Keluarga terlilit hutang, membuat Kimberly dipaksa menggantikan kakak tirinya menikah. Kabarnya Grand Duke bernama Yuksel itu, alias suami Kimberly merupakan seorang adipati agung berdarah dingin. Setiap malam pertama, semua Grand Duchess akan dimakamkan. Hal serupa yang terjadi pada semua Grand Duchess pun menimpa Kimberly. Setelah dipaksa bercumbu, denyut nadi Kimberly langsung berhenti total. Tapi, saat dikuburkan secara diam-diam, Kimberly justru terbangun dalam kondisi sehat bugar. Entah apa yang membuat tubuh Yuksel menjadi beracun, juga Kimberly yang kebal terhadap racun itu. Tapi yang jelas, berkat kekebalan itu, Yuksel menjadi memanfaatkan Kimberly dalam urusan harem. Apalagi ketika cinta hadir tanpa permisi, membuat Yuksel antusias dalam mengekang Kimberly. Bisakah Kimberly terus bersama sosok Grand Duke yang ketika menyentuh akan membuatnya berujung pada kematian berulang? Terlebih, Kimberly harus berbagi suami dengan para istri dari Yuksel.
View More"Gantikan kakakmu dan menikahlah dengan Grand Duke."
Itulah titah yang ayah Kimberly ucapkan. Keluarga terlilit hutang membuat Kimberly harus menikah dengan Yuksel, seorang adipati agung yang bekerja di kerajaan kota Lefan. Mulanya janji pernikahan itu untuk kakaknya, tapi karena mendengar rumor para istri Yuksel meninggal di malam pertama, membuat kakaknya takut dan kabur. Terpaksa Kimberly menjadi pengganti untuk kakaknya.Kimberly hanyalah anak yang lahir ketika ayahnya mabuk dan tak sengaja menyentuh pelayan. Jadi, dilempar ke tangan Yuksel bukanlah hal yang perlu banyak pertimbangan. Sekali pun ayahnya harus kehilangan satu anak nantinya.Hari tersebut Kimberly resmi menjadi istri dari Yuksel, istri yang entah ke berapa. Pasalnya Yuksel memiliki banyak selir. Namun, puncak dari segala kecemasan adalah malam pertama usai pernikahan. Pintu kamar terbuka lebar, sosok tubuh tegap berjubah biru nampak masuk. Mata hazel milik Yuksel menyapa netra biru milik Kimberly."Kemari Kimberly Barnes," titah Yuksel dengan mata memperhatikan sosok Kimberly yang langsing dan berambut hitam bergelombang.Seiring mendekatnya Kimberly, otaknya memikirkan sesuatu. Apa di balik jubah itu terselip pedang untuk memutus nadi? Atau di genggaman tangan Yuksel tersembunyi racun untuk membunuhnya? Semua pemikiran Kimberly baru saja patah karena kaget, ketika tangan dingin Yuksel meraih lehernya."Nikmatilah sebelum kau tewas," bisik Yuksel di telinga Kimberly.Bibir itu mulai mencium pipi, lantas berpindah pada mulut Kimberly. Jemari Yuksel menekan sedikit dagunya, hingga mulut sepenuhnya terbuka. Tiada keraguan, Yuksel langsung menyelipkan lidah dan menyesap. Rasa ingin menolak begitu menggebu, namun Kimberly memiliki misi penting di malam pertama ini.Tato di dada Yuksel. Itulah tujuan Kimberly harus menerima perlakuan menyimpang dari suaminya. Identitas dari insiden pembunuhan tahun lalu diselidiki, dan Yuksel orang yang dicurigai itu. Tapi! Mata Kimberly terbelalak. Perasaan apa ini? Sebuah rasa sakit yang tak mampu dijabarkan baru saja berkumpul menjadi padu di dalam jantungnya."Aku--tidak bisa bernapas!"Tubuh Kimberly terjatuh ke lantai dengan tangan meremas dadanya. Oksigen seperti kabur mengikuti angin, hingga tak tersisa di dalam paru. Sementara Yuksel menghela napas, kemudian berjongkok hanya untuk melanjutkan ciuman tadi.Sekujur otot Kimberly terasa tegang, serta matanya mulai mengabur. Kimberly telah sepenuhnya terkulai di atas lantai. Yuksel meraih tubuh Kimberly dan berjalan ke arah ranjang. Namun, usai merebahkan Kimberly. Nampaknya Yuksel sudah tak ada minat."Benar-benar telah