Share

Ceraikan Dia

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2023-07-14 21:16:30

"Grand Duke," sebut Kimberly sembari terkekeh.

Tangannya berusaha mendorong pisau supaya menjauh. Ya, sosok pria berjubah hitam yang ternyata adalah Yuksel, justru makin mendekatkan pisau padanya. Hingga Kimberly meringis karena lehernya baru saja digores oleh Yuksel.

"Jika suami mati, maka istri pun harus ikut dikubur sebagai tanda cinta mereka," ujar Yuksel membuatnya membeku sejenak.

"Omong kosong. Itu sebuah penistaan cinta!"

Yuksel menyeringai. "Penistaan cinta."

Kimberly sedikit menghela napas lega ketika Yuksel menjauh dan pisau itu dijatuhkan asal ke lantai. Kimberly menoleh terkejut dan terburu menutup tubuhnya setelah sadar kalau saat ini ia tanpa busana. Namun, lebih terkejut lagi ketika Yuksel melepas jubah, meski begitu masih memakai set pakaian hitam. Yuksel mulai memasuki kolam.

"Grand Duke! Apa yang kau lakukan di tempat mandiku!"

Yuksel menyeringai melihat goresan di lehernya. Kemudian tangan mulai menyentuh kakinya, terburu Kimberly menarik dan menekuk kaki untuk menjauhi Yuksel. Namun, suaminya justru makin mendekat. Bahkan menyudutkan Kimberly di sudut kolam.

"Sial sekali, aku punya istri sepertimu. Suami masih sehat bugar, dikatakan meninggal. Parahnya lagi karena para bandit," sindir Yuksel.

Kimberly segera menarik diri saat Yuksel mengecup punggung tangannya. "Bandit sebanyak itu, siapa yang menduga kalau kau bisa menang."

Yuksel menatapi dada yang ditutup oleh tangannya. "Itu karena kau terlalu meremehkan suamimu sendiri."

Kimberly hendak menjawab. Namun, tiba-tiba saja perasaan sesak dan sakit itu kembali menghinggap. Hingga Kimberly mencengkram pundak Yuksel yang mulai sibuk mengecup lehernya. Kimberly sama sekali tak ada tenaga untuk menolak, apalagi ketika matanya mulai terpejam dan seluruh tubuh melemas.

Tangan Yuksel memeluk punggungnya, supaya Kimberly tidak tenggelam di dalam kolam. Yuksel menggendong Kimberly dan membawa ke atas ranjang. Yuksel menarik selimut untuk menutupi tubuh Kimberly yang polos. Tapi, Yuksel ikut masuk ke dalam selimut setelah menanggalkan pakaian.

"Sayang sekali, aku hanya bisa menyentuhmu saat kau sedang mati sementara."

***

"Grand Duke, kau ini pria hina."

Tangan yang semula menggoyangkan gelas alkohol langsung terhenti. Mata hazel Yuksel menatap dingin pada pengawal pribadi yang memakai jubah hitam. Jubah yang sempat dipinjamkan pada Yuksel.

"Bagaimana bisa kau menyentuhnya setelah dia menyebarkan rumor bahwa kau meninggal?"

"Alden, tutup mulutmu jika masih ingin hidup," ujar Yuksel dingin.

Pengawal bernama Alden menghela napas. "Kau sungguh tidak akan memanggil dokter kerajaan?"

"Dalam hitungan detik, racun itu akan memasuki dan menggerogoti jantungnya. Jadi, untuk apa memanggil dokter kerajaan? Tak ada gunanya."

Mata Aiden pun menatap pada Kimberly yang terbaring di atas ranjang dengan memakai piyama tidur. Pastinya Yuksel yang telah menggantikannya. Mata Yuksel menatap tajam dan tangan meletakkan gelas dengan sedikit kasar. Sampai mata Aiden pun menatap.

"Kau cemburu karena aku menatap orang yang mati?" tanya Aiden.

Yuksel menyeringai. "Karena kau pengawalku, orang paling terpercaya. Biar aku beri tahu kau suatu rahasia."

Mata Aiden menatap lekat pada Yuksel yang mendekati Kimberly dengan membawa pisau. Aiden melotot terkejut karena Grand Duke baru saja menggores tangan Kimberly. Aiden terburu mendekat dan mendorong Yuksel supaya menjauh dari Kimberly dengan pedang.

"Grand Duke, apa kau akan memutilasi tubuh yang sudah jadi mayat?"

Sementara mata Yuksel menatap dingin pada pedang milik Aiden. "Kau mendorongku dengan benda yang kau gunakan untuk melindungiku?"

Aiden mengedikan bahu. "Dengan tanganku? Aku masih sayang dengan nyawaku jika menyentuhmu."

Yuksel memilih mengabaikan. Kemudian menunjuk pada tangan Kimberly. Luka goresan di sana langsung menghilang secara perlahan dan terlihat seperti kulit sehat lagi. Aiden melotot terkejut dan menatap pada Kimberly yang tak lama langsung bergerak dalam tidur, lantas berbalik.

"Dia hidup." Itulah yang membuat Aiden sampai menutup mulut saking tak percayanya.

