Share

Jebakan ART

Diana menghembuskan napas lelah. Ternyata majikan dan pembantunya sama saja. Pemaksa. Baru saja ia hendak mengatakan sesuatu, pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok pria yang sedang memenuhi pikirannya.

Tatapan keduanya saling beradu. Tubuh mereka menegang. Untuk sesaat, waktu serasa berhenti berputar. Diana tak bisa bergerak, terpaku di tempatnya.

"Ehem!" Bik Ijah berdehem untuk menyadarkan keduanya bahwa masih ada orang ketiga di antara mereka.

Spontan Diana menyembunyikan pipinya yang merona sambil mencari bergonya yang tadi ditaroh di sebelahnya. Ketika tangannya sudah menemukan benda yang dicari, gadis itu langsung memakainya tanpa melihat sosok yang masih menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

Jangan tanyakan bagaimana irama jantung pria itu sekarang. Andai tak ada suara detik jarum dinding yang begitu nyaring, sudah pasti ia bisa mendengar bunyi jantungnya sendiri.

Mata elang itu masih enggan berkedip meski pemandangan yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status