mati, tidak berguna," gerutu Yuksel.Rembulan bertengger di langit malam bertabur bintang. Kala tersebut menyaksikan pemakaman secara diam-diam di hutan belantara di sisi kota Lefan. Entah ke berapa kalinya, Yuksel mengadakan pemakaman untuk para istri yang telah tumbang di malam pernikahan."Sayang sekali, nyawamu membuat hutang keluargamu itu terlunasi," ujar Yuksel sembari memasukkan Kimberly ke dalam lubang yang dingin.Dengan jemari Yuksel sendiri. Segenggam demi segenggam tanah, mulai menutupi piyama tidur milik Kimberly. Langit yang semula cerah, tiba-tiba telah kehilangan jejak para bintang. Hanya menyisakan gemuruh petir dan cahayanya saja."Hah!"Yuksel bergeming dengan cangkul di tangan. Netra hazel itu melotot begitu mendapati Kimberly bergerak di bawah kilatan cahaya petir. Sosok Kimberly yang dinyatakan meninggal oleh Yuksel sendiri, kali tersebut hidup kembali."Ini kuburan," gumam Kimberly kaget dan mulai bangkit duduk.Hingga mata birunya terangkat, menatap di atas sana. Bayangan seseorang begitu terlihat jelas ketika petir kembali menyambar di kejauhan sana. Dia Yuksel. Dan Kimberly tertegun setelah menyadari situasinya."Aku dikubur hidup-hidup!"Kabar mengenai perjodohan antara putri tangan kanan Raja dengan Pangeran Noah menyebar dengan cepat di telinga para warga ibukota Kairi. Terdengar juga gosip lainnya. Bahwa banyak yang patah hati atas perjodohan itu. Tentu saja dari pihak yang menyukai Noah juga Prisa. Namun, tak sedikit juga orang yang memberi selamat atas perjodohan itu. Karena merasa memang mereka berdua sangat cocok.Sementara Noah berdiri di hadapan gerbang rumah Prisa dengan kereta kuda terparkir. Nampak menanti sosok Prisa yang keluar kediaman dengan mengenakan dress berwarna peach dengan corak bunga sederhana. Bibir Prisa tersenyum malu saat Noah berjalan mendekat dan menawarkan tangan."Padahal saya bisa jalan sendiri Pangeran," ujar Prisa sangat pelan."Tidak, biarkan aku yang membantumu berjalan hingga menaiki kereta," sahut Noah terdengar ramah.Noah sudah berjanji membawa Prisa mengelilingi ibukota Kairi lewat jalur sungai. Kejernihan warna sungai dengan sekitar dihuni para pedagang sepanjang perjalanan.
Malam harinya. Kimberly mendudukkan diri di sudut ranjang. Mata membingkai sosok Yuksel yang membawa pekerjaan ke kamar. Rasa kesal membuatnya menampar dokumen dari tangan suaminya.Hingga mata Yuksel melirik. "Sayang.""Apa ini ruang kerjamu?" Nada suaranya terdengar mengeluh.Yuksel yang mengerti langsung menutup dokumen dan meletakkan di meja samping ranjang. Lantas merentangkan tangan dengan tubuh masih menyender pada board ranjang. Kimberly menjadi tersenyum dan mulai menempatkan diri di pelukan suaminya."Ingin membicarakan sesuatu?" tanya Yuksel.Kepala Kimberly pun mengangguk. "Iya, aku ingin bicara.""Soal Noah dan Prisa?" tanya Yuksel lagi mulai mengerti.Lagi, kepalanya mengangguk. "Iya, suamiku."Jemari Yuksel mengusap kepalanya. "Ayo bicara padaku."Kimberly menggerakkan tubuhnya, mencari tempat yang paling nyaman. Yuksel tersenyum atas kelakuan darinya. "Aku benar-benar ingin Prisa dan Noah bisa bersama," ujarnya."Bukankah ayah sudah menyarankan soal perjodohan?" singg
