Share

Bab 244 Buat Sakit Mata

Author: Syakia
"Karena malam sebelumnya, kamar hotel tempatku menginap tiba-tiba terbakar. Saat itu, Bu Milla nekat menerobos masuk dan menyelamatkanku. Kami berdua menghirup terlalu banyak asap dan indera penciuman kami baru pulih sepenuhnya dua hari kemudian."

"Jadi, di hari festival parfum, kami nggak mungkin bisa mencium aroma apa pun," ungkap Leon, membuat para tamu berseru kaget.

"Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran?" tanya seseorang dari bawah panggung.

"Pertanyaan bagus!" Leon langsung menunjuk orang itu. "Aku juga heran, kenapa bisa kebetulan seperti itu? Hotel kelas atas dengan sistem keamanan tinggi, tapi kok bisa kebakaran begitu saja? Dengan peluang sekecil ini, itu pasti bukan kebetulan lagi! Kalian mau tahu kebenarannya?"

Sambil berbicara, Leon memberi isyarat agar asistennya naik ke panggung.

Asisten Leon datang bersama tim teknis dan menyambungkan komputer ke layar utama. Perlahan, layar LCD besar turun dari atas panggung. Di layar, mulai ditampilkan foto-foto yang diambil oleh Silas.

Fo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 316 Pasangan Serasi

    Nada bicara Zeno tiba-tiba berubah tajam. Meskipun kata-katanya ditujukan kepada Milla, Milla tahu jelas amarah itu sebenarnya ditujukan pada Chris.Milla pun segera membalikkan badan dan meletakkan gelas anggurnya, lalu meninggalkan tempat itu. "Maaf, aku permisi dulu," katanya. Kemudian, dia kembali ke aula pesta, menyisakan dua pria saling berhadapan di tepi balkon."Untung ibu angkatku nggak apa-apa. Kalau nggak, hari ini kamu nggak akan punya kesempatan untuk berdiri di depanku seperti ini!"Mata Zeno yang memerah penuh dengan kebencian dan ancaman. "Chris, nggak kusangka kamu rela menentangku demi wanita itu!""Dia baik-baik saja karena aku yang memanggil dokter terbaik untuk merawatnya." Suara Chris tetap tenang."Jadi aku harus berterima kasih padamu sekarang?""Nggak perlu."Tatapan Chris penuh penghinaan. "Aku suruh dokter merawatnya hanya karena aku nggak ingin melibatkan orang yang nggak bersalah. Bukan berarti aku masih ingin menyisakan jalan untuk bersekutu denganmu." Chr

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 315 Sama-Sama Tahu

    "Pak Chris?"Bertrand menoleh melihat sosok Chris yang karismatik berdiri langsung di samping Milla. Dia terbatuk beberapa kali tanpa sadar. "Jadi, maksudmu, pihak Grup Jauhari sudah memutuskan akan bekerja sama dengan Grup Mahendra?" Bertrand kembali bertanya pada Milla.Milla mengangguk dan menjawab sambil tersenyum, "Meskipun kerja samanya belum benar-benar diputuskan, proposal dari Grup Mahendra memang sangat bagus.""Chris memang selalu selangkah lebih cepat dari orang lain. Pantas saja Grup Mahendra bisa melesat jauh di dunia bisnis yang luas ini."Bertrand sengaja menyindir Chris, tapi Chris tampak tidak peduli. Dia mengangkat gelas anggurnya sambil tersenyum dan berkata, "Pak Bertrand terlalu memuji. Aku hanya lebih tahu siapa orang yang harus kuraih dan kapan saatnya bertindak.""Uhuk ... uhuk ...."Chris juga tidak mau kalah memberi sindiran, tapi Bertrand juga tidak menunjukkan kelemahan. Sorot matanya menyiratkan niat mengintimidasi, tapi dia tetap tersenyum, "Pak Chris mau

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 314 Jangan Lepas Orang yang Kamu Pedulikan

