Share

Firasat Buruk

Author: Lian Nai
last update Last Updated: 2022-11-13 10:59:44

"A-- ah, ada Bu Joko. Mari masuk, Bu!" ucap Dahlia gugup.

Bu Joko berkacak pinggang di depan rumah Dahlia. Wajahnya yang tegas membuat siapapun yang melihat pasti takut. Tapi memang itulah tujuannya, kalau wajah lembek sudah pasti banyak orang-orang licik yang tidak mau membayar cicilan utang padanya.

"Jangan bermanis-manis mulut kau, Lia! Sudah berapa kali aku kesini tapi rumahmu selalu tertutup, hah?"

Dahlia meneguk ludahnya kasar sambil sesekali melirik ke arah Maya yang sedang mengeluarkan motor dari dalam halaman rumahnya.

"Waktu berhutang saja kau pandai merayu bilang mau nyicil tepat waktu segala macam. Sekarang apa ...? Bagaimana kenyatannya ...?"

"Aku tidak mau tau, hari ini juga cicil semua hutang-hutangmu atau emas-emas itu aku ambil!"

Dahlia kelabakan. Hari ini suaminya belum gajian sementara uang bulanan dari Sang Suami pun sudah habis tak bersisa.

"Ehm ... anu, Bu Joko ...."

"Aku tidak menerima alasan apapun, Lia!" bentak Bu Joko.

Dahlia segera menarik pergelangan tangan Bu Joko dan membawa wanita pemberi hutang itu untuk masuk ke dalam rumah. Sedikit berbisik-bisik Dahlia berbicara sampai akhirnya Bu Joko luluh dan duduk dengan pongah di ruang tamu rumah Dahlia.

"Mbak ... Mbak Maya!" teriak Dahlia ketika Maya sudah bersiap pergi. Maya mematikan mesin motornya dan bertanya, "Ada apa, Mbak Lia? Maaf, saya buru-buru."

Dahlia mencebik sembari menautkan sepuluh jemarinya. "Anu ... itu ... boleh saya pinjam uang 300 ribu? Dompet saya kebetulan ikut terbawa suami, semua kartu ATM dan uang tunai ada disana. Tolong ya, Mbak," rengeknya pelan. Tentu dengan memantau keadaan di sekitar. Takut jika ada tetangga yang melihat aksinya sekarang.

"Nanti kalau suami sudah pulang, bakal saya ganti."

Maya menimbang-nimbang permintaan Dahlia. Pasalnya ia adalah orang baru di tempat ini, dan berurusan dengan uang adalah hal yang paling menakutkan bagi Maya. Hutang adalah pemutus silaturahmi paling mengerikan.

"Tolong dong, Mbak Maya. Saya pinjam loh ini bukan minta-minta. Buruan, udah ditunggu sama teman di dalam."

"Maaf, Mbak Lia, tapi ...."

"Jangan lama-lama, Lia!" teriak Bu Joko dari ambang pintu. Wanita itu sudah seperti rentenir dengan gayanya yang bersedekap dada sambil melotot ke arah dimana Dahlia dan Maya berada.

"Ayo dong, Mbak Maya. Kita tetangga loh ini, saya pinjam dan janji kalau suami pulang saya balikin. Masa nggak percaya sama tetangga depan rumah sih?" sindir Dahlia. "Cuma 300 ribu, nggak banyak kok!"

"Buruan, Mbak!" desak Dahlia tidak sabaran.

Maya mau tidak mau mengeluarkan dompet dari dalam tas kecilnya dan membukanya tepat di depan Dahlia. Wanita itu membelalak ketika melihat banyak sekali pecahan seratus ribuan di dalam sana.

Srettt ...!!!

Belum sepenuhnya Maya mengeluarkan uang dari dalam dompet, Dahlia dengan sigap menarik tiga lembar uang berwarna merah dari genggaman Maya.

"Gitu dong, sama tetangga harus saling tolong menolong," ucap Dahlia setengah berbisik. "Ya sudah, Mbak Maya mau pergi kan? Silahkan!"

Maya mengangguk ragu dan menyalakan mesin motornya. Dahlia segera berlari kembali ke rumahnya sebelum ada tetangga yang melihat.

