Share

3

Motor kesayangan Dicky saat itu melaju melalui jalanan Jakarta yang padat. Huh dia sangat benci dengan suasana kota ini. Kelamnya masa lalu membuatnya tidak bersahabat dengan kota ini. Kenapa ia harus kembali lagi ke kota metropolitan ini? Fokus Dicky tiba-tiba tertuju kepada seorang gadis yang sepertinya ia kenal sedang berdiri di sebuah halte. Itu adalah Putri. Dickypun menghampiri Putri yang sedang berdiri sendiri di halte itu.

"Putri?lo ngapain di sini?" tanya Dicky.

"Loh? Dicky?" tampak Putri terkejut melihat kehadiran Dicky."Gue lagi nungguin bis, tapi gak ada yang berhenti disini," menjawab pertanyaan Dicky.

Dicky mencoba melihat sekitar halte tersebut. Dan ternyata halte tersebut tutup karena akan ada perbaikan. Membuat Dicky tersenyum menahan tawanya. Putri heran. Dicky memerintahkan Putri untuk melihat ke salah satu sudut halte itu. Dan saat itu juga Putri merasa malu. Mengapa ia tak menyadari dari tadi kalau halte ini tutup. Bahkan ia sudah cukup lama berdiri di sini.

                         "Kenapa aku baru sadar?, sudah dari tadi aku berdiri di sini, aku jadi malu                                di hadapannya, anehnya kenapa aku jadi seperti ini ya di hadapan dia? Huh,                              Dicky emang beda, aku jadi semakin penasaran dengannya," ~Putri~

                         "Dia lucu kalau lagi malu gini, dan....eh apa apaan sih gue? gue gak boleh                                ngerasain hal itu" ~Dicky~

"Yaudah kalau gitu lo gue anterin aja,"ujar Dicky memberikan ide.

"Gak ngerepotin kan?" Tanya Putri.

"Enggak kok, ayo naik!"

Putri akhirnya menurut. Motor Dicky kembali melaju melewati jalanan Jakarta. Tentu saja kali ini bersama Putri. Dicky mengerem mendadak saat sebuah motor melaju kencang di depannya. Membuat Putri reflex memeluknya. Bahkan wajah manis Putri terlihat jelas dan dekat oleh Dicky. Sangat manis. Membuat Dicky kembali terpana.

"Eh sorry, lo tadi ngerem mendadak, gue reflex," ucap Putri.

"Iya gakpapa, lo pegangan aja, gue agak ngebut," perintah Dicky.

Putri kembali menuruti perintah Dicky. Ada rasa nyaman yang dirasakan Dicky saat Putri memeluknya. Jantung Dicky kembali berdebar. Haruskah di posisi seperti ini rasa itu datang lagi?

                        "Rasa ini lagi? apa yang harus gue lakuin supaya rasa ini hilang? gue benar                             benar gak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi," ~Dicky~

***

Dicky akhirnya tiba disebuah rumah mewah miliknya. Di halaman rumah tersebut ada seorang wanita paruh baya sedang membersihkan halaman rumah. Dan dengan isengnya Dicky mengganggu wanita paruh baya itu.

"Baaa!!! Mbok Inem lagi ngapain?!" Kejut Dicky.

Tentu saja wanita paruh baya itu terkejut dan berakhir dengan memukul Dicky menggunakan sapu yang ia pegang. Dicky hanya tertawa. Di ruang tamu rumahnya, Dicky disambut oleh seorang bidadari kecil. Bidadari kecil itu adalah adik semata wayang Dicky. Namanya Nisa. Ia berumur 5 tahun saat ini.

"Kakak dari mana aja? Lama banget pulangnya," tanya Nisa.

"Maaf ya bidadari kecil kakak, tadi kakak abis nganterin temen kakak," jawab Dicky. "Mama mana?"

"Mama ada di ruang tv kak," jawab Nisa.

"Yaudah kamu main dulu gih, kakak mau nyamperin mama dulu,"

Nisa menurut. Di ruang tv Dicky mendapati ibunya yang sedang duduk di sebuah sofa yang ada ada di ruang tv itu sambil membaca majalah.

"Dorr!!" kejut Dicky yang sukses membuat ibunya terkejut.

"Dicky! Hobinya ngejutin orang ih," kesal Ibu Dicky.

