Beranda / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 2. Malam Pertama Kelabu

Share

Bab 2. Malam Pertama Kelabu

Penulis: Sekarani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 19:10:22

Kemeriahan pesta pernikahan Sena dan Kanya yang digelar begitu mewah telah berakhir. Akhirnya mereka bisa istirahat selepas habis-habisan mencurahkan segenap energi untuk bersandiwara sepanjang hari.

Mengabaikan perasaan masing-masing, keduanya sepakat bahwa pernikahan bisnis membutuhkan profesionalitas. Oleh karenanya, Sena dan Kanya berusaha terlihat seperti pasangan pengantin baru pada umumnya.

Tak masalah meski kelihatan sama-sama canggung, orang-orang justru memandang gemas. Mereka menganggap sejoli itu cuma masih malu-malu, efek menikah karena dijodohkan.

“Malam pertama yang mengesankan,” ucap Kanya sambil membaringkan tubuhnya di kasur bertabur kelopak bunga mawar.

Malam semakin larut dan suasana kamar pengantin terasa sangat sunyi. Semua lampu sengaja dibiarkan tetap menyala karena tidur sendirian dalam kegelapan tidak akan pernah menjadi pilihan Kanya.

Ironis. Pada malam pertama di hari pernikahannya, Kanya sendirian menempati kamar termewah dari salah satu hotel bintang lima milik Pandega Group, perusahaan besar yang dikelola keluarga suaminya.

Di mana Sena? Entah. Kanya tidak tahu dan tidak mau tahu.

'Setelah ini pun, mari tidur di kamar terpisah.'

Kalimat yang diucapkan Sena sebelum meninggalkan kamar lagi-lagi terlintas begitu saja di benak Kanya.

“Sialan! Pernikahan macam apa ini? Sena sialan! Apanya yang suami bertanggung jawab? Suami sialan!”

Kanya menghela napas lagi. Entah sudah berapa kali dia melakukannya sepanjang hari ini. Belum ada 24 jam menikah, kehidupannya sudah terasa semakin berat dan sangat melelahkan.

Kanya memejamkan mata. Gadis itu berharap bisa segera tidur, tetapi hasilnya nihil setelah beberapa menit berlalu.

Memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong, Kanya pasrah ketika mendapati dirinya tiba-tiba kembali merasa hampa.

Dengan tubuh yang meringkuk di ranjang, Kanya akhirnya gagal membendung air mata. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya seraya memeluk dirinya sendiri.

“Kalau sama Mas Arga, pasti nggak begini jadinya ….”

***

Tiga tahun berlalu, Kanya dan Sena semakin jago bersandiwara di depan semua orang. Pasangan ini tidak pernah gagal membuat iri banyak orang dengan kemesraan yang seolah tak ada habisnya.

Sena dikenal sebagai pria yang amat meratukan istri tercinta. Aksi romantis hari ini adalah salah satu buktinya.

Pada momen peluncuran buku terbaru karya sang istri, Sena memang datang terlambat. Biarpun demikian, kehadirannya di penghujung acara sukses mencuri atensi semua hadirin.

Bagaimana tidak? Sena berjalan memasuki area acara dengan membawa buket bunga yang ukurannya terbilang jumbo, setidaknya cukup besar untuk menutup separuh tubuh Sena saat berjalan menghampiri Kanya.

Meski sibuk dengan sesi fansign, Kanya sebenarnya menyadari keriuhan yang ada. Namun, dia memilih tetap fokus pada orang-orang yang berbaris antre untuk mendapatkan tanda tangannya pada buku yang mereka beli.

Siapa sangka Sena ikut mengantre, menjadi orang terakhir yang mestinya meminta tanda tangan sang penulis. Hanya saja, alih-alih menyodorkan buku, Sena menyerahkan buket bunga mawar putih yang jumlahnya tak kurang dari 100 tangkai.

