Beranda / Rumah Tangga / Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar / Bab 6 - Menghilang dan Ditinggalkan

Share

Bab 6 - Menghilang dan Ditinggalkan

Penulis: Night Shade
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 11:21:34

“Ke mana dia, ya?”

Elok menghela napas pelan. Setelah pembicaraan yang canggung dua minggu lalu dengan Gilang, pria itu tiba-tiba berpamitan padanya pagi itu juga. Alasannya karena dia sudah tidak bisa tinggal bersama orangtuanya lagi.

“Aku cuma ambil barangku lalu pergi.” Gilang berkata seperti itu pada Elok yang memilih untuk tidak menanggapi.

Di kaki Gilang terdapat koper berukuran sedang berwarna abu-abu terang. Pria itu pun menoleh pada kopernya saat Elok sedang memerhatikan.

“Cuma beberapa baju dan buku-bukuku.” Gilang berkata lagi lalu tidak lama berdiri dari duduknya. “Sampai jumpa lagi,” tambahnya lalu berjalan melewati Elok yang masih diam.

Elok terkejut melihat Gilang yang baru dilihatnya sebentar malah sudah pergi lagi. Tetapi dia tidak ingin mencegah pria itu pergi. Dia tidak ingin menambah beban Gilang yang pastilah sedang patah hati ditinggal menikah oleh kekasihnya, kemudian terlibat konflik dengan keluarganya sendiri.

Elok menghela napas memikirkan kejadian dua minggu lalu itu. Dan kini dia tidak bertemu Gilang lagi. Dia pun tidak berpikir sama sekali untuk meminta nomor telepon Gilang. Sejurus kemudian dia menghela napas.

“Elok!” Rima memanggilnya dari dapur saat dirinya sedang sibuk mengelap jlemari pajangan yang berada di ruang keluarga. “Elok!” suara panggilan itu menggelegar mengisi rumah.

Elok memperbaiki kerudungnya yang miring lalu segera berlari menuju dapur. Di dapur, Rima sedang berkacak pinggang di depan kulkas yang biasa untuk stok bahan makanan. Wanita itu menoleh tatkala melihat Elok berjalan menghampirinya.

“Lihat,” tunjuknya pada kulkas yang sudah hampir kosong isinya. “Tugas kamu kan stok bahan makanan. Kenapa bisa habis?”

Elok meremas lap yang ada di tangannya. “Maaf, Ma.”

Elok mengakui kesalahannya. Karena terlalu memikirkan suaminya yang menikah lagi, tidak ada semangat dalam hidupnya. Terlebih lagi Damar yang mulai tidak pulang. Dalam dua minggu ini, Damar hanya pulang empat kali. Selebihnya hanya Tuhan yang tahu ke mana pria itu pergi.

“Sana belanja ke supermarket. Ini uangnya.”

Rima mengulurkan uang seratus ribuan sebanyak lima lembar kemudian menyuruhnya pergi dengan mengibaskan satu tangannya pada Elok.

“Di depan kan ada ojek. Kamu naik ojek.” Rima berkata lagi dengan pandangan masih menelisik isi kulkas.

“Ya, Ma.” Elok menjawab. Segera dia pergi dari tempat itu.

Di depan rumah mereka memang ada ojek pangkalan yang mangkal. Pagi itu Ojek pangkalan hanya satu dan segera Elok memberi kode pada pria paruh baya yang sedang duduk untuk mendekat.

“Pak, antar saya belanja ke supermarket ya.” Elok berkata.

Supermarket dengan rumah memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya di depan supermarket dan membayar ongkos ojek, Elok segera belanja. Dia tidak suka membuang waktu untuk berlama-lama sebab Rima akan mengamuk kalau tahu dirinya malah sibuk melihat-lihat.

“Elok?”

Sapaan itu membuatnya menoleh. Senyumnya mengembang tatkala tahu siapa yang menyapanya. “Eh, Gilang. Belanja?”

Gilang mengangguk. “Kamu juga?”

“Ya. Disuruh Mama belanja.”

Gilang memutar matanya. “Memangnya pembantu ke mana? dipecat Mama?”

“Enggak,” jawab Elok seraya menggeleng. “Biasanya ini memang tugasku. Hitung-hitung refreshing deh aku. Sumpek di rumah terus.” Lalu dia mencoba tertawa.

