Share

Bab 8 

Penulis: Belinda
Pada saat ini, Sonia juga kebetulan menerima panggilan telepon. Dari percakapan itu, sepertinya ada orang yang mencarinya. Kyna yang tidak ingin mengganggu waktu Sonia benar-benar juga harus pergi.

Aldrian menawarkan, "Pak Evan, Bu Sonia, kalian tinggal di mana? Aku akan antar kalian."

Mereka menginap di hotel sebelah dan tidak membutuhkan tumpangan. Akan tetapi, Sonia mengkhawatirkan Kyna dan bertanya di mana Kyna tinggal. Kyna melirik Aldrian dan menyebutkan nama jalan dan kompleks apartemennya.

"Evan, aku naik taksi saja. Kamu antarkan Kyna pulang, ya," kata Sonia.

Aldrian memanfaatkan kesempatan itu untuk berbicara, "Kami tinggal di area yang sama dengan Kyna. Biar kami saja yang mengantarnya."

"Ini ...." Sonia merasa sedikit ragu.

Namun, Kyna langsung setuju, "Oke. Kalau begitu, repotin Pak Aldrian, ya."

Kyna sengaja menekankan kata-kata "Pak Aldrian".

Mendengar ini, Aldrian pun mengerutkan kening. Akan tetapi, Kyna pura-pura tidak memperhatikannya.

Setelah itu, Aldrian, Kyna, dan Anara naik lift ke tempat parkir bawah tanah.

Setibanya di tempat parkir, Anara tidak melangkah lebih jauh. Dia berdiri di pintu masuk, lalu tersenyum manis dan berkata dengan manja, "Sudahlah, Aldri. Kalian pulang saja. Aku bisa naik taksi sendiri. Kyna, kukembalikan posisi istrinya Aldrian ke kamu, ya."

Apa maksudnya mengembalikan posisi itu? Kapan dia setuju untuk meminjamkannya?

Anara menggenggam erat lengan Kyna dan mengguncangnya dengan manja, "Kyna, jangan marah. Kesalahpahaman hari ini nggak disengaja. Aldri sangat pentingkan kerja sama ini. Hubungan Pak Evan dengan istrinya sangat baik. Kalau hubungan suami istri mitranya juga baik, itu bisa jadi nilai plus bagi proyek ini. Jadi, kami pun nggak menjelaskannya. Lagian, kamu ...."

Anara melirik kaki Kyna, lalu lanjut merangkul lengan Kyna dan menambahkan, "Kyna, kamu nggak akan marah sama kami, 'kan?"

"Kami?" Kyna mencibir, "Siapa kami yang kamu maksud?"

Raut wajah Anara langsung berubah.

Kyna tidak suka orang asing menempel padanya, terutama Anara. Seusai berbicara, dia langsung menarik lengannya. Dia bersumpah dia hanya menarik lengannya, juga tidak mengerahkan tenaga atau mendorong Anara. Namun, Anara malah jatuh ke lantai.

"Kyna!" tegur Aldrian dengan suara kuat.

Anara terlihat lebih bersemangat daripada siapa pun. Dia segera berdiri, lalu mengadang di depan Aldrian.

Dia menempelkan seluruh tubuhnya ke arah Aldrian sambil membujuk, "Aldri, jangan marah. Jangan salahkan Kyna juga. Aku sendiri yang ceroboh. Kyna cuma mendorongku dengan pelan. Aku yang nggak berdiri dengan baik. Aldri, kalian jangan bertengkar gara-gara aku, ya. Aku mohon. Kalau nggak, aku akan sedih ...."

Seharusnya hanya Aldrian seorang yang percaya pada akting buruk Anara itu, 'kan? Apalagi, sambil menghalangi Aldrian, Anara juga sengaja menunjukkan pergelangan tangannya yang lecet. Oh, di pergelangan tangan itu, ada juga jam tangan yang baru saja dibelinya. Kyna memiliki sepuluh jam tangan itu.

Aldrian mengerutkan kening ketika melihat pergelangan tangan Anara yang lecet. Matanya dipenuhi rasa sakit hati. "Kyna! Ada apa denganmu? Bukannya biasanya kamu begitu lembut dan pengertian. Kenapa kamu berprasangka begitu buruk terhadap Nara?"