Setelah beberapa hari berlalu, Kimberly selalu saja mendapat kabar. Kalau ketiga putri sangat akur satu dengan lainnya. Hal yang selalu membuat Kimberly tersenyum senang.Kimberly sendiri dalam perjalanan menuruni anak tangga. Setelah mendengar kalau Emma akan berkunjung. Dengan membawakan buah yang baru saja dipanen."Emma," sebutnya dengan senang begitu melihat istri dari Aiden ini.Emma sendiri sempat ikut tersenyum, namun sedetik kemudian menunjukkan wajah heran. "Tumben hari ini Ratu saya bisa tersenyum lebar begini."Mendengarnya Kimberly langsung tertawa. "Aku merasa sangat senang."Mata Emma membulat terkejut. "Apa Yang Mulia mengandung anak kelima?"Anak kelima, kata yang selalu Yuksel bicarakan padanya. Saking bosannya, Kimberly langsung menghela napas. Emma yang merasa tebakan salah, menjadi lebih penasaran."Memangnya bukan ya?""Bukan itu, tapi akhirnya ada hari di mana ketiga putriku itu akur. Aku merasa sangat bahagia," ujarnya dengan tersenyum lebar.Setelah tahu apa y
Beberapa saat kemudian. Yuksel terlihat duduk di ruang kerja, tak lama pintu diketuk dan dibuka oleh pelayan. Terlihat Noah berjalan masuk ditemani oleh Yoshi.Mata Yuksel menatap sang putra yang sudah berusia 14 tahun. Noah memiliki tubuh yang tinggi dan berisi, serta ketampanan dari Yuksel benar-benar menurun pada Noah. Hingga terkenal di kalangan bangsawan dan juga putri para menteri."Kau sudah dengar masalah bencana di kota sebelah?" singgung Yuksel.Noah duduk di kursi sekitar Yuksel. "Sudah, Ayah.""Apa kau memiliki solusi?"Dan Yuksel selalu bertanya pada sang putra. Setiap kali ada masalah yang melibatkan kerajaan. Karena, Yuksel ingin Noah lebih cepat memahami dan ketika mewarisi tahta tidak akan terkejut begitu beratnya tanggung jawab seorang raja."Jumlahnya cukup banyak, jika membantu maka banyak dana yang harus dikeluarkan. Alangkah baiknya menyediakan lahan dan bantuan medis saja. Untuk dana Ayah bisa berikan seperlunya saja."Yuksel langsung tersenyum. "Ayah juga beren
Yuksel dan Kimberly terpaksa kembali ke kediaman dengan cepat. Karena malamnya akan menghadiri pernikahan dari Liliana dan Julian. Kemudian mereka menikmati pesta yang diadakan di istana dengan meriah.Meski di dalam pesta itu, ada seorang wanita yang hanya bisa menahan kemarahan di pojok ruangan. Tentunya dia adalah mantan Putri Mahkota yang hanya dijadikan selir. "Dia hanya anak ingusan, tapi berani sekali merebut Raja dari tangan Anda."Wanita itu menoleh ke arah Arabella. "Bukankah kau juga sama? Kau waktu itu kalah dari anak ingusan seperti Ratu Kimberly."Arabella menatap kesal pada selir Raja ini. Namun tak bisa berbuat apa pun, karena selain berada di pesta. Derajat Arabella juga tidak sebanding.Sementara Kimberly yang mulai lelah. Memutuskan duduk di kursi khusus yang disediakan untuknya. Yuksel yang semula berbicara dengan Yoshi dan Liliana, langsung melirik ke arahnya."Aku akan ke istriku," ujar Yuksel.Yoshi menatap sang adik yang sejak tadi sedang diawasi oleh Julian,
Pagi harinya, mereka semua sarapan bersama. Madam Ane pun mengulas senyum selama mengawasi suasana ruang makan yang dulu begitu sepi. Sekarang sangat ramai, apalagi Alesha yang selalu berteriak pada Isabella."Katanya rumah Kakek Aaron ada di kota ini juga?" Noah memulai kata setelah sarapan selesai.Mendengar hal itu, Aaron menoleh. "Benar, Nak.""Apa aku boleh berkunjung?" tanya Noah.Isabella menjadi bersemangat. "Aku juga! Aku ingin melihat kediaman Kakek!"Mendengar hal itu, Aaron langsung melirik ke arah Kimberly dan Yuksel. Meski sang kakek merasa tidak sedikit masalah. Tapi, ada pihak lain yang kemungkinan tidak akan setuju."Lebih baik tidak usah ya, tidak ada yang bisa dilihat dari kediaman kakek itu," tolak Aaron.Kimberly menatap pada sang ayah. Mungkin Aaron tidak ingin anak-anaknya tahu, kondisi seperti apa dirinya ketika tumbuh sewaktu dulu. Karena masa lalu yang buruk memang sebaiknya tidak diceritakan dan lebih baik dilupakan."Hanya melihat dari depan juga tidak bole
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments