Share

062.

last update Huling Na-update: 2025-04-08 09:56:57

“Pacaran apanya, Ma. Orang ada dua buntutnya gitu,” celetuk Ammar yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.

“Ish, kamu ini Mas! Duit elit piknik sulit!” Ujar Kiara kesal.

“Bukan pelit, Sayang. Tapi harus banyak pertimbangan kalau mau piknik tuh. Mayra dan Kayra pasti akan sangat heboh kalau di ajak piknik, jadi kita harus bawa baby sitter,” ucap Ammar memberi masukan, tetapi Kiara hanya melirik kesal.

“Sudah-sudah, kita ke sini gak mau lihat keributan kalian.” Galih melerai, senang sebenarnya melihat keabsurd-an mereka, tetapi lama-lama kepalanya juga akan pening.

“Tante! Ayo main sama Mayra...” Pinta Mayra, mengajak Aisyah untuk bermain bersamanya.

Aisyah menoleh ke arah Galih, lelaki itu pun mengangguk seraya tersenyum, pertanda mengiayakan. Akhirnya Aisyah bermain bersama dua gadis kembar itu. Kiara juga ikut berbaur bersama mereka.

Benar kata Galih, Aisyah merasa sangat senang berkunjung ke rumah Kiara. Selain Kiara orangnya ramah dan baik hati, dua putrinya juga sangat l
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    170.

    “Diam kamu, Aisyah! Kamu gak usah ikut capur!! Di mana Renita sekarang, hah? Suruh dia keluar sekarang juga!!” Sentak Indri teriak-teriak.Sedang Aisyah tetap santai menghadapi pelakor di hubungan mertuanya.“Mama Renita gak ada waktu untuk nemuin Tante!! Lebih baik Tante pergi aja sana! Tante gak pantes menginjakkan kaki di rumahku ini!!” Jawab Aisyah masih dengan tenang.Dada Indri jadi naik turun penuh emosi, bisa-bisanya wanita itu malah mengusirnya.“Heh, Aisyah!! Jangan kurang ajar kamu ya sama orang tua! Kamu itu lagi hamil, mau aku sumpahin keguguran sama kamu?!” ucap Indri dengan suara yang melengking.Dada Aisyah memburu mendengar Indri menyumpahinya yang tidak-tidak. Namun, ia tetap berusaha untuk tenang.“Sumpah dari seorang pelakor itu gak akan mempan! Hati-hati lho, doa buruk itu akan kembali buruk pada orang yang mendoakan!” Balas Aisyah kemudian segera berbalik badan dan meninggalkan Indri begitu saja.“Aisyah tungguu! Suruh Renita keluar sekarang jugaa! Jangan sembun

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    169.

    Waktu terasa begitu cepat berlalu... Sudah satu bulan Wijaya pisah rumah dengan Renita. Selama itu juga, Wijaya juga tak bersama Indri. Nomor ponsel Wijaya tiba-tiba tidak bisa di hubungi oleh Indri sejak kepergiannya izin ke kantor sebulan yang lalu. Indri jadi kalang kabut mencari kabar Wijaya yang tiba-tiba menghilang bak di telan bumi. Padahal, Wijaya sudah janji akan tinggal bersama Indri, tetapi sampai sekarang Wijaya tak juga menghubunginya. “Kemana sebenarnya kamu, Mas Wijaya? Di rumah lama kamu, kamu gak ada, di kantor juga kata karyawan kamu gak ada,” Gumam Indri, merasa khawatir. la sudah mencari Wijaya ke rumah pria itu, bahkan sampai ke kantor. Namun, karyawan di kantor itu bilang bahwa Wijaya tidak pernah lagi datang ke kantor. “Atau jangan-jangan Renita sengaja menyembunyikan Mas Wijaya? Atau diam-diam mereka kembali tapi sengaja menyembunyikan semuanya dari aku?” Gumam Indri lagi, tiba-tiba memiliki prasangka seperti itu. Menurut Indri, tak mungkin Wijaya mengh

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    168.

