Share

174.

last update Last Updated: 2025-07-20 12:54:48

“Oke, sekarang Galih gak akan bahas kenapa Papa selingkuh. Karena mungkin Papa tidak akan bisa menjelaskannya. Sekarang gimana permasalahan Dio?”

“Aku kenapa, Bang?” Tanya Dio tiba-tiba masuk. Matanya menatap Galih dengan bingung.

Galih memejamkan mata sekejap seraya mengembuskan napas kasar.

“Gak apa-apa, Dio. Papa hanya ingin kamu di sini bisa hidup mandiri biar gak merepotkan Mama kamu,” Sahut Wijaya cepat membuat Dio menghela napas.

“lya, Pa. Ini Dio juga sedang fokus ngembangin akun Dio biar makin banyak followers dan banyak endorsan yang masuk.”

Galih menatap Dio dengan iba. la berpikir bahwa Dio juga pasti akan terpukul jika tahu dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya. Apalagi sejak dulu ia sangat di manja dan di perlakukan seperti anak kandung sendiri.

Galih kemudian menemui dokter yang menangani Wijaya. Ia berbincang banyak mengenai penyakit yang di derita Ayahnya.

Galih benar-benar terkejut dengan hasil yang di jelaskan dokter tadi. Ia pun keluar dari ruangan do
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    176.

    Sebelum menemui istrinya di balkon kamar, Galih lebih dulu masuk ke kamar Ibunya. Ternyata Renita sudah tertidur pulas, wanita itu terlihat pucat, tak seperti biasanya. Galih menghampiri dan berdiri di samping ranjang, ‘Ma, lekas sehat ya, besok Mama harus melakukan tes!! Galih gak akan maafin Papa kalau sampai Mama tertular penyakit itu!’ Batin Galih. Ia tak akan bisa memaafkan perbuatan Wijaya yang berimbas hal fatal seperti ini. Galih kemudian membetulkan selimut Renita, kemudian mengecup kening Ibunya dengan penuh kasih sayang. Ia pun keluar dan menutup pintu dengan hati-hati. “Mama sudah tidur ya, Mas?” Tanya Aisyah. Mereka kini berada di balkon kamarnya yang ada di lantai atas. Galih mengangguk, “Iya, Sayang...” Jawabnya lembut. “Syukurlah, kasian Mama, Mas... Sepertinya Mama lagi banyak pikiran sampai akhirnya drop seperti itu,” Ujar Aisyah merasa iba pada Ibu mertuanya. “Mama masih sering nangis gak, sayang?” Tanya Galih, penasaran. Ingin tahu apa saja yang di lakukan I

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    175.

    Setelah dua hari di Bandung yang penuh dengan perasaan campur aduk, Galih memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Galih tahu tugasnya belum selesai. Tapi tanggung jawab di kantor menanti, menumpuk dan harus segera di selesaikan. Galih keluar dari ruang rawat Wijaya. Di luar, ia bertemu dengan Dio yang duduk santai di sebuah kursi. Galih pun melangkah pasti, mendekati Dio. Begitu Galih menghampiri, Dio langsung menatapnya. “Dio, ada yang harus aku sampaikan. Ini penting!” Ucap Galih. “Ada apa, Bang? Serius banget,” tanya Dio. “Kamu harus jagain Papa di sini, ya. Aku harus kembali, banyak urusan kerjaan yang harus aku selesaikan!!” Jelas Galih. Dio memutar bola mata. Sebenarnya ia malas sekali menjaga Ayahnya di rumah sakit ini karena ia juga punya pekerjaan. “Ya,” Ucap Dio singkat, tidak ikhlas. “Ada hal lain yang mau aku sampaikan!” Ucap Galih lagi. Raut wajahnya makin serius. Dio mengernyitkan dahinya. “Ada apa lagi, Bang?” Tanyanya. “Tolong berhentilah bermain dengan banyak w

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    174.

    “Oke, sekarang Galih gak akan bahas kenapa Papa selingkuh. Karena mungkin Papa tidak akan bisa menjelaskannya. Sekarang gimana permasalahan Dio?” “Aku kenapa, Bang?” Tanya Dio tiba-tiba masuk. Matanya menatap Galih dengan bingung. Galih memejamkan mata sekejap seraya mengembuskan napas kasar. “Gak apa-apa, Dio. Papa hanya ingin kamu di sini bisa hidup mandiri biar gak merepotkan Mama kamu,” Sahut Wijaya cepat membuat Dio menghela napas. “lya, Pa. Ini Dio juga sedang fokus ngembangin akun Dio biar makin banyak followers dan banyak endorsan yang masuk.” Galih menatap Dio dengan iba. la berpikir bahwa Dio juga pasti akan terpukul jika tahu dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya. Apalagi sejak dulu ia sangat di manja dan di perlakukan seperti anak kandung sendiri. Galih kemudian menemui dokter yang menangani Wijaya. Ia berbincang banyak mengenai penyakit yang di derita Ayahnya. Galih benar-benar terkejut dengan hasil yang di jelaskan dokter tadi. Ia pun keluar dari ruangan do

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    173.

