Share

Part 10

Author: Zidney Aghnia
last update Huling Na-update: 2021-07-02 07:00:06

Hai, kalian udah follow dan subscribe kaan kaan, plis bilang udah... šŸ„³ā¤

.

.

Suasana kantin rumah sakit siang itu begitu kelam, karena posisinya yang berada di pojok belakang bangunan. Padahal kondisi ramai oleh para penunggu pasien yang menyempatkan diri untuk makan.

Ruangan yang luas itu terasa sesak ditambah dekorasi ruangan yang sudah sangat lama tidak diperbaharui. 

"Sea?" Rain memanggilnya dengan suara beratnya.

Sea hanya melirik dan masih menyeruput minuman melalui sedotan yang sejak tadi diputar-putarnya.

"Apa kamu bisa minum lebih cepat lagi? Angkasa sudah menunggu lama. Kamu lelet sekali, untuk makan dan minum saja kau sampai menghabiskan waktu setengah jam, pantas saja tubuhmu kurus kering!"

Sea terbelalak mendengar dirinya dikatakan kurus kering, ia melirik ke arah tubuhnya sendiri yang memakai kaos pas badan sehingga terlihat lekukan tubuhnya, ia lantas menutup resleting jaket dan memakai kupluknya sekaligus.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Juliet Angels Gusi
Cerita bagus d tunggu kelanjutannya Jaga lesehatan
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 41

    Bersamaan dengan kehangatan mereka, Rain mendapat panggilan telepon. Ia meminta izin keluar kamar untuk menerima panggilan.ā€œSea, Papa mau bicara.ā€ā€œBicara apa, Pa?ā€ā€œPapa dengar keluhan kamu ke suamimu tadi waktu di depan ruang operasi. Gak baik bicara begitu dengannya, Sea. Dia itu suami kamu.ā€ Thomas menegurnya.ā€œKeluhan apa, Pa?ā€ tanya Angkasa penasaran.ā€œBiar Sea yang jelaskan, Angkasa.ā€ā€œEmmh ... itu ... habisnya dia mengganggu banget, Pa. Aku gak mau kehilangan Kakak karena Kakak udah berkorban nyawa untuk aku, makanya aku gak mau tinggalin Kakak sedikit pun.ā€ā€œKamu bilang begitu ke Rain, Vin?ā€ tanya Angkasa.Sea menekuk wajahnya dan mengangguk pelan.ā€œYa, ampun, Vin. Kamu tahu? Dia udah buat rencana sebelum penculikan kamu, loh. Dia hubungi Kakak dan mengerahkan beberapa anak buahnya untuk melindungi kamu. Kamu lihat, kan, semua orang yang melawan Bintang di rumah itu?ā€Mata S

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 40

    Sea menyaksikan Angkasa, sang kakak, tersungkur di lantai dengan tangan kiri memegang perut. Bau darah pun menguar ke seisi ruangan. Angkasa ... di sana terbaring tanpa daya lagi.ā€œKakaaaak!ā€ Sea menjerit histeris.Sea bersama Rain menghampiri Angkasa. Ia lalu mendekap Angkasa yang sudah hilang kesadaran.Ā ā€œKakaak, banguuun. Kak, jangan pergi! Vin gak punya siapa-siapa lagi, Kaaaak.ā€Rain mendekap mereka berdua. Ia tak tahan melihat pipi Sea yang banjir akan air mata. Karena itu, matanya juga ikut berkaca-kaca. Sekali-kali air matanya menetes, tetapi dengan cepat ia menghapusnya agar terlihat tetap tegar.Suara sirene mobil polisi terdengar sampai ke dalam. Banyak polisi dengan pakaian serba hitam dan lengkap membawa senjata, berlarian memasuki rumah itu. Mereka bersiaga di tiap-tiap sela pintu dengan senjata masing-masing untuk memantau keadaan.Ā Rupanya, Bintang dan satu pelaku penculikan sudah tak sadarkan diri, sedangkan yang

