Share

Bab 5 - Tamu Lama Di Pesta

Author: Night Shade
last update Last Updated: 2025-04-28 11:20:52

“Kurang ajar!”

Gilang berteriak lalu memukul Damar hingga tersungkur. Anjani memekik melihat Damar sedangkan Elok segera berdiri dari duduknya. Dia gamang ingin menghampiri Damar atau tidak.

“Bisa-bisanya kamu nikah lagi!” Gilang kembali memukul Damar. Keributan itu membuat semua tamu undangan berdatangan.

Gilang yang melihat banyaknya orang tersebut berdiri nyalang. “Bubar! Pestanya sudah selesai!” dia menghardik. “Bubar semuanya!” kembali dia berteriak marah.

Seluruh tamu undangan satu per satu pergi dari tempat itu dengan menyisakan tanda tanya besar mengenai siapa pria yang datang tiba-tiba mengamuk bagai sapi gila.

“Gilang!” suara Arya berteriak nyaring. “Kurang ajar kamu!”

Pria paruh baya itu berjalan cepat. Matanya melotot menatap marah Gilang yang berdiri dengan tangan terkepal. Elok menyaksikan itu dengan gemetar. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat perkelahian.

“Anak kurang ajar!” Arya berteriak pada Gilang. “Pulang juga kamu sekarang!”

“Aku pulang karena tahu Damar mau menikah lagi!” Gilang membalas sengit.

“Elok setuju!” Arya menunjuk Elok yang berdiri terpaku.

Gilang menoleh. Matanya bersitatap dengan Elok.

“Dia setuju, Gilang.” Rima ikut menimpali. “Lagi pula, ke mana saja kamu selama ini?”

Elok dan Gilang masih bersitatap. Elok tahu bahwa Gilang menunggu jawaban darinya. Elok teringat ancaman itu.

“Ya, saya setuju.” Elok mengangguk pelan walau hatinya tersayat-sayat mengatakan hal itu.

Diremas kedua tangannya bersamaan. Pandangan Gilang yang jatuh pada tangan Elok membuat wanita itu menyembunyikannya.

“Saya permisi.” Elok melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu. Dia tidak ingin melihat perkelahain keluarga tersebut.

“Elok,” panggil Gilang.

Elok menoleh lalu mengangguk pelan. “Ma, Pa, Mas Damar, Anjani, dan Mas Gilang. Saya izin masuk. Saya lelah,” ucapnya.

Langkah kakinya berjalan masuk ke rumah utama dengan air mata kembali berderai. Entah sudah berapa banyak air mata yang dia tumpahkan hari itu.

Lalu dia mendengar suara ribut-ribut di rumah kecil itu. Sebagian besar mertuanya yang memaki Gilang yang dengan tidak sopannya membubarkan begitu saja pesta malam itu.

Di dalam kamar, Elok tidak bisa tidur. Dia hanya berguling-guling saja. Damar tidak ke kamar. Elok sudah tahu Damar ke mana. Pastilah bersama Anjani. Pergi entah ke mana.

“Jam empat pagi.” Elok duduk di tepi tempat tidur. “Aku enggak bisa tidur.”

Elok menurunkan kakinya lalu keluar dari kamar. Dituruninya anak tangga kemudian menuju dapur. Langkah kakinya terhenti ketika melihat Gilang duduk di kursi makan.

Elok ingin kembali ke kamar. Namun, terhenti sebab Gilang sudah melihatnya. Elok mengangguk pelan pada Gilang.

“Sudah bangun?” Gilang menyapa.

Elok berdiri canggung. “Enggak bisa tidur.”

Alis Gilang naik. “Dari semalam?”

Elok hanya mengangguk.

“Aku buat susu. Mau? Belum kuminum.” Gilang mendorong pelan gelas berisi susu coklat di meja.

Elok menggeleng. Dia tidak ingin satu ruangan dengan Gilang. Dia tidak mau Damar murka dengannya. “Terima kasih. Saya ke kamar saja.”

Lalu dia berbalik hendak pergi dari tempat itu.

“Kamu baik-baik saja, kan?”

Pertanyaan itu membuat Elok urung pergi. Pertanyaan itu membuatnya runtuh. Pertanyaan baik-baik saja membuatnya menangis tanpa kendali.

