Share

02. Menjadi milik Damian

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-02-17 19:12:25

"Cari saja lelaki lain."

Damian melepas kasar tangan Yura, membuat tubuhnya oleng dan meringis kesakitan. "Ish, kamu kasar sekali."

Namun, Yura tak patah arang, kembali mendekatkan tubuhnya. "Katakan padaku bahwa kamu begitu menikmati ciuman kita tadi? Apa aku salah, Tuan? Kita sama-sama menginginkan--"

Mmph

Tanpa mampu menahan diri, Damian mendekatkan wajahnya ke Yura, sebuah sentuhan lembut yang menghanguskan setiap helaan napas. Napasnya tercekat, gejolak dalam dada memuncak tak terbendung. "Semoga kau tidak menyesal kali ini," bisiknya dengan lembut, membiarkan momen itu menghentikan realitas sejenak di antara mereka.

Akh.

Yura digendong ala bridal, dimasukkan ke dalam mobil Jeep. Tak peduli lagi, Damian akan melanjutkannya di dalam sana.

"Tolong, hentikan!" rintih Yura saat Damian menciumi leher jenjangnya.

"Terlambat untuk memohon berhenti."

"Jangan, jangan di sini! Maksudku, kita bisa melakukannya di tempat lain."

Damian merasa kecewa, harus menahan rasa untuk sesaat. Dengan emosi, Damian melajukan mobil menuju apartemen. Tidak ada satupun dari keluarga Baskoro yang mengetahui tentang Apartemen miliknya.

Bip.

Pintu apartemen terbuka dan Damian segera mengungkung Yura. Pesta pernikahan baru saja dimulai. Dengan agresif dan intens, Damian memberi kuasa penuh kemesraan pada Yura. Saling melepas kain yang menempel dan memulai menyatukan rasa.

"Tolong pelan sedikit, ini pengalaman pertamaku." Suara Yura bergetar, penuh dengan rasa cemas dan antisipasi. Damian menatapnya dengan penuh pengertian, perlahan dan hati-hati, ia membimbing Yura melewati malam yang akan mengubah segalanya. Di balik kesunyian malam, kedua hati terikat dalam irama yang mengalun penuh gairah. Keringat yang memercik menjadi saksi bisu atas kesatuan yang mereka raih, dalam dekapan yang penuh dengan keintiman dan kehangatan. Setiap sentuhan, setiap bisikan, menggema menjanjikan kenangan yang akan abadi.

Setelah tiga jam lamanya, Yura terkulai lemas dan perlahan menutup mata, begitu pula Damian. Mereka terbangun saat ponsel Yura berdering nyaring. Damian mengambil ponsel dan melihat panggilan barakhir.

"Jangan!" Yura dengan cepat mengambil alih ponselnya.

Kring kring.

Yura melihat pada layar, tertera "Dony memanggil." Seketika gemetar melingkupi jiwa, takut jika Dony tahu dia bersama Damian, semuanya akan berakhir.

"Lima panggilan tak terjawab dan kini dia menelpon lagi. Rupanya dia masih peduli padamu. Angkat saja," titah Damian.

Dengan enggan Yura menjawabnya, "Halo."

"Kamu di mana? Cepat pulang!"

"Ba–baik."

Panggilan singkat itu membuat Yura menggigit bibir dan meremas ponselnya, Damian melihat perubahan emosi pada diri Yuna. Dony pasti akan mencerca banyak pertanyaan dan mengadukannya pada Serly . Sebelum itu terjadi, Yura harus pulang secepatnya.

Baru saja berdiri, tiba-tiba ….

Akh

Yura meringis kesakitan, kembali duduk dan memegang bagian yang nyeri. Sontak Damian mendekat, mencoba peduli. "Kamu okey, Yura?"

"Ya, tak perlu khawatirkan aku."

Yura kembali dingin, membuat Damian bingung dan menafsirkan hal lain.

"Ada apa denganmu? Apa kamu mempermainkan-ku?"

"Aku …. Aku tidak mempermainkanmu. Aku harus pulang. Jika Dony tahu …."

"Sudahlah!" putus Damian dan bergeser menghindar.

Yura kembali berdiri, dengan kaki gemetar mencoba berjalan pelan, mencoba memunguti pakaiannya. Damian yang melihatnya, merasa tak tega. Segera diambil pakaian Yura dan memberikannya. Di tatap tajam wanita yang baru saja bersama, sayang sekali Yura menghindari tatapannya.