"Tadi mbok Inem juga Dicky kejutin ma, langsung dipukul pake sapu,"

"Syukurin, siapa suruh iseng,"

Dicky hanya tertawa sambil memeluk ibunya. Bagi Dicky,ibu dan adiknya adalah sumber dari kebahagiaannya saat ini. Apapun yang terjadi ia tak akan membiarkan ibu dan adiknya menangis. Cukup ibunya menangis untuk terakhir kali saat orang yang sangat Dicky benci itu pergi meninggalkan ibunya.

Malam harinya....

Semua makanan lezat saat itu sudah terhidang di meja makan. Membuat rasa lapar menghampiri Dicky. Ibu Dicky dan juga Nisa juga sudah berada di meja makan menunggu Dicky. Ada canda tawa menghiasi kebersamaan keluarga kecil itu walau tidak ada sosok ayah di sana.

"Oh iya, gimana hari pertama di sekolah baru kamu?" tanya ibu Dicky.

"Kacau banget ma, masa ni ya di hari pertama sekolah udah ada yang berantem, pengeroyokan lagi, untuk ada aku yang nolongin," jawab Dicky panjang lebar.

"Tunggu tunggu, jadi maksud kamu kamu juga ikut berantem?" tanya ibu Dicky yang dibalas anggukan oleh Dicky.

Anggukan Dicky itu membuat Dicky mendapat jeweran dari ibunya. Nisa tersenyum geli melihat Dicky yang dijewer. Namun tidak ada rasa kesal di hati Dicky. Karena melihat bidadari kecilnya itu tersenyum, adalah sebuah kebahagiaan untuknya.

"Kalau perempuan disana gimana?" tanya ibu Dicky kembali.

Dicky bagai sudah tau arah pembicaraan ibunya. Membuat mood Dicky berubah seketika.

"Maksud mama apa?" tanya Dicky kesal.

"Ya mungkin aja ada perempuan yang kamu taksir di sekolah baru kamu," jawab Ibu Dicky.

"Ma! Udah la ma, aku udah bilang aku gak bakal percaya cinta, kenapa mama ngebahas itu?"

"Sudah saatnya kamu lepas pendirian kamu itu Dicky, kamu harus lupain masa lalu itu, mama juga gak mau gara-gara masa lalu mama yang kamu saksikan itu, kamu jadi punya pendirian gini"

"Ma, mama gak salah,yang salah itu dia, karena dia yang ninggalin mama, dan sampai kapanpun aku gak akan pernah ngerubah pendirian aku, because, aku gak mau apa yang terjadi pada mama waktu itu terjadi lagi" tegas Dicky.

Dicky memutuskan untuk menyudahi makannya dan masuk ke kamarnya. Mood makannya saat itu juga sudah hilang karena pembahasan itu. Namun tiba-tiba bayangan dua orang gadis yang berhasil membuat hati dan jantung Dicky berdebar tadi terlintas di pikirannya.

Ia sekali lagi tak paham dengan apa yang terjadi pada hatinya. Apa itu tandanya Dicky sudah mulai merasakan dan mempercayai cinta? Tapi ia tak akan membiarkan itu. Karena ia tak ingin kehilangan orang yang dia sayang kembali.

Nisa tiba-tiba masuk ke kamar Dicky untuk meminjam handphone Dicky. Karena ingin melihat video artis KPOP kesukaannya. Demam KPOP mungkin sudah merasuki Nisa.

"Kak liat ini deh kak, ganteng kan, ini namanya Bobby kak, artis KPOP kesukaan aku itu," ujar Nisa antusias. Memang Nisa selalu cerita ke Dicky kalau dia suka sekali dengan Artis KPOP bernama Bobby itu.

"Oh jadi ini yang namanya Bobby itu, iya ganteng," Balas Dicky.

"Kak Nisa mau ke Korea kak bareng kakak sama mama, kakak mau kan, Aku mau ketemu ama Bobby kak," Minta Nisa.

"Jadi bidadari kecil kakak ini mau ke korea? oke siap, kapan kapan kalau kita libur, kita bakal ke Korea oke,"

Nisa tampak senang. Walau sebenarnya Dicky mengiyakan hanya untuk menyenangkan adiknya itu. Pikiran Dicky masih saja tidak teralihkan dari dua orang gadis itu. Oh tuhan. Apa yang harus ia lakukan supaya pikirannya ini teralihkan. Dicky benar-benar frustasi karena pikiran ini.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status