    Di sekeliling mereka, terdengar kembali pujian dan sanjungan. Ada yang tulus, ada pula yang hanya basa-basi. William hanya merespons seadanya, sedangkan matanya terus-menerus melirik wajah Bertrand untuk mencari tanda-tanda perubahan emosi.Beberapa saat kemudian, kerumunan orang yang memuji mulai berpencar. Milla pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mengungkapkan pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di hatinya."Pak William, bisa menerima undangan Anda untuk hadir di pesta ulang tahun ini merupakan kehormatan besar bagiku. Tapi jujur saja, aku juga cukup bingung. Bolehkah aku tahu, kenapa Anda tiba-tiba mengundangku?""Haha ...."William tertawa kecil. Saat ini, dia rela mengatakan apa pun yang bisa membuat Milla senang. "Beberapa waktu lalu, putriku, Grace, sempat menyinggung Bu Milla. Karena itu, waktu aku mengadakan pesta untuk teman-teman di Kota Huari, aku merasa sudah sepantasnya mengundang Bu Milla juga. Anggap saja ini bentuk permintaan maaf atas nama putriku.""Pak William

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 313 Merusak Penanda

    "Sebelum pesta dimulai, William dan Tuan Muda Keluarga Yunanda berbincang cukup lama di lantai dua. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan Pak Bertrand?"Pelayan pribadi Grace yang cerdas mulai menganalisis, "Saya memang sempat dengar, saat perayaan 100 tahun Keluarga Yunanda, Pak Bertrand pernah membantu Milla. Mungkin saja Pak Bertrand menaruh hati pada Milla? Selain itu, tampaknya Pak Alfie juga nggak keberatan ....""Maksudmu, Bertrand ingin mendekati Milla? Bahkan sampai minta ayahku mencarikan kesempatan untuknya? Ini gila!" ujar Grace dengan penuh kemarahan."Belakangan ini, William memang sedang berusaha keras menjalin kerja sama dengan Keluarga Yunanda. Jadi, kalau dia mencoba menyenangkan hati Bertrand, bukan hal yang mustahil," lanjut sang pelayan.Grace mengepalkan tangannya erat-erat dan menggertakkan giginya. "Aku nggak akan membiarkan Milla dan Bertrand bersama!""Kalau Milla bisa menjauh dari Chris, bukankah itu menguntungkan untuk Anda, Nona?" tanya pelayan dengan bingu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 312 Belalang Tujuh Belas Tahun

    Di tangga.Seorang bawahan di samping Bertrand bertanya dengan hati-hati, "Pak, Anda berencana menggunakan segmen malam ini untuk menyenangkan hati Bu Milla? Supaya waktu Anda mengajukan ingin mensponsori parfum mereka nanti, Bu Milla bisa menyetujuinya?"Bertrand tidak memberikan jawaban yang pasti."Tapi bukankah Anda ingin mensponsori parfumnya hanya agar punya lebih banyak kesempatan untuk mendekatinya dan membuatnya senang? Bukankah ini terlalu berbelit-belit?" Si bawahan tampak bingung.Bertrand melirik bawahan itu dengan tajam. "Sudah berapa kali aku bilang, perintah dari Kakek harus dipertimbangkan matang-matang. Dia sengaja menyuruhku mendekati Milla dengan cara berbelit-belit begini.""Kalau aku malah bersikap langsung dan kasar seperti mengejar gadis biasa, lalu kalau semuanya gagal, apa kamu mau menyerahkan seluruh bisnis Keluarga Yunanda ke tangan Andrew begitu saja?""Maaf, Pak, saya keliru." Si bawahan segera menunduk."Lain kali kurangi omong kosong, lebih banyak pakai

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 311 Harga Diri Adipati

    Milla mengatupkan bibirnya. Chris memang pandai bicara dan berpikiran tajam."Ada untung ada ruginya."Milla langsung memberi tanggapan singkat dan terus terang, lalu berbalik dan berkata kepada rekan-rekan di ruang rapat, "Mulai hari ini, semuanya harap fokus. Dalam waktu dekat aku berencana mengadakan pameran parfum, memanfaatkan popularitas 'Kupu-Kupu Sibelia'. Lokasinya masih akan ditentukan. Saat itu, semua parfum yang sedang kita promosikan sekarang akan ikut dipamerkan. Rencana pameran ini butuh kerja sama dan ide dari kalian semua."Hanya dalam waktu satu hari, "Kupu-Kupu Sibelia" sudah menimbulkan kehebohan di dunia maya. Para pakar di industri yang telah mencium sampelnya dari tangan Graham, memuji dengan tiada henti.Para konsumen umum pun sangat menantikannya. Melihat antusiasme itu, Milla bertekad menjadikannya produk andalan divisi parfum Jauhari. Promosi lanjutan jelas harus segera menyusul."Siap!" Semua anggota tim parfum menjawab serempak.Milla lalu kembali menoleh k