“Sudah selesai belanjanya?” Gilang bertanya. Matanya menatap troli belanja Elok yang penuh.

Elok mengangguk. “Sudah.”

“Enggak ada yang ketinggalan?” Gilang bertanya. Tangannya meraih satu kantung plastik buah apel. “Pasti ini buat si Damar.” Dia berbicara lebih pada dirinya sendiri.

“Iya itu buat Mas Damar.” Elok tersenyum ketika melihat Gilang meletakkan kembali apel itu di troli. “Ini sudah cukup. Aku sudah hapal tanpa harus dicatat.”

Alis Gilang naik. Sejurus kemudian pria itu mengangguk sembari tersenyum. “Ayo kita ke kasir. Aku yang bayar.”

Elok menghentikan langkahnya. “Kamu bayar?”

“Ya. Sekalian aku mau ajak kamu makan siang. Belum makan kan?”

Elok ragu. Gilang akan membayar belanjaannya lalu mengajaknya makan. Dia takut Rima akan tahu jika uang yang diberikannya tidak dipakai untuk belanja. Akhirnya dia menemukan ide.

“Aku mau makan siang tetapi ini aku yang bayar.” Elok menunjuk troli belanjanya. “Kalau kamu yang bayar, aku enggak mau ikut makan.” Dia berkata lagi ketika Gilang hendak membuka mulutnya.

“Oke.” Akhirnya Gilang setuju.

Mereka beriringan menuju kasir. Gilang hanya memberi beberapa keperluan kamar mandi dan sabun wajah. Setelah membayar belanjaan masing-masing yang untungnya bagi Elok uangnya cukup, Gilang mengajaknya makan di sebuah warung makan tepat di depan supermarket itu.

“Apa kabarmu?” Gilang bertanya saat mereka menunggu pesanan soto ayam untuk makan siang.

“Baik.” Elok menjawab lalu meneguk sedikit es teh manisnya.

Gilang mengangguk. Mereka sama-sama diam.

“Kamu ke mana saja?” akhirnya Elok bertanya pada Gilang yang hanya diam mengamati.

“Aku enggak ke mana-mana.” Gilang mengangkat bahu.

“Maksud aku, kenapa enggak tinggal di rumah Mama saja?”

Gilang menumpukan kedua tangannya di atas meja. Dia menatap Elok lekat.

“Aku mau bilang sesuatu sama kamu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 7 - Petang yang Terluka

    “Kamu bahagia nikah sama Damar?” Pertanyaan yang keluar dari bibir Gilang membuat Elok mengedipkan matanya. Pertanyaan yang tidak bisa dia jawab dengan dusta. Gilang menyandar punggungnya ke sandaran kursi. Dia masih menatap Elok lekat. Elok yang ditatap hanya menelan ludah. Dia membetulkan kerudungnya dengan gugup. “Enggak perlu dijawab.” Gilang berkata lagi. “Kamu tinggal di mana?” Elok berusaha mengalihkan pembicaraan ketika dia melihat raut wajah Gilang yang tidak suka. Walau bagaimanapun, Gilang adalah sahabatnya dan dia tidak ingin pria itu kesal karena pernikahannya tidak bahagia dengan Damar.“Selama ini?”Elok mengangguk. Dia meminum lagi sedikit es teh manisnya. “Selama satu tahun terakhir ini.”“Los Angeles.” Gilang menjawab singkat.Suasana menjadi tidak enak. Elok dapat merasakan itu. Tidak berapa lama, soto ayam pesanan mereka datang. Elok tersenyum pada penjualnya lalu bergumam terima kasih.“Kalau di sini?” Elok bertanya dengan mata pada soto ayam dan tangan meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 8 - Pengkhiatan dan Persekongkolan

