Share

Bab 294 Tulang-belulang

Author: Syakia
Di depan cermin rias di dalam ruangan, duduk seorang wanita tua. Selain itu, di sampingnya ada seorang gadis.

Gadis itu tampak berusia sekitar awal 20-an, sementara wanita tua itu berambut putih dan mengenakan jubah kulit domba yang berhiaskan sulaman berwarna. Ketika mendengar suara, wanita tua itu menoleh dan melihat Milla. Matanya seketika dipenuhi keterkejutan.

Suasana di dalam ruangan sejenak sunyi. Milla juga memperhatikan wanita tua itu. Meskipun usianya sudah lanjut, kulitnya masih tampak bersih dan binar di matanya masih tetap jernih. Milla berpikir, wanita ini pasti luar biasa cantik di masa mudanya.

Beberapa saat kemudian, tatapan wanita tua itu menjadi lebih tenang. Dia berdiri, lalu berjalan perlahan ke arah Milla. Kemudian, dia meraih tangan Milla dan mengucapkan sesuatu dengan suara serak yang tidak jelas.

Gadis di sampingnya menerjemahkan, "Ibuku tanya, apa kamu terluka?"

"Aku nggak terluka, yang terluka adalah para peserta balap," kata Milla sambil menunjuk ke arah lua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 298 Orang yang Bertanggung Jawab

    Setelah berbicara, Chris mengalihkan pandangan dari kamera dan menatap ke arah gerbang markas besar. Dia langsung melihat Milla yang sedang mengganti handuk untuk mengeringkan rambutnya.Dia mendorong kerumunan dan berjalan ke arah Milla, lalu membungkuk sedikit dan bertanya, "Semua yang keluar dari mulut para wartawan itu nggak ada yang benar. Apa rencanamu? Perlu aku yang turun tangan?"Milla mendongak, bertemu dengan tatapan serius Chris. Dia menyahut, "Aku sudah punya rencana."Seperti yang diduga, Chris hanya bisa pasrah."Nanti kami akan menemani para pembalap yang luka ringan ke rumah sakit. Kalau kamu ada urusan lain, pergilah," kata Milla sambil melirik sekeliling.Dengan begitu banyak wartawan dan kamera di tempat kejadian, dia tidak ingin ada media yang mengetahui hubungan mereka.Chris mengangguk setuju. Dia sudah terbiasa dengan sifat Milla yang begitu tegas, seolah-olah habis manis sepah dibuang.....Setelah kecelakaan itu, berbagai media dari Kota Huari mulai mendapat k

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 297 Pak Chris Adalah Alat

    "Um." Milla terkejut saat tiba-tiba dicium tanpa peringatan oleh Chris. Dalam hatinya, dia merasa tergoda sekaligus bimbang.Ketika mendengar jelas suara klakson mobil dari kejauhan, Milla langsung sadar dan mendorong pria di depannya dengan kuat. "Benar-benar ada mobil datang!"Chris sedikit menaikkan pandangannya, melirik sekilas ke arah jauh, lalu tetap melanjutkan serangan di antara bibir mereka. "Masih ada beberapa menit.""Kalau mereka dengar suara mobil, mereka juga bakal bangun ...." Milla buru-buru memanfaatkan celah dalam ciuman untuk mundur. "Hari ini kemunculanmu di tim penyelamat saja sudah aneh. Kalau rekan-rekanku lihat kita, aku benar-benar nggak bisa kasih penjelasan.""Kalau begitu, sekalian saja nggak perlu dijelasin." Chris masih ingin memeluk Milla. Milla cepat-cepat melepas selimut tebal yang membungkus tubuhnya dan melemparkannya ke pelukan Chris, lalu berlari ke dalam."Aku pergi bangunin mereka!" seru Milla.....Sepuluh menit kemudian, sopir Grup Jauhari adala

