Share

RIJ (6)

"Apa!" Dara terjingkat. Reflek bangun dari posisinya.

"Kenapa? Kau istriku kan? Sudah seharusnya mendampingi suami."

"Ta-tapi..."

"Gak ada tapi-tapian. Mulai besok dan seterusnya ikut aku ke kantor," ucapnya tanpa penolakan. Langsung keluar dari kamar Dara.

Apa ini? Gila! Sehari saja di kantor dia sudah muak dengan hinaan, eh ini malah setiap hari.

Argh! Nyesel. Niat mempermalukan, malah sial sendiri.

"Nyebelin! Nyebelin!" Umpatnya. Memukuli ranjang tak bersalahnya.

"Dasar arogan. Pemaksa."

Dara berguling-guling di ranjang miliknya. Lama-lama dia capek sendiri. Dan malah kebablasan tidur.

-----------

Bau harum masakan membuat Dara terbangun. Bersandar di headbordnya. Matanya mengerjap pelan sembari mengumpulkan nyawanya. Sedikit pusing akibat tidur sore.

"Emm, siapa yang masak?" gumamnya. Perutnya keroncongan. Ia baru ingat, dia hanya makan sarapan tadi pagi yang dia beli di restoran. Sekalian bawain bekal untuk Dirga. Alasannya, karena dia tidak bisa masak.

Aroma harum makin menguar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status