Share

126.

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 10:04:14

Adam-suami Sandra pun kini sudah tiba di rumah. Ia sengaja mengajak satpam yang berjaga di rumahnya untuk ikut masuk ke dalam rumah, demi menghindari sesuatu yang tidak di inginkan.

“Ada apa si, Pak? Kok saya di ajak masuk?” Tanya Ali, satpam penjaga di rumah Sandra.

“Ali, Rina itu masuk ke kamar saya dan istri saya! Istri saya bilang, dia mengacak-ngacak alat make up istriku. Jadi, ini saya mau buka kamar, terus kamu tangkap dia. Setelah itu seret keluar dari rumah ini!!” Jelas Adam dengan pelan, tetapi penuh penekanan.

“Astaga, lancang sekali dia, Pak.” sahut Ali terkejut, tak menyangka dengan asisten rumah tangga baru itu berani masuk ke dalam kamar sang majikan.

“Maka dari itu, saya ajak kamu biar ada saksi mata juga!” Ucap Adam, tak akan memberi kesempatan pada Rina untuk berkutik.

Ali pun mengangguk, setuju dengan ucapan sang Bos, “Baik, Pak.” Jawabnya menegaskan.

Adam dan satpam di rumah itu segera masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi dan sunyi membuat langkah mereka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    129.

    “Pak, tolong jangan usir saya! Saya ada urusan dengan Aisyah, sangat penting, Pak! Tolong sampaikan sama Aisyah kalau saya ingin bertemu!” Pinta Rina, dengan nada suara yang sedikit pelan, tak meledak-ledak seperti biasanya. “Nggak! Nggak bisa!” Jawab sang Satpam kembali menegaskan. “Iya, jangan kasih izin masuk! Apalagi Tuan Galih lagi gak ada di rumah!!” tambah penjaga lainnya lagi, membuat Rina seketika tersenyum tipis saat mendengar Galih tak ada di rumah. ‘Ini momen bagus, aku harus berhasil! Mumpung Galih gak ada di rumah, aku harus bisa merayu Aisyah agar luluh dan kasian padaku!!’ Batinnya, sudah merencanakan sesuatu. “Tolong Pak, saya mohon... Bapak hubungi Aisyah saja dulu, saya ingin berbicara dengannya, penting!” Ucap Rina lagi, mengiba dengan wajah yang di buat semelas mungkin. “Gimana ini?” Tanya sang Satpam pada penjaga yang bersamanya, meminta pendapat. “Gak usah di dengarin Iah! Nanti malah kita yang kena marah Tuan Galih kalau kita kasi masuk perempuan itu!!” J

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    128.

    Rina masih ingat betul dengan alamat rumah Aisyah dan Galih. Tanpa berpikir panjang, Ia langsung bergegas mencari tukang ojek yang bisa mengantarnya untuk tiba di rumah keponakannya itu. ‘Aisyah harus mau menerima aku, ya, itu harus! Aku ini satu-satunya keluarga yang ia punya sekarang!!’ batin Rina selama di perjalanan. Ia berharap Aisyah tak menolaknya lagi seperti waktu itu saat ia datang bersama Syahnaz. Sementara di tempat lain, Aisyah tengah bersantai bersama Fadil di ruang keluarga sambil menonton televisi. Kakak beradik itu selalu menghabiskan waktu bersantai di rumah saat Fadil pulang sekolah. Sedang Galih sendiri belum pulang, pria itu masih banyak kesibukan di luar. “Mbak, Fadil boleh ikut piknik gak tahun ini?” Tanya Fadil dengan hati-hati. Meminta izin dari kakak satu-satunya. Aisyah terdiam sejenak, beberapa tahun sebelumnya, ia memang sering melarang Fadil untuk mengikuti kegiatan apapun di luar sekolah seperti itu. Tentu saja alasannya karena keterbatasan biaya,

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    127.