"Kamu telah mengambil keputusan bersamaku, dan ada konsekuensinya jika aku tahu, kamu mempermainkanku."

"A–aku tahu, Tuan Damian."

"Sekarang pakai pakaianmu dan aku akan mengantarmu."

"Apa? Tidak perlu mengantarku. Jika Dony tahu, kita bersama–"

"Aku akan mengatasinya."

Damian menunggu Yura di dalam mobil dan segera mengantarkan ke kediaman Dony. Dalam perjalanan hening, tak ada satupun yang berbicara. Mereka larut dalam pemikiran masing-masing.

'Bagaimana jika Dony mengetahui? Oh, tidak! Dia pasti akan mengadukanku pada Madam Serly, lalu Ayahku? Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?' pikir Yura dengan perasaan bersalah yang kian menggerogoti.

Sejenak, Yura mencoba untuk merenung, mencari jalan keluar agar semua bisa berjalan baik-baik saja. Pengobatan ayahnya adalah hal yang paling penting baginya saat ini, apalagi jika semuanya menjadi berantakan dan perawatan ayahnya harus dihentikan, bagaimana nasib mereka selanjutnya? 'Aku harus menjaga rahasia ini sebaik mungkin, aku tak ingin membuat ayah lebih menderita dari yang ia alami sekarang ini.'

Di sisi lain, Damian memikirkan sikap Yura kepadanya. Wanita di sampingnya ini tidak akan memberikan mahkotanya secara cuma-cuma. Pasti ada alasan, mengapa dia melakukannya? Damian harus mencari tahu segera.

Mereka tiba di parkiran rumah Dony. Saat Yura hendak turun, Damian dengan cepat memegang tangannya. Seketika mencium Yura.

Mmph

"Tuan Damian, kita di kediaman Dony!" ujar Yura, tak suka. Menyeka sisa ciuman.

Damian tersenyum dan turun dari mobil. Dia berjalan cepat masuk rumah, meninggalkan Yura yang kesal setengah mati padanya.

"Kakak!" seru Dony, lalu terkejut melihatnya bersama wanita. "Kamu?" suaranya terbungkus rasa terkejut saat melihat Damian melangkah masuk ke dalam rumah dan sosok yang berjalan di belakangnya adalah Yura, istrinya. Dalam balutan gaun spaghetti strapless yang ia kenakan di pernikahan tadi, semakin menambah kebingungan Dony.

"Yura, kenapa kamu datang bersama Kak Damian?" desak Dony, matanya melebar mencari tahu.

Sebelum Yura sempat membuka suara, Damian dengan sigap menyela, "Dia sedang mencari taksi dan aku kebetulan lewat di sini, jadi aku tawarkan tumpangan."

"Oh, begitu rupanya," balas Dony, nada suaranya masih menyimpan rasa curiga dan keheranan yang belum sepenuhnya reda.

Air muka Dony tidak sepenuhnya meyakinkan, tatapannya masih menunjukkan bahwa ada lebih banyak pertanyaan yang terpendam di balik kejadian ini. Dia melirik sekilas pada Yura, mendekati Damian dan tersenyum manis pada sang kakak. Baginya, Yura bukan prioritas saat ini. Damian mau datang ke rumahnya adalah keberuntungan bagi Dony untuk memperbaiki hubungan saudara yang telah merenggang beberapa tahun terakhir.

"Silahkan duduk, Kak. Mari kita bahas project kolaborasi yang telah aku ajukan kemarin."

Damian tersenyum simpul, duduk di sofa single dengan tegap, bagai seorang raja. Damian menatap Yura, membuatnya segera menundukkan kepala. Dony seolah mengerti, segera mendekati Yura.

"Untuk apa kamu masih di sini? Cepat pergilah ke kamarmu! Kita bicara lagi nanti."

Yura mengangguk pelan, berjalan cepat menuju lantai dua rumah mewah itu. Damian terus memandangnya, mengerti betul jika Yura merasakan sakit, tetapi terus memaksa kuat menjalaninya.

'Apa sebenarnya tujuan kamu, Yura?'

"Kak!"

Damian tersentak dan Dony ragu sesaat.

"Ya. Ayo kita bahas!"