“Mas Sena ngapain, sih? Iseng banget,” ucap Kanya sambil menutupi wajahnya yang tampak memerah dengan buket bunga pemberian Sena.

Sena tersenyum melihat Kanya tersipu malu, lalu tanpa sadar mengelus kepala Kanya untuk menyalurkan rasa gemasnya. Seakan belum puas membikin banyak orang jejeritan heboh, Sena membungkukkan badannya agar bisa membisikkan sesuatu di telinga Kanya.

“Maaf, saya belum beli bukunya. Boleh minta tanda tangan di tempat lain?” kata Sena sembari perlahan menuntun istrinya menurunkan buket bunga yang masih dijadikan tameng oleh Kanya.

Sambil memegang pipi kirinya dengan jari telunjuk, Sena berkata. “Di sini, boleh?"

Kanya mulanya pura-pura tidak paham dengan maksud Sena. Namun, begitu Sena mengulang permintaannya dengan gerakan serupa, Kanya buru-buru mengecup sang suami.

Sontak saja kehebohan yang ada semakin menjadi. Banyak orang histeris sendiri, tak sedikit pula yang merasa beruntung karena bisa mengabadikan momen tersebut dengan kamera mereka untuk segera diunggah di media sosial.

Kanya dan Sena memang couple goals yang terkenal seantero negeri. Bermula dari viralnya acara pernikahan mewah yang menghadirkan kepala negara sebagai saksi, orang-orang dibuat jatuh hati dengan kisah cinta Kanya dan Sena yang disebut-sebut seindah romansa fiksi.

Sena sang cucu konglomerat dijodohkan dengan Kanya yang juga berasal dari keluarga terpandang di Yogyakarta. Perjodohan bisnis yang berakhir bahagia karena Sena dan Kanya pada akhirnya benar-benar saling jatuh cinta.

Pasangan ini selalu tampak romantis dan harmonis dalam setiap kesempatan. Ironisnya, siapa sangka semua kemesraan itu hanyalah pura-pura.

Saat tak ada siapa pun yang melihat, pasutri ini bersikap dingin satu sama lain. Mereka hanya bicara seperlunya, bahkan tidak pernah tidur sekamar sejak awal menikah.

“Bawa bunga aja udah cukup. Kenapa ditambah minta cium?” tanya Kanya begitu keduanya duduk di dalam mobil.

“Biar lebih romantis,” jawab Sena sambil mengenakan sabuk pengaman tanpa sedikit pun tertarik memandang istrinya.

Seusai acara peluncuran buku, Kanya pamit pulang bersama Sena. Tentu saja keduanya terlihat sangat romantis saat berpamitan. Mereka jalan sambil bergandengan tangan dengan senyuman yang terus mengembang.

Namun, begitu pintu mobil ditutup, senyuman Kanya maupun Sena seketika hilang entah ke mana. Keduanya bahkan hampir bersamaan menghela napas berat, sama-sama lega karena akhirnya bisa berhenti pura-pura mesra.

“Bedah buku minggu depan di Jakarta, mau minta apa?” tanya Sena sembari fokus menyetir.

Kanya tersenyum mendengar Sena mengucapkan tiga kata favoritnya. Mau minta apa? Persetan dengan cinta. Asalkan bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan, termasuk merealisasikan imajinasi yang kerap muncul begitu saja di kepalanya, Kanya bisa bertahan dalam pernikahan aneh ini.

“Aku bisa minta apa pun, kan?” Kanya balik bertanya, senyumnya melebar karena membayangkan sebuah skenario dramatis.

“Iya, apa pun, kecuali …”

“Iya, aku paham,” potong Kanya. “Soal itu, nggak perlu diulang setiap kali Mas berniat meladeni aku yang banyak maunya ini.”

Kanya akan selalu ingat satu hal yang tak boleh dia minta dari suaminya. Dia tidak pernah lupa kata-kata sialan yang diucapkan Sena pada hari pernikahan mereka.