"Panggil dokter kerajaan," titah Yuksel membuat Aiden makin terkejut.

"Ya Grand Duke?"

Mata Yuksel menatap tajam. "Kau mau memanggil dengan tubuh lengkap atau tanpa kepala?"

"Baik Grand Duke," ujar Aiden sembari terburu keluar dari kamar Kimberly.

Sekitar seper empat jam. Dokter kerajaan yang dipanggil secara diam-diam sudah memeriksa Kimberly yang tertidur. Bukan hanya dokter, tapi di sana pangeran kelima pun duduk di hadapan Yuksel.

"Grand Duke sungguh menyentuh Nona ini?" tanya dokter kerajaan tak percaya.

Hingga Yuksel mengambil pisau dan menyerahkan pada dokter. "Cobalah menyayatnya, selagi dia tidur."

"Grand Duke itu ...."

"Sayat dia," putus pangeran kelima.

Meski nampak ragu. Dokter kerajaan ini menerima pisau dari tangan Yuksel dan mulai menyayat tangan Kimberly, sedikit saja. Namun, tak berapa lama kembali normal seperti kulit sehat. Dokter yang tak percaya ingin mengulangi dan nampak harus memperdalam luka. Namun, Yuksel merampas pisau dari tangan dokter kerajaan.

"Kau berniat memutilasinya yang sedang tidur?" sindir Yuksel.

"Maaf Grand Duke. Tapi, ini tanda-tanda kalau racun itu masuk ke dalam tubuhnya, tapi tidak menyerang. Bahkan menjadi tameng dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak atau terluka," jabar dokter terlihat takjub sendiri.

Pangeran kelima nampak menatap serius pada Kimberly. "Coba periksa apa dia bisa meneruskan ahli waris keluarga ini."

Yuksel menatap sang ayah, namun tak mengatakan apa pun. Ya, tujuan Yuksel menikahi banyak istri adalah untuk melestarikan keturunan dari pangeran kelima yang terancam punah di tangan Yuksel. Pasalnya tubuh Yuksel terdapat racun yang mematikan, siapa pun yang menyentuh maka akan mati detik itu juga.

Dokter nampak terkejut dan langsung bersujud di lantai. Sampai membuat Yuksel dan sang ayah mengerutkan dahi. Ada dua kemungkinan dengan reaksi seperti itu. Hal baik juga buruk.

"Nona memang memiliki kekebalan terhadap racun Grand Duke. Jika ingin maka bisa disentuh tanpa mati, tapi ... karena racun itu, Nona ini menjadi mandul."

Pangeran kelima menatap Yuksel. "Ceraikan dia."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Tamat

    Kabar mengenai perjodohan antara putri tangan kanan Raja dengan Pangeran Noah menyebar dengan cepat di telinga para warga ibukota Kairi. Terdengar juga gosip lainnya. Bahwa banyak yang patah hati atas perjodohan itu. Tentu saja dari pihak yang menyukai Noah juga Prisa. Namun, tak sedikit juga orang yang memberi selamat atas perjodohan itu. Karena merasa memang mereka berdua sangat cocok.Sementara Noah berdiri di hadapan gerbang rumah Prisa dengan kereta kuda terparkir. Nampak menanti sosok Prisa yang keluar kediaman dengan mengenakan dress berwarna peach dengan corak bunga sederhana. Bibir Prisa tersenyum malu saat Noah berjalan mendekat dan menawarkan tangan."Padahal saya bisa jalan sendiri Pangeran," ujar Prisa sangat pelan."Tidak, biarkan aku yang membantumu berjalan hingga menaiki kereta," sahut Noah terdengar ramah.Noah sudah berjanji membawa Prisa mengelilingi ibukota Kairi lewat jalur sungai. Kejernihan warna sungai dengan sekitar dihuni para pedagang sepanjang perjalanan.

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Apakah Boleh Seperti Ini?

    Malam harinya. Kimberly mendudukkan diri di sudut ranjang. Mata membingkai sosok Yuksel yang membawa pekerjaan ke kamar. Rasa kesal membuatnya menampar dokumen dari tangan suaminya.Hingga mata Yuksel melirik. "Sayang.""Apa ini ruang kerjamu?" Nada suaranya terdengar mengeluh.Yuksel yang mengerti langsung menutup dokumen dan meletakkan di meja samping ranjang. Lantas merentangkan tangan dengan tubuh masih menyender pada board ranjang. Kimberly menjadi tersenyum dan mulai menempatkan diri di pelukan suaminya."Ingin membicarakan sesuatu?" tanya Yuksel.Kepala Kimberly pun mengangguk. "Iya, aku ingin bicara.""Soal Noah dan Prisa?" tanya Yuksel lagi mulai mengerti.Lagi, kepalanya mengangguk. "Iya, suamiku."Jemari Yuksel mengusap kepalanya. "Ayo bicara padaku."Kimberly menggerakkan tubuhnya, mencari tempat yang paling nyaman. Yuksel tersenyum atas kelakuan darinya. "Aku benar-benar ingin Prisa dan Noah bisa bersama," ujarnya."Bukankah ayah sudah menyarankan soal perjodohan?" singg

