Share

Hasil Lab

Auteur: Ririichan13
last update Dernière mise à jour: 2024-10-16 14:32:37

"Apa maksud kamu bilang aku mandul, Mas?" tanya Andri dengan raut wajah yang sedikit syok.

"Benar. Apa maksudmu, Nak? Kalian saja belum menikah, tapi kamu sudah bisa bilang kalau dia mandul?" tanya Om Nathan seolah tak percaya.

"Aku punya buktinya, kok. Tunggu sebentar, akan aku ambilkan," ucap Agra angkuh.

Agra beranjak dari duduknya dan segera berlalu ke salah satu ruangan yang berada tak jauh dari sana.

"Nak, apa yang Agra bilang itu benar?" tanya Ayah Revan penasaran.

Andri menggeleng pelan lalu mengambil lengan sang ayah dan membelainya dengan lembut.

"Andri gak tau, Yah. Andri aja bingung kenapa Mas Agra bisa bilang begitu sama Andri," jawab Andri lirih.

Ayah Revan pun menggenggam erat lengan sang anak dan tersenyum, seolah memberikan sedikit kekuatan agar sang anak mampu menghadapi ujian ini.

Tak lama, Agra pun kembali, membawa dua buah amplop panjang berwarna coklat lalu menaruhnya diatas meja sana.

"Kalau Papa dan Kakek gak percaya, kalian bisa lihat sendiri disini," ucap Agra sambil menunjuk amplop itu.

Ia pun lalu mengarahkan pandangannya ke arah Andri, dan berkata, "kamu gak lupa kan, Ndri, kalau minggu lalu kita abis tes catin dan kesuburan? Dan dua hari lalu hasil tes itu keluar."

"Kenapa, Mas gak bilang sama aku kalau hasil tes itu udah keluar, Mas? Kenapa Mas malah menyembunyikannya?" tanya Andri seolah tak terima.

Amplop yang awalnya ada dimeja, kini sudah berpindah tangan ke Om Nathan dan juga Kakek Gala.

Raut wajah Kakek Gala pun berubah menjadi sedikit sendu, seolah menyiratkan kekecewaan yang begitu mendalam.

"Karena saya gak mau bikin kamu sakit hati atau kecewa. Saya tau, kakek berhutang budi dengan ibumu, dan kami pun sudah keluar uang cukup banyak untuk membuat pesta pernikahan ini. Jadi, karena itu aku menyembunyikannya. Biarlah, aku menyimpannya sendiri, dan berharap semoga suatu saat akan ada keajaiban untuk kita. Tapi, berhubung kamu maksa ingin membatalkannya, jadi buat apa saya tutupi lagi?" tanya Agra sambil mendongakkan kepalanya.

Setelah itu, Agra pun kembali duduk di sofa samping kedua orangtuanya. Kali ini, kakinya disilangkan seolah merasa kemenangan akan berada di pihaknya.

Ayah melihat hasil tes lab yang diberikan oleh Kakek Gala dengan wajah yang cukup serius. Beberapa kali ia nampak mengernyitkan dahinya seolah ada sesuatu yang salah disana. Beberapa kali ia membolak balikkan kedua hasil lab bertuliskan nama Agra Putra Wiguna dan Andriyani Eka Devandra itu dengan seksama.

"Gimana kalau hasil tesnya ini dimanipulasi?" tanya Ayah Revan seraya menaruh amplopnya kembali ke atas meja.

"Manipulasi?" tanya Om Nathan dan Kakek Gala bersamaan.

Kedua orang itu pun saling pandang dan manggut-manggut seolah membenarkan ucapan Revan. Tak ada yang tak mungkin, apalagi Agra sudah menyembunyikannya dari dua hari lalu.

"Yah, siapa tau begitu, hasil lab itu dimanipulasi, apalagi, sudah kamu simpan dua hari lamanya. Gak ada yang gak mungkin, kan?" tanya Ayah Revan santai.

"Apa maksud Ayah bilang begitu? Ayah mau nuduh kalau aku manipulasi hasil lab? Buat apa, Yah?" tanya Agra tak terima.

