Share

Malarindu

"Nggak mau ditinggal...." isak tangis Zita terdengar pelan karena ia menangis dengan posisi duduk sembari memeluk pinggang Pandu yang berdiri di hadapannya.

"Mas Pandu kenapa mendadak gini bilangnya," masih sesenggukan. Zita juga masih menenggelamkan wajahnya di perut Pandu yang tertutup kaos. Mereka sedang makan siang, sembari Pandu menceritakan keberangkatan ke Dumai esok hari. Pandu salah, ia seharusnya menceritakan sejak seminggu lalu, tetapi maju mundur karena ragu, hingga keraguannya terjawab dengan rangisan Zita.

Ibu yang melihat hanya bisa diam sembari menghela napas. Pandu berjongkok perlahan, di depan Zita. Ia juga mengusap perut buncit istrinya itu.

"Aku seminggu di sana, karena harus masuk kuliah lagi, kan, ini aja terpaksa izin. Di sana Urgent&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status