'Aku bisa memberikan semuanya, kecuali cinta …'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sekarani
Happy reading! ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 99. Hari Sial

    “Ini kopinya, Mas.”Segelas es amerikano segera disajikan Bastian begitu Sena tiba. Dia juga menyiapkan beberapa potong lapis legit untuk dinikmati bersama minuman yang biasa dipesan Sena setiap kali berkunjung ke Kanya Coffee & Bakery tersebut.“Makasih, Bas,” kata Sena tanpa mengalihkan perhatian dari ponselnya.“Sama-sama, Mas.”Bukannya pergi, Bastian malah duduk di kursi yang berhadapan dengan suami bosnya. Sikapnya jelas menunjukkan bahwa dia ingin atensi Sena beralih padanya.“Kanya baik-baik aja, Bas.”Ucapan kalem Sena membikin Bastian terkesiap. “Saya belum ngomong apa-apa, Mas Sena,” tuturnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.Sena tersenyum seraya meletakkan ponselnya di meja. “Tapi memang mau tanya soal kondisinya istri saya, kan?” Bastian cuma bisa cengar-cengir canggung. Faktanya, memang itulah yang ingin dia tanyakan.“Ini Mbak Kanya di rumah, Mas? Kok, nggak ikut Mas Sena ke sini?” tanya Bastian sambil memerhatikan Sena yang sedang meminum kopinya.“Istri sa

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 98. Rayuan Mantan

    Bersama Jingga, Sena dulunya terbiasa menyetir dengan satu tangan. Jika ada Jingga di sampingnya, dia tak ingin sekedar berkendara. Jingga dulunya juga terbiasa membiarkan tangan Sena yang tak menyentuh kemudi menjalar ke pangkuannya. Jingga tak keberatan dengan kebiasaan Sena yang gemar menggenggam jemarinya. Begitu pula kala pria itu menyentuh pahanya, memberikan sentuhan ringan yang bukannya tak mungkin berubah menjadi lebih sensual.Saat mesti berhenti karena lampu merah, terkadang Sena akan mencuri kesempatan untuk mengecup sudut bibir Jingga. Andai detik yang tersisa masih cukup banyak, ciuman yang sedikit lebih intens juga bisa saja terjadi.Jingga pun tak jauh beda. Dia menemukan kesenangan tersendiri dengan sesekali menggoda Sena lewat sentuhan nakal. Cukup untuk membuat hasrat Sena terpanggil dan mempercepat laju mobil agar bisa segera sampai tujuan, lantas menuntaskan gairah yang telah dipantik Jingga.Namun, tentu saja itu hanyalah masa lalu. Sena jelas tidak waras jika s

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 97. Bahaya Godaan Mantan

    “Mereka udah berangkat?”Zidan yang baru saja duduk di samping Mika langsung menjawab pertanyaan Kanya dengan sebuah anggukan.“Beneran dua mobil?” tanya Kanya lagi.“Kenapa? Tiba-tiba nggak rela suamimu semobil berdua sama mantannya?” balas Zidan sambil senyum jahil.Kanya berdecak kesal. Bukan soal rela tidak rela, tetapi jengkel saja dengan ekspresi Zidan yang tampak menyebalkan di matanya.“Bagus, deh, kalau mereka beneran semobil berdua. Kapan lagi coba bisa kasih tes kesetiaan sesulit ini ke suami?”Mika yang sedang makan salad buah langsung angkat jempol. Bangga pada Kanya yang berani mengambil keputusan berisiko.Sebagaimana kemauan Kanya, pagi ini Sena sungguh mengantarkan Jingga ke bandara. Mantan pasangan kekasih itu benar-benar cuma berdua, sementara Chacha semobil dengan Andi. Namun, berbeda dengan bosnya, Andi tidak menyetir sendiri. Ada supir yang sebelumnya juga ikut menjemput Jingga dan Chacha kemarin.“Ngomong-ngomong, kamu kerja jam berapa, Mik? Hampir jam 9, santai

