Share

Bab 4 Pesta Lajang

Penulis: Syakia
"Om, jangan menyangkal! Aku baru saja ketemu calon tante, dan dia salah mengira aku sebagai kamu. Dia bahkan hampir ...."

"Ceritakan semua detail pertemuan kalian, sekarang juga," potong Chris dengan nada dingin, menghentikan ocehan Yoan.

"Uhuk, uhuk."

Yoan langsung tersadar dan buru-buru menceritakan percakapannya dengan Milla barusan. Tentu saja, dia hanya menyampaikan bagian penting di akhir pembicaraan, dengan sengaja menghilangkan bagian awal di mana dia sempat menggoda Milla. Kalau sampai Chris tahu dia berani menggoda wanita pamannya ... membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

"Selanjutnya, lakukan persis seperti yang aku katakana." Suara dingin Chris dari telepon terdengar tanpa emosi, tetapi cukup untuk membuat siapa pun merasakan tekanan berat.

....

Milla meninggalkan bandara dan langsung naik taksi menuju rumah sakit.

Keluarga Jauhari memang memiliki latar belakang di industri medis. Meski posisi mereka agak melemah semenjak ayahnya meninggal, keluarga ini masih menjadi pemain besar di bidang tersebut.

Milla pergi ke rumah sakit paling terpercaya yang biasa digunakan keluarganya untuk memeriksa kakinya di dokter spesialis ortopedi.

Dokter mengatakan bahwa cederanya tidak terlalu serius. Namun, penggunaan obat yang salah telah memperburuk kondisinya. Selama dia kembali menggunakan obat yang tepat dan menjalani perawatan dengan baik, ada harapan untuk sembuh sepenuhnya.

Mata Milla menajam. Setiap kali dia pergi ke dokter, Ryan selalu mendampinginya. Dia yakin Ryan telah mengatur semuanya sejak awal. Mantan tunangan yang pernah dia cintai ini benar-benar kejam.

Setelah mengambil obat, dia menuju ruang terapi untuk pijat dan rehabilitasi.

Saat melirik jam dinding, dia menyadari bahwa Ryan pasti masih mengira dia berada di Parlis. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengurus rawat inap di rumah sakit dan tinggal di sana sementara waktu.

....

Keesokan harinya menjelang malam, Milla selesai menjalani perawatan dan keluar dari rumah sakit. Dia langsung menuju Cube Mansion, tempat Ryan bersikeras mengadakan pesta lajang untuknya.

Dulu, dia mengira acara ini menunjukkan betapa Ryan sangat menghargainya. Namun sekarang, dia sadar bahwa sesuatu yang terlalu janggal selalu memiliki maksud tersembunyi. Dia menduga pesta ini adalah bagian dari rencana pasangan berengsek itu untuk menjebaknya.

Milla memasuki aula pesta dan langsung melihat Ryan dan Sunny berdiri bersama sambil berbicara dengan penuh semangat.

Ketika Ryan melihatnya, dia sama sekali tidak peduli dengan sorot tajam di mata Milla. Dengan nada penuh perhatian yang palsu, dia langsung berkata, "Milla, aku kemarin sibuk sampai nggak sempat nanya."

"Kamu nggak bisa ketemu manajer Yoan, ya? Jadi, apa kamu sempat ngomong untuk bantu Sunny? Apakah Keluarga Mahendra bersedia membantu memilih Sunny untuk pesta sosialita itu?"

Mata Milla menjadi lebih gelap. 'Betapa butanya aku selama ini?' pikirnya.

Pasangan busuk ini begitu terang-terangan melakukan semuanya di depan matanya. Milla menekan emosi dingin yang berkobar di hatinya dan menjawab dengan tenang, "Tentu saja."

"Hebat!

Ryan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Aku tahu pasti bisa! Kalau begitu, segera siapkan promosi dan publikasi untuk Sunny."

Perhatian sekali sama Sunny. Apa dia lupa, besok adalah hari pertunangan kita?

Melihat Milla tetap diam, Sunny memasang wajah manis. "Terima kasih, Kak .... Kalau begitu, kalian lanjutkan obrolannya. Aku nggak akan mengganggu."

Setelah Sunny pergi, Milla sengaja berbalik untuk memblokir pandangan Ryan, lalu tersenyum lembut menatapnya.

"Sayang, malam ini kamu benar-benar terlihat memukau," Ryan akhirnya memperhatikan dan melihatnya dengan lebih saksama.

