Share

Adegan Dewasa

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-12 23:02:17

“Ada yang ingin saya bicarakan.”

Langit tak pernah menunggunya. Setidaknya jika mereka tak memiliki janji untuk bepergian sepulang Tanisha dari lokasi syuting. Dan hari ini mereka pun tak memiliki agenda bepergian keluar. Namun, begitu Tanisha datang, Langit sudah menunggunya di depan pintu.

Bukan pintu kamar mereka, melainkan pintu utama kediaman orang tua Langit. Ekspresi yang lelaki itu tunjukkan pun tampak tak bersahabat. Seolah-olah ada hal sangat penting yang harus mereka bahas secepatnya. Namun, Tanisha merasa tak ada yang perlu mereka bicarakan.

“Ada apa, Mas?” tanya Tanisha sembari menebak-nebak.

“Ada informasi tentang dalang di balik kecelakaan kita? Atau tentang siapa yang masuk ke apartemenku?” tebak wanita itu.

Namun, jika berkaitan dengan itu, biasanya pun Langit tak pernah sampai segininya. Lelaki itu malah cenderung menghindari pembahasan tentang permasalahan tersebut. Dengan alasan tak ingin membebani Tanisha dan membuat wanita itu stress.

“Bukan. Ada yang jauh l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Cancel Culture

    Tanisha tidak pernah mengira dunia akan bergerak secepat ini. Baru beberapa hari lalu ia berdiri sebagai salah satu aktris muda dengan masa depan paling bersinar di industri hiburan. Kini, ia menatap layar ponselnya sendiri seperti menatap pisau yang terarah tepat ke dadanya.Notifikasi berita, komentar netizen, rilis resmi brand, potongan video, kutipan opini—semuanya terasa seperti tembakan bertubi-tubi.Cancel culture.Tanpa ampun. Tanpa menunggu klarifikasi. Tanpa memedulikan kebenaran.Pagi ini, ia bahkan belum sempat menarik napas dengan benar ketika notifikasi pertama muncul.“Brand kosmetik YUME memutuskan tidak lagi bekerja sama dengan Tanisha Prameswara.”Ada press release-nya. Ditulis rapi. Seolah hubungan mereka berakhir karena kesepakatan mutual. Padahal belum ada sepatah kata pun yang sampai ke telinganya sebelum ini.Tanisha menatap layar beberapa detik. Nafasnya menggantung. Perutnya terasa mual—dan kali ini b

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Siapa Musuh Sebenarnya?

    Tanisha kembali terbangun untuk kesekian kalinya malam itu. Bukan karena mimpi buruk, bukan pula karena mual, tapi karena dadanya terasa penuh. Ada sesuatu di dalam dirinya yang gelisah — sesuatu yang tidak menemukan tempat untuk beristirahat.Kamar di rumah aman itu sunyi. Terlalu sunyi. Bahkan kipas langit-langit terdengar seperti berputar pelan untuk sengaja menegaskan kesepian.Tanisha duduk, memeluk lutut, dan menatap jam digital kecil di samping ranjang. 03.18 AM.Belum masuk pagi. Tapi malam sudah terasa terlalu panjang.Ia turun dari kasur perlahan, memasuki kamar mandi. Air mengalir ke wastafel, ia basuh wajah. Saat menatap cermin, ia melihat pantulan seseorang yang tidak ia kenal:mata sembab, kulit pucat, bibir kering.Ia menelan ludah. “Aku kenapa jadi begini…” gumamnya parau.Begitu keluar dari kamar mandi, ia mendengar langkah pelan di luar. Tanisha membuka pintu kamar. Ruang tengah gelap, tapi lampu dari dapur