Mereka memutuskan bekerja sama setelah berunding selama satu jam. Dony sangat senang karena Damian mau melupakan masalah tempo hari dan memberinya tempat di perusahaan milik Damian sendiri. Sedangkan bagi Damian, tidak masalah memberi Dony sedikit ruang. Dengan begitu, ada banyak waktu dan alasan bertemu Yura.

Damian pamit pulang, berjalan menuju mobilnya. Saat membuka pintu mobil, tatapan tertuju pada seseorang di balkon lantai dua rumah Dony. Mereka terpaku, saling pandang, seolah lewat tatapan itu mengisyaratkan kata-kata hati yang tak bisa diucap. Detik berikutnya, Yura segera masuk kamar dan menutup pintu serta menarik tirai hingga tak terlihat lagi. Damian pun segera pergi dari sana.

Yura sibuk menetralkan rasa, memegang dadanya yang bergemuruh. Desiran hebat kembali menyapa, seketika membuat jantung berdegup kencang. Yura segera mematikan lampu dan berpura pura tidur saat Dony masuk kamarnya.

"Yura, kamu sudah tidur?"

Tak ada jawaban.

"Yura, aku menyuruhmu di rumah, tapi kamu malah pergi. Kamu pergi ke mana? Lalu, kenapa kamu pulang bersama Damian? Jawablah!"

Apakah Yura ketahuan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
enak saja nyuruh yura diam dirumah sedangkan km enak2an sama cewekmu ya ogah lah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   100. Arkan menolong Damian

    Saat ini Arkan ingin menikmati keindahan Dubai. Arkan melangkah gagah di tengah keramaian Dubai, cahaya sore di kota itu memantul di matanya yang berkilau penuh kekaguman. Ia memasuki area Dubai Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dengan langkah-langkah santai yang seolah menikmati setiap detail keindahan arsitektur modern yang mengelilinginya. Sesekali, ia berhenti, mengambil foto pemandangan atau bangunan ikonik dengan ponselnya, seraya sesekali matanya tertangkap oleh kecantikan para wanita yang juga sedang menikmati malam.Dalam salah satu sudut mall, ia melihat seorang wanita dengan gaun biru yang memukau, rambutnya yang panjang tergerai indah. Wanita itu, dengan anggunnya sedang memilih aksesoris di etalase butik mewah. Arkan, dengan rasa ingin tahu yang dipicu, perlahan mendekat, berusaha untuk tidak terlihat seperti mengganggu."Eh, cantik banget ya dress biru yang kamu pakai, sist!" ucap Arkan, matanya berbinar saat mendekati seorang wanita di sudut etalase

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   99. Satu jam sebelumnya

    Satu jam sebelumnya.Saat ini Arkan ingin menikmati keindahan Dubai. Arkan melangkah gagah di tengah keramaian Dubai, cahaya sore di kota itu memantul di matanya yang berkilau penuh kekaguman. Ia memasuki area Dubai Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dengan langkah-langkah santai yang seolah menikmati setiap detail keindahan arsitektur modern yang mengelilinginya. Sesekali, ia berhenti, mengambil foto pemandangan atau bangunan ikonik dengan ponselnya, seraya sesekali matanya tertangkap oleh kecantikan para wanita yang juga sedang menikmati malam.Dalam salah satu sudut mall, ia melihat seorang wanita dengan gaun biru yang memukau, rambutnya yang panjang tergerai indah. Wanita itu, dengan anggunnya sedang memilih aksesoris di etalase butik mewah. Arkan, dengan rasa ingin tahu yang dipicu, perlahan mendekat, berusaha untuk tidak terlihat seperti mengganggu."Eh, cantik banget ya dress biru yang kamu pakai, sist!" ucap Arkan, matanya berbinar saat mendekati seorang wa

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   98. Ada apa dengan Damian?

