Share

Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya
Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya
Penulis: Young Lady

Kesucian yang Terenggut

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 16:53:54

“Apa yang terjadi denganku?” gumam Tanisha sembari menyentuh kepalanya yang berdenyut nyeri.

Pandangannya mengabur dengan denyut nyeri yang semakin lama kian menyiksa. Bukan itu saja, tubuhnya memanas, padahal dirinya berada di ruangan penuh AC dengan suhu rendah. Dan rasa tak nyaman itu mulai menjalar ke area intimnya.

“Panas! Panas!” Wanita itu kembali meracau dengan mata setengah terpejam. Ia berusaha tetap membuka mata dan terus melangkah.

Tanisha tak tahu apa yang terjadi padanya. Ia belum pernah seperti ini sebelumnya. Tanisha sedang bersenang-senang bersama beberapa temannya di salah satu club malam VIP. Lalu, tiba-tiba keanehan mulai terasa di tubuhnya hingga membuatnya nekat menjauh dari hingar-bingar musik yang memekak telinga.

Tanisha melangkah tanpa tujuan. Ia hanya tak ingin ada yang melihatnya dengan kondisi seperti ini. Ditambah lagi, musik EDM yang memenuhi ruangan membuat kepalanya terasa akan pecah. Dengan langkah sempoyongan, ia menjauh dari sana. Memasuki lift dan menekan tombol secara acak. Ia yakin tak akan kuat jika menaiki tangga.

Lift yang sempit membuat tubuhnya semakin gerah. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Rambut indahnya yang tergerai hingga punggung sudah lepek dan berantakan. Tanisha mengipas-ngipas wajahnya, berharap gerahnya akan memudar. Namun, keinginan untuk melucuti pakaiannya sendiri malah semakin kuat.

“Tunggu!”

Seorang lelaki datang dan menahan pintu lift yang nyaris menutup. Langkahnya pun sempoyongan, seperti orang mabuk berat. Tanisha yang berdiri di sudut lift tak menghiraukan keberadaan lelaki itu. Ia hanya ingin secepatnya menjauh dari semua orang.  

Brak!

Tiba-tiba lift tersebut berguncang. Tanisha yang memang sudah beberapa kali nyaris kehilangan pijatan tak sengaja menabrak lelaki asing itu. Sang lelaki spontan merengkuh Tanisha yang nyaris terjerembab. Tatapan keduanya yang sama-sama sayu pun terkunci selama beberapa saat.

“Ma-maaf. Aku tidak sengaja,” ucap Tanisha lirih. Ia hendak bergerak menjauh, namun tubuhnya kembali oleng hingga wajahnya menyentuh dada lelaki itu.

Aroma maskulin yang familiar membuat Tanisha spontan mendongak. Ia berusaha meneliti wajah lelaki yang kini menatapnya. Wajah tampan itu tampak agak familiar. Sayangnya, pandangan Tanisha yang mengabur tak dapat membantunya mengenali wajah itu.

Tangannya yang lancang menyentuh wajah sang lelaki. “Ka-kamu ... kenapa wajahmu tidak asing?”

Sang lelaki mendengus kasar dan menghempas jemari Tanisha dari wajahnya. “Berusaha menggodaku eh? Menyingkirlah!”

Ting!

Begitu pintu lift terbuka, lelaki itu bergegas keluar dengan langkah sempoyongan. Panas yang menggelora di tubuh Tanisha kian terasa. Bukan hanya mengaburkan pandangan, tetapi juga akal sehatnya. Hingga tanpa sadar wanita itu mengikuti dan mengejar lelaki yang tak dikenalnya.

“To-tolong bantu aku!” Tanpa tahu malu, Tanisha menarik tangan lelaki itu. Membuat keduanya nyaris terjerembab. “Kumohon, aku sudah tidak tahan!”

“Siapa yang menyuruhmu? Siapa yang membayarmu untuk menggodaku?” Suara baruton itu terdengar begitu sinis dan penuh cemooh.

Tentu saja Tanisha tersinggung. Ia bukan wanita bayaran seperti yang lelaki itu katakan. Seharusnya, itu bisa menjadi pukulan telak untuk membuatnya segera menyingkir dari sana. Namun, yang Tanisha lakukan malah sebaliknya. Akal sehatnya telah hilang sepenuhnya.