Milla tersenyum tipis menahan kebencian yang mendidih di hatinya. Dia mengambil segelas sampanye dari dekat, lalu mengangkatnya. "Cheers."

Dengan suara dentingan yang jernih, gelas Milla menyentuh gelas Ryan. Suara itu seolah menggetarkan hatinya.

Malam ini, Milla mengenakan gaun hitam berpotongan kerah V yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Matanya berbinar, memberikan kesan bahwa dia telah berubah total.

Ryan tersenyum lebar dan mengangkat gelasnya untuk membalas. Tanpa sadar, tangannya melingkar di pinggang ramping Milla.

Mata Milla sedikit memicing. Dengan perasaan jijik yang ditahannya, Milla meraih leher Ryan. Tangannya yang lentik menyusup ke dalam saku jas Ryan dengan luwes dan meletakkan alat penyadap kecil.

Mereka baru mengobrol beberapa kalimat ketika ponsel Ryan mulai berdering tanpa henti. Dia memandang layar dengan sedikit canggung, lalu memutuskan panggilan tersebut. "Malam ini adalah pesta lajang, jadi aku nggak akan ganggu kamu lagi. Kamu bersenang-senang saja."

Melihat Ryan buru-buru hendak pergi, Milla tahu pasti dia ingin menemui Sunny.

Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau bertindak kejam! Dengan senyum termanis, aku akan melakukan balas dendam yang paling pahit!
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Beatrix Abineno
jahat sekali Ryan sama Sunny
goodnovel comment avatar
Euis Sulastri
mantaaap......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 340 Aku Punya Pasangan Dansa

    "Nggak mungkin." Seseorang segera membantah dugaan itu, "Kalaupun putri Keluarga Brawijaya belum meninggal, dia nggak mungkin masih terlihat seperti dulu. Dia dan Pak Chris seusia, jadi pasti sekarang sudah berusia 30-an tahun.""Benar juga." Orang-orang di sekitar berbisik penuh rasa ingin tahu, "Tapi, gadis itu memang mirip banget sama putri Keluarga Brawijaya.""Pak Chris benar-benar setia!"Di tengah keributan kecil itu, Chris menurunkan lengannya dan tangan Shania pun terlepas dengan sendirinya."Pak Chris? Mau ke mana?" tanya Shania.Chris tidak menjawab, langsung berbalik menyapa seseorang yang menghampirinya.Shania berdiri kaku dan canggung. Dia mengepalkan tangannya erat-erat, mengingat kembali pesan dari Zeno hari ini.Selama dirinya muncul di depan rumah Keluarga Yunanda, Chris pasti akan memintanya menjadi pasangan. Itu sebabnya, dia memberanikan diri menawarkan diri untuk mengantarkan kontrak. Atasannya tentu dengan senang hati menyetujui karena takut dimarahi.Tak disan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 339 Putri Keluarga Brawijaya Masih Hidup

    "Kak Milla? Kenapa kamu sendirian di sini?" Suara lembut seorang perempuan terdengar dari belakang. Milla menoleh, tidak terkejut saat melihat Candies berjalan mendekat."Kamu juga sendirian?" tanya Milla."Ayahku yang mengajakku ke sini," jawab Candies.Mata Milla berkedip pelan. Rupanya Khavin juga cukup dekat dengan Bertrand."Kamu habis nangis ya? Matamu terlihat agak bengkak," tanya Candies sambil mengamati wajah Milla."Semalam aku kurang tidur." Milla menjawab secara asal. Sepertinya penyamarannya berhasil. Kemudian, dia berpura-pura cemas, "Apa riasanku luntur? Maaf ya, aku ke kamar mandi dulu.""Aku temani deh," ucap Candies, ikut melangkah di belakangnya.....Sementara itu, Chris bertemu dengan Denny di gerbang rumah Keluarga Yunanda, seorang mitra baru yang baru saja menandatangani kerja sama dengan Grup Mahendra. Mereka sudah sepakat untuk bertemu malam ini di rumah Keluarga Yunanda guna meninjau draf awal kontrak, tetapi Wilson tidak membawa dokumen tersebut.Makanya, tad