Wajahnya nampak memerah bak kepiting rebus dan dadanya nampak kembang kempis seolah menahan amarah yang ada.

"Ya, mungkin, buat nutupin kebobrokan kamu yang gak bisa ngasih keturunan ke keluarga Wiguna," ucap Revan dingin.

"Tutup mulutmu, Yah! Kalau gak percaya, kalian bisa hubungin nomer telpon dokter itu langsung!" sentak Agra tak suka sambil menunjuk wajah Revan.

"Gak perlu telpon, Mas Agra gak mungkin bohong, Yah. Hasil tes itu emang benar, Mbak Andri lah yang gak subur," ucap seseorang dari arah pintu masuk.

Sontak semua orang pun segera mengalihkan pandangannya ke arah orang tersebut yang ternyata adalah Arsy. Disebelah Arsy, ada Bunda Seira yang menemaninya sambil menggandeng lengannya.

"Apa maksudmu, Ar?" tanya Ayah Revan tak paham.

"Arsy hamil anaknya Mas Agra," jawab Arsy santai lalu segera duduk disebelah Agra.

Sementara Bunda, duduk disebelah Ayah Revan.

"Kamu hamil, Sayang? Beneran?" tanya Agra seolah tak percaya.

Arsy tak menjawab, hanya langsung menunjukkan sebuah tespek dengan hasil garis dua. Agra yang melihat itu pun segera memeluk tubuh Arsy dan mengecup pucuk kepalanya beberapa kali.

"Apa bukti ini kurang jelas? Aku rasa, ini jelas banget, Yah, kalau emang Andri ini mandul," ucap Agra sedikit pongah.

Andri meremas ujung bajunya mendengar ucapan Agra yang begitu menusuk dihatinya. Ia tak habis pikir, ada yah orang yang begitu bangga karena kekasihnya hamil padahal belum menikah.

"Ekhm," dehem Kakek Gala yang mampu membuyarkan lamunan Andri sekaligus kemesraan Agra.

"Kakek, Agra punya usul, bagaimana kalau pernikahan ini tetep berlanjut tapi dengan berganti mempelai wanitanya? Jadi, yang nikah itu Agra sama Arsy, bukan sama Andri? Gimana?" tanya Agra serius.

Kakek Gala pun mengernyitkan dahinya seolah memikirkan sesuatu sebentar.

"Nathalie rasa itu saran yang bagus, Kek. Bukannya kakek ingin segera memiliki cicit dari keluarga Nathan? Lalu, tunggu apa lagi? Kenapa tak menikahkan Agra dengan Arsy saja? Bukannya sama saja, antara Arsy dan juga Andri? Mereka sama-sama anak dari Revan yang telah menyelamatkan kakek?" tanya Nathalie yang tak lain adalah ibunda Agra. Dari tadi, ia hanya menyimak saja karena takut salah bicara.

"Kek, Andri rasa itu juga saran yang masuk akal. Maksud Andri, Arsy kan adik Andri, jadi gak ada bedanya kan antara Andri mau pun adik Andri. Bukan kah akan percuma misalnya Andri masuk ke keluarga ini, tapi gak bisa ngasih cicit untuk Kakek?" tanya Andri dengan senyum yang dipaksakan.

Kakek Gala hanya tersenyum samar dan mengangguk.

Untuk beberapa saat, suasana pun kembali hening, hanya bunyi helaan napas berat yang sedikit terdengar seolah mengisyaratkan waktu yang tak kunjung berjalan.

"Kakek terima usul kalian semua. Tapi, disini Kakek berhutang budi pada Keyla, yang tak lain adalah ibunda dari Andri. Andri, kakek benar-benar minta maaf atas perlakuan Agra kepadamu. Jujur, kakek sendiri kecewa dengan kelakuannya dan tak menutup Kakek juga kecewa atas hasil lab yang kita terima hari ini," ucap Kakek Gala memulai obrolannya.

Andri hanya diam tertunduk sambil memainkan jari jemarinya. Ia tak berani menatap Kakek Gala yang wajahnya tetap teduh meskipun sedang marah dan kecewa itu.