Samar-samar telinga Maya mendengar suara Bu Joko berkata, "Lain kali kalau mau ngasih pinjaman ke tetangga, lihat-lihat orangnya! Untung uang kamu bisa balik, kalau enggak gimana, Lia? Cicilan bakalan makin seret nanti!"

Bersambung 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tempe
buruk perangai si dahlia ni. kalau aku jd maya, belah je. ckp xde dyit
goodnovel comment avatar
Nuniee
Iiyuww dasar pea Dahlia.. Lah dia yg ngutang mutar balikin fakta... duh Maya cukup jgn ditolong lgj orang kegitu
goodnovel comment avatar
alfaQir ahmad
jln cerita yg menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Terungkap

    Tubuh Gading mematung. Lagi-lagi pertemuannya dengan Laura membawa kilas pedih pada masa lalu. "O-- oh, hai, Ra," sapa Gading kikuk. "Sama suami kamu lagi?"Laura bergeming sementara Hesty menatap heran ke arah suaminya. "Mas kenal suami Laura?" tanya Hesty menyelidik.Gading mengedikkan bahu. Dia menurunkan Seila dan menjawab. "Kapan hari kan Mas ketemu Laura sama suaminya. Gading, Mas!" Gading menjulurkan tangannya di depan Reyhan. "Reyhan, Mas," sahut mantan suami Hesty datar. "Kalau begitu kami pamit dulu. Permisi!"Reyhan berjalan sembari menggandeng tangan Mazaya sementara Laura mengekor di belakang mereka dengan air mata yang menganak sungai. "Mas ...." Panggil Hesty lirih. Gading menoleh. Wajahnya berubah sendu ketika bertemu Laura untuk yang kesekian kalinya. "Dia ... mantan suamiku," aku Hesty."Dia?"Hesty mengangguk. "Sepertinya dia baru keluar dari penjara. Entah bagaimana ceritanya, Mas Reyhan ... tidak mau membahas luka yang sudah aku ciptakan."Gading seketika men

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Dipermainkan Takdir

    "D-- dia istri kamu, Mas?" tanya Hesty gagap. Kedua matanya memanas melihat Mazaya, gadis kecil yang begitu Reyhan lindungi ternyata putri dari wanita yang sudah ia hancurkan rumah tangganya. "D-- dia ...?"Reyhan terkekeh getir. Dia melepaskan genggaman tangannya pada Mazaya dan mempersilahkan wanita di sampingnya menggendong putri kecil yang beberapa menit lalu ia cari-cari."Kalau wanita seperti kamu saja bisa membuangku tanpa berpikir dua kali, apa kamu pikir ada wanita lain yang mau menerimaku sebagai suami, Hes?" tanya Reyhan perih. "Aku hanyalah pria kotor yang rela melakukan apa saja demi memenuhi gaya hidup istriku dan keluarganya. Tapi itu dulu ... sekarang, aku hanyalah seorang pria yang berjuang untuk keluarganya. Untuk Emak dan Bapakku di kampung. Apalagi setelah aku tahu bahwa putriku hidup dengan layak, sepertinya memang aku harus meredam ego. Demi masa depannya. Demi mentalnya. Jaga dia!"Reyhan melengos sembari mengusap sudut matanya yang berair. Sejenak kemudian, dia

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Istri Reyhan?

    "Apa kabar, Hes?" Reyhan bertanya dengan nada dingin. Bertanya kabar mantan istrinya dengan air muka begitu tenang. "Putriku sudah sebesar ini ya? Boleh aku gendong?"Seila menggeleng kata tangan Reyhan terangkat ke udara. Gadis kecil itu berlari bersembunyi di belakang tubuh Bu Sur dan berceloteh gemas. "Kata Papa gak boleh! Jangan gendong Seila, Om," ucapnya cadel. Hati Reyhan berdenyut nyeri. Seila, bayi mungil yang dulu selalu nyaman berada dalam gendongannya kini menolak pelukan darinya dengan dalih dilarang oleh Papa. Papa siapa yang Seila maksud, batin Reyhan."Om cuma mau peluk. Boleh?"Seila menggeleng takut. Kedua mata Reyhan memanas dengan satu tangan yang kembali menggenggam erat jemari Mazaya. Gadis kecil yang usianya sepadan dengan Seila."M-- Mas sudah bebas?" tanya Hesty dengan suara bergetar. Ada perasaan bersalah yang teramat dalam untuk mantan suakmunya itu. Bagaimana dulu Hesty memilih bercerai karena Reyhan kedapatan tertangkap polisi sedang mengedarkan barang ha

