Share

19. Dipecat

Antara bingung, bahagia, dan sedih, Nawa menatap bingung pada underware-nya yang bernoda darah.

“Apa jangan-jangan waktu itu Brama kutu kupret itu membohongiku?”

Nawa memang tidak bertanya macam-macam pada dokter atau perawat tentang sakitnya di rumah sakit. Sebab ia sudah terlalu terpukul dengan kabar dari Brama. Pun tidak pernah mengetes dengan testpack karena sudah cukup percaya pada apa yang dikatakan Brama. Obat dari dokter juga tidak pernah dicek itu obat untuk sakit apa.

“Atau aku keguguran? Tapi kenapa perutku nggak sakit? Bukankah keguguran itu katanya sakit?”

Nawa terus menepuk pelan perut sambil menebak-nebak sendiri sampai suara Heru menginterupsinya.

“Nduk, ayo! Kamu kenapa lama sekali di kamar mandi?”

“I-iya, Pak. Bentar!”

Nawa membersihkan semuanya, lalu keluar. Setelahnya, ke kamar untuk sedikit berdandan dan menyiapkan diri.

“Pak, maaf atas semua kesalahanku,” ujar Nawa ketika menghampiri Heru.

“Iya, Bapak maafkan. Tapi kenapa tiba-tiba minta maaf?”

Ah, Nawa
Zuya

Loha, para pembaca yang budiman budiwati! Salam kenal dari emaknya Brama. Mohon dukungan dengan memberi ulasan dan gem, ya? Ditunggu juga komennya 💋💋

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Azizah Azizah
lanjut bun
goodnovel comment avatar
NUR ASIAH
selalu bikin penasaran ....top markotop ..sukses ya
goodnovel comment avatar
Sri Muliyati
lanjut mak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status