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Menyatukan Kedua Anak

    Setelah beberapa hari berlalu, Kimberly selalu saja mendapat kabar. Kalau ketiga putri sangat akur satu dengan lainnya. Hal yang selalu membuat Kimberly tersenyum senang.Kimberly sendiri dalam perjalanan menuruni anak tangga. Setelah mendengar kalau Emma akan berkunjung. Dengan membawakan buah yang baru saja dipanen."Emma," sebutnya dengan senang begitu melihat istri dari Aiden ini.Emma sendiri sempat ikut tersenyum, namun sedetik kemudian menunjukkan wajah heran. "Tumben hari ini Ratu saya bisa tersenyum lebar begini."Mendengarnya Kimberly langsung tertawa. "Aku merasa sangat senang."Mata Emma membulat terkejut. "Apa Yang Mulia mengandung anak kelima?"Anak kelima, kata yang selalu Yuksel bicarakan padanya. Saking bosannya, Kimberly langsung menghela napas. Emma yang merasa tebakan salah, menjadi lebih penasaran."Memangnya bukan ya?""Bukan itu, tapi akhirnya ada hari di mana ketiga putriku itu akur. Aku merasa sangat bahagia," ujarnya dengan tersenyum lebar.Setelah tahu apa y

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Kelakuan Para Putri

    Beberapa saat kemudian. Yuksel terlihat duduk di ruang kerja, tak lama pintu diketuk dan dibuka oleh pelayan. Terlihat Noah berjalan masuk ditemani oleh Yoshi.Mata Yuksel menatap sang putra yang sudah berusia 14 tahun. Noah memiliki tubuh yang tinggi dan berisi, serta ketampanan dari Yuksel benar-benar menurun pada Noah. Hingga terkenal di kalangan bangsawan dan juga putri para menteri."Kau sudah dengar masalah bencana di kota sebelah?" singgung Yuksel.Noah duduk di kursi sekitar Yuksel. "Sudah, Ayah.""Apa kau memiliki solusi?"Dan Yuksel selalu bertanya pada sang putra. Setiap kali ada masalah yang melibatkan kerajaan. Karena, Yuksel ingin Noah lebih cepat memahami dan ketika mewarisi tahta tidak akan terkejut begitu beratnya tanggung jawab seorang raja."Jumlahnya cukup banyak, jika membantu maka banyak dana yang harus dikeluarkan. Alangkah baiknya menyediakan lahan dan bantuan medis saja. Untuk dana Ayah bisa berikan seperlunya saja."Yuksel langsung tersenyum. "Ayah juga beren

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Tujuh Tahun Berlalu

    Yuksel dan Kimberly terpaksa kembali ke kediaman dengan cepat. Karena malamnya akan menghadiri pernikahan dari Liliana dan Julian. Kemudian mereka menikmati pesta yang diadakan di istana dengan meriah.Meski di dalam pesta itu, ada seorang wanita yang hanya bisa menahan kemarahan di pojok ruangan. Tentunya dia adalah mantan Putri Mahkota yang hanya dijadikan selir. "Dia hanya anak ingusan, tapi berani sekali merebut Raja dari tangan Anda."Wanita itu menoleh ke arah Arabella. "Bukankah kau juga sama? Kau waktu itu kalah dari anak ingusan seperti Ratu Kimberly."Arabella menatap kesal pada selir Raja ini. Namun tak bisa berbuat apa pun, karena selain berada di pesta. Derajat Arabella juga tidak sebanding.Sementara Kimberly yang mulai lelah. Memutuskan duduk di kursi khusus yang disediakan untuknya. Yuksel yang semula berbicara dengan Yoshi dan Liliana, langsung melirik ke arahnya."Aku akan ke istriku," ujar Yuksel.Yoshi menatap sang adik yang sejak tadi sedang diawasi oleh Julian,

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Berciuman Saat Lonceng Berbunyi

    Pagi harinya, mereka semua sarapan bersama. Madam Ane pun mengulas senyum selama mengawasi suasana ruang makan yang dulu begitu sepi. Sekarang sangat ramai, apalagi Alesha yang selalu berteriak pada Isabella."Katanya rumah Kakek Aaron ada di kota ini juga?" Noah memulai kata setelah sarapan selesai.Mendengar hal itu, Aaron menoleh. "Benar, Nak.""Apa aku boleh berkunjung?" tanya Noah.Isabella menjadi bersemangat. "Aku juga! Aku ingin melihat kediaman Kakek!"Mendengar hal itu, Aaron langsung melirik ke arah Kimberly dan Yuksel. Meski sang kakek merasa tidak sedikit masalah. Tapi, ada pihak lain yang kemungkinan tidak akan setuju."Lebih baik tidak usah ya, tidak ada yang bisa dilihat dari kediaman kakek itu," tolak Aaron.Kimberly menatap pada sang ayah. Mungkin Aaron tidak ingin anak-anaknya tahu, kondisi seperti apa dirinya ketika tumbuh sewaktu dulu. Karena masa lalu yang buruk memang sebaiknya tidak diceritakan dan lebih baik dilupakan."Hanya melihat dari depan juga tidak bole

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status