Yang ada di pikirannya sekarang hanya bagaimana cara menghilang rasa tak nyaman di tubuhnya. Ini sangat menyiksa dan Tanisha tak bisa menahannya lebih lama lagi.

“Tolong. Panas sekali! Aku sudah tidak kuat!”

Tak peduli dengan upaya penolakan yang lelaki itu lakukan, Tanisha bergerak semaunya. Mempertemukan bibir mereka tanpa permisi. Tak peduli dengan konsekuensi yang akan terjadi setelah ini. Dan sentuhannya bersambut. Sang penolak malah bergerak lebih aktif.

Sembari saling menyentuh, keduanya tanpa sadar terus bergerak hingga masuk ke salah satu kamar yang pintunya terbuka. Keduanya sama-sama tak menyadari mengapa ada pintu yang terbuka tanpa akses. Dan akhirnya, terjadilah sesuatu yang tak diinginkan.

***

“Sshhh!”

Dengan mata yang masih, Tanisha menggerakkan tubuhnya perlahan-lahan. Mengubah posisi yang semula telungkup menjadi telentang. Tubuhnya remuk redam. Terutama bagian bawah tubuhnya. Denyut nyeri yang terasa membuatnya meringis berulang kali.

Tanisha memyingkap rambut panjang yang menutupi wajahnya dan mengerjap pelan. Pandangannya yang semula mengabur lama-kelamaan menjadi jernih. Namun, denyut nyeri yang menyerang kepalanya tak kunjung reda. Sama seperti nyeri di tubuhnya.

“Kenapa aku ada di sini?” gumam Tanisha dengan suara serak khas bangun tidur.

Matanya berpendar menatap sekeliling ruangan yang ditempatinya. Ini bukan kamarnya. Ia tersentak dan spontan mengubah posisi menjadi duduk. Ketika itulah Tanisha menyadari jika tubuhnya polos di balik selimut ini. Sedangkan pakaiannya berserakan di lantai.

Deg!

“Apa yang aku lakukan semalam?” gumam Tanisha syok.

Wajahnya memucat. Tanisha menolak mempercayai dugaannya sendiri. Namun, melihat keadaannya yang seperti ini malah kian memperkuat dugaannya. Ditambah lagi, ketika menyingkap selimut, ia mendapati noda merah yang mengotori seprei putih ini.

Tanisha membekap mulutnya dengan mata membulat sempurna. Sudah. Ia tak bisa mengelak lagi. Semalam, dirinya telah melakukan sesuatu yang melanggar batas dan moral. Kesucian yang dirinya jaga selama ini malah direnggut oleh orang asing.

“Ya ampun. Aku akan menikah hari ini,” lirih Tanisha putus asa. Matanya berkaca-kaca, namun tak ada air mata yang meluruh.

“Harusnya aku memang tidak pergi ke mana-mana kemarin,” sesal Tanisha sembari menjambak rambutnya sendiri.

Banyak orang yang mengatakan jika calon pengantin seharusnya tak bepergian jika tidak benar-benar pnting menjelang hari pernikahan. Namun, Tanisha mengabaikannya. Sebab, agenda pekerjaannya belum selesai dan semalam ia menghadiri party yang diadakan oleh produser film terbarunya.

Pernikahannya memang cukup mendadak dan tak sesuai dengan agenda pekerjaannya. Tanisha baru bisa mengambil cuti untuk hari ini hingga seminggu ke depan. Sebab, ada kontrak yang belum dirinya selesaikan dan tak mungkin dibatalkan karena ada penalti sangat mahal yang harus dibayar.

Awalnya, semuanya berjalan lancar hingga tiba-tiba Tanisha merasakan keanehan pada tubuhnya setelah ia menenggak alkohol. Dan setelah itu ia bertemu seseorang. Kemudian, mereka melakukan hal-hal gila yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Sayangnya, sosok yang seharusnya ia mintai pertanggungjawaban telah menghilang entah ke mana. Tak ada jejaknya yang tersisa. Namun, saat melirik nakas, Tanisha menemukan segepok uang dan secarik kertas di atasnya.