    “Mas, tega banget kamu.” Elok tidak habis pikir. Kemarin dia diminta belanja oleh Rima dan ketika dia pergi, mereka juga pergi untuk melangsungkan akad nikah. Elok tidak bisa membendung lagi air matanya. Air mata itu meluncur bebas dari kedua bola matanya membasahi pipinya yang mengerut karena terkena luka bakar. Damar tertawa. “Aku tega?” dia menunjuk Elok. “Kamu yang tega. Ngapain kamu makan bareng Gilang? Dia itu Kakakku.”Elok membiarkan air matanya mengalir deras hingga napasnya sesak. Dia merasa dikhianati suaminya. Sudah cukup pengumuman pertunangan itu. Kini ditambah secepat kilat suaminya menikah tanpa dia tahu. “Mas Damar yang tega. Kenapa jadi saya yang disalahkan di sini?” Elok tidak mau kalah. Dia benar-benar kecewa. “Harusnya kamu izin dulu sama saya. Suamimu!” suara Damar meninggi dan hampir berteriak. “Kamu kan dipesan Mama cuma belanja. Ngapain malah janjian?! Hah!”“Saya enggak janjian! Kami ketemu enggak sengaja.” Elok memegang dadanya yang sesak. Damar mulai m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

    “Wah, ada apa ini?” Elok bergumam melihat rumah yang tiba-tiba saja banyak ornament khas perayaan. “Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa kalau di rumah mau ada acara.” Elok kembali berbicara sendiri.Seharian Elok pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi wajahnya dan baru pulang menjelang senja. Keadaan rumah yang sepi lalu tiba-tiba ada beberapa pekerja yang memasang berbagai bunga di sudut-sudut ruangan membuat Elok mencari seseorang.“Mbak!” panggil Elok pada asisten rumah tangganya yang melewatinya seraya membawa sapu. Asisten tersebut berhenti. “Mana Mas Damar?”“Oh, Pak Damar pergi, Bu. Saya enggak tau ke mana.” Asisten rumah tangga yang Elok tahu bernama Susi itu menjawab datar. Elok mengangguk mengerti. “Makasih, Mbak,” jawabnya. Elok memerhatikan Susi yang pergi tanpa berbicara sepatahpun padanya. Sesaat, Elok menghela napas melihat tingkah tidak sopan Susi. Elok ingin menegur tetapi dia sadar, dirinya pun bukan siapa-siapa di rumah itu. Itulah yang Damar kat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 2 - Pesta Dimulai

    “Saya mau menikah lagi.” Damar mengulangi ucapannya tadi. Kali ini dengan nada yang lebih kencang dari sebelumnya. “Enggak.” Elok menggeleng. Ruangan itu seketika berubah menjadi dingin baginya. “Saya enggak setuju.” Kembali dia mengulangi ucapannya barusan. Dadanya bergemuruh. Keputusan Damar untuk menikah lagi membuat Elok merasa dirinya sangat kurang. Kurang dalam segala hal. Tangannya terkepal. Ingin rasanya dia memukul sesuatu akan tetapi dia sadar bahwa hal itu tidaklah menyelesaikan masalah.“Kamu enggak setuju?” Rima bertanya. Alisnya terangkat.Elok mengangguk. Ditahan air matanya agar tidak tumpah. Dia merasa sangat dikhianati oleh orang-orang yang dianggap pasti akan melindunginya setelah kepergian Bagus yang merupakan ayahnya. “Kalau begitu, pengobatan Saraswati terpaksa kami hentikan.” Rima kembali berkata. Bibirnya yang poles lipstick merah itu tersenyum. “Bukan begitu, Pa?” Rima menegaskan perkataannya pada Arya.“Pengobatan Saraswati yang sudah setengah jalan terpa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 3 - Pestanya Tidak Akan Selesai

    “Jangan, Bu.”Elok panik. Dia tidak punya uang untuk melanjutkan pengobatan Ibunya. Dia menikah dengan Damar pun tidak memiliki uang sama sekali walau untuk makan serta kebutuhan dirinya telah dicukupi.“Kalau kamu belum siap dimadu, hanya itu jalan keluarnya.” Rima tersenyum miring.Dada Elok bergemuruh. Emosinya bercampur menjadi satu. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun, dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. “Oke,” bisik Elok.“Apa?” Rima mengangkat alisnya. “Bicara yang jelas.”“Saya setuju Mas Damar menikah lagi.” Sakit sekali, dia merasakan tatkala ucapan itu dua kali keluar dari bibirnya. Dia masih belum ikhlas. Walau bagaimanapun, satu tahun bukanlah waktu yang sedikit. Damar telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Walau pria itu selalu bersikap dingin padanya dan selalu marah, dia adalah suaminya. Orang yang harus dihormatinya. “Bagus.” Rima mengangguk senang. Senyumnya terbit seperti matahari pagi.Wanita paruh baya itu kembali menarik tangan Elok