“Maaf kalau buat kamu menangis.” Gilang berkata.

Pria itu sudah berdiri dari duduknya.

Elok menggeleng. Dia tidak berani melihat Gilang. “Saya mau ke kamar dulu.”

“Elok,” panggil Gilang ketika Elok hendak pergi lagi. “Kita bisa mengobrol seperti teman lama.”

Elok terdiam.

“Tinggalkan embel-embel aku ini Kakak Iparmu,” ucap Gilang lagi. “Ingat saja kalau aku ini cuma pembeli di toko yang kamu jaga itu.”

Elok tidak akan lupa dengan yang diucapkan Gilang. Gilang yang sering belanja di tokonya dalam jumlah besar membuat Elok akrab dengan pria itu. Sedekat sahabat bagi Elok. Tetapi setelah dia menikah dengan Damar, Gilang bagaikan hilang ditelan bumi.

“Ke mana saja kamu?” Elok bertanya dengan masih memunggungi Gilang.

“Aku enggak ke mana-mana.” Gilang menjawab pelan.

“Aku butuh teman tapi kamu enggak pernah muncul.” Elok menyusutkan air matanya. Teringat kegamangannya saat peristiwa kebakaran yang melanda toko tempatnya bekerja.

“Aku enggak ke mana-mana.” Gilang kembali berkata. Suaranya kini lebih dekat.

“Enggak ke mana-mana tapi kamu hilang begitu saja.” Elok berkata.

“Maaf,” balas Gilang.

Elok perlahan berbalik. Dia memberanikan diri menatap Gilang. Sahabatnya yang selalu didoakannya setiap saat agar baik-baik saja.

“Kamu ke mana saja?” Elok bertanya.

“Aku jawab jujur.” Gilang membalas. “Tetapi kita mesti duduk dulu.”

Elok menurut. Dia duduk di kursi bersebelahan dengan Gilang. Kemudian pria itu menyodorkan segelas susu coklat pada Elok.

“Aku kabur dari rumah karena mau dijodohkan.”

Alis Elok terangkat. “Kamu mau dijodohkan?”

Gilang mengangguk. “Aku enggak mau. Karena aku menyukai seseorang.”

Senyum Elok mengembang. Dia senang mengetahui Gilang memiliki tambatan hati.

“Tetapi ternyata orang yang aku sukai itu menikah dengan pria lain dan itu buat aku hampir gila.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 6 - Menghilang dan Ditinggalkan

    “Ke mana dia, ya?”Elok menghela napas pelan. Setelah pembicaraan yang canggung dua minggu lalu dengan Gilang, pria itu tiba-tiba berpamitan padanya pagi itu juga. Alasannya karena dia sudah tidak bisa tinggal bersama orangtuanya lagi.“Aku cuma ambil barangku lalu pergi.” Gilang berkata seperti itu pada Elok yang memilih untuk tidak menanggapi.Di kaki Gilang terdapat koper berukuran sedang berwarna abu-abu terang. Pria itu pun menoleh pada kopernya saat Elok sedang memerhatikan.“Cuma beberapa baju dan buku-bukuku.” Gilang berkata lagi lalu tidak lama berdiri dari duduknya. “Sampai jumpa lagi,” tambahnya lalu berjalan melewati Elok yang masih diam. Elok terkejut melihat Gilang yang baru dilihatnya sebentar malah sudah pergi lagi. Tetapi dia tidak ingin mencegah pria itu pergi. Dia tidak ingin menambah beban Gilang yang pastilah sedang patah hati ditinggal menikah oleh kekasihnya, kemudian terlibat konflik dengan keluarganya sendiri.Elok menghela napas memikirkan kejadian dua mingg

