Share

75. Sebuah Nazar

“Sayang, sini!” Brama kembali melambai.

Dengan sedikit didorong Bima, akhirnya Nawa berjalan pelan menuju suaminya. Tiba di hadapan Brama, tangan wanita itu dicekal erat.

“Bim, lo boleh keluar.”

“Habis manis sepah dibuang, njir. Gue udah kayak cecunguk lo. Untung lo lagi sakit. Kalo sehat, ogah gue lo suruh-suruh kayak gini.” Meski begitu, Bima tetap keluar ruangan.

Brama tergelak. Namun, gelak tawanya berganti dengan jerit kesakitan saat Nawa mencubit dadanya.

“Ya ampun, Nawa. Ini namanya KDRT. Suami sekarat malah kamu kasari. Mau dipidanakan?”

“Ayo pidanakan. Aku nggak takut. Sekalian aja bikin aku jadi janda. Aku tuh benci banget sama kamu, Sir!"

“Iya, Sayang maaf. Mana ngatain suaminya setan, iblis. Durhaka kamu, ya!” Brama menarik Nawa hingga wanita itu berada dalam dekapannya.

“Sir itu jahat! Aku takut banget tahu nggak? Aku nggak bisa bayangin kalau sampai Sir lupa ingatan beneran.” Dalam dada bidang yang masih terbungkus baju operasi tersebut, Nawa kembali menangis.

“Maaf. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ms. Re
ho'oh.. Brama emang sadis amat!
goodnovel comment avatar
Susi
koq jadi makin gemes sama pasangan baru ini ya ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status