Share

Mas, Ceraikan Aku

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2025-09-03 17:00:53

“Saya belum pernah menyentuh kamu. Dan kamu ... hamil?”

Pertanyaan tersebut sangat menusuk hati Tanisha. Namun, di sini dirinya memang patut dihakimi. Pernikahannya tak berjalan selayaknya pasangan pada umumnya. Dan kini dirinya dinyatakan hamil. Parahnya, usia pernikahannya baru menginjak satu minggu.

Biasanya, Tanisha selalu bisa membalas tatapan tajam Langit dengan berani. Tetapi, sekarang dirinya hanya bisa menatap ke bawah dengan kegugupan luar biasa yang melingkupi hatinya. Langit pasti marah besar dan merasa tertipu. Padahal selama ini ayahnya selalu berkoar-koar jika putrinya mahir menjaga diri.

Tanisha pun tak ingin seperti ini. Sayangnya, malam naas itu terjadi tanpa permisi, tanpa jejak, terkecuali janin yang kini bersemayam di rahimnya. Tanisha belum sempat memikirkan cara untuk menghadapi kehamilannya dan Langit malah sudah mengetahui kenyataan itu.

“Siapa ayahnya?” Tak kunjung mendapat jawaban dari Tanisha, Langit kembali melontarkan pertanyaan.

“Aku nggak tau,” jawab Tanisha lirih.

Tanisha tahu jawabannya akan membuatnya dicap sebagai wanita murahan. Langit pasti menganggapnya sering bermain-main dengan pria di luar sana hingga tak mengetahui siapa ayah dari janin dalam kandungannya. Namun, dirinya tak berbohong, ia memang tidak tahu.

Langit berdecih sinis. “Nggak tau? Kenapa bohong?”

Pertanyaan penuh cemooh itu membuat Tanisha spontan mengangkat kepala. Helaan napas berat lolos dari bibirnya.  “Aku emang nggak tau siapa ayahnya. Maaf, Mas Langit pasti merasa tertipu.”

Tak ada lagi yang bisa Tanisha lakukan selain meminta maaf. Ia tidak memiliki keberanian untuk jujur sejak awal. Dan sebentar lagi, permasalahan ini akan sampai ke telinga papanya juga keluarga besar mereka. Semua orang akan memakinya.

Baiklah, Tanisha akan menerima itu semua.

“Keluarga kamu ingin kamu segera menikah untuk menutupi ini?” cerca Langit lagi.

Langit tak meninggikan suaranya. Lelaki itu tetap menggunakan intonasi datar seperti biasa. Namun, dingin dari suara dan setiap kata yang meluncur dari mulut lelaki itu terasa lebih menusuk.

Wajar saja. Siapa yang terima diperlakukan seperti ini?

“Ini murni kesalahanku. Mas nggak perlu nyalahin keluargaku. Mereka nggak tau apa-apa.” Walaupun hubungannya dengan keluarganya tak terlalu baik, Tanisha tak ingin keluarganya disalahkan.

“Kamu punya pacar sebelum berencana menikah dengan adik saya?” Langit kembali melontarkan pertanyaan, tak memberi jeda bagi Tanisha yang baru saja siuman.

Tanisha spontan menggeleng. “Aku nggak pernah punya pacar. Aku juga nggak pernah deket sama laki-laki mana pun.”

Tanisha berkata apa adanya. Walaupun dirinya bergelut di dunia hiburan, kisah percintaannya sangat suram. Bukan karena tak ada yang berusaha mendekatinya. Melainkan karena papanya yang sangat selektif terhadap setiap lelaki yang dekat dengannya sehingga mereka memilih mundur.

Baskara tak pernah mengizinkan Tanisha memiliki kekasih. Apalagi setelah perjodohan politik antara Tanisha dan Bumi tercetus. Tanisha tidak boleh dekat dengan siapa pun demi menjaga dirinya. Tadinya Tanisha berhasil, namun malam naas itu merenggut semuanya.

Kesucian yang Tanisha jaga selama ini lenyap begitu saja. Kini, ada nyawa tak berdosa yang akan dianggap aib oleh semua orang, terutama keluarganya. Tanisha tak sampai hati untuk menyingkirkannya. Walaupun ia juga tak mengharapkan janinnya.