"Tapi, keputusan Kakek tetap bulat. Andri, kamu harus tetap menikah dengan cucuku," ucap Kakek Gala tenang namun berat.

"Ta-tapi, Kek ...," Kakek Gala langsung melambaikan tangannya seolah tak ingin di sela lebih dahulu.

"Kamu akan menikah dengan cucu angkatku, Arkan. Meskipun tak ada darah yang mengalir pada tubuhnya, tapi dia pun sama berartinya seperi ibumu bagi kakek," putus Kakek Gala.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 40

    Waktu berlalu begitu cepat. Begitupun dengan keadaan perut Andri yang sudah membesar.Kehamilan kembarnya membuat dirinya sedikit kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.Tak hanya karena faktor kehamilan, namun juga kelebihan berat badan yang ia alami.Andri mulai sedikit insecure setiap kali ia ke kantor Arkan. Dirinya terlihat begitu gemuk dan juga tak terawat. Sangat berbeda dengan Arkan yang entah mengapa aura ketampanannya baik berkali-kali lipat.Seperti pada hari itu, hari dimana Arkan mengajakmu ke kantor karena ada pertemuan dengan para pemegang saham.Andri sudah berusaha berdandan rapih, mengenakan tunik selutut dan celana leging khusus ibu hamil. Ditambah, dengan sendal kodok favoritnya. Rambutnya yang panjang, ia cepol kecil seperti yang biasa ia lakukan.Namun, begitu ia keluar dari mobil, perasaan insecure itu kembali datang."Duh, Mas, apa aku beneran harus ikut ke kantor hari ini?" tanya Andri sedikit ragu saat mereka berada di basement."Kenapa sih, Dek

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 39

    Malam masih larut, cahaya lampu jalanan nampak temaram. Angin dini hari mulai menusuk kulit begitu Arkan mengeluarkan sepeda listriknya.Dengan balutan hoodie santai dan sendal gunung, ia memacu sepedanya seperti prajurit tanpa medali.Semua ini, ia lakukan demi sepiring mie tek tek untuk istri tercintanya.“Udah masuk jam tiga lewat tiga puluh menit. Harusnya, Abang mie tektek udah lewat rumah, tapi sekarang kok nggak kedengaran bunyinya ya?" gumamnya, sambil menatap kiri kanan jalanan komplek.Arkan melajukan sepeda listriknya dengan pelan. Berharap, suara abang mie tektek segera terdengar.Namun nihil! Satu-satunya suara hanyalah gongongan anjing tetangga yang seperti ingin bilang: “Ngapain masih kelayapan malem-malem, Bang?"Setelah tiga kali keliling komplek, menelusuri setiap gang kecil sampai dikira mau ngerampok, akhirnya Arkan memilih untuk berhenti tepat di pos satpam."Pak Amir, bangun!" seru Arkan sedikit kencang sambil menggoyangkan tubuhnya.Satpam komplek yang bernama

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 38

    Andri tersenyum kecil, matanya sedikit terpejam, sementara senyum di bibirnya tetap mengembang meski lelah menjalari tubuhnya.Drama yang mereka tonton mulai sedikit membosankan. Dari awal hingga beberapa menit ini, ceritanya sedikit tak jelas.Namun sayangnya, baru saja Andri hendak memejamkan matanya, ia merasakan sesuatu yang ..."Mas!" seru Andri seraya memegang lengan Arkan dengan erat."Hm, kenapa, Dek?" tanya Arkan sambil berusaha tetap membuka matanya.“Aku ngerasa, kayak ada ... yang gerak deh di perut," lirih Andri pelan.Arkan langsung membuka matanya lebar-lebar. “Gerak? Yang bener, Dek?”Andri mengangguk pelan. “Iya, Mas. Kaya ada gelembung sabun yang pecah gitu loh. Itu kan, alus banget ya. Nah, itu yang aku rasain, kek geli - geli gimana gitu."Arkan sontak langsung beranjak dari tidurnya. Lalu, mendekatkan wajahnya ke perut Andri, nyaris menempelkan pipi. “Halo Kesayangan, Ayah. Ini Junior satu atau Junior dua? Kalian ngetuk ya? Atau lagi main petak umpet?”Andri terke