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 7 - Petang yang Terluka

    “Kamu bahagia nikah sama Damar?” Pertanyaan yang keluar dari bibir Gilang membuat Elok mengedipkan matanya. Pertanyaan yang tidak bisa dia jawab dengan dusta. Gilang menyandar punggungnya ke sandaran kursi. Dia masih menatap Elok lekat. Elok yang ditatap hanya menelan ludah. Dia membetulkan kerudungnya dengan gugup. “Enggak perlu dijawab.” Gilang berkata lagi. “Kamu tinggal di mana?” Elok berusaha mengalihkan pembicaraan ketika dia melihat raut wajah Gilang yang tidak suka. Walau bagaimanapun, Gilang adalah sahabatnya dan dia tidak ingin pria itu kesal karena pernikahannya tidak bahagia dengan Damar.“Selama ini?”Elok mengangguk. Dia meminum lagi sedikit es teh manisnya. “Selama satu tahun terakhir ini.”“Los Angeles.” Gilang menjawab singkat.Suasana menjadi tidak enak. Elok dapat merasakan itu. Tidak berapa lama, soto ayam pesanan mereka datang. Elok tersenyum pada penjualnya lalu bergumam terima kasih.“Kalau di sini?” Elok bertanya dengan mata pada soto ayam dan tangan meng

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 8 - Pengkhiatan dan Persekongkolan

    “Mas, tega banget kamu.” Elok tidak habis pikir. Kemarin dia diminta belanja oleh Rima dan ketika dia pergi, mereka juga pergi untuk melangsungkan akad nikah. Elok tidak bisa membendung lagi air matanya. Air mata itu meluncur bebas dari kedua bola matanya membasahi pipinya yang mengerut karena terkena luka bakar. Damar tertawa. “Aku tega?” dia menunjuk Elok. “Kamu yang tega. Ngapain kamu makan bareng Gilang? Dia itu Kakakku.”Elok membiarkan air matanya mengalir deras hingga napasnya sesak. Dia merasa dikhianati suaminya. Sudah cukup pengumuman pertunangan itu. Kini ditambah secepat kilat suaminya menikah tanpa dia tahu. “Mas Damar yang tega. Kenapa jadi saya yang disalahkan di sini?” Elok tidak mau kalah. Dia benar-benar kecewa. “Harusnya kamu izin dulu sama saya. Suamimu!” suara Damar meninggi dan hampir berteriak. “Kamu kan dipesan Mama cuma belanja. Ngapain malah janjian?! Hah!”“Saya enggak janjian! Kami ketemu enggak sengaja.” Elok memegang dadanya yang sesak. Damar mulai m

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

    “Wah, ada apa ini?” Elok bergumam melihat rumah yang tiba-tiba saja banyak ornament khas perayaan. “Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa kalau di rumah mau ada acara.” Elok kembali berbicara sendiri.Seharian Elok pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi wajahnya dan baru pulang menjelang senja. Keadaan rumah yang sepi lalu tiba-tiba ada beberapa pekerja yang memasang berbagai bunga di sudut-sudut ruangan membuat Elok mencari seseorang.“Mbak!” panggil Elok pada asisten rumah tangganya yang melewatinya seraya membawa sapu. Asisten tersebut berhenti. “Mana Mas Damar?”“Oh, Pak Damar pergi, Bu. Saya enggak tau ke mana.” Asisten rumah tangga yang Elok tahu bernama Susi itu menjawab datar. Elok mengangguk mengerti. “Makasih, Mbak,” jawabnya. Elok memerhatikan Susi yang pergi tanpa berbicara sepatahpun padanya. Sesaat, Elok menghela napas melihat tingkah tidak sopan Susi. Elok ingin menegur tetapi dia sadar, dirinya pun bukan siapa-siapa di rumah itu. Itulah yang Damar kat

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 2 - Pesta Dimulai

    “Saya mau menikah lagi.” Damar mengulangi ucapannya tadi. Kali ini dengan nada yang lebih kencang dari sebelumnya. “Enggak.” Elok menggeleng. Ruangan itu seketika berubah menjadi dingin baginya. “Saya enggak setuju.” Kembali dia mengulangi ucapannya barusan. Dadanya bergemuruh. Keputusan Damar untuk menikah lagi membuat Elok merasa dirinya sangat kurang. Kurang dalam segala hal. Tangannya terkepal. Ingin rasanya dia memukul sesuatu akan tetapi dia sadar bahwa hal itu tidaklah menyelesaikan masalah.“Kamu enggak setuju?” Rima bertanya. Alisnya terangkat.Elok mengangguk. Ditahan air matanya agar tidak tumpah. Dia merasa sangat dikhianati oleh orang-orang yang dianggap pasti akan melindunginya setelah kepergian Bagus yang merupakan ayahnya. “Kalau begitu, pengobatan Saraswati terpaksa kami hentikan.” Rima kembali berkata. Bibirnya yang poles lipstick merah itu tersenyum. “Bukan begitu, Pa?” Rima menegaskan perkataannya pada Arya.“Pengobatan Saraswati yang sudah setengah jalan terpa