“Mas bisa ceraikan aku sekarang,” imbuh Tanisha dengan senyum getir.

“Tidak akan!” Langit langsung pergi setelah mengatakan itu.

Langit meninggalkan Tanisha seorang diri. Tanisha hanya bisa tertawa miris. Langit pasti akan langsung memberitahu keluarga mereka. Tak masalah, ia harus menghadapi permasalahan ini. Meskipun setelah ini, kehidupannya tak akan sama lagi.

Langit tidak kembali lagi setelahnya. Hanya ada seorang perawat yang membantu Tanisha. Sang perawat mengatakan jika Langit yang meminta wanita itu menemaninya. Rupanya lelaki itu masih berbaik hati. Atau mungkin khawatir ada orang iseng yang memantau mereka demi kepentingan tertentu.

Hingga Tanisha diperbolehkan pulang, Langit tak muncul lagi. Bahkan, lelaki itu pun tak mengirim pesan sama sekali. Entah di mana keberadaan Langit sekarang. Lelaki itu memang sangat sibuk dan mengurusnya tentu saja hanya membuang waktu.

“Permisi, Bu. Bapak meminta saya mengantar ibu pulang.”

Bertepatan dengan Tanisha yang sudah selesai membereskan barang-barangnya, asisten Langit datang ke ruang perawatannya. Lelaki yang hampir seumuran dengan suami Tanisha itu sudah mampir beberapa kali, membawakan makanan dan baju ganti.

“Oke,” jawab Tanisha singkat. Walaupun sebenarnya ia enggan diantar, namun dirinya malas berdebat. Lagipula, Tanisha ingin tiba di rumah secepatnya.

Asisten Langit itu langsung membawakan tas yang Tanisha pegang. Tanisha mendapat perawatan intensif selama dua hari. Namun, Langit hanya muncul di malam saat dirinya pingsan saja. Setelah itu, sosok Langit tak pernah terlihat lagi.

Mungkin saja Langit memang sudah tidak sudi bertemu dengannya lagi. Tanisha pun tak keberatan jika Langit benar-benar menceraikannya dalam waktu dekat. Ia tahu konsekuensi dari keadaannya. Langit pasti berubah pikiran dan akan menceraikannya.

“Mas Langit ada di rumah?” tanya Tanisha pada asisten suaminya itu.

Tanisha belum ingin bertemu Langit. Jadi, jujur saja, ia senang Langit tidak muncul lagi di rumah sakit setelah berdebat dengannya. Ia belum siap mendapat cercaan dari lelaki itu. Walaupun malam itu Langit tak berbicara macam-macam. Namun, entah bagaimana jika mereka bertemu lagi.

“Tidak, Bu. Kemarin, sejak pagi hari Pak Langit berangkat ke Surabaya. Ada kunjungan di sana. Sepertinya malam ini atau besok pagi baru pulang,” jawab lelaki bersama Banyu itu.

Tanisha hanya mengangguk saja. Baguslah kalau lelaki itu sedang tidak ada.

Siang ini jalanan cukup macet. Ditambah lagi dengan terik matahari yang cukup menyengat. Padahal Tanisha berada di dalam mobil, namun kepalanya begitu pening. Entah karena panas yang menyengat atau mungkin karena pikirannya yang semrawut.

Drrt ... drrrttt ...

Tanisha spontan merogoh ponselnya yang ada di dalam sling bag nya. Nama penelepon yang tertera di layar ponselnya membuatnya mengerutkan kening. Langit Akasa Mahadewa. Tanisha memang menyimpan nomor tersebut. Namun, mereka tak pernah saling berkomunikasi.

Tanisha langsung mengangkat telepon tersebut. “Ada apa?” sapanya tanpa basa-basi.

[“Kamu udah pulang? Banyu jemput kamu, ‘kan?”]

Tanisha mendengus pelan. “Dia nggak mungkin ngelanggar perintah kamu, ‘kan? Kami masih dalam perjalanan.”