"Aku, berprasangka buruk terhadapnya?" Kyna terkekeh. "Prasangka apa yang mungkin kumiliki terhadapnya? Lagian, dia sudah jadi istrimu. Apa aku punya hak untuk keberatan?"

"Kamu ...." Aldrian tidak dapat berkata-kata. Dia menatap Anara dan bertanya, "Sakit?"

"Nggak ...," jawab Anara dengan nada manja. Dia mengatakan tidak sakit, tetapi malah mendekatkan pergelangan tangannya ke dagu Aldrian.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 100 

    Ucapan itu tidak sepenuhnya salah ...."Aku cuma kasih kamu uang untuk ....""Apa bedanya?" Sebelum Kyna sempat mengatakan "untuk biaya tutormu", Aldrian sudah menyela. Kemudian, 10 ribu itu kembali ke sakunya. Ketika berjalan pergi melewati Kyna, Aldrian meninggalkan sebuah kalimat. "Aku belum merosot sampai ke tahap serendah itu!"Inilah yang Aldrian maksud dengan Kyna pernah menanyakan pelajaran kepadanya. Aldrian mungkin hanya mengingat samar hal itu, juga telah melupakan semua sebab dan akibatnya.Hanya Kyna yang ingat, di tahun-tahun yang membingungkan namun penuh tekad itu, mereka telah menyaksikan momen-momen paling memalukan satu sama lain. Namun, itu semua adalah kenangan masa muda yang suram. Jadi, memang sebaiknya dilupakan saja ...."Kyna ...." panggil Inggrid untuk membuyarkan lamunannya. "Kamu .... Apa dia tahu?" tanya Inggrid dengan suara rendah.Kyna melirik punggung Aldrian yang sedang memasak di dapur, lalu menggeleng pelan, dan berbisik, "Nenek, aku belum mau ka

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 99

    Kyna pun tercengang. Dia tidak tahu situasi keluarga Aldrian ternyata seperti ini.Aldrian sangat keras kepala dan tidak mengambil uang itu.Kyna mendengarnya berkata dengan dingin, "Nggak usah. Mulai sekarang, aku nggak akan pernah terima uangmu lagi!" Kemudian, Aldrian pun berbalik untuk pergi.Orang di dalam mobil itu keluar dan mengejarnya. "Oke. Kalau hebat, jangan pernah pulang untuk minta uang! Aku mau tahu gimana kamu bisa bertahan hidup!" Sinar dari matahari terbenam hari itu sangat cerah. Dengan bermandikan cahaya keemasan, Aldrian tertawa menantang dan menyahut tanpa menoleh, "Jangan khawatir. Meski dipelihara sugar mommy, aku juga nggak akan pulang ke rumahmu!" Omongan seperti apa itu! Kyna yang masih adalah seorang murid SMA pun sepenuhnya tercengang. Namun, dia juga sudah sering mendengar kata-kata seperti itu. Ketika memarahinya, Amelia juga sering berkata bahwa membesarkannya hanya membuang-buang uang. Amelia bahkan menyuruhnya untuk menjual diri ....Setiap kali Ame

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 98 

    Aldrian bisa memasak, tetapi itu tidak berarti dia bisa memasak di luar ruangan. Menyalakan api merupakan rintangan terbesarnya. Dia berjuang mati-matian, hingga wajahnya hitam dan kotor. Akan tetapi, dia tetap tidak berhasil menyalakan api. Di sisi lain, Kyna berbeda. Semasa kecil, dia selalu kembali ke desa saat liburan. Dia pernah membuat api unggun, memanjat pohon, dan mengumpulkan telur burung bersama anak-anak lain. Sebagai seseorang dari kelompok kelas sebelah, dia tidak tega melihat Aldrian lanjut berkutat sendiri. Dia pun mengosongkan tungku itu, lalu mulai menyalakan api.Melihat api yang berkobar, Aldrian tertegun sejenak. Mungkin menyadari penampilannya yang berantakan, dia bahkan tidak berterima kasih pada Kyna. Namun, setelah itu, dia tidak bertemu kesulitan lagi. Dinilai dari penampilannya saat memasak, dia terlihat seperti orang yang melakukan pekerjaan rumah.Itulah satu-satunya momen Kyna pernah makan masakan Aldrian. Orang-orang dari kelompok Aldrian tergolong cuku

