Dinikahi Grand Duke Beracun

Dinikahi Grand Duke Beracun

Oleh:  Kaiwen77  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
131Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Keluarga terlilit hutang, membuat Kimberly dipaksa menggantikan kakak tirinya menikah. Kabarnya Grand Duke bernama Yuksel itu, alias suami Kimberly merupakan seorang adipati agung berdarah dingin. Setiap malam pertama, semua Grand Duchess akan dimakamkan. Hal serupa yang terjadi pada semua Grand Duchess pun menimpa Kimberly. Setelah dipaksa bercumbu, denyut nadi Kimberly langsung berhenti total. Tapi, saat dikuburkan secara diam-diam, Kimberly justru terbangun dalam kondisi sehat bugar. Entah apa yang membuat tubuh Yuksel menjadi beracun, juga Kimberly yang kebal terhadap racun itu. Tapi yang jelas, berkat kekebalan itu, Yuksel menjadi memanfaatkan Kimberly dalam urusan harem. Apalagi ketika cinta hadir tanpa permisi, membuat Yuksel antusias dalam mengekang Kimberly. Bisakah Kimberly terus bersama sosok Grand Duke yang ketika menyentuh akan membuatnya berujung pada kematian berulang? Terlebih, Kimberly harus berbagi suami dengan para istri dari Yuksel.

Lihat lebih banyak
Dinikahi Grand Duke Beracun Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
131 Bab
Dipaksa Menikah
"Gantikan kakakmu dan menikahlah dengan Grand Duke."Itulah titah yang ayah Kimberly ucapkan. Keluarga terlilit hutang membuat Kimberly harus menikah dengan Yuksel, seorang adipati agung yang bekerja di kerajaan kota Lefan. Mulanya janji pernikahan itu untuk kakaknya, tapi karena mendengar rumor para istri Yuksel meninggal di malam pertama, membuat kakaknya takut dan kabur. Terpaksa Kimberly menjadi pengganti untuk kakaknya.Kimberly hanyalah anak yang lahir ketika ayahnya mabuk dan tak sengaja menyentuh pelayan. Jadi, dilempar ke tangan Yuksel bukanlah hal yang perlu banyak pertimbangan. Sekali pun ayahnya harus kehilangan satu anak nantinya.Hari tersebut Kimberly resmi menjadi istri dari Yuksel, istri yang entah ke berapa. Pasalnya Yuksel memiliki banyak selir. Namun, puncak dari segala kecemasan adalah malam pertama usai pernikahan. Pintu kamar terbuka lebar, sosok tubuh tegap berjubah biru nampak masuk. Mata hazel milik Yuksel menyapa netra biru milik Kimberly."Kemari Kimberly B
Baca selengkapnya
Kaulah Orangnya
"Bagaimana bisa kau hidup kembali?" Wajah Yuksel nampak begitu terkejut setengah mati. Serta rasa penasaran yang menyelimuti, hingga tubuh mulai turun ke kuburan yang digali sendiri. Dengan tangan yang masih memegang cangkul, membuat tubuh Kimberly beringsut. Yuksel ... tidak akan melanjutkan pemakaman dengan mencincang tubuhnya menggunakan cangkul tersebut kan."Tolong jangan mendekat Grand Duke," pinta Kimberly masih memiliki rasa takut.Namun, Yuksel terus saja mendekat hingga menyudutkan Kimberly di galian kuburan. "Kenapa kau bisa hidup lagi? Apa tadi kau pura-pura mati?"Kimberly menatap netra hazel milik Yuksel yang dipenuhi kepanikan. Wajah yang dikabarkan begitu dingin, tak pernah terjamah ekspresi. Di hadapannya, Grand Duke ini seperti bukan Yuksel saja. Cangkul baru saja terjatuh dari tangan Yuksel, lantas jemari yang dibalut sarung tangan mulai menyentuh nadi karotis Kimberly."Bagaimana ...."Tubuh Yuksel perlahan mundur usai memastikan sesuatu. Hal yang tak mungkin itu
Baca selengkapnya
Dia, Bukan Manusia
Kimberly tak peduli dengan maksud Yuksel berkata bahwa ia adalah orang yang dimaksud. Tapi, Kimberly lebih peduli pada kondisi tubuhnya yang telah disentuh tanpa izin darinya. Mata Kimberly melotot marah."Apa yang kau lakukan padaku Grand Duke!"Mata Yuksel menyorot tajam. Istri pertama yang berani membentak dan melototkan mata. Meski begitu, Yuksel langsung menyeringai dengan tangan yang menyentuh kancing bajunya. Terburu Kimberly menepis dengan kasar."Jangan tatap aku seperti itu, karena aku sangat benci," ujar Yuksel penuh penekanan.Kimberly pun menatap pada lengan Yuksel, kemudian tanpa ragu ia langsung meraih dan menggigit sangat keras. Namun, ekspresi wajah Yuksel tidak berubah sama sekali. Malah Kimberly yang menjauh dengan memegangi rahangnya. Sial! Keras sekali, sampai rasanya sangat sakit."Kau mau mati hah? Jangan asal menyentuh atau menggigitku, meski kau memiliki kekebalan itu.""Omong kosong! Aku sangat ingin mengirimmu ke neraka!"Yuksel mengerutkan dahi melihat Kimb
Baca selengkapnya
Grand Duke Tewas!