Tanisha tak menyangka Langit juga gemar melakukan basa-basi tak penting. Jelas-jelas lelaki itu sendiri yang meminta Banyu menjemputnya. Tentu saja Banyu akan melakukan itu dengan senang hati. Tanisha pikir dirinya akan dimaki. Rupanya dugaannya meleset.

“Jadi, ada apa?” Tanisha mengulang pertanyaannya.

Tanisha bukanlah orang yang tak sabaran. Namun, ia juga tak suka terlalu banyak basa-basi. Walaupun selama hidupnya, ia harus selalu melakukan itu di mana pun tempatnya berpijak. Demi menjaga komunikasi dan nama baik keluarganya.

[“Saya nggak akan menceraikan kamu. Saya akan terima anak itu..”]

[“Kita baru menikah. Perceraian hanya akan membuat nama kita menjadi buruk “]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Tes DNA

    Tanisha tahu cepat atau lambat rahasianya akan terbongkar. Akan tetapi, ia tak menyangka jika rahasianya akan terbongkar secepat ini. Disaat dirinya belum mempersiapkan apa pun untuk menghadapi semuanya. Bahkan, ia tidak tahu harus menjelaskan apa.“Baru seminggu kalian menikah dan kamu udah hamil? Kamu mau menipu keluarga saya?!”Keramahan yang semula Wulan tampakkan langsung lenyap seketika. Senyum ramah dan sorot teduh yang Wulan tampilkan pun telah menghilang. Berganti dengan sorot sinis penuh penghakiman. Dan Tanisha hanya bisa menerima perlakuan tersebut karena dirinya memang bersalah. Tanisha bukan tidak berusaha membatalkan pernikahan ini. Akan tetapi, jika papanya telah memutuskan sesuatu, keputusan tersebut tidak bisa diganggu gugat. Tanisha pun tak berani mengatakan alasannya secara gamblang hingga akhirnya hanya bisa pasrah dengan keputusan orang tuanya. Wulan langsung meminta Langit pulang. Bukan hanya Langit, ayah mertua Tanisha juga hadir, lengkap dengan orang tua Tan

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Saya akan Terima Anak Itu

    “Saya akan terima anak itu.”“Kita baru menikah. Perceraian hanya akan membuat nama kita menjadi buruk “Hingga kini, ucapan Langit masih terngiang-ngiang di benak Tanisha. Bukannya senang, mendengarnya malah membuat dada Tanisha semakin terasa terimpit. Ia tidak berharap Langit sudi menerima anaknya. Wanita itu ingin Langit menceraikannya. Sejak awal, pernikahannya dengan Langit adalah kesalahan. Langit hanya menikahinya sebagai bentuk pertanggungjawaban dan menjaga nama baik keluarga mereka. Lalu, sekarang lelaki itu juga ingin bertanggungjawab atas janin dalam kandungannya. Mungkin, Tanisha akan merasa tersanjung jika Langit benar-benar tulus. Sayangnya, tak ada yang tahu rencana lelaki itu sebenarnya. Dan yang paling penting, Langit memiliki seseorang yang lelaki itu jaga. Walaupun mereka tak lagi menjadi sepasang kekasih. Ah, Tanisha tidak yakin hubungan keduanya benar-benar berakhir. Tak ada yang tahu. Apalagi setelah Langit menganggapnya wanita murahan. “Aku pikir kamu bene

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Mas, Ceraikan Aku

    “Saya belum pernah menyentuh kamu. Dan kamu ... hamil?”Pertanyaan tersebut sangat menusuk hati Tanisha. Namun, di sini dirinya memang patut dihakimi. Pernikahannya tak berjalan selayaknya pasangan pada umumnya. Dan kini dirinya dinyatakan hamil. Parahnya, usia pernikahannya baru menginjak satu minggu. Biasanya, Tanisha selalu bisa membalas tatapan tajam Langit dengan berani. Tetapi, sekarang dirinya hanya bisa menatap ke bawah dengan kegugupan luar biasa yang melingkupi hatinya. Langit pasti marah besar dan merasa tertipu. Padahal selama ini ayahnya selalu berkoar-koar jika putrinya mahir menjaga diri. Tanisha pun tak ingin seperti ini. Sayangnya, malam naas itu terjadi tanpa permisi, tanpa jejak, terkecuali janin yang kini bersemayam di rahimnya. Tanisha belum sempat memikirkan cara untuk menghadapi kehamilannya dan Langit malah sudah mengetahui kenyataan itu. “Siapa ayahnya?” Tak kunjung mendapat jawaban dari Tanisha, Langit kembali melontarkan pertanyaan. “Aku nggak tau,” jawa

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Kamu Hamil?