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 296 Makan Permen

    Kata-kata penolakan Milla tersangkut di tenggorokannya. Tangan yang tadinya ingin mendorong Chris pun kehilangan tenaga, berubah menjadi sentuhan lembut yang menempel di dada Chris dan merasakan jantungnya berdetak keras.Milla tak berani mengangkat kepala menatap tatapan panas Chris, hanya menyusutkan lehernya dan meringkuk di pelukannya sambil tertidur.Entah sudah berapa lama, Milla terbangun karena suara dengkuran yang bersahut-sahutan. Ini pertama kalinya dia mengalami hal seperti ini, berbagi satu ruangan dengan lebih dari 30 pria.Suara dengkuran mereka ada yang seperti keluhan, ada yang seperti raungan marah, semua suara bercampur, membuatnya sulit tidur.Dengan hati-hati, Milla menyingkirkan tangan Chris yang melingkar di belakangnya. Kemudian, dia mengenakan jaket tebal dan berjalan keluar.Cuaca di puncak gunung sangat aneh. Setelah seharian diterpa badai, dini hari malah tenang tanpa embusan angin.Dia membuka pintu dan berdiri di halaman, menatap langit berbintang yang bar

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 295 Lupa Ingatan

    Di dalam lubang tanah yang gelap dan suram itu, suasananya seakan-akan sedang memutar film horor.Chris melindungi Milla di belakangnya dengan sigap, lalu melangkah maju untuk memeriksa lebih dekat. Setelah mengamati, dia berkata, "Ini bukan tulang manusia ... Ini tulang binatang?"Wanita tua itu mengangguk, lalu gadis di sampingnya menjelaskan, "Di pegunungan ini sering ada binatang liar berkeliaran. Kalau malam hari kami menyalakan lampu, malah akan menarik lebih banyak binatang.""Jadi, Ibu menggali terowongan ini di depan rumah sebagai perlindungan dan di halaman kami juga ada jebakan tersembunyi untuk binatang. Kalau tadi kalian jalan sembarangan, bisa saja terjebak dan terluka.""Ibumu benar-benar luar biasa!"Milla memandang wanita tua itu dengan penuh kekaguman dan memuji, "Tapi ... kenapa tulang-tulang ini nggak mengeluarkan bau busuk?"Gadis itu langsung menunjukkan wajah bangga, "Itu juga kehebatan ibu kami! Ibu membuat kantong aromaterapi dari bunga kering, jadi bau amis da

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 294 Tulang-belulang

    Di depan cermin rias di dalam ruangan, duduk seorang wanita tua. Selain itu, di sampingnya ada seorang gadis.Gadis itu tampak berusia sekitar awal 20-an, sementara wanita tua itu berambut putih dan mengenakan jubah kulit domba yang berhiaskan sulaman berwarna. Ketika mendengar suara, wanita tua itu menoleh dan melihat Milla. Matanya seketika dipenuhi keterkejutan.Suasana di dalam ruangan sejenak sunyi. Milla juga memperhatikan wanita tua itu. Meskipun usianya sudah lanjut, kulitnya masih tampak bersih dan binar di matanya masih tetap jernih. Milla berpikir, wanita ini pasti luar biasa cantik di masa mudanya.Beberapa saat kemudian, tatapan wanita tua itu menjadi lebih tenang. Dia berdiri, lalu berjalan perlahan ke arah Milla. Kemudian, dia meraih tangan Milla dan mengucapkan sesuatu dengan suara serak yang tidak jelas.Gadis di sampingnya menerjemahkan, "Ibuku tanya, apa kamu terluka?""Aku nggak terluka, yang terluka adalah para peserta balap," kata Milla sambil menunjuk ke arah lua

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 293 Jalur Rahasia

    Bertambahnya jumlah orang membuat kekuatan mereka semakin besar. Orang-orang yang berada di dalam air perlahan-lahan membangun kekompakan. Dari yang awalnya kacau, hingga pelan-pelan menjadi teratur. Batu besar yang menimpa para peserta pun akhirnya mulai bergeser.Sebagian dari mereka terus berusaha mengangkat batu itu, sementara yang lain mulai berusaha menarik korban dari celah yang terbuka.Para pengawal dari Grup Mahendra yang semuanya terlatih dalam keterampilan bertahan hidup di alam liar, mengangkat peserta yang mengalami luka berat ke atas menggunakan tali dan tandu sederhana. Para peserta yang mengalami luka ringan saling menopang satu sama lain untuk naik."Ini daerah di tengah antara dua pos suplai. Kita mau ke arah mana?" tanya Kenrick."Kita kembali saja. Kami sudah menempatkan enam peserta yang kami selamatkan di pos suplai sebelumnya. Kita akan bergabung dengan mereka," jawab Milla.Semua orang mengangguk setuju, lalu memulai perjalanan berat selama satu jam lagi untuk