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 97

    "Oke." Aldrian terdengar cukup senang. Suasana hatinya yang bagus ini tetap bertahan hingga mereka tiba di rumah Inggrid.Pada saat ini, Inggrid sedang menyiapkan makan siang. Di atas meja, ada semangkuk bubur, sepiring acar, dan sepiring sayuran hijau. Melihat Kyna dan Aldrian datang, dia merasa terkejut sekaligus sedikit malu, lalu segera membersihkan mangkuk itu."Kenapa kalian datang di jam segini? Sudah makan? Aku akan pergi masak!" Kyna menatap hidangan sederhana di atas meja. Itu sama sekali tak bisa dibandingkan dengan makanan mewah yang selalu disiapkan Inggrid setiap kali dia datang. "Nenek, kenapa kamu cuma makan ini?" Inggrid segera menyimpan bubur dan acar itu. "Ini sisa sarapan pagi ini. Kan sayang kalau dibuang. Jadi, aku lanjut makan siang ini. Aku biasanya nggak makan seperti ini." Kyna tidak percaya. Dia menatap neneknya dengan tampang cemberut."Sudah, jangan cemberut lagi. Nenek akan masakkan sesuatu yang lezat. Tunggu sebentar, ya!"Seusai berbicara, Inggrid mem

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 96

    "Benar, Bu. Ini rumah yang lokasinya paling strategis di area ini. Selain itu, rumah ini juga tepat di tepi danau. Saat cuaca hangat, akan ada angsa yang terbang kemari. Pemandangannya sangat indah," tambah agen penjual itu.Aldrian menuntun Kyna ke teras supaya dia bisa menikmati pemandangan dari rumah.Udara dari danau yang berkabut menerpa Kyna. Dia menarik napas dalam-dalam. Udaranya dipenuhi aroma pepohonan dan rerumputan yang menyenangkan."Gimana? Suka nggak?" tanya Aldrian sambil menggenggam tangan Kyna.Kyna menunduk dan melirik tangannya yang bertautan dengan tangan Aldrian. Baiklah, berhubung rumah ini sangat sesuai dengan seleranya, dia akan bersabar!Kyna pun mengangguk.Aldrian makin puas dan berujar, "Aku juga rasa rumah ini lumayan bagus. Setelah renovasinya selesai, kita juga bisa pindah kemari kalau mau. Soal pernikahan Robert ... kita lihat saja nanti." Kyna berdiri di teras sambil berpikir bagaimana dia bisa membagi halaman di lantai dasar untuk dijadikan tempat be

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 95

    Aldrian kembali mengendarai mobilnya, tetapi dia tetap tidak menuju ke rumah nenek.“Aku bawa kamu lihat rumah,” ucap Aldrian dengan nada rendah. “Semalam aku bawa kartu identitasmu juga karena beli rumah buat kamu.”Kening Kyna berkerut. “Beli rumah?”“Bukannya orang tuamu mau beli rumah nikah untuk Robert?” ucap Aldrian.“Apa mereka mencarimu lagi?” tanya Kyna dengan hati-hati.Aldrian tidak berbicara. Diam berarti mengiakan.“Masalah kapan? Kenapa aku nggak tahu?”Aldrian melirik Kyna sekilas, malah terlihat senyuman di dalam tatapannya. “Kamu begitu galak. Apa mungkin mereka berani kasih tahu kamu?”Kyna tidak tahu kenapa Aldrian bisa menunjukkan ekspresi tersenyum seperti ini. Hanya saja, Kyna merasa marah. Anggota keluarganya selalu menjadi beban hidupnya saja! Alhasil, selamanya Kyna tidak bisa mengangkat kepalanya di hadapan Aldrian!“Aldrian, bisa nggak kamu jangan kasih rumah terus? Biasanya orang lain cuma kasih uang, kenapa kamu malah kasih rumah? Langsung dikasih begitu di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status