Share

Bab 25

Author: Clarissa
Ketika Tiffany terbangun, hari sudah pagi. Dia mencoba untuk bergerak, tetapi rasa sakit di punggungnya yang membara membuatnya tersadar sepenuhnya seketika. Setelah benar-benar terjaga, Tiffany baru menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit bersama Sean.

Ranjang itu hanya cukup untuk satu orang, sehingga mereka terpaksa tidur berdekatan. Sean memeluknya dengan erat. Tubuh mereka bersentuhan dan Tiffany bisa mendengar detak jantung pria itu di dalam dadanya dengan jelas.

Detak jantung itu seirama dengan detak jantungnya sendiri, sama-sama tenang dan teratur. Tanpa sadar, sudut bibir Tiffany membentuk senyuman. Ini adalah pertama kalinya seseorang memeluknya saat tidur dan juga pertama kalinya dia bisa mendengar detak jantung seseorang dari jarak sedekat ini.

Tiffany mengangkat pandangannya untuk menatap wajah Sean.

Wajahnya tampak begitu tampan dan elegan dari samping. Tulang selangka yang menonjol, alis yang tegas, bulu mata yang panjang, dan bentuk bibir yang se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Isabella
ceroboh di km ini Tifani
goodnovel comment avatar
Nada Parsel Nada
episode nya pendek2
goodnovel comment avatar
Atik Rahmawatika
semangat buat Tiffani dan Sean...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 799

    Genta berkemudi dengan sangat cepat. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di Rumah Sakit Pusat Kota Zimbab. Begitu mobil berhenti, Tiffany langsung menarik tangan Miska dan bergegas masuk.Kamar rawat yang Jayla siapkan untuk Xavier berada di lantai paling atas. Meskipun Jayla cukup menyebalkan, harus diakui bahwa dia yang paling peduli dan menyayangi Xavier di Keluarga Rimbawan.Tentu saja, jika nanti Miska menikah dengan Xavier, orang yang paling peduli pada Xavier akan berganti menjadi Miska.Saat Tiffany menarik Miska ke lantai atas, Jayla sedang berdiri di lorong, berbicara dengan dokter utama yang menangani Xavier. Saat berbicara, Jayla terus-menerus menyeka air matanya.Dari kejauhan, Tiffany sudah bisa melihat mata Jayla yang merah. Amarah yang selama ini menggelegak di dadanya karena Jayla telah mengusir Miska sontak berkurang setengahnya.Bagaimanapun, Jayla jauh lebih baik daripada para anggota Keluarga Rimbawan yang hanya peduli pada uang."Kamu datang ke sini untuk apa?"

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 798

    "Bisakah kamu membantuku?" tanya Miska.Tiffany langsung tertegun karena semua yang dikatakan Miska benar-benar di luar kendalinya. Dia menggigit bibirnya, lalu bertanya, "Jadi, kamu tetap bersikeras ingin menikah dengan Xavier?"Miska menganggukkan kepalanya dengan serius. "Ya. Benar-benar dia yang melamarku dulu, bukan aku yang memaksanya. Aku sudah mempersiapkan diri. Kalau dia nggak sadar selamanya, aku tetap akan menemaninya. Dulu, aku hanya bisa melihatnya dari jauh, sekarang aku akhirnya bisa mendekatinya. Meskipun dia koma, aku juga nggak ingin melewatkan kesempatan ini."Setelah mengatakan itu, Miska bahkan sengaja mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah rekaman yang berisi suaranya dan Xavier."Kak Xavier! Aku senang sekali! Aku ... boleh nggak rekam omonganmu tadi?""Boleh. Aku langsung bilang ya?""Iya ....""Oke.""Miska, hari ini aku, Xavier, melamarmu. Aku harap kamu mau menikah denganku, menemaniku melewati sisa hidupku. Apa kamu bersedia?""Aku bersedia! Aku bersedia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 797