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 292 Kamu Tinggal di Darat, Aku yang Turun

    Peserta itu tidak sanggup melanjutkan perkataannya, sementara yang lain tiba-tiba terdiam. Di hadapan ancaman nyawa, bahkan para pecinta olahraga ekstrem pun hanya bisa tunduk ketakutan."Tenang, rekan-rekanku sudah bergerak untuk menyelamatkan mereka," Milla berusaha menenangkan semua orang.Hanya sepotong jalan yang tidak terlalu jauh. Namun, karena cuaca yang begitu ekstrem, jalannya berubah menjadi lumpur tebal. Sambil membawa enam peserta yang terluka, rombongan Milla harus menghabiskan waktu satu jam untuk bisa sampai ke pos suplai.Akhirnya mereka tiba di tenda pos suplai. Meski tenda yang tipis itu sudah ditembus angin dingin, para karyawan Jauhari Medis dengan sigap menyalakan api unggun, bahkan menyiapkan air panas untuk menghangatkan para peserta.Para peserta berganti pakaian kering dan pakaian hangat. Suhu tubuh mereka segera membaik dan rona wajah pun kembali muncul.Setelah memastikan keenam peserta itu aman, Milla bersama rekan-rekannya segera mengatur ulang perlengkapa

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 291 Cuaca Ekstrem

    Jalan pegunungan sangat sulit dilalui.Setelah sekitar dua jam masuk ke dalam gunung, hujan mulai turun membasahi kendaraan-kendaraan Jauhari Medis, disertai angin kencang.Pemimpin tim yang berada di depan menghentikan kendaraan dan memberi tahu orang-orang di belakang, "Keadaan makin gawat. Jalan di depan sudah nggak bisa dilalui kendaraan, kita harus lanjut dengan berjalan kaki.""Bu Milla, Anda yakin sanggup? Kalau nggak, Anda bisa kembali ke kamp utama dan tunggu kabar saja," tanya pemimpin tim dengan khawatir.Milla menatap jalur pegunungan yang menjulang di hadapannya, lalu berkata, "Semakin banyak orang, semakin besar kekuatan. Tenang saja, aku sudah pernah jalan di jalur pegunungan sebelumnya, aku punya pengalaman."Pemimpin tim akhirnya mengangguk, lalu membawa tim yang berada di belakangnya untuk memikul tas berisi perlengkapan dan mulai mendaki ke dalam pegunungan.Lomba sepeda gunung kali ini memiliki enam titik pos suplai sekaligus pos cek poin. Kenrick berada di titik ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 290 Merebut Kredit

    Melihat bahwa Paden sebagai pihak penyelenggara sama sekali tidak memahami kebutuhan khusus dalam lomba sepeda gunung, Milla hanya bisa menjelaskan hal-hal yang mungkin bisa dia mengerti dengan sekilas."Lalu, apakah kamu sudah mempertimbangkannya? Jalur perlombaan ini semuanya adalah jalanan pegunungan. Kalau dalam dua jam ke depan benar-benar turun hujan deras, bagaimana kalau terjadi tanah longsor atau banjir lumpur?""Apakah para peserta nggak dalam bahaya? Kalau sampai terjadi kecelakaan, kalian yang ada di kamp utama ini, apa bisa masuk ke dalam tepat waktu untuk menyelamatkan mereka?"Kali ini, Paden akhirnya diam beberapa detik untuk berpikir. Dia sadar, Gunung Caman memang penuh risiko seperti itu.Ini adalah tugas pertama yang dipercayakan kepadanya oleh Grup Domani. Dia ingin menyelesaikannya dengan sempurna agar bisa kembali dan menerima pujian, jadi dia tidak berani gegabah.Tatapan Paden langsung berubah tegang. Dia melambaikan tangan memanggil asistennya, lalu memerintah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status