    Para pebisnis tampak mengernyit, lalu satu demi satu mulai mengangguk. Seorang pebisnis senior, dengan tatapan tajam namun penuh penghargaan, bangkit berdiri. "Saya rasa, kita perlu mendengarkan lebih banyak lagi dari ide brilian ini. Saya dukung." Sejenak ruangan dihiasi dengan hening, sebelum akhirnya tepuk tangan menggema.Damian dan Arkan saling pandang, tersenyum penuh kemenangan. Sambil berjabat tangan dengan para pebisnis, Damian berbisik kepada Arkan, "kita berhasil, Arkan!" "Berhasil, Bos! Berkat teamwork kita!" Arkan membalas dengan senyum lebar."Sekarang adalah inti dari pertemuan ini." Damian tegas meminta, "Kalian sebagai inverstor terkemuka dan berpendidikan pasti bisa melihat masalah yang saya hadapi. Jadi, aku harap kalian mencabut daftar nama investor yang telah dipublikasikan oleh Dony."Setiap kata yang diucapkannya begitu berbobot, tak ada keraguan yang terlihat dari raut wajahnya. "Ini bukan hanya tentang kerugian finansial, tapi juga tentang reputasi dan keperca

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   97. Dunia terasa milik berdua

    “Em, pilih mana ya?” ucap Yura memikirkan, tampak kebingungan. “Kita datangi dua-duanya saja.”Kedua restoran inilah yang dipilih Yura dan Damian. Mereka bergegas menuju lokasi yang dipilih. Terlihat Damian beberapa kali menghela napas lega, terasa tak percuma dia membawa Yura datang ke sini. Sayang sekali ayah Yura belum sembuh. Jika sembuh, sudah pasti Yura akan mengajaknya dan Damian pasti menurutinya.Setelah selesai menikmati sajian nikmat di At.mosphere, mereka menuju tempat kedua yaitu restoran Pierchic yang merupakan restoran seafood yang terletak di Hotel Jumeirah. Pierchic memberikan kesan makan di pinggir laut karena lokasi yang benar-benar di ujung dermaga Al-Qasr, yang merupakan bagian dari Hotel Jumeirah.“Kita dapat menikmati makanan seperti kerang, sashimi, lobster dan ikan segar di Pierchic. Selain memanjakan lidah, Pierchic juga menawarkan pemandangan laut yang indah, serta Teluk Arab, Garis Pantai Dubai, Palm Jumeirah, dan Burj Al Arab.Pierchic memiliki Pierchic Ba

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   96. Palm Jumairah

    "Ada masalah yang harus aku selesaikan. Maaf, harus meninggalkanmu sebentar."Yura mengangguk, meski kecewa terlihat jelas di wajahnya. "Tentu, aku mengerti, tapi kamu akan baik-baik saja kan, Damian?" tanyanya, penuh kekhawatiran. Damian menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat."Aku membutuhkan bantuan teman dan aku harus menghubunginya sekarang juga. Ini penting, Yura." Damian berdiri, memberikan ciuman singkat di dahi Yura, sebuah gestur yang mengatakan banyak hal tanpa kata-kata. Yura membalas dengan senyuman pahit, tahu bahwa saat ini cinta mereka harus berbagi dengan kenyataan yang keras. Damian bergegas meninggalkan Yura, meninggalkan Yura dengan cake yang belum selesai dan bunga lavender yang masih harum.Di luar ruangan ayah Yura, Damian duduk di kursi sambil menghela napas panjang, Damian meraih teleponnya. Ia harus berbicara dengan tim hukumnya, mencari celah yang bisa dimanfaatkan tanpa melanggar aturan."Kok susah banget ya cari nomor mereka ini," gumam Dami

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   95. Will you marry Me?

    Damian mengambil cincin dengan hati berdebar, lalu matanya tak lepas dari wajah Yura yang penuh antisipasi. Ketika cincin berlian itu tersingkap dari sela sela cake dan butter, sinar mata Yura berkilau seakan menyamai kilau batu berharga tersebut. Damian perlahan membersihkan cincin tersebut dengan tisu dan menyodorkannya pada Yura dengan posisi berjongkok dengan satu kaki bertumpu lantai. "Yura, will you married with me?""Aku....""Yes, I'm willing to marry you."Damian menampakkan senyum lebar, mata berkilat menunjukkan hati yang penuh bahagia. Ia meraih tangan Yura, lembut namun penuh arti. "Ini?" suaranya bergema kejutan saat mata Damian tertumbuk pada cincin indah di jari manis Yura."Ini..." Yura berhenti sejenak, kemudian dengan gerakan dramatis melepas cincin itu dari jari. "Hei, kenapa dilepas? Jangan dibuang!" Damian cepat-cepat menahan tangan Yura yang tampak ingin membuang cincin tersebut.Namun, tindakan Yura bukan untuk membuangnya. Dengan senyum nakal, Yura memasangnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status