    Setelah terdiam beberapa saat, Miska yang berada di ujung telepon berkata, "Apa ... yang sebenarnya terjadi padaku dan Xavier?""Kalian benar-benar bertunangan?" tanya Tiffany yang mengungkapkan keraguannya selama ini setelah menarik napas dalam-dalam.Meskipun Miska mengaku sebagai tunangan Xavier dan Xavier juga berkata akan membawa tunangannya ke Kota Aven, Tiffany merasa sikap Miska sama sekali tidak seperti seorang tunangan. Seperti saat di bandara sebelumnya, Miska juga tidak berniat untuk membantah saat menghadapi hinaan Jayla. Sekarang Jayla juga langsung mengusir Miska.Suara Miska terdengar lemah. "Aku .... Kami tentu saja ...."Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan tenang, "Miska, kamu harus jujur padaku, aku baru bisa membantumu. Kalau aku tahu kamu berbohong padaku, aku nggak akan membantumu."Setelah terdiam cukup lama, Miska akhirnya menghela napas. "Kak Tiffany, kamu di mana? Aku akan pergi menemuimu."....Di kafe di lantai bawah hotel.Miska duduk di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 796

    Meskipun ikan rebus adalah makanan yang disukai Tiffany, dia tidak mungkin membiarkan Sean hanya menontonnya makan."Nggak apa-apa."Sean mengelus kepala Tiffany dengan lembut, lalu memesan makanan yang sesuai dengan selera Tiffany dan bertanya, "Apa ada hidangan kecil yang nggak pedas di restoranmu?"Pelayan itu tertegun sejenak, lalu segera menganggukkan kepala. "Ada ....""Kalau begitu, berikan aku satu piring nasi dan hidangan kecil yang nggak pedas ini saja."Setelah mengatakan itu, Sean tersenyum dan menyerahkan menu itu ke pelayan. "Tolong cepat, istriku sangat lapar."Pelayan itu sudah tahu Sean tidak bisa makan makanan pedas dari percakapan Tiffany tadi, sehingga dia merasa terharu. "Nyonya ini benar-benar sangat beruntung."Istrinya suka makan makanan pedas, sehingga suaminya rela hanya makan nasi putih dan sayuran asin.Sean tersenyum dan melambaikan tangannya. "Cepat pergi. Kalau nanti istriku berubah pikiran, kalian nggak akan bisa mendapat uangku lagi."Begitu Sean selesa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 795

    Mata Tiffany langsung membelalak dan meletakkan ponselnya dengan penuh semangat, lalu menatap Sean dan bertanya, "Benarkah? Apa yang terjadi?"Sean menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam tangan Tiffany dan menceritakan semua yang tadi dikatakan Venus.Tiffany pun mengernyitkan alisnya. "Kenapa kamu tahu orang itu hanya samaran dan bukan ayahmu sendiri?"Sean tersenyum dan berkata dengan tenang, "Karena cara berjalannya. Saat tadi melihat punggungku, Nyonya Venus bilang cara berjalanku tergesa-gesa sama seperti ayahku. Tapi, saat ayahku berusia puluhan tahun, kaki kirinya sebenarnya pernah terluka dan cara jalannya pun jadi pincang. Untuk menutupi kekurangannya, dia selalu berjalan dengan sangat pelan.""Tapi, meskipun jalannya sangat pelan, tetap bisa terlihat pincangnya kalau diperhatikan baik-baik. Jadi, ayahku nggak mungkin berjalan dengan tergesa-gesa."Mendengar penjelasan itu, Tiffany menatap Sean dengan kaget. Ini pertama kalinya dia mendengar Sean menceritakan detail tenta

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 794

    Setelah mengatakan itu, Sean menggelengkan kepala dengan tegas. "Nyonya Venus, aku berani yakin kamu pasti salah orang. Pertama, ayahku bukan orang seperti itu. Kedua, hubungan ayah dan ibuku selalu sangat baik. Ketiga, ayahku sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Kalau kamu nggak punya bukti, sebaiknya jangan mencemari nama orang yang sudah tiada. Akan terkena karmanya."Sean berdiri setelah mengatakan itu, lalu berbalik dan hendak pergi.Venus yang panik pun langsung menarik lengan Sean dan mengeluarkan manset dari sakunya. "Aku ... punya buktinya. Coba lihat ini, barang ini milik Keluarga Tanuwijaya, 'kan?"Sean mengernyitkan alisnya, lalu menoleh. Namun, begitu melihat barang itu, matanya langsung membesar. Ternyata Venus memang tidak berbohong karena manset di tangan Venus memang milik Keluarga Tanuwijaya. Itu adalah manset berukir nama keluarga yang dipasang di jas resmi saat anggota Keluarga Tanuwijaya menghadiri upacara penting atau pertemuan besar.Saat melihat manset itu,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 793

