Beranda / Romansa / Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan / 04. Kelinci kecil, patuhlah!

Share

04. Kelinci kecil, patuhlah!

Penulis: ZuniaZuny
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-17 19:18:29

“Apa kamu cemburu, Dony?” tanya Damian mengejek adiknya.

“Apa?” Dony segera tersenyum manis. “Aku tidak peduli.”

Dengan gerak-gerik gelisah, Damian mencoba melepaskan diri dari genggaman benalu itu setelah berhasil memprovokasi Dony. Hal itu sukses membuat Dony nyaris tak bisa menyembunyikan kemarahan, wajahnya memerah, seolah menyimpan gunung berapi yang siap meletus. Dalam dera cemburu yang terang-terangan, dia nyaris kehilangan kendali.

"Silahkan duduk," ucap Damian menyambut kedatangan Dony dan Yura. “Silahkan menikmati hadiah jamuan makan dariku.”

Dony dan Yura segera duduk di kursi kosong depan Damian. Mereka makan berbagai menu yang disajikan. Damian yang duduk tepat di depan Yura, sesekali melemparkan senyum simpul ke arah Yura yang sedang sibuk memilih menu. Sorot matanya seolah menggambarkan kekaguman yang tersimpan.

Sementara itu, Dony, yang duduk di samping Yura, tampak mengiris steaknya dengan kasar, begitu keras hingga suara gesekan pisau terdengar nyaring di antara deru pembicaraan di restoran. Keningnya berkerut, jelas memperlihatkan rasa kesal yang mendalam saat matanya sesekali menatap Sindy dengan tajam.

"Jika kamu marah pada seseorang, lampiaskan saja pada orangnya. Jangan pada makanan," ejek Damian.

"Ah, aku tidak marah," bohong Dony menatap tajam pada Sindy, membuat wanita itu bergerak tak nyaman. Baik Damian maupun Yura, dapat melihat kecemburuan Dony dan ketakutan Sindy saat ini.

"Jika kamu cemburu pada Sindy, seret dia padamu karena aku tak suka wanita yang agresif. Aku menyukai wanita lemah lembut seperti … Adik ipar. Patuh dan penurut seperti kelinci peliharaanku."

Semua melongo, terkejut akan penuturan Damian. Seketika Yura melepas pisau dan garpunya. Tak nyaman mendengar bualan seorang Damian.

'Apa maunya Damian ini? Bukankah dia berjanji akan merahasiakannya?' batin Yura, semakin takut jika Damian membeberkan hubungan mereka.

"Maaf aku permisi ke toilet sebentar," ucap Yura, segera pergi ke toilet. 

Menatap istrinya pergi, Dony memandang tajam pada Damian. “Apa maksud dari ucapanmu, Kak?”

Damian tersenyum manis. “Tidak ada arti apapun. Aku menghargai ikatan persaudaraan kita. Jadi, jangan khawatir aku akan merebut Yura darimu.”

Dony memandang Sindy sekilas, kemudian melanjutkan makan daging dengan kesal. Sindy mencoba memberi pesan lewat tatapan mata untuk menjaga sikap. Damian segera pergi meninggalkan mereka berdua.

“Kenapa kamu marah-marah?” tanya Sindy sambil memegang tangan Dony. Seketika dibuang kasar tangan Sindy, “singkirkan tanganmu dariku.”

Tatapan tajam Dony membuat nyali Sindy seketika menciut.

Untuk beberapa menit lamanya, Yura keluar bilik dan mencuci tangan. Dirinya terkejut bukan main saat Damian muncul di sana. "Apa yang kamu lakukan, Tuan Damian? Di sini toilet wanita."

"Aku hanya merindukanmu." Damian mendekat, seketika Yura mundur. "Kau sungguh mengira, aku akan melepasmu semudah itu?"

Yura terus mundur hingga terpojok dan Damian segera mengungkungnya, memberi intimidasi penuh layaknya serigala yang siap menerkam mangsanya. Yura menoleh, menghindari tatapan Damian. Namun, Damian dengan sigap menarik dagu Yura untuk menatapnya.