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 37

    Keduanya pun lantas tertawa bersama saat mendengar itu."Lah, lagian kamu ada aja, Dek. Mana bisa makan aku idup-idup? Padahal aku imut-imut gini," ucap Arkan pura-pura.Andri memutar bola matanya malas. "Siapa bilang nggak bisa? Bisa kok," ucapnya santai seraya menunjuk arah sensitif milik Arkan.Refleks, Arkan menutupnya dengan bantal, lalu menjawil hidung sang istri pelan."Adek mau?" tanya Arkan lirih namun mendapat gelengan dari Andri."Nggak! Buruan pijetin kaki aku, Mas!" serunya.Arkan mendengus kasar, lalu segera merubah posisinya tepat di kaki Andri. Dengan perlahan, ia pun memijat pelan kaki sang istri di sana."Dek, makasih ya, udah berjuang sejauh ini. Pasti capek banget ya, Dek bawa dua juniornya aku? Aku minta maaf ya, Dek kalau misalnya aku sering bikin kamu marah dan emosi," lirih Arkan pelan. "Tapi aku janji, Dek. Aku akan selalu mijetin kamu dan lakuin apapun yang bisa buat kamu bahagia. Karena aku tau, jadi kamu itu berat banget pasti."Andri menggigit bibir bawahn

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 36

    Andri yang merajuk memilih untuk segera pulang meskipun saat itu pancongnya masih ada setengah.Arkan mendesah pelan, hanya bisa mengangguk dan mengikuti kemana langkah sang istri pergi.Namun ternyata, drama meraka tak hanya berakhir sampai di sana saja.Semenjak pulang dari jembatan hingga malam tiba, Andri mendadak diam seribu bahasa. Suasana rumah mendadak sunyi senyap, padahal biasanya ramai oleh suara TV dan ocehan sang istri.Arkan memijat pelan pelipisnya. Diamnya Andri, bukan berarti sebuah kedamaian. Kerena setelah ini, pasti akan ada drama yang lebihh besar lagi.Arkan bergegas ke dapur, lalu membuka kulkasnya. Setengah gelas es kopi masih tersedia di sana. Beberapa semangka beku dan juga sebungkus jamur enoki.'Hadehh, mana cemilan bumil abis pulak! Gimana cara naikin moodnya dia ya?' batin Arkan pilu.Arkan mencoba berpikir keras, bagaimana caranya kembali meluluhkan hati sang istri dari segala kesalahpahaman yang terjadi tadi.Akhirnya, Arkan ambil kertas, spidol, dan sa

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 35

    "Kenapa emangnya, Mas?" tanya Andri pura-pura polos.Arkan mendesah pelan. "Bawa dua aja, ngidamnya udah absurd banget. Apalagi sepuluh, bisa mati mendadak aku," gerutunya.Andri terkekeh pelan mendengar itu. Ia pun segera mengeluarkan selembar uang berwarna merah dan menyerahkannya kepada Abang odong-odong tadi."Mang, kalau ada anak yang mau naik, angkut aja ya," ucapnya. "Kalau kurang, saya masih ada di sana, sambil makan pancong," ujarnya lagi seraya menunjuk tempat Arkan duduk.Abang odong-odong itu pun mengangguk paham. Setelah itu, Andri pun kembali melangkah ke tukang gerobak lainnya. Hari ini, ia ingin puas-puaskan nyemil apapun, mumpung kedua bayinya tak ada drama dan Arkan mau untuk di ajak jalan-jalan.Setelah membeli seporsi lumpia basah dan juga telur gulung, Andri pun kembali ke tempat Arkan berada.Arkan mengernyit heran melihat apa yang dibawa sang istri saat itu."Beli apaan lagi, Sayang?" tanya Arkan penasaran."Lumpia basah sama telur gulung. Mas mau?" tanya Andri

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status