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 4 - Tamu Lain Datang Ke Pesta

    “Mas? Tunangan?”Elok menatap Damar. Cengkeraman di lengan Elok sudah dilepaskan Damar. Pria itu tersenyum saraya melihat para tamu undangan yang bertepuk tangan. “Mohon maaf, istri saya sampai lupa menyampaikan pertunangan saya. Dia terlalu senang.” Damar berkata lagi. Tidak memedulikan ekspresi terkejut Elok. ‘Senang katanya?’ pikir Elok. ‘Apakah aku terlihat seperti senang?’Hal mengejutkan itu membuat Elok diam di tempatnya berdiri. Dia baru bergerak setelah Rima menariknya turun.“Saya perkenalkan calon istri kedua saja.” Tangan Damar terentang ke samping. “Anjani Lavanya Prasetya.”Tepuk tangan terdengar memenuhi ruang tamu yang berukuran sangat besar itu. Mata Elok menyapu sekitar. Wajah mereka sulit dibaca bagi Elok. Kemudian dia melihat seorang wanita tinggi semampai menggunakan gaun berwarna putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Menurut Elok, wanita itu sangat cantik dengan rambut yang panjang bergelombang mencapai punggung. Elok mengusap rambutnya yang pendek sebatas

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 5 - Tamu Lama Di Pesta

    “Kurang ajar!” Gilang berteriak lalu memukul Damar hingga tersungkur. Anjani memekik melihat Damar sedangkan Elok segera berdiri dari duduknya. Dia gamang ingin menghampiri Damar atau tidak. “Bisa-bisanya kamu nikah lagi!” Gilang kembali memukul Damar. Keributan itu membuat semua tamu undangan berdatangan. Gilang yang melihat banyaknya orang tersebut berdiri nyalang. “Bubar! Pestanya sudah selesai!” dia menghardik. “Bubar semuanya!” kembali dia berteriak marah.Seluruh tamu undangan satu per satu pergi dari tempat itu dengan menyisakan tanda tanya besar mengenai siapa pria yang datang tiba-tiba mengamuk bagai sapi gila. “Gilang!” suara Arya berteriak nyaring. “Kurang ajar kamu!” Pria paruh baya itu berjalan cepat. Matanya melotot menatap marah Gilang yang berdiri dengan tangan terkepal. Elok menyaksikan itu dengan gemetar. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat perkelahian. “Anak kurang ajar!” Arya berteriak pada Gilang. “Pulang juga kamu sekarang!”“Aku pulang karena tah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28

Bab terbaru

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 8 - Pengkhiatan dan Persekongkolan

    “Mas, tega banget kamu.” Elok tidak habis pikir. Kemarin dia diminta belanja oleh Rima dan ketika dia pergi, mereka juga pergi untuk melangsungkan akad nikah. Elok tidak bisa membendung lagi air matanya. Air mata itu meluncur bebas dari kedua bola matanya membasahi pipinya yang mengerut karena terkena luka bakar. Damar tertawa. “Aku tega?” dia menunjuk Elok. “Kamu yang tega. Ngapain kamu makan bareng Gilang? Dia itu Kakakku.”Elok membiarkan air matanya mengalir deras hingga napasnya sesak. Dia merasa dikhianati suaminya. Sudah cukup pengumuman pertunangan itu. Kini ditambah secepat kilat suaminya menikah tanpa dia tahu. “Mas Damar yang tega. Kenapa jadi saya yang disalahkan di sini?” Elok tidak mau kalah. Dia benar-benar kecewa. “Harusnya kamu izin dulu sama saya. Suamimu!” suara Damar meninggi dan hampir berteriak. “Kamu kan dipesan Mama cuma belanja. Ngapain malah janjian?! Hah!”“Saya enggak janjian! Kami ketemu enggak sengaja.” Elok memegang dadanya yang sesak. Damar mulai m