"Akhirnya sekarang kamu takut padaku. Mulai hari ini, kau cuma bisa hidup dalam ketakutan akan terbongkarnya rahasiamu. Sampai aku bosan mempermainkanmu."

"Kamu tak tahu malu," teriak Yura.

"Benar, aku akui itu. Pernah dengar dulu, aku sendiri yang mencekik kelinci peliharaanku. Saat itu, dia sudah bertahan selama lima detik."

Akh

Yura merasa kesakitan saat Damian mencekiknya, "Kelinci kecil, menurutmu, berapa lama kamu bisa bertahan?"

Uhuk uhuk.

Damian melepaskan cekikan, beralih mengelus rambut Yura dengan senyum evilnya. Tak memperdulikan ketakutan Yura. Setelah kepergian Damian, baru bisa bernapas dengan lega. Kini tersisa beribu penyesalan karena telah meremehkan seorang Damian.

"Sungguh berbahaya. Keluarga Baskoro juga bukan tempat yang aman bagiku."

Tubuh Yura mengejang seakan listrik menyambar saat ingatan tentang ucapan ayahnya yang terakhir sebelum pingsan merasuki pikirannya. 'Yura, kamu harus sehat dan bisa menjaga diri sendiri.'

Air mata mengalir deras, tak terkendali dari mata Yura sementara tangisnya pecah memecahkan keheningan ruangan.

"Ayah, cepatlah bangun! Aku tak kuasa menahan beban ini tanpa dirimu. Aku benar-benar tak sanggup lagi... Ayah, aku membutuhkanmu!" Hatinya terasa remuk redam, hancur berkeping-keping mengingat tanggung jawab besar yang harus dipikul sendirian.

Hiks hiks.

Satu minggu kemudian.

Kehidupan Yura merasa sedikit tenang karena Damian tak menampakkan batang hidungnya selama satu minggu ini. Namun, ada berbagai pertanyaan timbul di benaknya. Damian dengan jelas mengancam dan menyatakan jika tidak akan melepasnya hingga dia bosan.

'Apakah dia sudah bosan padaku? Jika benar begitu, aku sungguh lega,' pikir Yura.

Sedangkan Dony, dia sama sekali tidak pulang setelah malam pernikahan itu. Yura mendapatkan kabar jika Doni pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Saat ini, Yura tinggal bersama ART saja, sedangkan para bodyguard diperintahkan untuk menjaga Sindy. Istri sah Dony adalah Yura tapi yang mendapatkan penjagaan ketat adalah Sindy. Lucu sekali bukan?

Yura berusaha keras untuk tidak menyesali pernikahan yang dijalani bersama Dony. Dia sadar bahwa tidak pernah ada cinta sejak awal, dan mungkin itulah mengapa Dony justru lebih memperhatikan selingkuhannya, Sindy. Namun, di tengah situasi seperti ini, Yura tak bisa menahan rasa sakit dan kecewa yang terpendam di hati. Dalam diam menarik napas besar, mencoba meredam perasaan tersebut, dan memaksa diri untuk berpikir tentang hal yang lebih penting, yaitu kondisi ayahnya yang sedang sakit.

"Aku harus bisa kuat, demi Ayah," bisiknya lirih, berusaha menenangkan hati. Tak ada gunanya menangisi pernikahan yang memang sudah retak sejak awal, yang penting saat ini adalah bagaimana bisa mencari dukungan, baik moril maupun materil, untuk kesembuhan ayahnya. Itulah tekad yang mendorong Yura untuk terus melanjutkan langkah meski hati menjerit pilu.

Malam ini, Yura berdiri di balkon untuk beberapa saat. Memandang gemerlapnya bintang di langit hingga merasa ngantuk, dia memutuskan untuk tidur. Baru saja naik ranjang, terdengar seseorang masuk kamarnya lewat balkon.

"Siapa di sana?"

Yura berjalan pelan menuju balkon, memandang ke sekitar dan tidak ada siapapun membuat bulu kuduknya berdiri. Dengan cepat Yura berbalik dan lari masuk kamar. Tiba-tiba ….

Mmph.