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 338 Bekerja Sama

    Setelah sarapan, Milla bersikeras mengenakan pakaian yang sama seperti malam sebelumnya, bahkan sengaja merias wajahnya agar riasannya tampak sedikit luntur, berpikir bahwa hal itu akan membuat orang lain lebih percaya.Kemudian, dia mempersiapkan emosinya. Selagi sebagian besar karyawan Grup Mahendra belum masuk kerja, dia mengenakan masker dan berlari keluar dari lift dengan mata berkaca-kaca, lalu menaiki taksi untuk kembali ke Grup Jauhari.Chris berdiri di lantai paling atas gedung, menyaksikan wanita itu berlari ke pinggir jalan di alun-alun. Meskipun dari jarak yang begitu tinggi, dia masih bisa melihat dari belakang bahwa suasana hati Milla sedang sedih dan tertekan.Dia tak bisa menahan senyuman. Dengan bakat akting seperti itu, untuk apa Milla mendukung Sunny dulu? Jika mendukung dirinya sendiri, mungkin Milla sudah terkenal sejak lama.Saat ini, ponselnya berdering. Chris mengangkatnya."Pak Chris, dugaanmu benar. Setelah Bu Milla naik taksi, sebuah mobil langsung mengikutin

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 337 Dari Hati ke Hati

    Meskipun masih banyak pertanyaan di dalam hatinya, Milla tidak punya kesempatan untuk bertanya lagi. Dia bisa merasakan dengan sangat jelas ketulusan dan hasrat pria di depannya ini. Perasaan itu membuatnya larut begitu saja dalam cintanya.....Larut malam, sepasang pria dan wanita yang kelelahan berpelukan di sofa kantor Chris, dibalut dengan selimut tipis.Di luar kembali turun hujan. Kantor begitu tenang dan damai, sangat cocok untuk mengobrol dari hati ke hati.Milla masih terhanyut dalam gejolak emosi yang baru saja dia alami. Kemudian, dia memutuskan untuk membuka suara duluan."Ehem." Milla berdeham.Chris mengulurkan tangan, menyibakkan rambut di telinga Milla. "Perlu dinaikkan suhunya supaya nggak terlalu dingin?""Aku mau tanya sesuatu. Ini serius." Milla memasang ekspresi serius. Pria di belakangnya lantas mengangguk sambil menyandarkan dagunya ke atas kepala Milla."Apa orang-orang yang kamu tinggalkan di ruang rapat itu masih menunggumu?" tanya Milla."Kamu cuma mau tanya

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 336 Kangen Kamu Hari Ini

    Di dalam mobil, Milla merasa dirinya semakin dekat dengan kebenaran. Di dadanya seperti ada api yang membara dan 20 menit terasa sangat panjang.Akhirnya, dia tiba di Grup Mahendra. Dia naik lift ke lantai paling atas. Saat melihatnya datang, Wilson lagi-lagi terkejut."Bu Milla, kenapa ke sini?""Chris ada di dalam?" tanya Milla sambil menatap pintu ruang rapat yang tertutup."Ya."Milla mengamati ekspresi Wilson. Meskipun terkejut, ekspresinya tak seperti orang yang berbohong."Oke, aku tunggu dia." Milla tak berbicara panjang, langsung melangkah ke ruang tamu di seberang dan duduk di sofa untuk menunggu.Wilson tak berani bersikap ceroboh. Dia segera menuangkan air untuk Milla, lalu melangkah masuk ke ruang rapat dengan hati-hati.Lima menit kemudian, pintu ruang rapat terbuka. Chris melangkah keluar dengan cepat, langsung menuju ke arah Milla.Melihatnya muncul, Milla merasa beban berat di dadanya akhirnya sirna. Selama Chris benar-benar berada di Grup Mahendra, maka semua kemungki

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 335 Masuk Rumah Wanita

    Milla diam-diam menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan sesak di dadanya. "Itu hak dia.""Benar sekali." Bertrand mengangguk, lalu menyalakan mobil.Namun kebetulan sekali, mobil Chris berada di depan dan mobil Bertrand di belakang. Mereka terus searah sepanjang jalan.Hingga akhirnya mereka melihat sendiri mobil Chris berbelok masuk ke sebuah kompleks apartemen sederhana, barulah mobil mereka mengambil arah yang berbeda.Saat itu pula, Bertrand menerima telepon dan segera menepikan mobil ke sisi jalan. Dia tersenyum sambil berujar dengan tidak enak hati, "Aku angkat telepon sebentar di luar. Maaf, tunggu sebentar ya."Milla mengangguk.Bertrand keluar dari mobil untuk menjawab telepon. Milla pun menoleh ke arah gerbang kompleks di seberang jalan. Telepon Bertrand berlangsung cukup lama, tetapi Milla tak melihat mobil Chris keluar lagi.Itu berarti, dia masuk ke rumah perempuan itu ....Kalaupun Chris hanya bersikap sopan mengantar perempuan itu pulang, tak seharusnya dia tinggal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status