    “Harusnya aku melakukan pencegahan sejak awal,” sesal Tanisha sembari mencengkram hasil tes kehamilannya. Dirinya dinyatakan positif hamil. Statusnya memang menikah. Namun, suaminya tak pernah menyentuhnya sama sekali. Dan pernikahannya baru menginjak satu minggu. Sudah jelas jika kehamilannya adalah imbas dari insiden malam itu. Sampai sekarang, Tanisha bahkan belum bisa mengenali wajah sosok yang bersamanya malam itu. Dan kini, hasil perbuatan mereka malah bersemayam di perutnya. Langit serta keluarga lelaki itu pasti akan merasa tertipu dan marah besar, begitupun dengan keluarganya. Tanisha mengangkat kepalanya yang ia tumpukan pada setir mobil dan langsung merobek hasil tes kehamilannya. Tak boleh ada jejak yang tersisa. Untuk keputusan yang akan ia ambil ke depannya, akan dirinya pikirkan nanti. Yang terpenting, tak boleh ada yang mengetahuinya. Tanisha menyentuh perutnya dengan mata berkaca-kaca. “Maaf. Tapi, aku belum bisa menerima kamu.”Seandainya bukan akibat insiden mal

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Jejak Malam Itu

    “Baru pulang, Mas?” tanya Tanisha dengan senyum lembut yang tersungging di bibirnya. Berbanding terbalik dengan nada bicaranya yang cukup menusuk. Tanisha tak pernah berniat untuk menunggu hingga suaminya pulang. Namun, anehnya ia selalu terjaga saat lelaki itu kembali. Entah se pagi apa pun itu. Termasuk sekarang. Jam yang menggantung di dinding menunjukkan pukul tiga pagi dan suaminya baru tiba di rumah. Rumah?Tanisha tidak tahu apakah hunian mewah ini pantas disebut rumah atau tidak. Tentunya dirinya tidak tinggal berdua saja dengan sang suami. Ada banyak pekerja yang berseliweran di jam-jam tertentu. Namun, tetap saja kehampaan yang terasa tak berkurang sama sekali. Satu minggu Tanisha dan Langit resmi menjadi pasangan suami-istri. Mereka menempati kamar yang sama. Namun, jika dihitung-hitung, selama seminggu ini Tanisha yang lebih banyak menempatinya. Sedangkan Langit seolah-olah memiliki kesibukan di luar sana yang tak ada habis-habisnya. Sehingga setiap harinya, lelaki itu

  • Dilamar Adiknya, Dinikahi Kakaknya   Ditinggal Saat Malam Pertama

    “Kalau Bumi tidak bisa menikahi kamu, harusnya Langit bisa menggantikannya.” Baskara mengatakan itu sembari menatap sosok Langit Akasa Mahadewa—kembaran Bumi yang keluar dari area pemakaman. Tanisha kontan melirik sosok tersebut. Sang pemilik wajah yang sama persis dengan wajah calon suaminya yang telah meninggal dunia. Namun, wajah itu tampak lebih tegas dengan sorot tajam dan dingin yang menjadi andalannya setiap menatap siapa pun. “Jangan gila, Pa!” seru Tanisha yang sudah kembali mengalihkan atensi pada sang ayah. “Keluarga Mahadewa masih berduka. Seharusnya, kita cukup mengucapkan belasungkawa. Bukan malah memikirkan pernikahanku yang gagal!” Tanisha kembali menambahkan. Entah apa yang akan ayahnya lakukan jika mengetahui kesuciannya telah terenggut semalam sebelum pernikahannya berlangsung. Insiden tersebut lebih pantas disebut aib dibanding dengan kecelakaan yang menimpa Bumi. Sebab, tak ada yang memalukan dari suatu kematian. Mungkin, ini adalah teguran untuk Tanisha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status