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 7 - Petang yang Terluka

    “Kamu bahagia nikah sama Damar?” Pertanyaan yang keluar dari bibir Gilang membuat Elok mengedipkan matanya. Pertanyaan yang tidak bisa dia jawab dengan dusta. Gilang menyandar punggungnya ke sandaran kursi. Dia masih menatap Elok lekat. Elok yang ditatap hanya menelan ludah. Dia membetulkan kerudungnya dengan gugup. “Enggak perlu dijawab.” Gilang berkata lagi. “Kamu tinggal di mana?” Elok berusaha mengalihkan pembicaraan ketika dia melihat raut wajah Gilang yang tidak suka. Walau bagaimanapun, Gilang adalah sahabatnya dan dia tidak ingin pria itu kesal karena pernikahannya tidak bahagia dengan Damar.“Selama ini?”Elok mengangguk. Dia meminum lagi sedikit es teh manisnya. “Selama satu tahun terakhir ini.”“Los Angeles.” Gilang menjawab singkat.Suasana menjadi tidak enak. Elok dapat merasakan itu. Tidak berapa lama, soto ayam pesanan mereka datang. Elok tersenyum pada penjualnya lalu bergumam terima kasih.“Kalau di sini?” Elok bertanya dengan mata pada soto ayam dan tangan meng

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 6 - Menghilang dan Ditinggalkan

    “Ke mana dia, ya?”Elok menghela napas pelan. Setelah pembicaraan yang canggung dua minggu lalu dengan Gilang, pria itu tiba-tiba berpamitan padanya pagi itu juga. Alasannya karena dia sudah tidak bisa tinggal bersama orangtuanya lagi.“Aku cuma ambil barangku lalu pergi.” Gilang berkata seperti itu pada Elok yang memilih untuk tidak menanggapi.Di kaki Gilang terdapat koper berukuran sedang berwarna abu-abu terang. Pria itu pun menoleh pada kopernya saat Elok sedang memerhatikan.“Cuma beberapa baju dan buku-bukuku.” Gilang berkata lagi lalu tidak lama berdiri dari duduknya. “Sampai jumpa lagi,” tambahnya lalu berjalan melewati Elok yang masih diam. Elok terkejut melihat Gilang yang baru dilihatnya sebentar malah sudah pergi lagi. Tetapi dia tidak ingin mencegah pria itu pergi. Dia tidak ingin menambah beban Gilang yang pastilah sedang patah hati ditinggal menikah oleh kekasihnya, kemudian terlibat konflik dengan keluarganya sendiri.Elok menghela napas memikirkan kejadian dua mingg

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 5 - Tamu Lama Di Pesta

    “Kurang ajar!” Gilang berteriak lalu memukul Damar hingga tersungkur. Anjani memekik melihat Damar sedangkan Elok segera berdiri dari duduknya. Dia gamang ingin menghampiri Damar atau tidak. “Bisa-bisanya kamu nikah lagi!” Gilang kembali memukul Damar. Keributan itu membuat semua tamu undangan berdatangan. Gilang yang melihat banyaknya orang tersebut berdiri nyalang. “Bubar! Pestanya sudah selesai!” dia menghardik. “Bubar semuanya!” kembali dia berteriak marah.Seluruh tamu undangan satu per satu pergi dari tempat itu dengan menyisakan tanda tanya besar mengenai siapa pria yang datang tiba-tiba mengamuk bagai sapi gila. “Gilang!” suara Arya berteriak nyaring. “Kurang ajar kamu!” Pria paruh baya itu berjalan cepat. Matanya melotot menatap marah Gilang yang berdiri dengan tangan terkepal. Elok menyaksikan itu dengan gemetar. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat perkelahian. “Anak kurang ajar!” Arya berteriak pada Gilang. “Pulang juga kamu sekarang!”“Aku pulang karena tah

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 4 - Tamu Lain Datang Ke Pesta

    “Mas? Tunangan?”Elok menatap Damar. Cengkeraman di lengan Elok sudah dilepaskan Damar. Pria itu tersenyum saraya melihat para tamu undangan yang bertepuk tangan. “Mohon maaf, istri saya sampai lupa menyampaikan pertunangan saya. Dia terlalu senang.” Damar berkata lagi. Tidak memedulikan ekspresi terkejut Elok. ‘Senang katanya?’ pikir Elok. ‘Apakah aku terlihat seperti senang?’Hal mengejutkan itu membuat Elok diam di tempatnya berdiri. Dia baru bergerak setelah Rima menariknya turun.“Saya perkenalkan calon istri kedua saja.” Tangan Damar terentang ke samping. “Anjani Lavanya Prasetya.”Tepuk tangan terdengar memenuhi ruang tamu yang berukuran sangat besar itu. Mata Elok menyapu sekitar. Wajah mereka sulit dibaca bagi Elok. Kemudian dia melihat seorang wanita tinggi semampai menggunakan gaun berwarna putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Menurut Elok, wanita itu sangat cantik dengan rambut yang panjang bergelombang mencapai punggung. Elok mengusap rambutnya yang pendek sebatas

