” Rere melebarkan kedua tan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status