Yura dibekap seorang lelaki dari belakang tanpa sempat menghindar. Merasa panik, Yura bergerak membela diri.

Akh.

Yura menggerakkan siku, menyentuh perut kiri laki-laki itu. Sebenarnya pukulan Yura tak seberapa, tapi pukulan itu tepat mengenai luka di tubuh kekarnya sehingga lelaki itu menggeram hebat dan limbung.

Akh

Yura terkejut bukan main melihat lelaki itu.

"Damian?"

Ya, lelaki yang terluka saat ini adalah Damian dan tanpa disadari, Yura telah memukul tepat pada lukanya. Yura segera duduk mendekat untuk melihat kondisinya.

"A-apakah kamu baik?"

Akh.

Yura mundur hingga terjungkal, menutup mulut setelah tahu ada cairan merah keluar dengan deras darie perut kiri Damian.

"Jangan berteriak! Meski aku sedang terluka, aku bisa saja membunuhmu!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   100. Arkan menolong Damian

    Saat ini Arkan ingin menikmati keindahan Dubai. Arkan melangkah gagah di tengah keramaian Dubai, cahaya sore di kota itu memantul di matanya yang berkilau penuh kekaguman. Ia memasuki area Dubai Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dengan langkah-langkah santai yang seolah menikmati setiap detail keindahan arsitektur modern yang mengelilinginya. Sesekali, ia berhenti, mengambil foto pemandangan atau bangunan ikonik dengan ponselnya, seraya sesekali matanya tertangkap oleh kecantikan para wanita yang juga sedang menikmati malam.Dalam salah satu sudut mall, ia melihat seorang wanita dengan gaun biru yang memukau, rambutnya yang panjang tergerai indah. Wanita itu, dengan anggunnya sedang memilih aksesoris di etalase butik mewah. Arkan, dengan rasa ingin tahu yang dipicu, perlahan mendekat, berusaha untuk tidak terlihat seperti mengganggu."Eh, cantik banget ya dress biru yang kamu pakai, sist!" ucap Arkan, matanya berbinar saat mendekati seorang wanita di sudut etalase

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   99. Satu jam sebelumnya

    Satu jam sebelumnya.Saat ini Arkan ingin menikmati keindahan Dubai. Arkan melangkah gagah di tengah keramaian Dubai, cahaya sore di kota itu memantul di matanya yang berkilau penuh kekaguman. Ia memasuki area Dubai Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dengan langkah-langkah santai yang seolah menikmati setiap detail keindahan arsitektur modern yang mengelilinginya. Sesekali, ia berhenti, mengambil foto pemandangan atau bangunan ikonik dengan ponselnya, seraya sesekali matanya tertangkap oleh kecantikan para wanita yang juga sedang menikmati malam.Dalam salah satu sudut mall, ia melihat seorang wanita dengan gaun biru yang memukau, rambutnya yang panjang tergerai indah. Wanita itu, dengan anggunnya sedang memilih aksesoris di etalase butik mewah. Arkan, dengan rasa ingin tahu yang dipicu, perlahan mendekat, berusaha untuk tidak terlihat seperti mengganggu."Eh, cantik banget ya dress biru yang kamu pakai, sist!" ucap Arkan, matanya berbinar saat mendekati seorang wa

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   98. Ada apa dengan Damian?

    Para pebisnis tampak mengernyit, lalu satu demi satu mulai mengangguk. Seorang pebisnis senior, dengan tatapan tajam namun penuh penghargaan, bangkit berdiri. "Saya rasa, kita perlu mendengarkan lebih banyak lagi dari ide brilian ini. Saya dukung." Sejenak ruangan dihiasi dengan hening, sebelum akhirnya tepuk tangan menggema.Damian dan Arkan saling pandang, tersenyum penuh kemenangan. Sambil berjabat tangan dengan para pebisnis, Damian berbisik kepada Arkan, "kita berhasil, Arkan!" "Berhasil, Bos! Berkat teamwork kita!" Arkan membalas dengan senyum lebar."Sekarang adalah inti dari pertemuan ini." Damian tegas meminta, "Kalian sebagai inverstor terkemuka dan berpendidikan pasti bisa melihat masalah yang saya hadapi. Jadi, aku harap kalian mencabut daftar nama investor yang telah dipublikasikan oleh Dony."Setiap kata yang diucapkannya begitu berbobot, tak ada keraguan yang terlihat dari raut wajahnya. "Ini bukan hanya tentang kerugian finansial, tapi juga tentang reputasi dan keperca