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 3 - Pestanya Tidak Akan Selesai

    “Jangan, Bu.”Elok panik. Dia tidak punya uang untuk melanjutkan pengobatan Ibunya. Dia menikah dengan Damar pun tidak memiliki uang sama sekali walau untuk makan serta kebutuhan dirinya telah dicukupi.“Kalau kamu belum siap dimadu, hanya itu jalan keluarnya.” Rima tersenyum miring.Dada Elok bergemuruh. Emosinya bercampur menjadi satu. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun, dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. “Oke,” bisik Elok.“Apa?” Rima mengangkat alisnya. “Bicara yang jelas.”“Saya setuju Mas Damar menikah lagi.” Sakit sekali, dia merasakan tatkala ucapan itu dua kali keluar dari bibirnya. Dia masih belum ikhlas. Walau bagaimanapun, satu tahun bukanlah waktu yang sedikit. Damar telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Walau pria itu selalu bersikap dingin padanya dan selalu marah, dia adalah suaminya. Orang yang harus dihormatinya. “Bagus.” Rima mengangguk senang. Senyumnya terbit seperti matahari pagi.Wanita paruh baya itu kembali menarik tangan Elok

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 2 - Pesta Dimulai

    “Saya mau menikah lagi.” Damar mengulangi ucapannya tadi. Kali ini dengan nada yang lebih kencang dari sebelumnya. “Enggak.” Elok menggeleng. Ruangan itu seketika berubah menjadi dingin baginya. “Saya enggak setuju.” Kembali dia mengulangi ucapannya barusan. Dadanya bergemuruh. Keputusan Damar untuk menikah lagi membuat Elok merasa dirinya sangat kurang. Kurang dalam segala hal. Tangannya terkepal. Ingin rasanya dia memukul sesuatu akan tetapi dia sadar bahwa hal itu tidaklah menyelesaikan masalah.“Kamu enggak setuju?” Rima bertanya. Alisnya terangkat.Elok mengangguk. Ditahan air matanya agar tidak tumpah. Dia merasa sangat dikhianati oleh orang-orang yang dianggap pasti akan melindunginya setelah kepergian Bagus yang merupakan ayahnya. “Kalau begitu, pengobatan Saraswati terpaksa kami hentikan.” Rima kembali berkata. Bibirnya yang poles lipstick merah itu tersenyum. “Bukan begitu, Pa?” Rima menegaskan perkataannya pada Arya.“Pengobatan Saraswati yang sudah setengah jalan terpa

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

    “Wah, ada apa ini?” Elok bergumam melihat rumah yang tiba-tiba saja banyak ornament khas perayaan. “Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa kalau di rumah mau ada acara.” Elok kembali berbicara sendiri.Seharian Elok pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi wajahnya dan baru pulang menjelang senja. Keadaan rumah yang sepi lalu tiba-tiba ada beberapa pekerja yang memasang berbagai bunga di sudut-sudut ruangan membuat Elok mencari seseorang.“Mbak!” panggil Elok pada asisten rumah tangganya yang melewatinya seraya membawa sapu. Asisten tersebut berhenti. “Mana Mas Damar?”“Oh, Pak Damar pergi, Bu. Saya enggak tau ke mana.” Asisten rumah tangga yang Elok tahu bernama Susi itu menjawab datar. Elok mengangguk mengerti. “Makasih, Mbak,” jawabnya. Elok memerhatikan Susi yang pergi tanpa berbicara sepatahpun padanya. Sesaat, Elok menghela napas melihat tingkah tidak sopan Susi. Elok ingin menegur tetapi dia sadar, dirinya pun bukan siapa-siapa di rumah itu. Itulah yang Damar kat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status