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 96. Patah Hati Termahal

    Tidak mudah meluluhkan hati Sena. Bagi Jingga, butuh bertahun-tahun untuk membuat pria itu membalas perasaannya.Saat pertama kali Jingga mengungkapkan cinta, Sena jelas bilang tidak memiliki perasaan yang sama. Meski begitu, Sena tak pernah mendorong Jingga menjauh. Pria itu membiarkan Jingga terus berusaha mencuri perhatiannya.Hati Sena ibarat rumah yang pintunya terbuka untuk Jingga. Hanya saja, dalam kurun waktu yang tidak sebentar, Jingga hanya diperbolehkan berdiri di depan pintu tersebut. Dia selalu merasa tidak diizinkan masuk, apalagi berkeliling dan melihat-lihat berbagai perabot di dalamnya.Ketika akhirnya Sena mempersilakan Jingga masuk, pria itu sungguh merupakan tuan rumah yang baik. Kapan pun Jingga datang, Sena siap menyambut. Setiap kali Jingga butuh tempat pulang, dia cuma perlu meminta pelukan sang kekasih.‘Kamu adalah kamu, orang spesial yang waktu itu aku sayangi dan cintai dengan sepenuh hati ….’Jingga tersenyum simpul, teringat apa yang dikatakan Sena semala

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 95. Tentang Malaikat Penyelamat

    “Kak Jingga!”Baru saja hendak menanggapi tawaran Andi, suara teriakan Chacha mengalihkan perhatian Jingga. “Kak Jingga kenapa pagi-pagi bikin orang khawatir setengah mati, sih?!”Chacha bicara sambil berjalan cepat menghampiri Jingga. Kecemasan yang begitu nyata terlihat di parasnya. Tak butuh waktu lama untuk membuatnya berdiri di depan Jingga, mengisi ruang yang tadinya ditempati Andi.“Cuma mau ke pantai, Cha,” tutur Jingga.“Pantai …?”Chacha cepat-cepat memeluk Jingga. Kejadian menyeramkan dari mimpi buruk gadis itu seketika kembali terbayang, membuat air matanya jatuh begitu saja.“Ngapain ke pantai? Nggak usah, Kak! Jangan ke sana! Jangan pergi sebelum waktunya …!”Chacha sungguh tak ingin Jingga pergi meninggalkannya untuk selamanya seperti apa yang dia lihat dalam mimpi buruknya.“Jangan mati …!”***Sejak bekerja untuk pewaris Pandega Group, Andi memaksa dirinya untuk rajin olahraga. Tak peduli sesibuk apa pun, dia harus berusaha menyempatkan waktu untuk latihan fisik agar

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 94. Kesabaran di Ujung Hasrat

    Sena menyukai cara Kanya membalas setiap pagutan dan lumatan yang membawa mereka tenggelam bersama dalam cumbuan mesra.Sambutan Kanya membikin Sena tersenyum di sela pertarungan bibir dan lidah mereka. Sesekali ia menggigit kecil bibir bawah Kanya, membuat sang istri melenguh dan tanpa sadar menjambak rambut belakangnya.Sena nyaris membikin Kanya lupa diri saat satu tangannya mulai menyusup masuk ke dalam piyama yang dikenakan perempuan tersebut. Jemarinya merayap naik, memberikan sensasi elektrik yang terlalu sulit ditampik.Hanya butuh satu gerakan untuk melepas pengait bra yang dikenakan Kanya. Namun, sebelum Sena sungguh melakukan itu, Kanya berhasil menarik diri dengan sisa-sisa akal sehatnya.“Maaf, Mas, tapi …”Kanya meraup oksigen sebanyak-banyaknya di tengah napas yang terengah-engah. Dia pun melihat Sena melakukan hal serupa sambil terus menatap intens bibirnya.“Mas nggak lupa kalau aku lagi merah, kan …?”Jika diteruskan, Kanya tahu ke mana hasrat mereka akan berlabuh. S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status