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   97. Dunia terasa milik berdua

    “Em, pilih mana ya?” ucap Yura memikirkan, tampak kebingungan. “Kita datangi dua-duanya saja.”Kedua restoran inilah yang dipilih Yura dan Damian. Mereka bergegas menuju lokasi yang dipilih. Terlihat Damian beberapa kali menghela napas lega, terasa tak percuma dia membawa Yura datang ke sini. Sayang sekali ayah Yura belum sembuh. Jika sembuh, sudah pasti Yura akan mengajaknya dan Damian pasti menurutinya.Setelah selesai menikmati sajian nikmat di At.mosphere, mereka menuju tempat kedua yaitu restoran Pierchic yang merupakan restoran seafood yang terletak di Hotel Jumeirah. Pierchic memberikan kesan makan di pinggir laut karena lokasi yang benar-benar di ujung dermaga Al-Qasr, yang merupakan bagian dari Hotel Jumeirah.“Kita dapat menikmati makanan seperti kerang, sashimi, lobster dan ikan segar di Pierchic. Selain memanjakan lidah, Pierchic juga menawarkan pemandangan laut yang indah, serta Teluk Arab, Garis Pantai Dubai, Palm Jumeirah, dan Burj Al Arab.Pierchic memiliki Pierchic Ba

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   96. Palm Jumairah

    "Ada masalah yang harus aku selesaikan. Maaf, harus meninggalkanmu sebentar."Yura mengangguk, meski kecewa terlihat jelas di wajahnya. "Tentu, aku mengerti, tapi kamu akan baik-baik saja kan, Damian?" tanyanya, penuh kekhawatiran. Damian menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat."Aku membutuhkan bantuan teman dan aku harus menghubunginya sekarang juga. Ini penting, Yura." Damian berdiri, memberikan ciuman singkat di dahi Yura, sebuah gestur yang mengatakan banyak hal tanpa kata-kata. Yura membalas dengan senyuman pahit, tahu bahwa saat ini cinta mereka harus berbagi dengan kenyataan yang keras. Damian bergegas meninggalkan Yura, meninggalkan Yura dengan cake yang belum selesai dan bunga lavender yang masih harum.Di luar ruangan ayah Yura, Damian duduk di kursi sambil menghela napas panjang, Damian meraih teleponnya. Ia harus berbicara dengan tim hukumnya, mencari celah yang bisa dimanfaatkan tanpa melanggar aturan."Kok susah banget ya cari nomor mereka ini," gumam Dami

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   95. Will you marry Me?

    Damian mengambil cincin dengan hati berdebar, lalu matanya tak lepas dari wajah Yura yang penuh antisipasi. Ketika cincin berlian itu tersingkap dari sela sela cake dan butter, sinar mata Yura berkilau seakan menyamai kilau batu berharga tersebut. Damian perlahan membersihkan cincin tersebut dengan tisu dan menyodorkannya pada Yura dengan posisi berjongkok dengan satu kaki bertumpu lantai. "Yura, will you married with me?""Aku....""Yes, I'm willing to marry you."Damian menampakkan senyum lebar, mata berkilat menunjukkan hati yang penuh bahagia. Ia meraih tangan Yura, lembut namun penuh arti. "Ini?" suaranya bergema kejutan saat mata Damian tertumbuk pada cincin indah di jari manis Yura."Ini..." Yura berhenti sejenak, kemudian dengan gerakan dramatis melepas cincin itu dari jari. "Hei, kenapa dilepas? Jangan dibuang!" Damian cepat-cepat menahan tangan Yura yang tampak ingin membuang cincin tersebut.Namun, tindakan Yura bukan untuk membuangnya. Dengan senyum nakal, Yura memasangnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status