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Mengasuh anak dari wanita lain

    "Nanti siang aku mampir ke Restoran ya, Mas?"Hesty yang sedang menyuapi putrinya berbicara manja pada Gading. Sejak setahun yang lalu suaminya bekerja di Restoran milik Abian dan kehidupan Hesty perlahan-lahan mulai membaik. Gaji yang Abian tawarkan memang tidak kaleng-kaleng. Apalagi selama ini Restoran itu terkenal dengan hidangan yang lezat. Ada harga, ada rasa."Memangnya nanti siang mau kemana?" tanya Gading menelisik. "Jalan-jalan?"Hesty nyengir. Dia mengangguk ragu dan melirik Bu Sur yang juga tengah sarapan bersama mereka di ruang makan. "Boleh ya, Mas?""Boleh, sekalian ajak Ibu."Bu Sur mengangkat kepalanya. Matanya memanas. Untuk pertama kalinya dia merasakan kehangatan dari hubungan rumah tangga Hesty. Kegagalan di masa lalu membuat wanita muda itu banyak belajar bahwa menerima kekurangan pasangan jauh lebih baik daripada harus saling menuntut."Bapak gak sekalian, Ding?"Gading tertawa lebar. "Ki

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Anak siapakah itu?

    "Apa kabar anak Ayah hari ini? Bunda nakal gak? Kamu menyusu dengan baik kan?" goda Abian sembari mengambil alih sang putra dari gendongan Ibunya. "Jelas dengan baik lah, kan Ayah sudah kehilangan jatah menyusu," sahut Ibu sarkas.Maya dan Abian mematung. Keduanya tergelak ketika menyadari ucapan Ibu terlalu frontal sore ini."Ibu apa-apaan sih, ada Bu Saroh tuh, gak baik bicara seperti itu. Bikin kita malu aja!" gerutu Abian yang dibalas tawa renyah oleh Ibu."Diskusi apa sama Maya, Ibu boleh tau?"Abian mengangguk. Mereka berjalan menuju ruang makan sementara Abimanyu ia serahkan pada Bu Saroh."Tolong ajak Abimanyu sebentar ya, Bu.""Dengan senang hati, sini anak manis," sahut Bu Saroh yang tersenyum lebar mendapatkan tubuh Abimanyu yang mungil dalam dekapan. "Jadi aku tadi mampir ke rumah Mbak Hesty, Bu," kata Abian bercerita. "Kebetulan kepala dapur di Restoran Cempaka resign, dia ikut istrinya pulang kampung dan cari kerja disana saja katanya. Aku pikir, daripada aku ambil ora

  • Dikira Miskin Saat Menghadiri Hajatan Tetangga   Belajar dari Kesalahan

    Satu minggu kemudian ....Abian pulang dengan membawa rasa rindu pada istri dan anaknya. Bahkan pria itu sekarang lebih sering berada di rumah dan menghandle Restoran dari rumah. "Baru pulang, Mas Gading?" Abian yang menutup pintu pagar sengaja menyapa Gading yang baru pulang dari bekerja. Mamang pergi mengantar Emak dan Bapak yang sudah kembali ke kampung, itu sebabnya sekarang Abian membawa mobil sendiri."Iya, Mas," sahut Gading sambil mengulas selarik senyum. Gading terlihat kelelahan mendorong gerobak yang sudah ia pisahkan dari motornya. Peluh membasahi bajunya yang nampak lusuh. Benar-benar ... kesalahan membuat Gading dan Hesty berubah banyak beberapa bulan belakangan. Abian merasa kasihan. Dulu, ia sengaja menolak memperkerjakan Gading karena memang kurang suka dengan gaya bicara tetangganya itu. Apalagi dulu Gading masih menjunjung tinggi sikap sombong dan pongah membuat Abian jengah dan enggan beruru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status