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Menghilang

    Tanisha tidak mengerti. Tidak mengerti kenapa ia berada di rumah ini. Tidak mengerti kenapa semuanya terasa salah. Tidak mengerti kenapa semua orang diam.Rumah ini sunyi—terlalu sunyi. Tidak ada suara mobil lewat. Tidak ada langkah tetangga. Tidak ada televisi menyala di ruang tengah. Rumah itu seperti disobek dari dunia yang normal, lalu ditempelkan di tempat yang tidak bisa ditemukan siapa pun.Di halaman belakang, hanya ada pohon kamboja tua yang berdiri sendirian. Daunnya melambai pelan. Seolah ikut berbisik.Tanisha berdiri di dekat jendela kamar yang diberikan untuknya. Memandang keluar, memeluk dirinya sendiri.Sudah satu hari satu malam ia berada di sini, tetapi ia tidak tahu ini rumah siapa. Ia tidak tahu ada di mana. Ia tidak tahu alasan sebenarnya kenapa ia dipindahkan.Yang ia tahu hanya satu hal: ia tidak bersama Langit.Dan ketidakhadiran lelaki itu membuat suasana terasa lebih padat, pelan, dan menakutkan.Pin

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Dijemput Paksa

    Kabar penangkapan Baskara Prameswara masih memenuhi semua layar. Televisi di ruang keluarga rumah Langit menayangkan ulang rekaman saat sang menteri keluar dari gedung Kementerian Kehutanan dengan wajah tegang, diapit penyidik yang menjawab rentetan pertanyaan wartawan. Beberapa stasiun swasta memasang tulisan tebal di bagian bawah layar:“Penangkapan Baskara Prameswara: Dugaan Keterlibatan dalam Proyek Ilegal Kayu Sumatera.”Tidak ada suara selain televisi dan detak jam dinding yang terdengar sangat kuat di telinga Tanisha. Ia duduk diam di sofa, tubuhnya terasa dingin meski ruangan ini hangat. Dadanya naik turun pelan, seperti sedang menahan sesuatu di dalam.Sejak semalam ia tidak tidur. Setiap kali memejamkan mata, ia kembali melihat wajah papanya dalam benaknya — wajah yang selama ini tegar, sekarang tercabik-cabik skandal. Wajah penuh bangga, kini berlumur berita buruk.Langit berdiri di sisi jendela, memegang ponselnya. Suaranya datar saat

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Terpecah Belah

    Berita itu menabrak Tanisha seperti ombak hitam yang datang tanpa suara, tetapi mematikan. Baskara Prameswara ditangkap.Siaran televisi, portal berita, media sosial—semuanya menyebut nama ayahnya. Bukan lagi sekadar rumor, bukan lagi opini publik. Ini resmi. Polisi keluar dari gedung Kementerian Kehutanan sore itu membawa Baskara dengan tangan diborgol, wajahnya ditutup masker, diapit petugas.Tanisha terdiam lama di depan layar televisi ruang keluarga. Tubuhnya terasa kaku, seolah tulangnya tak lagi menempel pada daging. Jantungnya berdetak kacau, tenggorokannya kering, matanya panas.Ia ingin menyangkal. Ia ingin bilang ini cuma salah paham. Ia ingin bilang ini tidak nyata. Tapi bagaimana caranya, jika dunia di sekelilingnya jelas-jelas terbakar?Langit berdiri satu meter di belakangnya, diam. Tatapannya pada layar televisi tampak gelap, tapi wajahnya stabil. Dinginnya bukan ketidakpedulian. Itu cara dia bertahan.Suara reporter terden

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Tidak Mungkin

    Rumah Langit terasa lebih sunyi dari biasanya malam itu. Bukan sunyi yang nyaman—melainkan sunyi yang seperti menahan napas panjang, menunggu sesuatu pecah kapan saja.Di ruang tengah, Tanisha duduk di sofa dengan punggung tegak, namun kedua tangannya saling menggenggam begitu erat hingga buku jarinya memucat. Televisi di depannya menyala, tapi suaranya dimatikan—yang terdengar hanyalah bunyi jam dinding yang berdetak perlahan, menusuk.Di layar, acara berita menampilkan potongan gambar Baskara Prameswara keluar dari ruang pemeriksaan resmi Kementerian. Wajahnya tampak tegang, namun tetap berwibawa—seolah tak satu pun tuduhan bisa membuatnya runtuh.Namun Tanisha tahu, apa pun itu… papanya sedang diserang dari segala arah.Langkah kaki terdengar dari arah dapur. Langit muncul dengan segelas air dan sepiring kecil roti panggang. Pria itu menaruhnya di meja, lalu duduk di sebelah Tanisha. Ia diam. Seperti biasa, tak banyak kata dari bibirnya. Tapi s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status