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 39

    ā€œKalau kamu gak bisa jadi milikku, orang lain juga harusnya gak bisa, Sea.ā€ Ibu jarinya membelai lembut sepanjang bibir berperona merah milik Sea.ā€ Aku udah banyak menghabiskan waktu untukmu, Sea. Tapi, kamu gak menghargainya sedikit pun—gak pernah sama sekali. Kenapa?ā€Melihat Sea yang belum sadarkan diri, lelaki itu berusaha mengambil kesempatan yang mungkin tak’kan bisa ia dapatkan lain kali.Ia memandangi gadis dengan lekukan bulu mata yang indah, bibir semerah buah ceri, hidung lancip, dan rahang yang tegas. Kemudian pandangannya menurun ke arah garis leher Sea yang tampak sangat menggoda baginya.Dua kancing baju Sea sudah terlepas dari lubangnya. Lelaki bermata hitam legam itu terang-terangan meliriknya sambil menelan liur dengan berat, terutama saat melihat bagian dada yang sedikit mencuat.Karena lengan Sea diikat di bilah besi, kemeja kotak-kotak yang dikenakannya pun ikut tertarik ke atas. Bukan hanya area dada, area seputaran perut

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 38

    ā€œTapiā€”ā€œAku mohon kamu paham. Kamu tahu, kan, gimana mamanya Cyra pergi? Aku gak mau sampai kejadian serupa terjadi lagi. Aku gak bisa dua kali kehilangan orang yang sama-sama aku cintai, Sayang. Gak bisa.ā€ Rain menerangkan dengan lemah lembut. Matanya tak lepas memandang wanita muda di hadapannya.***Keesokan harinya, Sea terlihat keluar dari kamar dengan sudah berdandan rapi.ā€œMau ke mana, Sayang? Kamu gak akan ke kampus, kan, hari ini?ā€ā€œEnggak, hari ini libur. Aku mau pergi ke kostan Emil, ya?ā€ā€œSebaiknya, kamu di rumah aja, Sea. Kostan Emil, kan, dekat dengan kampus. Orang-orang di sana pasti kenal kamu.ā€ā€œAku udah siapin ini.ā€ Sea memperlihatkan topi dan masker yang dikeluarkan dari tasnya. ā€œNanti aku langsung ke kostan-nya, kok. Gak mampir ke mana-mana. Aku lagi butuh teman ngobrol aja.ā€ā€œYa, udah. Aku antar kamu sampai kostan Emil. Kalau suā€”ā€œSayaaang ...? Aku baik-baik aja, oke? Aku

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 37

    Sore hari, hawa dingin berembus kencang, menarik Sea dari alam mimpi dan membawanya ke dunia nyata. Desiran angin dengan riuhnya menyapu lembut dedaunan hijau, membuat setiap tangkai saling besinggungan.Angin mendorong keras jendela hingga membentur dinding. Suaranya mengguntur bagai petir sehingga membuat Sea tersadar.Matanya masih sayup-sayup terbuka, terkadang menutup, lalu terbuka lagi perlahan. Kemudian, ia mengernyit ketika semburat cahaya menyusup jendela. Tirai tipis yang menggantung, menari-nari indah karena alunan angin yang bersilir-silir.Begitu tersadar penuh, hal yang pertama dilihat adalah wajah rupawan serupa oppa-oppa Korea. Bibirnya langsung membentuk lengkung menarik senyum tipis ketika melihat pria itu di antara sinar senja yang menerobos jendela.Jemarinya meraba, mengelus sisi kanan wajah suaminya yang masih terlelap: mulai dari kening, alisnya yang tegas, dan pipi yang tirus sampai dagu. Satu menit, dua meni

  • Dilamar Tuan DudaĀ Ā Ā Part 36

    ā€œHaā€”ā€œDi mana kamu!ā€ Suara di seberang telepon membuat Sea kaget. Ia memejamkan mata, mencoba melegakan hatinya. Berkali-kali dirinya menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara lagi.ā€œSea, di mana kamu?ā€ tanyanya sekali lagi.ā€œA-aku ... aku di taman ....ā€ Belum selesai ia berbicara, sambungan telepon sudah terputus. 'Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa aku akan diceraikan? Enggak, aku gak mau. Aku gak mau pergi setelah nyaman dengannya. Aku sudah menyayanginya. Aku sudah mencintai Rain dan Cyra.'Lima menit kemudian, seorang lelaki berlari ke arahnya dan tepat berhenti di hadapan Sea yang sedang menangis terisak sambil menutupi wajah. Kemudian, dua tangan berbalut kemeja katun menariknya ke dalam pelukan.Terkejut dengan orang yang memeluknya tiba-tiba, Sea langsung menjauhkan diri. Ia takut kalau tiba-tiba Bintang-lah yang ada di hadapannya.Ternyata setelah melihat seorang pria dengan rambut set

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status