    Tubuh Ali yang tinggi dan besar itu, tentu saja tak mampu membuat asisten rumah tangga itu melawan. la menyeret Rina keluar dari rumah itu tanpa membawa barang-barang. Sandra sendiri dengan cepat masuk ke dalam kamar Rina. la mengemasi pakaian asisten rumah tangganya dengan jijik, ia tak mau ada barang wanita yang lancang itu tertinggal di rumahnya. Setelah selesai, ia segera keluar dan melempar tas berisi baju Rina itu. “Itu pakaian kamu! Sana pergi dari sini!!” usir Sandra tanpa ampun. Jika saja Rina mau bekerja dengan baik dan jujur, ia tentu tidak akan bersikap searogan ini. Sayangnya, Rina selalu saja melakukan hal seenak itu. Bulan lalu Sandra sudah memberikannya pinjaman uang yang katanya ingin di gunakan untuk menjenguk suaminya di penjara. Jadi, sekarang ia tak perlu merasa zalim jika tidak memberikan gaji pesangon Rina. Toh, wanita itu juga baru dua bulan kerja di rumahnya. Bukankah sudah baik di bulan pertama kerja sudah di beri pinjaman sebanyak itu? Memang Rina saja y

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    126.

    Adam-suami Sandra pun kini sudah tiba di rumah. Ia sengaja mengajak satpam yang berjaga di rumahnya untuk ikut masuk ke dalam rumah, demi menghindari sesuatu yang tidak di inginkan.“Ada apa si, Pak? Kok saya di ajak masuk?” Tanya Ali, satpam penjaga di rumah Sandra.“Ali, Rina itu masuk ke kamar saya dan istri saya! Istri saya bilang, dia mengacak-ngacak alat make up istriku. Jadi, ini saya mau buka kamar, terus kamu tangkap dia. Setelah itu seret keluar dari rumah ini!!” Jelas Adam dengan pelan, tetapi penuh penekanan.“Astaga, lancang sekali dia, Pak.” sahut Ali terkejut, tak menyangka dengan asisten rumah tangga baru itu berani masuk ke dalam kamar sang majikan.“Maka dari itu, saya ajak kamu biar ada saksi mata juga!” Ucap Adam, tak akan memberi kesempatan pada Rina untuk berkutik. Ali pun mengangguk, setuju dengan ucapan sang Bos, “Baik, Pak.” Jawabnya menegaskan.Adam dan satpam di rumah itu segera masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi dan sunyi membuat langkah mereka

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    125.

    Sandra memberhentikan mobilnya di sisi kiri jalanan yang ramai, lalu mengambil ponselnya dengan cepat, jari-jarinya terasa kaku saat ia membuka aplikasi CCTV yang terhubung langsung ke kamera di dalam kamarnya.Sesaat, ia merasa gugup, tetapi rasa curiga yang makin kuat mendorongnya untuk memeriksa.Begitu aplikasi CCTV terbuka, matanya langsung tertuju pada layar ponsel. Kamera yang terpasang di kamar memperlihatkan gambaran sangat jelas.Sandra menatap dengan saksama dan dalam hitungan detik, ekspresi wajahnya seketika berubah drastis. Matanya membelalak, hampir tak percaya dengan apa yang di lihat di ponselnya.Di layar ponsel, tampak Rina asisten rumah tangganya, sedang mondar-mandir di dalam kamar yang baru saja Sandra tinggalkan.Tubuh Rina terlihat gelisah, bergerak cepat dari satu sudut ruangan ke sudut lainnya.Terkadang Rina berhenti sejenak, seakan menunggu sesuatu lalu melanjutkan gerakannya, seperti tengah berusaha menyembunyikan sesuatu atau mencari jalan keluar.Sandra

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    124.

    Terdapat tempat tidur mewah dengan rangka dan kasur yang mahal yang di bawahnya di lapisi karpet bermotif mewah, di sampingnya ada meja nakas dari bahan marmer yang berkualitas, serta lemari pakaian besar dengan banyak ruang penyimpanan.Plafonnya yang begitu mewah di lengkapi dengan lampu gantung kristal. Juga terdapat beberapa fasilitas canggih.Di dinding sebelah kanan terdapat meja rias berbahan kayu jati berkualitas tinggi, memberikan fondasi yang kokoh dan tahan lama. Di atas meja rias ada beberapa skincare dan body care yang begitu mahal dan juga beberapa alat makeup yang bermerek membuat mata Rina seketika berbinar-binar.“Ya ampun... Skincare dan alat makeup Bu Sandra semuanya bermerek,” Gumam Rina berbinar-binar, begitu takjub melihat skincare kalangan atas.“Pantas saja wajah Bu Sandra cantik dan mulus, ternyata skincarenya juga mahal banget!” Gumamnya lagi, kemudian duduk di depan meja rias tanpa rasa bersalah.Rasa penasaran yang menggebu dengan hasil dari skincare terseb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status