    Renita tiba di rumah Galih dengan selamat. Ia segera turun dan masuk ke dalam rumah. Di dalam, Aisyah yang tengah bersantai di delan tv langsung menyambut Ibu mertuanya dengan wajah sendu. ‘Kasian Mama, wajahnya sembab setiap hari,’ Batin Aisyah saat melihat Renita berjalan masuk. “Mama...” Panggil Aisyah lembut. Renita langsung berjalan menghampiri Aisyah dan memeluk begitu saja. “Maafin Mama ya, Syah. Maaf karena Mama membuat kamu cemas. Mama akan akhiri semuanya biar kita semua kembali tenang,” Ungkap Renita, walaupun rasanya berat, tapi memang inilah jalan yang terbaik menurutnya. Aisyah terkejut, “Maksud Mama?” Tanyanya bingung. “Mama sudah memutuskan akan pisah dari Papa, Syah. Mama bener-bener gak bisa maafin Papa gitu aja, hati Mama terlalu sakit, Mama trauma kalau nanti malah kembali di khianati lagi,” Ungkap Renita lagi sembari melepas pelukannya pada Aisyah. Renita kemudian duduk dan menyandarkan tubuhnya di sofa dengan wajah yang kusut. “Bi Ani, tolong biki

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    167.

    “Ikut aku, Renita!!” Seru Wijaya kemudian mendorong tubuh Renita untuk masuk ke dalam mobil. “Apa-apaan kamu, Wijaya?!” Bentak Renita tak terima Wijaya hanya diam, tak menggubris teriakan Renita. Ia kemudian ikut masuk ke kursi pengemudi, lalu segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. “Kamu mau bawa aku ke mana kamu, Wijaya?? Hentikan mobilnya sekarang juga!!! Kamu itu udah gak punya hak untuk bawa aku seperti ini!!” Teriak Renita sedikit panik. Wijaya tersenyum menyeringai, menoleh sejenak pada Renita yang menatapnya tajam, “Kenapa tidak? Kamu saja bebas melakukan apa yang kamu mau kan, maka aku juga bisa bebas melakukan apa yang aku mau!!” Jawab Wijaya. Napas Renita jadi memburu, ia sekarang benar-benar takut dengan Wijaya yang bisa saja melakukan sesuatu di luar kendali. “Renita, Renita... Aku sudah berusaha membujuk kamu dengan baik-baik. Tapi, kamu sepertinya memang sudah tidak bisa di ajak bicara baik-baik!” Ucap Wijaya lagi, membuat Renita semakin ketakutan. “Janga

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    166.

    “Mas, kita mau ke mana?” Tanya Indri penasaran. Kini, mereka berada di dalam taksi yang sama. Wijaya juga tak bisa membawa mobilnya, karena dalam isi surat perjanjian pra nikah itu memang semua aset termasuk mobil dan segalanya akan menjadi hak milik Renita apabila Wijaya sampai terbukti berselingkuh. “Sekarang kita ke rumah kamu,” Jawab Wijaya, santai. Indri terkejut mendengar ucapan Wijaya, “Ke rumahku, Mas? Kamu mau tinggal sama aku?” Tanyanya lagi memastikan, raut wajahnya begitu bahagia. Wijaya mengangguk. “Untuk sementara waktu, sampai Renita mau melunakkam hatinya dan mau memaafkan aku!” Jawabnya. “Emang sebenernya gimana sih, Mas? Kok bisa kamu di usir dari rumah kamu sendiri? Terus kenapa kamu juga gak bawa mobil?!” Tanya Indri lagi, penasaran. Indri sangat yakin jika Wijaya tak akan mungkin bisa miskin. la menebak pasti hanya Renita lah yang merencanakan itu semua. Wijaya hanya diam, matanya menatap lurus ke depan. Memikirkan bagaimana caranya agar Renita mau memaafkan

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    165.

    “Apa kurang jelas perkataan saya tadi? Rumah ini bukan lagi milik Pak Wijaya!! Rumah ini adalah milik Mama saya. Jadi, Silakan Tante bawa aja ini laki-laki, urus Pak Wijaya dengan baik ya!!” ucap Galih mempertegas kemudian memanggil asisten rumah tangga yang sudah ia suruh untuk membereskan semua pakaian Wijaya. “Bi, tolong berikan koper itu pada wanita itu!” Titah Galih pelan, membuat Bi Nun mengangguk pelan. “Apa apaan ini, Galih?! Kenapa kamu usir Papa kamu sendiri?!” Tanya Indri heran. “Loh? Katanya Tante mau sama Papa? Ya sana bawa aja Papa pergi, kurang baik apa coba? Mama udah gak mau sama Papa. Itu kan yang Tante inginkan?” Jelas Galih seraya tersenyum sinis ke arah Indri. Indri menatap Wijaya serius untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Namun, pria itu hanya diam, Wijaya benar-benar seperti orang bodoh yang tak bisa bersuara membela dirinya lagi. “Udah, cepetan! Sana bawa Papa! Semua milik Papa buat Tante deh.” Ucap Galih lagi kemudian mendorong koper itu ke arah Indri.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status