    “Lihatlah Dio, kalau gak ada wanita yang mengurus tuh jadinya begini!! Baru satu bulan lho Papa di tinggalkan sama Mama, tapi Papa udah terlihat menyedihkan seperti ini.” Ungkap Galih, prihatin melihat penampilan Ayahnya yang tak terurus.Dio mengangguk,“Iya, Bang. Makanya sebagai anak kita harus bikin mereka bersatu lagi, Bang!!” Ucapnya penuh harap.Galih tersenyum kecut. “Gak gitu juga, Dio. Ini sebagai pelajaran kamu. Mumpung kamu belum menikah, jadilah lelaki yang bisa menghargai dan menjaga perasaan wanita!! Wanita kalau udah terlanjur sakit hati, dia gak akan mau lagi kembali!!” Jelasnya, memberi nasihat agar Dio sadar.Dio menghela napas panjang. Ucapan Galih sama halnya dengan ucapan yang di sampaikan temannya kemarin.“Iya, Bang,” Jawab Dio singkat.“Kita juga gak bisa maksa Mama buat nerima Papa lagi, Mama juga punya hak atas dirinya sendiri, Dio. Ini sudah jadi resikonya, makanya jangan main hati kalau tidak mau tersakiti!!” Ucap Galih lagi, membuat Dio kembali mengangguk

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    172.

    Pagi hari, pukul 06.30 wib,Galih mengecek ponsel. Matanya menyipit saat melihat banyak panggilan dari Dio sejak semalam.“Tumben tengah malam telepon, mau apa itu anak?” Gumam Galih mengernyit heran.Aisyah yang tengah mengambilkan nasi untuk suaminya itu pun seketika menoleh, karena penasaran.“Siapa, Mas?” Tanya Aisyah penasaran.“Ini sayang, Dio sejak semalam nelepon terus,” Jelas Galih sambil mengotak-atik ponselnya.“Coba Mas chat aja deh atau telepon balik, siapa tau aja ada yang penting, makanya Dio nelepon beberapa kali,” Ujar Aisyah.“Nggak usah, Galih!! Palingan si Dio itu mau minta bantuan kamu aja,” Renita yang baru saja datang menimpali. la kemudian ikut duduk di meja makan dan mengambil piring.Galih mengerutkan kening, “Bantuan apa, Ma?” Tanyanya penasaran.“Papa kamu katanya sakit, mungkin Dio kewalahan ngurusin Papa kamu,” Jawab Renita dengan santai.“Papa sakit apa, Ma?” Tanya Aisyah juga penasaran.“Mama juga kurang tau, Syah. Mama gak nanya soalnya, dan gak mau pe

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    171.

    Drrt... Drrt...Dering ponsel berbunyi saat mata Renita sudah hampir terpejam. Malas sekali rasanya untuk membuka mata Iagi. Namun, suara getaran yang terus menerus membuat Renita akhirnya terpaksa bangun dari tidurnya.“Halo...” Ucap Reni dengan suara serak saat panggilan terhubung.[Halo, Ma. Tolong Dio, Ma! Tolongg!!]Di seberang telepon, terdengar suara panik dari Dio, membuat Renita seketika membuka matanya dengan lebar.“Halo Dio. Kamu kenapa, Nak?” Tanya Renita panik.Renita langsung duduk di tepi ranjang, ia menajamkan telinga untuk mendengarkan cerita putranya.“Halo, ada apa Dio? Kamu kalau cerita yang jelas!” Tanya Renita lagi, mendesak.[Ma, Papa sakit, Ma. Bantuin Dio urus untuk Papa dong, Ma. Dio gak bisa nih ngurusin Papa dua puluh empat jam, Dio kan harus kuliah, Ma]“A-Apa?! Jadi Papa kamu selama ini tinggal sama kamu?” Tanya Renita terkejut.[Iya, Ma. Udah tiga hari Papa sakit, Ma]“Ya udah tinggal bawa berobat aja di klinik, Dio. Kamu bikin Mama panik aja, kirain ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status