"Grand Duke telah tewas di tangan bandit!"Itulah yang kimberly teriakan. Membuat dua bandit yang semula mengejar, saling pandang dan berhenti sejenak. Kemudian nampak berbalik dan berlari kencang, mereka mungkin takut jika terus mengejar maka nyawa tidak akan selamat.Tepat seperti apa yang Yuksel katakan. Begitu keluar dari hutan, mata bisa menemukan gerbang kota Lefan yang hampir tak pernah ditutup. Mungkin baru ditutup jika raja kota Lefan memerintah untuk menangkap seorang penyusup. "Grand Duke tewas!" seru Kimberly.Tentunya seruan itu berhasil menyita seluruh perhatian penjaga gerbang untuk segera berlari mendekat. Mata mereka mengenali jubah biru milik Yuksel. Hingga langsung membantu menurunkan Kimberly dari atas kuda. "Apa maksudnya Grand Duke telah tewas?"Melihat mereka yang nampak tak percaya. Membuat Kimberly langsung melancarkan aksinya dengan menangis keras. Dan mengeratkan jubah milik Yuksel di tubuhnya. Pasalnya Kimberly merasa sedikit kedinginan setelah basah-basa
Baca selengkapnya
Ceraikan Dia
"Grand Duke," sebut Kimberly sembari terkekeh.Tangannya berusaha mendorong pisau supaya menjauh. Ya, sosok pria berjubah hitam yang ternyata adalah Yuksel, justru makin mendekatkan pisau padanya. Hingga Kimberly meringis karena lehernya baru saja digores oleh Yuksel."Jika suami mati, maka istri pun harus ikut dikubur sebagai tanda cinta mereka," ujar Yuksel membuatnya membeku sejenak."Omong kosong. Itu sebuah penistaan cinta!"Yuksel menyeringai. "Penistaan cinta."Kimberly sedikit menghela napas lega ketika Yuksel menjauh dan pisau itu dijatuhkan asal ke lantai. Kimberly menoleh terkejut dan terburu menutup tubuhnya setelah sadar kalau saat ini ia tanpa busana. Namun, lebih terkejut lagi ketika Yuksel melepas jubah, meski begitu masih memakai set pakaian hitam. Yuksel mulai memasuki kolam."Grand Duke! Apa yang kau lakukan di tempat mandiku!"Yuksel menyeringai melihat goresan di lehernya. Kemudian tangan mulai menyentuh kakinya, terburu Kimberly menarik dan menekuk kaki untuk men
Baca selengkapnya
Dimanfaatkan
Yuksel membalas tatapan sang ayah. "Setelah berpuluh tahun, aku menemukannya. Kau berniat langsung memisahkan kami, Ayah?"Pangeran kelima mendengkus. "Dia mandul! Apa yang kau harapkan dari wanita yang mandul hah!"Yuksel menyeringai. "Bagaimana pun, hanya dia yang bisa memenuhi kebutuhan biologisku sebagai pria. Aku tidak akan menceraikannya."Mendengar hal itu, Pangeran kelima tak lagi mendebat. Soal ranjang, tentunya jauh lebih mengerti ketimbang sang anak yang baru pertama kali merasakan kehangatan seorang wanita. Mata pangeran kelima menatap pada Kimberly yang masih tidur nyenyak."Rumor tentangnya telah beredar di kediaman ini, pastikan kau membersihkannya jika ingin mempertahankan anak dari Count Barnes ini," ujar pangeran kelima mulai melangkah pergi dan diikuti oleh dokter kerajaan.Yuksel menatap pada Aiden serius. "Perintahkan pelayan untuk membantuku mandi dan berpakaian besok di kamar ini.""Ya Grand Duke?"Mata Yuksel menjadi tajam. "Kau mau menyampaikan perintah dengan
Baca selengkapnya
Muncul Masalah
Ruang pertemuan khusus lady. Kini Kimberly mulai berjalan masuk ketika pintu terbuka. Mata Kimberly langsung menemukan dua sosok pria sudah duduk di sofa panjang. Ash Barnes, kakak laki-laki pertamanya dan satu lagi adalah Aaron Barnes, ayah dari Kimberly. Mulanya mereka berdua tersenyum ceria dan bersiap berdiri hanya untuk memeluk tubuhnya. Tapi, ketika pintu tertutup. Wajah mereka berdua langsung menjadi serius dan mata menyorot benci. Apalagi pada Emma yang berdiri di belakangnya."Hei babu kecil. Kembalilah bekerja," tegas Ash, kakak pertamanya."Dia di sini karena mengikutiku, sebenarnya apa yang membuatmu tidak nyaman dengan kehadirannya?" tanya Kimberly mulai duduk di hadapan ayahnya."Tidakkah masalah tato itu sangat rahasia? Kau yakin ingin pembantu kecilmu ini ikut mendengar?" Setelah lama membisu, akhirnya Aaron Barnes bicara.Mendengarnya, Kimberly langsung menghela napas dan melirik pada Emma. "Kau bisa menunggu di luar.""Baik Nona."Dengan penuh hormat, Emma mulai ber