‘Urusan kita selesai! Jangan mencoba-coba membocorkan apa yang terjadi semalam.’

Itulah yang tertulis pada secarik kertas tersebut.

“Dia pikir aku wanita bayaran?!” Emosi Tanisha mendidih. Ia tak terima dianggap wanita bayaran oleh seseorang yang telah mengambil kesuciannya.

Mengabaikan kertas dan uang tersebut, Tanisha bergegas mencari ponselnya yang entah berada di mana. Ia berharap ponselnya tidak hilang. Ponselnya yang bergetar membantunya menemukan benda pipih itu. Dan sesuai dugaannya, ada puluhan panggilan tak terjawab dan pesan dari keluarganya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Penghakiman yang Sudah Menunggu

    “Maaf, istri saya sedang hamil muda. Sepertinya morning sickness nya kambuh.”Bukan hanya Tanisha dan Tommy yang terkejut, melainkan semua orang yang berada di sana. Sedangkan sang pembuat ulah malah dengan santai menyeberangi ruangan. Kemudian, menarik Tanisha menjauh dari rengkuhan Tommy.Tanisha yang sudah memucat tampak semakin pucat pasi. Wanita itu menatap sang suami dengan dada berdebar keras. Ia tatap lelaki itu penuh peringatan. Berharap Langit akan mengatakan sesuatu yang mungkin dapat meredam gosip yang akan datang. “Maaf, istri saya pasti tidak sengaja. Biar saya ganti pakaian kamu,” tutur Langit pada Tommy yang tampak masih syok dan diam membisu. Ucapan Langit tentunya tak dapat membantu meredam gosip yang akan berembus nantinya. Walaupun jika.dibuka sekarang, mungkin tak ada akan gosip jika Tanisha hamil di luar nikah. Akan tetapi, tak ada rencana untuk membongkar kehamilannya dalam waktu dekat. Walaupun Taniaha jarang dilibatkan dalam diskusi yang para orang tua laku

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Membongkar Rahasia

    Tanisha yang seharusnya marah karena Langit yang melanggar ranah privasinya. Akan tetapi, setelah pertengkaran mereka semalam, malah Langit yang tampak memusuhinya. Walaupun lelaki itu memang cuek, Langit tak pernah benar-benar mengabaikannya. Bahkan, ketika Tanisha menerobos masuk ke kamar mandi karena mengalami morning sickness, Langit tetap cuek dan hanya melewati wanita itu tanpa menanyakan apa pun. Begitu pun saat mereka berada di meja makan. Langit yang lebih dulu tiba di sana telah selesai makan dan langsung pergi tanpa berpamitan. Mertua Tanisha sedang memiliki agenda pekerjaan di luar kota. Jadi, hanya Tanisha dan Langit yang tersisa di rumah. Dan sekarang, hanya Tanisha yang tersisa di meja makan seorang diri. Wanita itu langsung mengisi piringnya dan menyuap perlahan-lahan. Suapan pertama masih aman. Namun, begitu kembali menyuap makanannya, mual menyebalkan itu kembali datang. Tanisha berlari ke toilet terdekat dan memuntahkan isi perutnya. Pening luar biasa menghantam

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Adegan Dewasa

    “Ada yang ingin saya bicarakan.”Langit tak pernah menunggunya. Setidaknya jika mereka tak memiliki janji untuk bepergian sepulang Tanisha dari lokasi syuting. Dan hari ini mereka pun tak memiliki agenda bepergian keluar. Namun, begitu Tanisha datang, Langit sudah menunggunya di depan pintu. Bukan pintu kamar mereka, melainkan pintu utama kediaman orang tua Langit. Ekspresi yang lelaki itu tunjukkan pun tampak tak bersahabat. Seolah-olah ada hal sangat penting yang harus mereka bahas secepatnya. Namun, Tanisha merasa tak ada yang perlu mereka bicarakan. “Ada apa, Mas?” tanya Tanisha sembari menebak-nebak. “Ada informasi tentang dalang di balik kecelakaan kita? Atau tentang siapa yang masuk ke apartemenku?” tebak wanita itu. Namun, jika berkaitan dengan itu, biasanya pun Langit tak pernah sampai segininya. Lelaki itu malah cenderung menghindari pembahasan tentang permasalahan tersebut. Dengan alasan tak ingin membebani Tanisha dan membuat wanita itu stress. “Bukan. Ada yang jauh l

