Share

Bab. 14

Penulis: Ufaira Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 14:50:33

“Tapi apa?”

Evan mengernyitkan alis, menantikan kalimat Nayla yang menggantung.

Nayla menggigit bibirnya pelan, lalu melirik ke arah Marissa. Dia merasa tidak aman membiarkan ibunya tetap tinggal di rumah itu bersama Marissa dan Adelia. Apalagi, ayahnya sama sekali tak peduli pada mereka berdua.

“Kalau kamu belum bisa bilang sekarang, kita bahas nanti saja,” ujar Evan.

Nayla mengangguk pelan. Dia mulai menyadari bahwa selama ini Evan selalu membelanya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan, diikuti seruan sinis dari Adelia yang baru datang.

“Wah … ternyata kalian masih di sini? Kupikir kalian sudah pulang.”

Nayla dan Marissa menoleh ke arah Adelia. Berbeda dengan Marissa yang terlihat begitu senang dengan kedatangan Adelia, Nayla justru menajamkan tatapannya. Dia selalu merasa terancam setiap kali Adelia dan Marissa ada di dekatnya.

Sementara Evan tetap bersikap dingin, tak peduli dengan kehadiran Adelia.

Nayla menatap Adelia dengan penuh tanya. “Papa ke mana? Katan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 28

    “Evan, apa kamu masih marah?” tanya Nayla.Dia yang menyusul Evan ke ruang kerjanya, masih diliputi perasaan bersalah karena merasa jadi beban untuk Evan.Evan menoleh sedikit ke arah Nayla, kemudian dia bersikap acuh tak acuh.Evan bersuara dengan dingin. “Tommy sudah datang?” “Tommy?” gumam Nayla pelan, merasa kecewa karena Evan tidak menanggapi pertanyaannya. “A–aku panggilkan dulu.”Nayla hendak pergi, namun Evan mencegahnya. “Tidak usah! Aku bisa meneleponnya.”Tangan Evan meraba-raba atas meja, mencari letak keberadaan ponselnya. Dan dia langsung menekan tombol panggilan cepat untuk menyambungkan telepon dengan Tommy.“Datang ke ruanganku.” Suara Evan begitu dingin namun tegas.Nayla hanya diam menyimak. Dia tidak ingin sampai salah bicara lagi di depan Evan. Hingga Evan melirik tipis ke arahnya.“Duduklah.” Nada suara Evan kali ini terdengar merendah.Nayla mengangguk. Dengan langkah pelan, dia berjalan ke sofa yang terdapat di ruangan itu.Lalu Evan kembali bersuara dengan n

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 27

    “Ayolah, memangnya begitu cara kamu menyambut sepupu suamiku?” Kane menyunggingkan senyum sinis, menatap Nayla yang jelas-jelas muak melihatnya.Nayla mendengus kesal, lalu menarik napas panjang berusaha menenangkan diri. Dengan terpaksa, dia memaksakan senyum tipis. “Evan masih tidur. Kalau kamu mau menunggu, duduk saja dulu. Aku akan membangunkannya, ya.” Kane terkekeh melihat kepura-puraan Nayla. “Sudah, sudah! Aktingmu payah sekali, Nayla.” Mendengar ejekan itu, Nayla menundukkan wajahnya, perasaan kesal semakin membuncah. “Tunggulah, aku akan membangunkan Evan!” lanjut Nayla ketus sambil berlalu pergi. Dia kembali ke kamarnya, menahan amarah yang bergejolak di dada. “Evan!” panggil Nayla saat memasuki kamar. Namun, tempat tidur Evan sudah kosong. Nayla tahu pasti Evan sedang mandi sekarang. Dia sadar, Evan terlalu mandiri untuk seseorang yang mengalami kebutaan. Namun, Nayla tidak ingin memusingkan itu. Dia berpikir, mungkin Evan sudah belajar dan terbiasa se