Baca selengkapnya
Dia Emas
Jari jemari yang tersembunyi oleh sarung tangan itu. Mulai mengusap permukaan pedang yang sedikit memantulkan cahaya pada wajah. Sorot mata Yuksel tak main-main, tertuju sangat tajam ke arah Ash dan Aaron."Jadi, siapakah di antara kalian berdua yang mencekik Kimberly?"Ash melirik takut ke arah sang ayah. Reputasi Yuksel selama bergabung di medan perang, membuat siapa pun merinding hanya dengan menyimak cerita. Apalagi sekarang, telinga bakal mendengar langsung suara gemerincing pedang yang menebas layaknya angin bergerak."Mana ada ayah yang mencoba membunuh anaknya sendiri, begitu pula dengan kakaknya. Bukankah begitu, Kimberly?" tanya Aaron dengan nada santai.Kimberly yang masih membutuhkan tempat pulang ketika diceraikan. Tentunya langsung mengangguk antusias. Meski pembunuhan akan kembali terulang setiap hari di kediaman Barnes, namun itulah rumah untuknya, tempat Kimberly berasal."Yakin?" Yuksel mempertanyakan jawabannya yang tanpa kata."Ini hanya karena alergi saja, seperti
Baca selengkapnya
Labirin Ajaib
Sementara itu. Kaki dibalut sepatu kulit yang ujungnya bundar dan memiliki hak tipis, Kimberly terus saja mengikuti langkah Yuksel yang begitu ringan. Punggung yang biasa memimpin perang itu begitu lebar di mata Kimberly. Membayangkan ketika buku-buku jemarinya mencengkram di sana ketika bersetubuh. Membuat Kimberly menggelengkan kepala seketika. Namun, satu hal yang membuat Kimberly tak mengerti. "Kenapa aku tak ingat sama sekali, ketika dia menyentuhku, bahkan dua kali sekaligus," gumam Kimberly dengan dahi yang mengerut.Langkah kaki Yuksel perlahan berhenti. Kepala menoleh sedikit, menatap pada Kimberly yang sibuk dengan pemikirannya. Hingga tak sadar ada penghalang besar yang menghalangi jalan, sontak tubuh Kimberly menabrak punggung Yuksel."Apa yang kau pikirkan, istriku?" tanya Yuksel dengan sorot mata tajam.Kimberly mengangkat matanya setelah mengelus dahi yang lumayan sakit. "Kau mau membawaku ke mana?"Ya hanya itu yang bisa Kimberly ucapkan. Dari pada kepergok sedang me
Baca selengkapnya
Terdampar Di Kamar Lain
Rasa malu tiba-tiba saja menyergap dalam diri Kimberly. Ketika mulut tak kuasa menahan satu desakan atas kenikmatan. Namun, ada suara lebih memalukan dari itu semua.Daging basah yang saling bertemu di bawah sana. Telah menciptakan suara yang merajai kesunyian labirin. Kimberly yang semula terlena oleh sentuhan Yuksel, tiba-tiba terlintas seruan di dalam otaknya.Tanda organisasi di dada Yuksel!"Grand Duke," sebut Kimberly pelan dengan tangan merambat pada Yuksel yang masih memakai atasan.Yuksel menyeringai. "Kenapa? Kau sangat menikmatinya, istriku?""Tolong lepaskan kemejamu, biarkan aku memandang--"Mulut Kimberly lebih dulu dibungkam oleh bibir Yuksel. Sebelum melanjutkan ucapannya. Apalagi melancarkan kegiatannya membuka pakaian Yuksel dan melihat tato itu.***"Sungguh, kau pria hina, Grand Duke."Yuksel yang tengah memakai jubah jadi menyeringai. Menatap pada Kimberly yang dalam keadaan berantakan, pakaian tersebar di sekitar ranjang. Sem
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status