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Akhirnya, Dia Mengaku

    “Kenapa Mas nyimpen foto aku?” Walaupun tidak melihat foto yang jatuh dari lemari Langit dengan jelas. Akan tetapi, ia yakin kalau itu adalah fotonya. Fotonya semasa remaja. Foto yang entah Langit dapatkan dari mana. Sebab, dirinya tak pernah memberikan foto seperti itu pada siapa pun. Apalagi Langit. Kalaupun dirinya pernah secara tidak sadar memberikan foto tersebut pada Langit. Seharusnya, Langit langsung membuangnya. Tak perlu menyimpannya. Apalagi sampai bertahun-tahun begini. Foto itu tampak usang, menunjukkan jika foto tersebut telah disimpan bertahun-tahun. “Ini bukan foto kamu,” jawab Langit seraya menutup kembali lemari pakaiannya. “Aku tau itu aku, Mas,” balas Tanisha bersikukuh. Tanisha mengenali struktur wajahnya, gaya rambut hingga gaya berpakaiannya. Dan yang ada di dalam foto tersebut jelas-jelas fotonya. Tanisha yakin. Penglihatannya masih baik-baik saja. Dan paniknya Langit malah membuatnya semakin curiga. Banyak sekali yang sengaja Langit sembunyikan dar

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Foto Rahasia di Lemari

    Unit apartemen Tanisha sudah terbuka ketika keduanya datang. Padahal, tak ada yang mengetahui password apartemen tersebut selain Tanisha dan Langit. Asisten dan manajer Tanisha saja tidak mengetahui password apartemen tersebut. Tak mungkin juga pihak pemilik gedung yang tiba-tiba masuk tanpa izin. “Kamu yakin orang tua kamu benar-benar nggak tau tentang apartemen ini?” tanya Langit sembari menatap awas sekitarnya. “Harusnya begitu,” jawab Tanisha ragu. Tanisha mengerti maksud ucapan Langit. Ada kemungkinan orang tuanya telah mengetahui tentang apartemen ini dan menerobos masuk. Walaupun Tanisha lebih suka dimarahi secara langsung daripada diperlakukan begini. Jika ini memang perbuatan orang tuanya. Pintu apartemen Tanisha memang tidak terbuka lebar. Namun, pasangan suami-istri itu menyadari jika pintunya tidak benar-benar tertutup sebagaimana mestinya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Langit pun langsung menarik Tanisha menjauh dari sana. Keduanya kembali

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Berhenti Menjodohkan Saya dengan Wanita Lain

    “Berhenti bersikap seolah-olah ada affair di antara saya dan Senja.”Tanisha yang sedang mengeringkan rambutnya kontan tersenyum sinis. Ia tak menoleh dan tidak berniat menanggapi ucapan sang suami. Tanisha memilih fokus melanjutkan kegiatannya, seolah-olah tak mendengar ucapan sang suami barusan.Sampai sebegitunya Langit membela Senja. Padahal, Tanisha merasa tak pernah berbicara macam-macam tentang Senja. Apalagi sampai menjelek-jelekan wanita itu. Namun, Langit bersikap seolah-olah Tanisha gemar menyakiti Senja.Untuk hal ini, Langit tampak seperti pengecut. Ingin melindungi Senja tetapi tak pernah berani menunjukkan secara terang-terangan. Bahkan, sengaja menggunakan pernikahan sebagai tameng agar tetap bisa melindungi snag pujaan hti dari kejauhan. “Kamu nggak dengar saya bilang apa?” tanya Langit yang masih mengawasi tingkah sang istri. Tanisha berdecak pelan. “Dengar. Emangnya kenapa, Mas? Apa yang aku lakuin sampe bikin Senja sakit hati? Aku harus minta maaf sama dia?”Akhi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status