Share

206. Marahnya Wanita Part 1

last update Last Updated: 2025-06-05 13:30:49
Thomas akhirnya pergi menemui Lily di ruang divisi pemasaran. Dia menyapa staf yang sudah datang, lantas segera menghampiri Lily sambil menenteng tas kertas berisi makanan.

“Belum sarapan ‘kan?” tanya Thomas.

Lily menghentikan gerakan tangannya yang bergerak di atas keyboard, dia menoleh dan melihat Thomas berjalan menghampirinya.

“Sarapan untukmu,” kata Thomas sambil mengulurkan makanan yang dibawanya.

“Terima kasih, sudah aku bilang tidak usah repot-repot.”

Lily mengambil pemberian Thomas itu, lalu menyadari jika Thomas masih diam menatapnya.

“Kamu tidak mau pergi dari sini?” tanya Lily keheranan.

“Apa kamu benar-benar tidak mau mengorek informasi soal Pak Arsen dan mantannya?” Thomas balik bertanya. “Ayolah, tanya apapun padaku,”imbuhnya.

Raut wajah Lily berubah kesal, lalu membalas, “Aku tidak kepo.”

“Ya sudah kalau bagitu,” ucap Thomas lalu putar badan untuk pergi dari sana.

“Tunggu!” Lily mencegah Thomas melangkahkan kaki.

Thomas kembali memutar tumit, lalu
Adinasya Mahila

like komen 👇

| 39
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Wida
ars mah berbeda cara bjuk bininya
goodnovel comment avatar
Eenok Khus
bar bar spt apa pk arsen wkkwwk
goodnovel comment avatar
Wyc
lakukan cara bar" ars wmwkwkkw
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   210. Terpojok, Tak Ada Jalan

    Lily mengusap punggung Arsen. Rasa kesal dan marahnya seketika lenyap berganti dengan rasa sedih melihat prianya seperti ini. Lily akhirnya melepaskan pelukannya lalu menyentuh pipi Arsen. "Apa yang bisa aku lakukan untukmu? Ha? Katakan. Aku tidak bisa melihatmu begini, hatiku sakit," kata Lily. Arsen menggeleng. "Maaf," ucapnya kemudian memijat pangkal hidungnya. Dia menunduk sesaat, setelah itu menegakkan kepalanya. Arsen memegang tangan Lily seraya menatap wajah istrinya itu. "Terima kasih, aku tidak apa-apa." Arsen menepuk punggung tangan Lily kemudian memulas senyum. Arsen menceritakan alasan dirinya sampai seemosional tadi, kemudian mengajak Lily duduk di sofa. Lily duduk sambil membaca isi pesan-pesan yang ada di ponsel Raymond. Dia mengamati pesan itu satu persatu, lalu menatap pada Arsen lagi. "Lalu, apa yang mau kamu lakukan sekarang?” tanya Lily. Arsen diam menatap ponsel di tangan Lily lalu menjawab, “Kasus ini sudah sangat lama, aku tidak yakin kasus ini bi

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   209. Menangislah Sepuasmu

    Jerry keluar rumah dan merokok di halaman samping. Mencari bibi Jess hanya alasannya untuk keluar dan meninggalkan Arsen sendirian. Mengenal Arsen sejak kuliah, Jerry sudah menjadi teman baik pria itu. Dia tahu hal apa yang paling membuat Arsen sangat lemah di dunia ini. Ibunya.Arsen sangat sayang pada almarhum ibunya. Jerry menghisap gulungan tembakau merek favoritnya sambil memandang lurus ke arah dedauan pohon di halaman. Dia melamun, tak sadar Lily datang dan dia pun bergegas mematikan rokoknya. "Mundur-mundur!" kata Jerry seraya menginjak rokoknya supaya mati lalu mengibaskan tangannya ke udara. Lily langsung mundur beberapa langkah. Dia heran melihat tingkah Jerry. "Arsen akan membunuhku kalau kamu sampai mengadu, dia melarangku merokok di mensionnya, apalagi ada dirimu yang sedang hamil anaknya," kata Jerry. Lily mencebikkan bibir. Dia berniat mencari udara segar, tapi siapa sangka malah bertemu Jerry. Lily mendekat lalu bicara saat berhadapan dengan Jerry. "Aku buka