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 3 - Pestanya Tidak Akan Selesai

    “Jangan, Bu.”Elok panik. Dia tidak punya uang untuk melanjutkan pengobatan Ibunya. Dia menikah dengan Damar pun tidak memiliki uang sama sekali walau untuk makan serta kebutuhan dirinya telah dicukupi.“Kalau kamu belum siap dimadu, hanya itu jalan keluarnya.” Rima tersenyum miring.Dada Elok bergemuruh. Emosinya bercampur menjadi satu. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun, dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. “Oke,” bisik Elok.“Apa?” Rima mengangkat alisnya. “Bicara yang jelas.”“Saya setuju Mas Damar menikah lagi.” Sakit sekali, dia merasakan tatkala ucapan itu dua kali keluar dari bibirnya. Dia masih belum ikhlas. Walau bagaimanapun, satu tahun bukanlah waktu yang sedikit. Damar telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Walau pria itu selalu bersikap dingin padanya dan selalu marah, dia adalah suaminya. Orang yang harus dihormatinya. “Bagus.” Rima mengangguk senang. Senyumnya terbit seperti matahari pagi.Wanita paruh baya itu kembali menarik tangan Elok

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 4 - Tamu Lain Datang Ke Pesta

    “Mas? Tunangan?”Elok menatap Damar. Cengkeraman di lengan Elok sudah dilepaskan Damar. Pria itu tersenyum saraya melihat para tamu undangan yang bertepuk tangan. “Mohon maaf, istri saya sampai lupa menyampaikan pertunangan saya. Dia terlalu senang.” Damar berkata lagi. Tidak memedulikan ekspresi terkejut Elok. ‘Senang katanya?’ pikir Elok. ‘Apakah aku terlihat seperti senang?’Hal mengejutkan itu membuat Elok diam di tempatnya berdiri. Dia baru bergerak setelah Rima menariknya turun.“Saya perkenalkan calon istri kedua saja.” Tangan Damar terentang ke samping. “Anjani Lavanya Prasetya.”Tepuk tangan terdengar memenuhi ruang tamu yang berukuran sangat besar itu. Mata Elok menyapu sekitar. Wajah mereka sulit dibaca bagi Elok. Kemudian dia melihat seorang wanita tinggi semampai menggunakan gaun berwarna putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Menurut Elok, wanita itu sangat cantik dengan rambut yang panjang bergelombang mencapai punggung. Elok mengusap rambutnya yang pendek sebatas

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 8 - Pengkhiatan dan Persekongkolan

    “Mas, tega banget kamu.” Elok tidak habis pikir. Kemarin dia diminta belanja oleh Rima dan ketika dia pergi, mereka juga pergi untuk melangsungkan akad nikah. Elok tidak bisa membendung lagi air matanya. Air mata itu meluncur bebas dari kedua bola matanya membasahi pipinya yang mengerut karena terkena luka bakar. Damar tertawa. “Aku tega?” dia menunjuk Elok. “Kamu yang tega. Ngapain kamu makan bareng Gilang? Dia itu Kakakku.”Elok membiarkan air matanya mengalir deras hingga napasnya sesak. Dia merasa dikhianati suaminya. Sudah cukup pengumuman pertunangan itu. Kini ditambah secepat kilat suaminya menikah tanpa dia tahu. “Mas Damar yang tega. Kenapa jadi saya yang disalahkan di sini?” Elok tidak mau kalah. Dia benar-benar kecewa. “Harusnya kamu izin dulu sama saya. Suamimu!” suara Damar meninggi dan hampir berteriak. “Kamu kan dipesan Mama cuma belanja. Ngapain malah janjian?! Hah!”“Saya enggak janjian! Kami ketemu enggak sengaja.” Elok memegang dadanya yang sesak. Damar mulai m

