Share

Peminta-minta di Lampu Merah

"Tumben jalan-jalan sampai ke sini, Mbak Maya?" sapa Bu Sur basa-basi. Maya menoleh, dia melempar senyum tipis tapi enggan menanggapi pertanyaan tetangganya yang satu itu.

"Budek! Baru ketahuan kaya udah budek," gumamnya lirih.

Maya mencebik. "Mau lihat-lihat rumah di sekitar sini, Bu," jawab Maya pada akhirnya. "Oh ya, rumah Mbak Lia kenapa dari kemarin tutup ya, Bu Sur tau dia kemana?"

Bu Sur berdiri di depan rumah sambil menenteng satu kotak kue lapis khas Surabaya.

"Eh, emang iya? Wah, padahal aku mau kasih kue ini ke Dahlia. Kasihan, dia itu tampang dan lagaknya aja sok kaya, padahal mah aslinya ...."

"Bu Sur, tumben banget ngobrol sama Mbak Maya. Nggak lagi cari kesempatan dalam kesempitan kan?" sindir Bu Hanum lantang. Wanita berusia matang itu berjalan mendekat. Maya menghela napas kasar. Rencana ingin melihat-lihat pembangunan rumah barunya pupus lah sudah karena ada dua manusia paling julid di perumahan tempatnya tinggal.

"Ck! Mbak Maya ini loh, Bu Hanum, katanya mau lihat-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status