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 26

    ‘Astaga! Apa aku salah bicara?’Seketika Nayla merasa khawatir. Dia menangkap raut wajah Evan yang terlihat jelas sedang marah.Nayla langsung menggeser duduknya ke samping Evan, meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut.“Maaf, aku sepertinya salah bicara.”Evan menoleh tajam ke samping, membuat Nayla merasakan tatapan tajam darinya.“Siapa yang mengatakan itu padamu?” Suasana mendadak tegang, ditambah aura Evan yang terasa mendominasi sekaligus membuat nyali Nayla menciut seketika.“Tidak ada, Evan!” jawab Nayla dengan tegas.Evan mengangkat sebelah alisnya. “Kamu yakin?”Nayla mengangguk. “Iya, Evan!”Kali ini, Evan terpaksa mempercayai Nayla. Meskipun dia merasa ragu, mencari tahu sendiri jauh lebih baik dibandingkan harus mendesak Nayla. “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja.” Evan segera menarik Nayla ke pangkuannya. Dia mendongak, menatap wajah Nayla, membuat istrinya itu menelan ludah, matanya terpaku pada ketampanan suaminya. “E–Evan ....” Wajah Nayla memerah, ma

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 25

    ‘Maksunya apa, sih?’ Nayla membatin dengan pipinya yang bersemu merah. Dia menunduk, menghindari Evan yang seolah-olah sedang menatapnya dengan tatapan yang menusuk.Evan terkekeh pelan, suaranya hanya terdengar oleh Nayla. “Kamu tahu maksudku, Sayang." Dia mengusap lembut pipi Nayla, jari-jarinya sedikit usil mengelus telinga Nayla.Vania, yang duduk di sofa berseberangan, memperhatikan interaksi romantis mereka, senyum halus terukir di bibirnya.“Semoga pernikahan kalian selalu bahagia seperti ini, ya,” ucap Vania dengan penuh harap.Nayla tersenyum lega mendengarnya. Dia pikir, kalau Vania sepertinya tidak menyadari ketegangan di antara dirinya dan Evan.Evan kemudian angkat suara. “Lanjutin aja obrolan kalian, aku mau mandi dulu.”Dengan sigap, Nayla berniat untuk mendampingi Evan. “Aku akan membantumu.”Tangan Nayla kembali melingkar erat pada lengan Evan.“Tidak usah. Aku bisa sendiri. Kamu temani saja nenekmu,” tolak Evan.“Tapi ….” Kata-kata Nayla menggantung saat meliha

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 24

    “K–kamu, masih di sini?”Tatapan Nayla membelalak menatap Kane yang ternyata menunggunya di depan pintu kamar mandi.Kane tersenyum sinis, memperhatikan Nayla dari atas sampai bawah. Tatapannya menelisik tajam menatap wajah Nayla, memastikan kalau itu memang Nayla.“Pantas saja aku tadi merasa tidak asing.” Kane menyeringai sambil tersenyum culas, mengejek Nayla. “Kebetulan sekali kita bertemu di sini, Nay … ah, sorry, maksudnya Nyonya Daviandra.”Nayla menerobos melewati Kane, dan berhenti tak jauh darinya. “Maaf, Kane. Aku buru-buru.”Dia hendak pergi, namun dengan cepat tangan Kane menahan lengannya. Nayla tersentak kaget, spontan menepis kasar pegangan tangan Kane di lengannya.“Maaf! Tolong jangan sentuh aku!” Suara Nayla meninggi penuh penegasan.Kane terkejut sejenak, menatap Nayla dengan rasa tak percaya. Kemudian senyumannya semakin sinis, ingin mengusik Nayla lebih jauh lagi.“Wah … wah … sudah jelek, kamu juga so jual mahal, ya?” Kane semakin kurang ajar dengan tatapannya.

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 23

    “Apa kamu marah?”Evan bertanya dengan penuh perhatian. Meskipun ada bicaranya masih terkesan dingin, rasa hangat itu masih ada dan dapat dirasakan oleh Nayla. Nayla menggeleng pelan. “Tidak, Evan. Kamu bisa pergi, biar aku disini bersama nenek.”Evan mengangguk, lalu berpamitan. “Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, ya.”Vania dan Nayla membalas dengan anggukan, sambil tersenyum manis.Selang beberapa saat, Tommy masuk menghampiri mereka, menuntun langkah Evan untuk pergi dari kediaman Vania.Setelah kepergian Evan, Vania langsung mengintrogasi Nayla dengan berbagai pertanyaan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu, sukar sekali untuk ditanyakan langsung di depan Evan.“Nayla, bagaimana kabarmu selama ini, sayang?” tanya Vania.Nayla menjawab apa adanya. “Aku baik-baik saja, Nek. Evan memperlakukanku dengan baik, kok.”Vania menghela napas lega mendengar jawaban Nayla. “Syukurlah. Nenek senang sekali mendengarnya.”Berbalik, kini Nayla yang ingin menginterogasi Vania.“Selain yang tadi, n

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status