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 7 - Petang yang Terluka

    “Kamu bahagia nikah sama Damar?” Pertanyaan yang keluar dari bibir Gilang membuat Elok mengedipkan matanya. Pertanyaan yang tidak bisa dia jawab dengan dusta. Gilang menyandar punggungnya ke sandaran kursi. Dia masih menatap Elok lekat. Elok yang ditatap hanya menelan ludah. Dia membetulkan kerudungnya dengan gugup. “Enggak perlu dijawab.” Gilang berkata lagi. “Kamu tinggal di mana?” Elok berusaha mengalihkan pembicaraan ketika dia melihat raut wajah Gilang yang tidak suka. Walau bagaimanapun, Gilang adalah sahabatnya dan dia tidak ingin pria itu kesal karena pernikahannya tidak bahagia dengan Damar.“Selama ini?”Elok mengangguk. Dia meminum lagi sedikit es teh manisnya. “Selama satu tahun terakhir ini.”“Los Angeles.” Gilang menjawab singkat.Suasana menjadi tidak enak. Elok dapat merasakan itu. Tidak berapa lama, soto ayam pesanan mereka datang. Elok tersenyum pada penjualnya lalu bergumam terima kasih.“Kalau di sini?” Elok bertanya dengan mata pada soto ayam dan tangan meng

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 6 - Menghilang dan Ditinggalkan

    “Ke mana dia, ya?”Elok menghela napas pelan. Setelah pembicaraan yang canggung dua minggu lalu dengan Gilang, pria itu tiba-tiba berpamitan padanya pagi itu juga. Alasannya karena dia sudah tidak bisa tinggal bersama orangtuanya lagi.“Aku cuma ambil barangku lalu pergi.” Gilang berkata seperti itu pada Elok yang memilih untuk tidak menanggapi.Di kaki Gilang terdapat koper berukuran sedang berwarna abu-abu terang. Pria itu pun menoleh pada kopernya saat Elok sedang memerhatikan.“Cuma beberapa baju dan buku-bukuku.” Gilang berkata lagi lalu tidak lama berdiri dari duduknya. “Sampai jumpa lagi,” tambahnya lalu berjalan melewati Elok yang masih diam. Elok terkejut melihat Gilang yang baru dilihatnya sebentar malah sudah pergi lagi. Tetapi dia tidak ingin mencegah pria itu pergi. Dia tidak ingin menambah beban Gilang yang pastilah sedang patah hati ditinggal menikah oleh kekasihnya, kemudian terlibat konflik dengan keluarganya sendiri.Elok menghela napas memikirkan kejadian dua mingg

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 5 - Tamu Lama Di Pesta

    “Kurang ajar!” Gilang berteriak lalu memukul Damar hingga tersungkur. Anjani memekik melihat Damar sedangkan Elok segera berdiri dari duduknya. Dia gamang ingin menghampiri Damar atau tidak. “Bisa-bisanya kamu nikah lagi!” Gilang kembali memukul Damar. Keributan itu membuat semua tamu undangan berdatangan. Gilang yang melihat banyaknya orang tersebut berdiri nyalang. “Bubar! Pestanya sudah selesai!” dia menghardik. “Bubar semuanya!” kembali dia berteriak marah.Seluruh tamu undangan satu per satu pergi dari tempat itu dengan menyisakan tanda tanya besar mengenai siapa pria yang datang tiba-tiba mengamuk bagai sapi gila. “Gilang!” suara Arya berteriak nyaring. “Kurang ajar kamu!” Pria paruh baya itu berjalan cepat. Matanya melotot menatap marah Gilang yang berdiri dengan tangan terkepal. Elok menyaksikan itu dengan gemetar. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat perkelahian. “Anak kurang ajar!” Arya berteriak pada Gilang. “Pulang juga kamu sekarang!”“Aku pulang karena tah

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 4 - Tamu Lain Datang Ke Pesta

    “Mas? Tunangan?”Elok menatap Damar. Cengkeraman di lengan Elok sudah dilepaskan Damar. Pria itu tersenyum saraya melihat para tamu undangan yang bertepuk tangan. “Mohon maaf, istri saya sampai lupa menyampaikan pertunangan saya. Dia terlalu senang.” Damar berkata lagi. Tidak memedulikan ekspresi terkejut Elok. ‘Senang katanya?’ pikir Elok. ‘Apakah aku terlihat seperti senang?’Hal mengejutkan itu membuat Elok diam di tempatnya berdiri. Dia baru bergerak setelah Rima menariknya turun.“Saya perkenalkan calon istri kedua saja.” Tangan Damar terentang ke samping. “Anjani Lavanya Prasetya.”Tepuk tangan terdengar memenuhi ruang tamu yang berukuran sangat besar itu. Mata Elok menyapu sekitar. Wajah mereka sulit dibaca bagi Elok. Kemudian dia melihat seorang wanita tinggi semampai menggunakan gaun berwarna putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Menurut Elok, wanita itu sangat cantik dengan rambut yang panjang bergelombang mencapai punggung. Elok mengusap rambutnya yang pendek sebatas