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 310 Pak Chris Datang

    Chris memandang wanita cerdas di depannya, matanya yang sipit menyimpan senyuman. Jelas-jelas dia sedang diprovokasi, tetapi kenapa dia justru sangat menikmatinya?"Aku bukan asal bicara. Tim promosi perusahaan sudah lembur menyusun proposal. Besok pagi sudah selesai. Kamu bisa lihat kapan saja. Kalau ada syarat yang nggak cocok, kamu boleh ajukan," ujar Chris.Milla mengangkat alisnya dan tersenyum. "Baiklah. Besok jam 10 pagi, tolong bawa proposal ke perusahaan kami. Kita bahas bersama.""Nggak masalah." Chris langsung setuju, lalu menyuruh Wilson menambahkan jadwal itu ke agenda besok dan menandainya sebagai sangat penting.Melihat itu, Wilson refleks mendongak. Di depan istri, bosnya rela turun tangan sendiri seperti pekerja magang yang membawa proposal. Ini adalah pemandangan langka!Setelah marah dan melampiaskan emosinya, Milla merasa lega. Karena Chris masih harus lanjut bekerja, dia pun menyuruh sopir mengantar Milla pulang.Milla juga tidak memperpanjang urusan. Dia butuh tid

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 309 Aku Tidak Cemburu

    Milla menggigit bibirnya, tidak menanggapi.Chris melangkah, mengitari meja untuk lebih dekat dengannya. "Akhir-akhir ini aku sedang bekerja sama dengan Grup Domani untuk proyek besar. Kamu tahu sendiri, Khavin itu orangnya penuh tipu muslihat, jadi aku harus mengawasi sendiri. Pasti sedikit lebih sibuk."Milla mundur selangkah, menjaga jarak dengannya, tetap tidak berbicara."Kamu masih mau tahu apa lagi?" Chris menatap wajahnya, tak mau mengalihkan pandangan."Nggak ada," jawab Milla dengan keras kepala.Chris juga tidak mendesak. Tatapannya menjadi lebih santai saat berkata, "Tadi tim proyek dari Grup Domani membawa beberapa arsitek profesional bersama Candies. Mereka datang bersama.""Oh?" Milla mengangkat alis. Datang bersama, tetapi pulangnya tidak bersama?"Kamu nggak lihat mereka?" tanya Chris."Buat apa aku lihat mereka?" timpal Milla.Chris tersenyum tipis, tidak ingin membongkar kebohongannya. "Kelihatannya kamu masih marah. Mau aku habiskan sisa supnya biar amarahmu reda?"

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 308 Pembalasan Dendam Milla

    Pintu samping kantor Chris terbuka, asisten buru-buru mengantar Candies pergi, seolah-olah takut ketahuan oleh Milla. Mereka bahkan sengaja mendekat ke sisi ruang tamu, menggunakan dua asisten lain untuk menutupi Candies.'Hmph.' Milla hanya bisa tertawa sinis dalam hati. Rapat? Yang bahkan diikuti Candies juga?Milla kembali melirik ponsel dan melihat menu yang dia pesan. Semuanya adalah makanan favorit Chris. Bibir Milla pun melengkung membentuk senyuman dingin.Matanya berkilat. Dia segera mengambil ponsel dan menghubungi nomor restoran yang tadi. "Halo, apa pesanan tadi sudah mulai dimasak?""Halo, Bu. Pesanan sudah siap dan sebentar lagi dikirim. Mungkin sekitar 10 hingga 15 menit lagi sampai," jawab pelayan dengan sopan."Kalau begitu, tolong bawakan juga beberapa paket bumbu tambahan," ucap Milla dengan nada datar."Baik, mau rasa apa, Bu?""Aku suka pedas, pedas gila," jawab Milla dengan tegas."Oh, baik. Aku akan tambahkan lebih banyak minyak cabai," jawab pelayan itu, terdeng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status