    Tiffany mengernyitkan alis karena merasa suara itu terdengar familier. Dia secara refleks menoleh ke arah suara itu dan melihat Venus yang berdiri tidak jauh dari tempatnya sedang tersenyum dengan sangat ramah. Sama seperti sebelumnya, tatapan Venus tetap langsung tertuju pada Sean."Nggak perlu merepotkan Nyonya Venus," kata Sean dengan sopan sekaligus dingin, lalu berbalik dan menarik Tiffany untuk pergi."Sean!"Melihat Sean hendak pergi, Venus langsung panik. Dia segera menghampiri Sean dan berkata, "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."Sean pun mengernyitkan alis. "Nyonya Venus, kita sepertinya nggak ada hal yang bisa dibicarakan. Tolong jaga sikapmu."Sejak awal, Sean sudah menyadari ada yang aneh dengan cara Venus ini menatapnya. Hanya demi menjaga sopan santun, dia tidak langsung mengungkapkannya. Namun, sekarang Venus sudah mendekatinya secara terang-terangan, dia tentu saja harus menolaknya dengan tegas. Setelah mengatakan itu, dia memeluk Tiffany dan hendak masuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 792

    Setelah mengatakan itu, Sean dan Tiffany pun langsung pergi tanpa menoleh sedikit pun.Sementara itu, Wesley yang duduk di meja makan hanya bisa menggigit bibirnya dengan kuat. Dia menatap ke arah perginya Sean dengan marah dan mengumpat dengan pelan, "Sok sekali. Dia juga hanya hidup bergantung pada bisnis keluarganya saja.""Tutup mulutmu."Venus menatap Wesley dengan tak berdaya saat mengatakan itu, lalu melirik Yerick. "Kalian berdua ini terlalu tergesa-gesa. Coba kalian pikirkan. Hubungan Tiffany dan Xavier begitu dekat, hubungan Sean dan Xavier juga nggak akan buruk. Bukannya pura-pura peduli pada Xavier dulu, kalian malah langsung membahas soal uang. Sekarang semuanya sudah berantakan, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Venus menarik napas dalam-dalam. "Aku akan menyusul mereka."Tanpa menunggu reaksi dari Wesley, Venus langsung berlari keluar setelah mengatakan itu....."Benar-benar menyebalkan," marah Tiffany begitu keluar dari rumah Keluarga Rimbawan sambil mengepalkan kedua tan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 791

    Tiffany duduk di kursi dengan kedua tangan yang menggenggam peralatan makan dengan erat dan berkata dengan suara bergetar, "Jadi ... menurut kalian, kami seharusnya membawa uang untuk kalian kalau datang untuk meminta maaf ya?"Yerick segera menggelengkan kepala. "Jangan bilang seperti itu, kami nggak pernah minta kalian untuk membawa uang pada kami. Tuan Sean hanya perlu bilang akan memberikan kami berapa, kami bisa pergi mengambilnya sendiri."Setelah terdiam sejenak, Tiffany melempar peralatan makannya dengan kuat. "Sekarang aku akhirnya mengerti kenapa Xavier dan Jayla selalu dekat dengan ibuku, tapi hubungan mereka dengan keluarga ini sangat renggang."Tiffany berpikir tidak akan ada orang yang tahan dengan keluarga seperti ini. Oleh karena itu, Xavier sangat jarang pulang dan dibesarkan ibunya sejak kecil sampai dewasa. Xavier bahkan ikut pergi ke Kota Kintan bersamanya karena keluarga ini sama sekali tidak layak untuk dipertahankan.Sebelum datang ke sini, Tiffany memang sempat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status