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 3 - Pestanya Tidak Akan Selesai

    “Jangan, Bu.”Elok panik. Dia tidak punya uang untuk melanjutkan pengobatan Ibunya. Dia menikah dengan Damar pun tidak memiliki uang sama sekali walau untuk makan serta kebutuhan dirinya telah dicukupi.“Kalau kamu belum siap dimadu, hanya itu jalan keluarnya.” Rima tersenyum miring.Dada Elok bergemuruh. Emosinya bercampur menjadi satu. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun, dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. “Oke,” bisik Elok.“Apa?” Rima mengangkat alisnya. “Bicara yang jelas.”“Saya setuju Mas Damar menikah lagi.” Sakit sekali, dia merasakan tatkala ucapan itu dua kali keluar dari bibirnya. Dia masih belum ikhlas. Walau bagaimanapun, satu tahun bukanlah waktu yang sedikit. Damar telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Walau pria itu selalu bersikap dingin padanya dan selalu marah, dia adalah suaminya. Orang yang harus dihormatinya. “Bagus.” Rima mengangguk senang. Senyumnya terbit seperti matahari pagi.Wanita paruh baya itu kembali menarik tangan Elok

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 2 - Pesta Dimulai

    “Saya mau menikah lagi.” Damar mengulangi ucapannya tadi. Kali ini dengan nada yang lebih kencang dari sebelumnya. “Enggak.” Elok menggeleng. Ruangan itu seketika berubah menjadi dingin baginya. “Saya enggak setuju.” Kembali dia mengulangi ucapannya barusan. Dadanya bergemuruh. Keputusan Damar untuk menikah lagi membuat Elok merasa dirinya sangat kurang. Kurang dalam segala hal. Tangannya terkepal. Ingin rasanya dia memukul sesuatu akan tetapi dia sadar bahwa hal itu tidaklah menyelesaikan masalah.“Kamu enggak setuju?” Rima bertanya. Alisnya terangkat.Elok mengangguk. Ditahan air matanya agar tidak tumpah. Dia merasa sangat dikhianati oleh orang-orang yang dianggap pasti akan melindunginya setelah kepergian Bagus yang merupakan ayahnya. “Kalau begitu, pengobatan Saraswati terpaksa kami hentikan.” Rima kembali berkata. Bibirnya yang poles lipstick merah itu tersenyum. “Bukan begitu, Pa?” Rima menegaskan perkataannya pada Arya.“Pengobatan Saraswati yang sudah setengah jalan terpa

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

    “Wah, ada apa ini?” Elok bergumam melihat rumah yang tiba-tiba saja banyak ornament khas perayaan. “Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa kalau di rumah mau ada acara.” Elok kembali berbicara sendiri.Seharian Elok pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi wajahnya dan baru pulang menjelang senja. Keadaan rumah yang sepi lalu tiba-tiba ada beberapa pekerja yang memasang berbagai bunga di sudut-sudut ruangan membuat Elok mencari seseorang.“Mbak!” panggil Elok pada asisten rumah tangganya yang melewatinya seraya membawa sapu. Asisten tersebut berhenti. “Mana Mas Damar?”“Oh, Pak Damar pergi, Bu. Saya enggak tau ke mana.” Asisten rumah tangga yang Elok tahu bernama Susi itu menjawab datar. Elok mengangguk mengerti. “Makasih, Mbak,” jawabnya. Elok memerhatikan Susi yang pergi tanpa berbicara sepatahpun padanya. Sesaat, Elok menghela napas melihat tingkah tidak sopan Susi. Elok ingin menegur tetapi dia sadar, dirinya pun bukan siapa-siapa di rumah itu. Itulah yang Damar kat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status