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   208. Pesan Di Ponsel

    Lily kaget dan tak menyangka Arsen akan menciumnya di ruang publik seperti ini. Beruntungnya hanya beberapa orang yang melihat Arsen menciumnya tadi. Mereka juga pasti tidak akan berani menggunjingkan pemilik perusahaan. "Masih marah?" Arsen bertanya ke Lily seolah tidak melakukan apa-apa. Lily hanya diam mengaduk-aduk makanannya. Dia melihat Thomas masuk kembali ke kantin lalu memberitahu Arsen. "Thomas sepertinya punya informasi penting untukmu, aku sudah selesai makan." Lily merapikan alat makannya lalu berdiri. Sambil membawa nampan. Dia memandang Thomas seolah memersilahkan pria itu duduk di mejanya. Arsen menyandarkan punggung dengan kasar melihat Lily masih saja marah. Dia tidak mencegah istrinya itu pergi dan membiarkan Thomas duduk di tempat Lily yang tadi berada di depannya. "Apa istri Anda masih marah?" Thomas bertanya dengan sangat hati-hati. Takut jika Arsen tersinggung. "Aku bingung harus apa lagi," kata Arsen. "Dia semakin menggemaskan saat marah, aku ingin me

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   207. Marahnya Wanita Part 2

    Lily bergeming dan hanya menatap wajah Arsen.“Sudahlah, kamu pasti banyak pekerjaan. Aku mau keluar,” ucap Lily memberontak sambil berusaha mendorong Arsen agar melepaskan dirinya.Bukannya melepas, Arsen malah menyentuhkan bibir mereka, lalu melumat bibir Lily sedikit kasar.Lily memberontak, dia terus berusaha mendorong tubuh Arsen bahkan sampai memukul dada suaminya.Saat berhasil terlepas. Lily menatap kesal dan langsung keluar dari lift yang baru saja terbuka di lantai entah berapa Lily tak tahu.Arsen membiarkan Lily keluar begitu saja, bahkan dia hanya diam memandang punggung Lily sampai pintu lift kembali tertutup, tanpa ada niatan untuk mengejar istrinya itu.Lily tidak peduli dirinya sedang berada di lantai berapa dan memilih pergi ke balkon. Dia berdiam diri sejenak di sana untuk mencari udara untuk sedikit melonggarkan dadanya yang terasa sesak.Lily begitu kesal, bahkan sampai tak sadar jika menitikkan air mata.“Dia sepertinya memang benar-benar masih mencintai Hana, sa

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   206. Marahnya Wanita Part 1

    Thomas akhirnya pergi menemui Lily di ruang divisi pemasaran. Dia menyapa staf yang sudah datang, lantas segera menghampiri Lily sambil menenteng tas kertas berisi makanan. “Belum sarapan ‘kan?” tanya Thomas. Lily menghentikan gerakan tangannya yang bergerak di atas keyboard, dia menoleh dan melihat Thomas berjalan menghampirinya. “Sarapan untukmu,” kata Thomas sambil mengulurkan makanan yang dibawanya. “Terima kasih, sudah aku bilang tidak usah repot-repot.” Lily mengambil pemberian Thomas itu, lalu menyadari jika Thomas masih diam menatapnya. “Kamu tidak mau pergi dari sini?” tanya Lily keheranan. “Apa kamu benar-benar tidak mau mengorek informasi soal Pak Arsen dan mantannya?” Thomas balik bertanya. “Ayolah, tanya apapun padaku,”imbuhnya. Raut wajah Lily berubah kesal, lalu membalas, “Aku tidak kepo.” “Ya sudah kalau bagitu,” ucap Thomas lalu putar badan untuk pergi dari sana. “Tunggu!” Lily mencegah Thomas melangkahkan kaki. Thomas kembali memutar tumit, lalu

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   205. Mantan

    Lily tak bertanya apapun ke Arsen. Dia cukup paham maksud penjelasan Thomas. Dia melihat Arsen meletakkan ponsel ke nakas setelah mematikan panggilan Thomas. Lily merasa sedikit canggung, dia tidak ingin ikut campur atau berkomentar meski mendengar jelas bahwa kemungkinan Arya diperalat oleh ayah dari wanita yang pernah singgah di hati Arsen. Politik itu kejam. Mungkin Arya sedang membayar mahal untuk keputusannya bermain-main. "Tidurlah, ini sudah malam," kata Arsen. Lily mengangguk pelan lantas berbaring. Dia mencoba memejamkan mata saat Arsen merengkuh tubuhnya. Akan tetapi rasanya ada yang mengganjal di dada. "Apa mungkin dulu kamu putus dengan wanita itu karena paman Arya? Kapan kamu berpacaran dengannya? Apa kalian sudah punya rencana menikah? Kamu pasti sangat mencintainya? Apa dia cinta pertamamu?" Semua pertanyaan itu meluncur dari bibir Lily tanpa terkendali. Namun, dia harus menelan rasa kecewa karena Arsen tak langsung merespon pertanyaannya. Lily menj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status